Share

5. HILANGNYA AERIN

Author: Allina
last update Last Updated: 2025-04-14 10:48:14

“Ren, masih inget sama gue?” sapa seorang perempuan dengan seragam juri.

“Hai, lo Gladis kan? Cewek cupu di SMA Taruna Jaya, gila ya lo banyak berubah sekarang. Maksud gue ya … lo udah gak cupu lagi,” canda Varen membalas sapaan Gladis.

“Ren, lo masih inget aja siapa gue, padahal udah lama banget gue lupa dengan tingkah aneh gue pada jamannya itu.” Gladis membalas ucapan Varen dengan tawa yang renyah.

Gladis adalah teman Varen di masa SMA, Gladis juga pernah jatuh cinta dengan Varen, namun Varen lebih memilih Kinan. Ya, tentu karena Kinan juga gadis populer di sekolahnya, sangat cocok jika berdampingan dengan Varen.

Saat itu bahkan Varen tidak pernah sekalipun menoleh perempuan-perempuan di sekolahnya, meski siapapun pasti berharap bisa dekat dengan pria tampan bernama Varen.

“Hhhmmm … kayaknya kita mesti cari tempat yang enak buat ngobrol ya, Ren. Lo nggak sibuk, kan?”

“Boleh, Dis! Tapi gue mau nyamperin nyokap sama bokap dulu. Lo tunggu bentar, ya!”

Varen lantas bergegas menghampiri mama dan papanya, juga Aerin.

“Ma, Pa!” panggil Varen kepada kedua orang tuanya, mereka lantas menoleh bersamaan ke arah anaknya.

“Ren, kamu baru datang? Bisa banget ya kamu selalu buat anak kamu kecewa. Aerin tadi bagus banget loe nyanyinya, mama aja sampe terharu. Iya kan, Pa?” ucap Ellina kepada suaminya mencari pembenaran akan kata-katanya.

Belum sempat Varen menjawab ucapan mamanya, tiba-tiba Aerin datang dan memecah kecanggungan itu.

“Papa, makasi ya udah dateng. Aerin tahu pasti Papa akan menepati janji, karena di mata Aerin Papa adalah Papa yang hebat.

Ellina dan Rama saling pandang, mereka tidak tahu kalau Varen sudah datang dari tadi.

“Sudah-sudah, mama sama papa mau ada acara. Mama titip Aerin ya, Ren?” Lalu mamanya pergi meninggalkan mereka berdua tanpa menunggu jawaban Varen.

Varen sangat canggung berhadapan dengan Aerin saat ini, lantaran mereka juga jarang berkomunikasi. Varen lantas mengajak Aerin untuk keluar dari gedung aula, sementara Gladis masih menunggu Varen di depan sekolah. Menangkap sosok Varen, Gladis langsung menghampirinya.

“Hai, ini pasti Aerin, kan?” Sembari menunduk agar sejajar dengan Aerin dan menyodorkan tangannya ke arah gadis kecil itu.

“Wah, Ren, anak lo mirip Kinan ya? Cantik seperti ibunya.” Alih-alih menjawab omongan Gladis, Varen lalu menelepon sekretarisnya untuk menjemput Aerin.

Mereka tiba di sebuah kafe yang tidak terlalu banyak pengunjung, lantaran ini sudah lewat jam makan siang. Hanya beberapa orang yang terlihat bersantai sambil menikmati secangkir kopi. Seorang barista datang menghampiri mereka berdua.

“Selamat datang di Bean Palace Café, ada yang bisa kami bantu?” sapa seorang barista muda yang usianya mungkin sekitar 20 tahun.

“Lo mau minum apa?” tanya Varen kepada Gladis.

“Gue ngikut aja, Ren.”

“Okay, cappucino 2 dan sacher cake 2!”

Sang barista kembali membungkukkan tubuhnya tanda hormat, lalu pergi meninggalkan Varen dan Gladis untuk segera menyiapkan pesanan mereka.

Sambil menunggu pesanan datang, Gladis membuka pembicaraan, “Setahun yang lalu gue bertemu Kinan di London, bersama laki-laki yang gue pikir itu lo. Mungkin lo bisa cerita apa yang terjadi dengan hubungan kalian. Tapi gue gak maksa buat lo cerita karena lo punya pilihan untuk tidak menjawab pertanyaan gue.”

