Share

Bab 144 S2

Author: Yuri
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Verlyn dan Kayn pulang dengan kondisi lelah dan pakaian yang sedikit kotor akibat terkena lumpur setelah anak-anak yang menghampirinya sore itu mengajak mereka untuk bermain bersama.

Kayn hendak menolak namun keinginan anak-anak itu langsung di setujui olehnya dan mau tidak mau Kayn harus ikut bermain bersama dengan mereka.

"Haah, lelah–sekali,,," Verlyn duduk di salah satu kursi di ruang tamu dan langsung menyandarkan punggungnya di sana sambil memejamkan mata dan napasnya masih sedikit tersengal-sengal.

"Aku tidak menyangka bahwa menemani anak-anak bermain itu bisa melelahkan seperti–ini.."

Kayn melakukan hal yang sama dan mengatur napasnya perlahan dengan tenang. "Bukannya ini karena kau menerima ajakkan anak-anak itu untuk bermain?" balas Kayn.

Verlyn langsung membuka kelopak matanya dan melirik ke arah Kayn. "Hei, kau pikir aku tidak melihat yang paling bersemangat bermain lumpur tadi itu adalah kau?!" Verlyn melipat tangannya dam kembali memejamkan matanya. "Padahal kau tadi ter
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 145 S2

    Hari ke-2 di Desa Fandaria."Kita hanya harus bertemu dengan para warga dan membantu menyelesaikan permasalahan mereka, bukan?"Kayn mengangguk sambil menatap ke arah matahari yang baru saja ingin terbit dari ufuk timur.Verlyn menguap lebar lalu melakukan peregangan tangan agar rasa kantuknya bisa menghilang sedikit demi sedikit di pagi hari itu."Kenapa kita harus bangun sepagi ini, sih? Hoam.." Verlyn lagi-lagi menguap lalu bertinggung di sebelah Kayn dan menompang dagunya. "Aku masih sangat, mengantuk..""Apa kau sepikun itu sampai tidak ingat apa yang di katakan nenek, semalam?" tanya Verlyn dengan sedikit ejekkan.Verlyn memutar bola matanya. "Aku ingat! Hanya saja, kita bisa mulai membantu para warga saat hari menjelang siang, kan?" kesah Verlyn sambil memajukan bibirnya.Kayn hanya bisa menghela napas dan menggeleng pelan mendengar keluh kesah Verlyn yang masih bertinggung di sebelahnya sambil memejamkan matanya.*Kemarin malam*Verlyn dan Kayn masih berusaha menelaah perkataa

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 146 Season 2

    Verlyn dan Kayn menyelesaikan permasalahan pertama warna di sana dengan sangat baik dan cepat bahkan sebelum tengah hari. Akibatnya mereka sedikit kewalahan karena tidak beristirahat sama sekali. "Aku tidak percaya akan selesai secepat ini! Terima kasih, kalian berdua!" ucap wanita tua itu dengan perasaan senang sambil memeluk baju berwarna biru muda dengan motif bintang berwarna merah yang di buat oleh Verlyn tadi. "Sama-sama, bu!" balas Verlyn dan Kayn kompak. "Oh ya, aku lupa memperkenalkan diriku." Wanita tua itu sedikit membungkukkan badannya swbentar di hadapan Verlyn dan Kayn. "Panggil saja aku Marna, kau adalah cucunya Tetua Cherryn, bukan?" Verlyn mengangguk sambil tersenyum dan ikut membungkukkan badannya. "Salam kenal, ibu Marna. Anda benar, saya Verlyn ..." Verlyn menoleh ke arah Kayn yang ikut memperkenalkan diri di hadapan Marna. "Saya Kayn, rekan Verlyn. Salam kenal, ibu Marna," ucap Kayn. Marna tampak menutup mulutnya dan terkekeh sebentar. "Maaf, aku kira k

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 147 Season 2

    Verlyn dan Kayn berusaha mencari tikus peliharaan Norin yang bernama Gian itu di setiap sudut ruangan di rumah Norin dan berhasil menemukannya setelah 2 jam pencarian."Gian! Kau ke mana saja?" Norin segera mengambil Gian dari pegangan Kayn dan memeluknya dengan perasaan senang.Kayn ikut merasa senang sedangkan Verlyn malah merasa merinding dan geli di sekujur tubuhnya melihat Norin tampak memeluk tikua itu dengan penuh kasih sayang."Terima kasih, Kak Kayn dan Kak Verlyn, karena telah berhasil menemukan Gian-ku!" ucap Norin lalu membungkukkan sedikit badannya."Kalau boleh tahu, di mana Kakak menemukannya?" tanya Norin penasaran.Kayn mulai menceritakan dari saat Verlyn yang tidak sengaja menemukan lubang galian di bawah karpet lalu Kayn yang mengambil tikus itu di bawah tanah."Aku tidak mengira bahwa Gian pandai menggali! Maaf telah merepotkan kalian.""Tidak apa-apa, ini sudah tugas kami. Ya, kan, Verlyn?"Kayn menoleh ke arah Verlyn yang sedang memeluk dirinya sendiri dan main m

