Di sebuah area yang ada di kota Bukit curam, sebuah cahaya menyilaukan mulia menutupi segala arah yang ada di area sekitar. Di saat yang bersamaan juga, sejumlah besar air tampak mempercepat laju mereka untuk membentuk sebuah kubah yang besar. Melihat hal ini dari kejauhan, kelompok orang yang sudah terbaring buruk di tanah hanya bisa menjadi negri. Tampilan yang mereka lihat sekarang begitu menakutkan seperti badai yang akan memunculkan tsunami setelahnya. Di tengah-tengah area itu, seoang paruh baya tampak mengangkat tangannya dengan begitu lurus menunjuk ke udara. Paruh baya itu berdiri dengan begitu kokoh ketika dia memaksakan kekuatannya untuk tetap bangkit meski tekanan yang dia rasakan begitu tidak masuk akal sampai-sampai kakinya menjadi lemas saat bergetar. “Sila!!!” kutuk paruh baya itu menggertakan giginya. Sementara orang di area sekitar tampak berubah ekspresi menjadi buruk, ada sebuah hal kontras yang terlihat di satu sudut area itu. ada seorang pemuda yang terseny
“Arghhhhh!”Sebuah teriakan yang tidak mengenakan mulai terdengar di sela-sela suara ricuh yang membuat takut sekelompok orang di sekitar.Sosok yang berteriak itu tampak begitu menyedihkan saat dia mengangkat kedua tangannya menunjuk ke arah langit.Sosok yang sedang menembak langit itu merupakan ayah dari pemuda yang dipanggil Luruih sebelumnya, dia hanya mencoba untuk menyelamatkan anaknya dari cengkraman tipu muslihat dari sosok gila yang berada tak jauh darinya.Dan kini paruh baya itu lah yang terjebak oleh tipu muslihat sosok gila itu.Meskipun dia sudah tahu sebenarnya apa yang terjadi, sosok paruh baya itu masih tidak bisa menenangkan dirinya sendiri.Bagaimana tidak, hal yang telah di sembunyikan pihak lain di dalam serangannya sebelumnya merupakan sesuatu yang begitu menakutkan untuk di pegang seorang bocah naif.Meski begitu kesal terhadap sosok orang yang memberikan benda berbahaya itu pada anak yang tak masuk akal itu, paruh baya itu tidak punya kemewahan untuk mengeluh
Di suatu area yang ada di kota Bukit curam, sejumlah cahaya kuning menyilaukan mulai tumpah ke segala arah di area itu.Kelompok orang yang ada di bawah bola cahaya itu hanya bisa menghalangi mata mereka agar tidak terkena cahaya itu.Sosok paruh baya sebelumnya yang sudah membuat perisai untuk dirinya dan orang di sekitar tampak bertekad saat meremas udara kosong yang ada di tangannya.Dengan gestur itu, sejumlah pusaran air mulai terbentuk di sejumlah retakan yang ada di sekitar bola terasanpara yang telah dibuatnya saat sebelumnya.Tampak tidak peduli sama sekali dengan usaha menghalangi dari pihak lain, cahaya kuning itu terus saja merembet ke segala arah dengan tak karuan.Samar-samar uap putih mulai muncul di perisai air itu ketika cahaya mulai menyala semakin terang.Tampilan ini begitu buruk seperti air yang telah di bakar oleh api panas dalam waktu yang cukup lama.Dengan ini orang di sekitar jelas samar-samar bisa menebak bahwa cahaya itu begitu panas dan dapat membunuh mer
Di sebuah area gelap yang ada di kota Bukit curam, sejumlah air berwarna merah terus saja bergerak naik ke atas mencoba untuk membuat sebuah bola warna merah yang besar.Adegan ini terus saja berlanjut hingga akhirnya bola berwarna merah darah itu benar-benar menutupi setiap sisi dari bola transparan yang telah ada sejak sebelumnya.Setelah merasa cukup, sosok paruh baya yang telah memuntahkan sejumlah darah sebelumnya itu pun mulai berhenti kemudian mendongak dengan tatapan bangga.Jelas dia begitu percaya diri dengan kekuatan yang baru saja ditampilkannya.Dengan ini paruh baya itu menggelap darah yang ada di bibirnya dengan senyum sombong penuh percaya diri.“Mari kita lihat, apakah masih ada yang berani meremehkan ku setelah ini!” kata sosok itu mengejek saat karakternya berubah seratus delapan puluh derajat dari karakternya sebelumnya.Jelas karakter dingin dan juga tenang dari sosok paruh baya sebelumnya telah digantikan oleh sifat sombong dan haus darah.Namun meski begitu, pa