“Terlalu rumit untuk gue cerita, Dis, ada baiknya lo mencari tahu sendiri perihal kehidupan gue belakangan ini.”

Di tengah perbincangan Gladis dan Varen, tiba-tiba handphone Varen berdering. Varen akan selalu berharap jika itu bukan mamanya yang akan selalu ngomel dan menceramahinya.

Namun …

“Papa!”

“Aerin?” Suaranya berbeda dengan tadi, kata ‘Aerin’ diucapkan penuh perasaan.

“Ini Aerin, Papa ada di mana?” Aerin tidak bisa berhenti ketika mulai bicara.

Varen yang ada di ujung telepon mendengarnya dengan tenang untuk sementara waktu, ketika dia memastikan bahwa nada bicara Aerin terdengar normal, dia baru berkata, “Berikan telepon kepada kakak yang meneleponku.”

Alexa merasa terkejut,bagaimana dia bisa tahu jika yang membantu putrinya menelepon adalah seorang kakak. Aerin memberikan teleponnya dengan patuh kepada Alexa, “Kakak, telepon!”

Alexa mengambil teleponnya dan meletakkannya di telinga, lalu memanggil, “Tuan?”

“Nona, tolong kirim alamat padaku dan aku akan segera pergi menjemputnya.” Suaranya terdengar sangat tenang, nada bicaranya seperti seorang atasan memberikan perintah kepada bawahannya dan tanpa sadar membuat orang mendengarkannya.

Alexa menjawab, “Baik.”

Dia selesai menjawab dan Varen menutup teleponnya. Alexa sedikit kaget, apakah dia tidak perlu mengatakan selamat tinggal kepada Aerin? Dia menutup teleponnya begitu saja?

Varen meninggalkan Gladis yang masih belum paham akan situasinya, Varen berjanji akan mengatur waktu untuk bertemu Gladis di lain waktu dengan alasan hari ini ada hal penting yang harus Varen selesaikan.

Barusan dia tidak bertanya kepada wanita yang meneleponnya, mengapa dia bisa bersama dengan Aerin. Bahkan dia tidak perlu bertanya, dia juga bisa menebaknya sedikit.

Setelah menutup teleponnya, Varen menemukan bahwa di depannya sedang macet dan dia tidak bisa segera tiba. Dia mengambil ponsel dan menghubungi wanita itu lagi. Alexa menunggu beberapa saat di restoran dan masih belum melihat Varen, tapi dia menerima panggilan telepon darinya.

“Aku di sini agak macet, tolong tunggu sebentar lagi, jika benar-benar tidak bisa kamu bisa mengantarnya ke kantor polisi dulu.” Tidak ada ketegangan di dalam suara pria itu, sikapnya sangat tenang tidak seperti seorang ayah yang akan datang mencari putrinya.

Alexa berkata dengan marah, “Aku sedang tidak ada urusan.”

Varen tega menyuruhnya mengantar anak sekecil ini ke kantor polisi. Setelah menutup teleponnya, Alexa membawa Aerin keluar dari restoran. Alasan utamanya karena anak kecil tidak bisa duduk diam dan suka bergerak.

Varen terjebak macet untuk waktu yang lama, ketika dia tiba, Alexa sudah membawa Aerin pergi ke taman terdekat.

Alexa dan Aerin sedang berjongkok di taman untuk melihat semut yang sedang bergerak, terdengar suara berat seorang pria yang lumayan enak dari belakang, “Aerin.”

Aerin sedang berkonsentrasi penuh melihat semut dan dia tidak mendengar Varen memanggilnya.

Sebaliknya Alexa berbalik dulu, dia berbalik dan melihat seorang pria tinggi melangkah mendekat, pandangan matanya terfokus pada pria itu.

“Pria yang sangat tampan!” gumamnya dalam hati.

Wajah Varen memang tampan dan sangat enak dilihat, di bawah lampu taman wajah yang terlihat dingin menjadi lembut. Alexa menjadi tertegun melihatnya.

Varen mendekat dan sedikit membungkuk, dia mengulurkan tangan untuk menggendong Aerin yang sedang berjongkok. Aerin menjadi bingung sejenak, kemudian ketika dia melihat dengan jelas orang yang memeluknya adalah Varen, dia memanggilnya dengan gembira, “Papa!”