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 148 Season 2

    Delapan jam lalu."Aku penasaran, misi kita selanjutnya apa, ya?!" Verlyn berjalan di sebelah Kayn kedua tangan di taruh di belakang lalu bersenandung senang."Aku juga tidak tahu, tapi ..." Kayn menghentikan langkahnya di depan sebuah rumah dengan suara tangisan anak kecil di dalam rumah itu begitu juga dengan Verlyn. "Sepertinya misi kali ini tidak akan sesulit sebelumnya."Seorang wanita keluar dari rumah itu dan tampak sangat kelelahan dengan rambut yang berantakan. Dia melihat ke arah Kayn dan Verlyn yang sedang terdiam di depan rumahnya."Apa kalian adalah orang yang di katakan oleh Tetua yang akan membantu para warga?" tanya wanita itu."Anda benar, kami adalah orang yang di tugaskan oleh Tetua untuk membantu para warga selama beberapa hari ke depan," jawab Kayn.Verlyn mengangguk setuju. "Sepertinya kami tidak perlu memperkenalkan diri karena Tetua sudah mengatakannya kepada semua warga, di sini.""Ternyata benar apa yang di katakan orang-orang, kalian sangat cantik dan juga t

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 149 Season 2

    Verlyn dan Kayn menjalan misi seperti di hari sebelumnya. Mereka terus membantu para warga meskipun permintaannya sedikit tidak masuk akal dan terlalu mudah untuk di kerjakan.Seperti saat di hari ke-4, salah satu perempuan meminta Verlyn dan Kayn untuk mengajaknya bermain dan menemaninya tidur di rumahnya sendiri hingga pagi sehingga di hari itu mereka hanya menjalannya 1 misi saja."Aku sudah tidak tahu lagi, Kayn." Verlyn menyeruput perlahan teh di cangkit genggamannya lalu menghela napas panjang untuk menenangkan pikirannya. "Aku lelah ..."Kayn mengerti mengapa Verlyn seperti itu, mereka hanya baru bisa menyelesaikan 8 misi di hari ke 6 semenjak mereka tinggal di Desa Fandaria.Karena hal itu, Verlyn tidak percaya diri bisa menyelesaikan semua misi dalam waktu yang sudah dia tentukan, yaitu kembali ke kota saat sudah minggu ke-2 di bulan ini yang akan datang setelah 8 hari."Maaf ..." Verlyn menaruh cangkirnya dan menyeka air matanya yang hampir membasahi kedua pipinya. "Aku seha

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 150 Season 2

    Setelah mendengar kalimat motivasi dari Cherryn, Verlyn dan Kayn menjadi lebih tegar dan berusaha melihat sisi baik saat mereka membantu para warga.Sisi baik yang Verlyn dan Kayn sadari adalah mereka tanpa sadar menjalin relasi dan memberikan kesan baik kepada para warga agar mereka senantiasa terus mengingat bantuan dari Verlyn dan Kayn bahkan saat mereka sudah pergi dari desa itu.Saat sudah memasuki hari ke-10, Verlyn dan Kayn berhasil menyelesaikan total 25 misi."Aku tidak menyangka Kayn, kita bisa menyelesaikan 17 misi dalam waktu 4 hari! Aku sangat senang!" Verlyn berjalan dengan riang di malam hari yang sedang di penuhi oleh bintang.Kayn hanya menghela napas pelan dan tersenyum melihat Verlyn yang sedang berjalan dengan penuh kegembiraan di depannya.Setelah sampai di depan rumah nenek, Verlyn terduduk di salah satu tangga sambil menengadah ke atas dan melihat langit malam yang tampak lebih indah dari malam sebelumnya."Sepertinya langit malam juga ikut merayakan keberhasila