Area kacau dengan sejumlah genangan air berwarna merah darah tampil begitu buruk di salah satu sudut kota Bukit curam.Tempat itu begitu menyeramkan saat tampil dengan suasana gelap meski masih dalam keadaan siang hari. Di area itu juga terlihat sekelompok orang yang terbaring buruk di tanah secara tak beraturan. Ini semua menambah kesan menyeramkan yang terasa di tempat itu.Sementara itu, ada sosok paruh baya yang dengan santainya berjalan di daerah itu. dia bahkan tampil tidak peduli saat wajahnya tersenyum puas meski tubuhnya telah berlumur dengan sejumlah darah.Sosok paruh baya itu jelas merupakan ayah dari Luruih, pemuda yang sedang terbaring nyaman di tanah. namun entah mengapa, aura dan tampilan yang dibawa sosok paruh baya itu saat berjalan begitu berbeda dengan tampilannya yang tenang dan dingin saat sebelumnya.“Hahahahaha aku... sudah.. tidak sabar untuk bermain-main dengan mu...” kata sosok paruh baya itu dengan suara pelan.Sosok paruh baya itu terus saja berjalan ke
Di sebuah area yang kacau, sebuah tawa histeris terdengar menakutkan saat memenuhi area gelap itu.Sosok paruh baya yang sedang berdiri menjambak rambut seorang pemuda tampak begitu puas karena satu alasan.Setelah paruh baya itu terus tertawa hingga beberapa saat, ayah dari Luruih itu akhirnya berhenti tertawa dengan tampilan yang tersengal-sengal.Jelas bahwa paruh baya itu tertawa begitu lepas hingga dia kehabisan nafasnya.Sesaat setelah sosok paruh baya itu selesai tertawa, sebuah suara datar yang malas mulai terdengar di keheningan.“Apakah kau sudah selesai tertawa pak tua aneh?” suara itu begitu tenang dan juga biasa.Sosok paruh baya yang mendengar hal ini hanya bisa melihat ke arah sumber suara dengan tidak percaya.Sosok yang berbicara dengan sombong itu adalah pemuda angkuh yang baru saja ngompol dan dipermalukan olehnya.Sikap pemuda itu begitu pengecut di saat sebelumnya, namun kini tampaknya sosok pemuda aneh itu sudah kembali ke sifat aslinya.Dengan ini kelompok orang
“Duar!”“Duar!”Suara petir menggelegar mulai muncul di langit gelap yang tertutup dengan tirai warna merah.Penutup langit warna merah itu merupakan sebuah pelindung yang telah dibuat oleh paruh baya ayah si Luruih di saat sebelumnya. Sosok itu menggunakan perisai itu untuk menyelamatkan orang sekitar dari dampak serangan.Kini setelah ledakan terakhir selesai, perisai itu terus saja menggantung di langit membuat area itu menjadi gelap.Setelah beberapa waktu mengambang di udara, akhirnya perisai merah itu mulai bergerak membentuk partikel air kental yang akhirnya berubah menjadi awan.Saat awan saling bertabrakan, dengan ini Guntur dan kilat akhirnya diciptakan.“Wiswesswiswsiisisisiwwseiswiewie.” Paruh baya itu komat kamit dengan tidak jelas.Namun meski terdengar tidak jelas, sosok itu tampil begitu khusyuk layaknya orang berdoa.Abar yang masih tertanam di tanah entah mengapa menjadi semakin ngeri dibuatnya.Entah kebetulan atau bukan, lehernya yang tidak terbenam di tanah tiba-t
“Syur... Syuar... Cebyur...”Suara ricuh ombak besar mulai merendam area di sekitar.Suara memekakan itu berasal dari sejumlah besar cairan merah yang menggulung di udara.Cairan itu adalah serangan yang dilancarkan oleh paruh baya yang merupakan ayah Luruih di saat sebelumnya. Ombak besar itu kini bergerak dengan cepat menuju ke satu arah yang tidak jauh.Abar yang melihat ombak besar itu bergegas ke arahnya hanya bisa pucat pasi di buatnya. Jelas bahwa tampilan ombak itu begitu menakutkan.Bahkan kelompok orang di sekitar yang tahu bahwa ombak itu tidak mengarahkan serangan ke arah mereka, tetap saja pucat pasi tidak kurang dari Abar setelah melihat keagungannya.“Sungguh layak menjadi kepala keluarga besar...” kata Surya takjub.Dengan ini Surya lagi-lagi menggunakan pedang yang di tancapkan ke tanah sebagai pondasi untuk dirinya agar tidak terbang akibat dampak serangan yang telah di lancarkan.Sementara setiap orang di tempat itu menjadi pucat karena ketakutan, sosok paruh baya i