Alexa tertegun, mengatupkan bibirnya dan tersenyum. Wajah Varen terlihat sangat dingin.

Varen memegang kepalanya, dia melihat Aerin dengan teliti. Ketika dia memastikan bahwa Aerin baik-baik saja, dia baru berbalik melihat wanita yang berdiri disampingnya. Sepintas, dia merasa wanita ini sangat akrab tapi dia tidak ingat dia pernah melihatnya di mana.

“Karena kamu sudah datang menjemput Aerin, maka aku akan pergi dulu.” Meskipun dia berkata seperti itu, tapi kakinya tidak bergerak, Bukannya dia tidak mau pergi tapi karena Varen tidak berbicara maka dia tidak berani pergi.

“Terima kasih karena kamu sudah menjaga Aerin, hadiah apa yang kamu inginkan?” Varen akhirnya berbicara, meskipun itu kata terima kasih tapi wajahnya tanpa ekspresi sehingga membuat Alexa tidak merasa dia sedang mengucapkan terima kasih.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Tante, Menikahlah Dengan Papa Galakku!   6. PERTEMUAN TAK TERDUGA

    Alexa menggelengkan kepala, “Tidak perlu, tidak ada orang yang tidak akan peduli ketika kita bertemu situasi seperti ini, kamu harus jaga anakmu baik-baik kelak.” Setelah Alexa selesai berkata, dia melirik ke arah Aerin.Aerin memeluk leher Varen, dia memiringkan kepalanya dan memanggilnya dengan manis, “Kakak cantik!”“Hhhmm, panggil tante Alexa aja ya, Sayang!” Alexa menjawabnya, tanpa sadar suaranya menjadi lembut, “Aerin jangan pergi sembarangan lain kali ya?”“Tante Alexa, jangan lupa nama papaku Varen, papa orang yang sangat kaya dan hebat!”Alexa hanya tersenyum menanggapi perkataan Aerin. Dia hanya bisa mengganti topik pembicaraan dan bertanya, “Tuan Varen, sebelumnya di dalam telepon, kenapa kamu tahu bahwa Aerin akan mencari seorang kakak untuk membantunya?”Varen menyipitkan matanya, dia menatap wajah Alexa dan nada bicaranya datar, “Perempuan yang lebih tinggi darinya akan dipanggil kakak olehnya.” Sebenarnya Aerin hanya melihat perempuan yang dia rasa cantik, dia tidak pe

    Last Updated : 2025-04-15
  • Tante, Menikahlah Dengan Papa Galakku!   1. MALAM KELAM

    Malam yang sunyi di Villa Dhananjaya, suara teriakan menggema dari lantai dua. Suara itu diyakini oleh para pelayan terdengar dari kamar sang tuan muda, Varen dan istrinya Kinan.Varen Dhananjaya adalah putra dan pewaris tunggal Revorma Group, sedangkan istrinya adalah Dewi Kinantri seorang model dengan paras yang ayu dan tinggi semampai. Jika dilihat dari wajah dan penampilannya, Kinan adalah wanita idaman setiap pria yang memandangnya.“Ren, aku harus pergi sekarang!” teriak Kinan pada Varen.Varen masih mencerna apa yang kini terjadi dalam keluarganya, perusahaan yang sedang diambang kehancuran dan juga wanita yang sangat dia cintai justru lebih memilih untuk pergi, ketimbang berada di sampingnya, menguatkan dan juga memberikannya dukungan.Bukan hanya meninggalkan dirinya, tapi Kinan bahkan tega meninggalkan putrinya yang baru berumur satu tahun. Dimanakah letak hati nuraninya sebagai seorang ibu?“Ren, kamu gak denger aku ngomong apa?” Lagi-lagi Kinan berucap dengan nada tinggi s

    Last Updated : 2025-04-10
  • Tante, Menikahlah Dengan Papa Galakku!   2. MENCOBA BERDAMAI