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 151 Season 2

    Sungai Ventora, Desa Fandaria.Verlyn duduk di atas rumput sambil memeluk lututnya di sisi sungai jernih yang mengalir dengan tenang dan Kayn sendiri duduk bersila di sebelahnya."Apa memang sesulit itu menemukan ikan Silver Fish muncul ke atas permukaan?" tanya Verlyn sambil memandangi sungai kecil di sisinya itu."Mungkin? Nenek saja mengatakan bahwa Silver Fish itu sangat sulit sekali untuk di temukan. Ikan itu sendiri katanya terakhir muncul sekitar 230 tahun yang lalu. Itu sudah lumayan lama sekali," jawab Kayn panjang lebar."Kita sendiri juga tidak tahu apakah ikan itu masih hidup atau sudah mati. Karena tidak ada ikan yang bisa hidup selama itu," lanjut Kayn.Verlyn menghela napas panjang lalu mengadah ke arah langit yang sudah berubah warna menjadi jingga. Dirinya dan Kayn sudah terduduk di sana selama lebih dari 8 jam hanya untuk memandangi sungai di sisi mereka.Mereka juga terpaksa harus makan siang di sana agar bisa terus memperhatikan sungai dan tidak melewatkan sedetik

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 152 Season 2

    Hari ke-12 di Desa Fandaria."Kita akan langsung pergi ke sungai saja?"Verlyn mengangguk lalu melangkah keluar rumah bersama dengan Kayn. Cherryn menghampiri mereka dari arah dapur."Tunggu, Verlyn, Kayn!"Verlyn dan Kayn menghentikan langkah dan membalikkan badannya menghadap ke arah Cherryn yang sedang berjalan ke arah mereka sambil membawa beberapa kotak yang terikat oleh tali."Kalian mau ke sungai lagi, kan?" tanya Cherryn.Verlyn dan Kayn mengangguk bersama. "Iya, nek. Apa ada hal lainnya yang harus aku dan Kayn lakukan?"Cherryn menggeleng pelan sambil tersenyum lalu menyodorkan kotak di tangannya itu kepada Verlyn. "Nenek sudah tahu kalian akan pergi ke sungai, jadi nenek bawakan makanan ini untuk makan siang dan makan malam agar kalian tidak perli bolak-balik kemari."Verlyn menerima kotak tersebut dengan senang hati dan mengucapkan terima kasih, begitu juga dengan Kayn yang berdiri di sebelah Verlyn. Cherryn menatap ke arah Kayn lalu menepuk pelan pundaknya."Kayn, aku titi

Latest chapter

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 160 Season 2

    Setelah memasuki area tengah hutan dengan pohon yang besar dan rindang di malam hari, mereka memutuskan untuk beristirahat terlebih dulu dan membangun 2 tenda besar yang di bawa oleh Wallace di kereta kudanya.Cherryn sudah tertidur lebih dulu di dalam tenda dan Wallace tidur di dalam kereta kuda. Verlyn masih terjaga di luar tenda sambil memandangi langit malam dan menyandarkan tubuhnya di salah satu pohon besar.Verlyn menutup kedua matanya dan menghela napas panjang lalu merasa ada seseorang yang sudah duduk di sebelahnya setelah dia membuka matanya dan menoleh."Kau belum tidur, Kayn?"Kayn menggeleng pelan lalu menoleh ke arah Verlyn. "Kau sendiri belum tidur, Verlyn," balasnya.Verlyn tersenyum tipis lalu kembali menengadah menatap langit malam. "Aku tidak bisa tidur karena memikirkan ...""Masalah di kota?" lanjut Kayn cepat.Verlyn kembali menoleh ke arah Kayn lalu tersenyum. "Kau sudah sangat mengenal diriku, ya?"Kayn ikut tersenyum. "Entah lah. Jika di katakan kalau aku sud

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 159 Season 2

    Ace yang sedang menengadah ke langit biru yang sudah sedikit tercampur dengan warna jingga lalu menghela napas panjang."Ayah sama sekali belum menyentuh makanannya dan tidak keluar dari ruang kerjanya sama sekali ..." Ace menggenggam erat besi balkon dengan perasaan kesal. "Jika terus seperti ini ...""Ace ,,," lirih Selvania pelan.Ace membalikkan badannya dan menghadap ke arah Selvania yang tampak sedang gelisah dan khawatir sambil menaruh kedua tangannya di atas dada."Ace, ayah sama sekali belum keluar dari ruang kerjanya dari pagi, dan sekarang hari sudah menjelang sore, bagaimana ini?" tanya Selvania khawatir.Selvania menundukkan kepalanya. "Beliau juga tidak memakan sarapannya, terlebih setelah mendengar kabar lain bahwa Verlyn tidak ada di dalam vila ..." lanjut Selvania lesu.Ace melangkah mendekat ke arah Selvania lalu memeluknya sambil membelai rambutnya yang berwarna kuning sedikit panjang itu."Tenang lah, Nia ,,," ucap Ace lembut.Selvania memejamkan matanya dan mengan