    “Gimana, Yu, apartemen yang mau gue tinggalin. Apa sudah siap?” tanya Varen kepada sahabatnya, sambil tangannya masih di atas keyboard untuk menyelesaikan laporan.“Lo yakin mau pindah ke apartemen, Ren? sendirian?”“Maksud lo?” Varen mengerutkan kening tidak paham akan maksud pertanyaan Bayu.“Maksud gue gimana dengan Aerin, apa lo juga akan bawa Aerin pindah ke apartemen?” Sejujurnya juga Bayu hanya ingin tahu seberapa kuat perasaan Varen untuk anaknya.Varen memencet tombol intercom untuk terhubung dengan sekretarisnya, Bella.“Bel, tolong buatkan 2 cangkir kopi untuk saya dan Bayu!”“Baik, Pak!” jawab Bella dari balik pintu ruangan Varen, karna memang meja Bella berada tepat di seberang pintu ruangan sang CEO.Butuh jeda waktu untuk Varen bisa menjawab pertanyaan Bayu.“A …“ Ucapan Varen terhenti lantaran suara pintu kembali berbunyi.Tok ... tok …Bella masuk dengan 2 cangkir kopi yang masih harum dengan asap yang masih mengepul.“Gue pikir Aerin akan lebih bahagia jika tinggal d

    Last Updated : 2025-04-10
  • Tante, Menikahlah Dengan Papa Galakku!   3. KEPUTUSAN AERIN

    Pagi ini meja makan terasa lengkap dengan kehadiran Varen, tidak biasanya dia ikut bergabung untuk menikmati sarapan pagi. Selain karna kesibukannya juga karna Varen enggan untuk berkumpul dengan keluarganya.Dia lebih memilih untuk menjalani hari-harinya di luar rumah atau datang ke apartemen Bayu, tidak peduli jika itu pagi, siang atau malam rasanya tidak lengkap pula hidup sang CEO Revorma Group jika tidak bisa mengganggu sahabatnya itu.Meja makan berukuran sedang dengan kapasitas 10 orang itu kini hanya ada 4 orang yang sarapan di sana, makanan pun dihidangkan satu per satu oleh pelayan mulai dari makanan kesukaan Papa Rama yang rendah kolesterol, sandwich untuk Mama Ellina, omlet kesukaan Varen dan tidak lupa nasi goreng favorit Aerin. Tidak ada pembicaraan yang serius ditengah sarapan mereka, hanya sesekali Varen melirik Aerin.“Jadi kamu mau pindah hari ini, Ren?” tanya papa Rama disela suapan terakhirnya“Jadi, Pa! Oya, Aerin, papa mau …” Rasanya sulit buat Varen untuk mengun

    Last Updated : 2025-04-13
  • Tante, Menikahlah Dengan Papa Galakku!   4. LAGU UNTUK PAPA

    Hari ini adalah hari yang sangat penting bagi Aerin, karena hari ini adalah hari di mana dia akan mewakili sekolahnya dalam perlombaan piano.Sejak malam itu, Aerin memang tidak terlalu berharap jika papanya akan menepati janji untuk datang ke acara dekolahnya, lantaran Aerin tahu sesibuk apa papanya.Pagi-pagi sekali Aerin sudah tiba di sekolah, melewatkan sarapan pagi karena papanya masih tidur. Semalam setelah Aerin terlelap, Varen pergi ke kamarnya untuk beristirahat.Jam sudah menunjukkan angka 8 pagi, munkin Varen tidak akan bangun jika handphonenya tidak berbunyi.“Ren, astaga kamu belum bangun?! Kamu lupa lagi kalau anak kamu hari ini mengikuti lomba piano? Kalau kamu belum bisa jadi ayah yang baik biar mama bawa Aerin untuk tinggal dengan mama lagi!” Tanpa jeda dan tarikan nafas Ellina memarahi anaknya layaknya anak kecil.Varen paham dengan sifat mamanya yang sangat menyayangi Aerin, dan Varen sangat bersyukur akan hal itu. Di tengah sifatnya yang dingin terhadap Aerin ada O