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 158 Season 2

    Jersey City, Kediaman Kaze."Ace, apa kita tidak bisa melakukan apapun lagi untuk menghentikkan ibu?" tanya Selvania khawatir.Ace yang sedang duduk di sofa sambil menatap layar ponselnya hanya menghela napas panjang dan menggeleng pelan."Aku tidak tahu lagi, Nia. Aku pikir Ibu akan terus tinggal di rumah ini saat Verlyn tinggal di vila untuk sementara waktu, tapi nyatanya, Ibu yang ingin tinggal terpisah dengan kita dan tiba-tiba ... ukh ,,,"Ace memegangi kepalanya yang terasa semakin pusing daripada hari kemarin. Selvania segera menghampiri Ace dan memberikan teh kepada yang ada di meja kepadanya.Ace menerima teh itu dan meneguknya perlahan lalu memejamkan matanya sambil mengatur napas."Sebaiknya kau istirahat dulu, Ace. Jika kondisimu seperti ini, kita tidak akan bisa membantu ayah di persidangan, nanti," pinta Selvania khawatir."Aku tidak akan bisa istirahat jika sudah memikirkan masalah ayah dan ibu, Nia. Sudah dari semalam aku tidak bisa tidur dengan lelap," balas Ace denga

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 157 Season 2

    Hari ke-14 di Desa Fandaria."Sudah siap, Verlyn, Kayn?" tanya Cherryn.Verlyn dan Kayn mengangguk sambil menggendong tas gunung masing-masing dan membawa kantong plastik sedang yang berisi bekal untuk perjalanan mereka ke kota nanti.Mereka melangkah keluar dari rumah secara bergantian dan menuruni tangga perlahan. Para warga sudah berkumpul di depan rumah Cherryn untuk memberikan ucapan terima kasih dan doa untuk Verlyn dan Kayn sebelum pergi dari desa Fandaria.Salah satu anak menarik pelan jaket Verlyn, membuatnya menoleh ke bawah dan melihat Kila yang berada di sana bersama dengan Risa yang terlihat sudah sehat walaupun wajahnya masih terlihat sedikit pucat."Eh, Kila!" Verlyn menoleh ke arah Risa dengan senyuman yang sama. "Ada Risa juga, rupanya. Apa Risa sudah merasa lebih baik, sekarang?" tanya Verlyn.Risa mengangguk pelan sambil tersenyum tipis. "Ini berkat usaha Kak Verlyn dan Kak Kayn, aku sangat berterima kasih!" jawab Risa pelan.Verlyn mengangguk lalu membelai rambut p

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 156 Season 2

    "Jadi, kau merasa kalung liontinmu itu menghilang setelah terjatuh ke sungai?" tanya Cherryn setelah Verlyn selesai bercerita.Verlyn mengangguk sambil menurunkan pandangannya. "Aku berpikir begitu karena aku dan yang lain tidak bisa menemukan kalung liontin itu sama sekali di rerumputan di tepi sungai, nek."Verlyn memainkan jari jemarinya. "Aku minta maaf, akibat keteledoranku sendiri kalung liontin uang berharga itu, menghilang ..." lanjut Verlyn dengan perasaan bersalah.Cherryn menyeruput tehnya perlahan dan menghela napas pelan. "Dugaanmu memang benar, Verlyn. Tapi, kalung liontin itu tidak menghilang dan jatuh ke dasar sungai," balas Cherryn.Verlyn dan Kayn kompak terkejut mendengar hal itu dan mendongak bersama ke arah Cherryn yang dengan santainya menaruh cangkir tehnya di atas meja lalu mengambil ikan Silver Fish yang tergeletak di atas meja di depannya.Cherryn membuka sedikit mulut ikan Silver Fish dan memperlihatkannya kepada Verlyn dan Kaun. "Apa kalian melihat ada bend

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 155 Season 2

    "Nenek belum tidur, kan?!" tanya Verlyn sambil mengatur napasnya setelah sampai di depan rumah Cherryn."Aku tidak tahu pasti, Nenek biasanya sudah tidur di kamarnya saat kita pulang ..." Kayn melirik ke arah ikan berwarna perak berkilau yang terlihat tenang tanpa air di genggaman kedua tangan Verlyn lalu kembali menatap Verlyn yang menunggu jawaban selanjutnya.Kayn menghela napas pelan. "Sebaiknya kita masuk dulu dan segera beritahukan hal ini kepada nenek," ajak Kayn.Verlyn mengangguk setuju lalu segera menaiki tanggal lebih dulu, di ikuti oleh Kayn di belakangnya. Setelah masuk ke rumah, Verlyn dan Kayn di kagetkan oleh Cherryn yang baru saja keluar dari kamar."Nenek!" kompak Verlyn dan Kayn.Cherryn menoleh dan sedikit terkejut melihat Verlyn dan Kayn yang tampak berantakan dan lusuh di dekat pintu.Cherryn melirik ke arah ikan yang sedang di bawa oleh Verlyn dan menyipitkan kedua matanya lalu berjalan ke arah Verlyn dan Kayn untuk melihat ikan itu lebih dekat lagi."Kalian ,,,

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 154 Season 2

    Kayn dan anak-anak lain di sana ikut membantu mencari kalung liontin merah milk Verlyn yang menghilang karena tidak sengaja terjatuh tadi di area tepi sungai."Apa kalung itu terjatuh saat aku membantumu menghindari bola karet tadi, Verlyn?" tanya Kayn."Mungkin saja? Saat pagi tadi, aku memakai kalung itu dengan terburu-buru. Jadi, aku tidak tahu apakah jeratannya kuat atau malah longgar," jawab Verlyn dengan nada lesu.Kayn menghela napas pelan lalu melanjutkan kembali pencarian kalung liontin merah itu. Perlahan, langit yang awalnya berwarna biru kini berubah menjadi jingga muda tapi mereka semua sama kali belum mendapatkan hasil."Kenapa kita tidak menemukannya setelah mencari berjam-jam, ya?" tanya Lina, teman bermain Kila.Kila menyeka keringat yang ada di dahinya lalu menggeleng pelan sambil mengatur napasnya. "Entah, Lina. Seharusnya salah satu dari kita sudah berhasil menemukannya jika terjatuh di area rerumputan di tepi sungai, tapi ini tidak."Verlyn merasa semakin tidak be

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 153 Season 2

    Hari ke-13 di Desa Fandaria."Ikan yang memakan berlian? Jangan konyol, Kila ..."Verlyn mengikat rambut panjangnya sambil menatap ke arah layar ponselnya. Di desa Fandaria tidak ada cermin sama sekali, sehingga Verlyn hanya bia mengandalkan kamera ponsel miliknya untuk di jadikan sebagai pengganti cermin."Jika ada ikan seperti itu, pasti hanya ada di cerita dongeng," gumam Verlyn sambil mengenakan kembali kalung liontin merah ke lehernya dengan hati-hati."Apa kau sudah selesai bersiap?" tanya Kayn tiba-tiba yang sudah berdiri di depan tirai kamarnya."Kau tahu kan hari ini kita harus bisa menemukan ikan itu? Kau tahu sekarang sudah hari ke berapa, kan?" lanjutnya.Verlyn memutar bola matanya. "Aku akan segera keluar!" balas Verlyn sedikit kesal.Sebelum Verlyn mematikan ponselnya, dia melihat tanda sinyal di bagian atas layarnya dan hanya melihat tanda silang yang mengartikan bahwa benar-benar tidak ada sinyal di tempat ia berada saat ini."Haah, ternyata benar-benar tidak ada siny

  • Taruhan Dengan Ceo Muda   Bab 152 Season 2

    Hari ke-12 di Desa Fandaria."Kita akan langsung pergi ke sungai saja?"Verlyn mengangguk lalu melangkah keluar rumah bersama dengan Kayn. Cherryn menghampiri mereka dari arah dapur."Tunggu, Verlyn, Kayn!"Verlyn dan Kayn menghentikan langkah dan membalikkan badannya menghadap ke arah Cherryn yang sedang berjalan ke arah mereka sambil membawa beberapa kotak yang terikat oleh tali."Kalian mau ke sungai lagi, kan?" tanya Cherryn.Verlyn dan Kayn mengangguk bersama. "Iya, nek. Apa ada hal lainnya yang harus aku dan Kayn lakukan?"Cherryn menggeleng pelan sambil tersenyum lalu menyodorkan kotak di tangannya itu kepada Verlyn. "Nenek sudah tahu kalian akan pergi ke sungai, jadi nenek bawakan makanan ini untuk makan siang dan makan malam agar kalian tidak perli bolak-balik kemari."Verlyn menerima kotak tersebut dengan senang hati dan mengucapkan terima kasih, begitu juga dengan Kayn yang berdiri di sebelah Verlyn. Cherryn menatap ke arah Kayn lalu menepuk pelan pundaknya."Kayn, aku titi

DMCA.com Protection Status