    Last Updated : 2025-04-14

Latest chapter

  • Tante, Menikahlah Dengan Papa Galakku!   6. PERTEMUAN TAK TERDUGA

    Alexa menggelengkan kepala, “Tidak perlu, tidak ada orang yang tidak akan peduli ketika kita bertemu situasi seperti ini, kamu harus jaga anakmu baik-baik kelak.” Setelah Alexa selesai berkata, dia melirik ke arah Aerin.Aerin memeluk leher Varen, dia memiringkan kepalanya dan memanggilnya dengan manis, “Kakak cantik!”“Hhhmm, panggil tante Alexa aja ya, Sayang!” Alexa menjawabnya, tanpa sadar suaranya menjadi lembut, “Aerin jangan pergi sembarangan lain kali ya?”“Tante Alexa, jangan lupa nama papaku Varen, papa orang yang sangat kaya dan hebat!”Alexa hanya tersenyum menanggapi perkataan Aerin. Dia hanya bisa mengganti topik pembicaraan dan bertanya, “Tuan Varen, sebelumnya di dalam telepon, kenapa kamu tahu bahwa Aerin akan mencari seorang kakak untuk membantunya?”Varen menyipitkan matanya, dia menatap wajah Alexa dan nada bicaranya datar, “Perempuan yang lebih tinggi darinya akan dipanggil kakak olehnya.” Sebenarnya Aerin hanya melihat perempuan yang dia rasa cantik, dia tidak pe

  • Tante, Menikahlah Dengan Papa Galakku!   5. HILANGNYA AERIN

    “Ren, masih inget sama gue?” sapa seorang perempuan dengan seragam juri.“Hai, lo Gladis kan? Cewek cupu di SMA Taruna Jaya, gila ya lo banyak berubah sekarang. Maksud gue ya … lo udah gak cupu lagi,” canda Varen membalas sapaan Gladis.“Ren, lo masih inget aja siapa gue, padahal udah lama banget gue lupa dengan tingkah aneh gue pada jamannya itu.” Gladis membalas ucapan Varen dengan tawa yang renyah.Gladis adalah teman Varen di masa SMA, Gladis juga pernah jatuh cinta dengan Varen, namun Varen lebih memilih Kinan. Ya, tentu karena Kinan juga gadis populer di sekolahnya, sangat cocok jika berdampingan dengan Varen.Saat itu bahkan Varen tidak pernah sekalipun menoleh perempuan-perempuan di sekolahnya, meski siapapun pasti berharap bisa dekat dengan pria tampan bernama Varen.“Hhhmmm … kayaknya kita mesti cari tempat yang enak buat ngobrol ya, Ren. Lo nggak sibuk, kan?”“Boleh, Dis! Tapi gue mau nyamperin nyokap sama bokap dulu. Lo tunggu bentar, ya!”Varen lantas bergegas menghampiri

  • Tante, Menikahlah Dengan Papa Galakku!   4. LAGU UNTUK PAPA

    Hari ini adalah hari yang sangat penting bagi Aerin, karena hari ini adalah hari di mana dia akan mewakili sekolahnya dalam perlombaan piano.Sejak malam itu, Aerin memang tidak terlalu berharap jika papanya akan menepati janji untuk datang ke acara dekolahnya, lantaran Aerin tahu sesibuk apa papanya.Pagi-pagi sekali Aerin sudah tiba di sekolah, melewatkan sarapan pagi karena papanya masih tidur. Semalam setelah Aerin terlelap, Varen pergi ke kamarnya untuk beristirahat.Jam sudah menunjukkan angka 8 pagi, munkin Varen tidak akan bangun jika handphonenya tidak berbunyi.“Ren, astaga kamu belum bangun?! Kamu lupa lagi kalau anak kamu hari ini mengikuti lomba piano? Kalau kamu belum bisa jadi ayah yang baik biar mama bawa Aerin untuk tinggal dengan mama lagi!” Tanpa jeda dan tarikan nafas Ellina memarahi anaknya layaknya anak kecil.Varen paham dengan sifat mamanya yang sangat menyayangi Aerin, dan Varen sangat bersyukur akan hal itu. Di tengah sifatnya yang dingin terhadap Aerin ada O

  • Tante, Menikahlah Dengan Papa Galakku!   3. KEPUTUSAN AERIN

    Pagi ini meja makan terasa lengkap dengan kehadiran Varen, tidak biasanya dia ikut bergabung untuk menikmati sarapan pagi. Selain karna kesibukannya juga karna Varen enggan untuk berkumpul dengan keluarganya.Dia lebih memilih untuk menjalani hari-harinya di luar rumah atau datang ke apartemen Bayu, tidak peduli jika itu pagi, siang atau malam rasanya tidak lengkap pula hidup sang CEO Revorma Group jika tidak bisa mengganggu sahabatnya itu.Meja makan berukuran sedang dengan kapasitas 10 orang itu kini hanya ada 4 orang yang sarapan di sana, makanan pun dihidangkan satu per satu oleh pelayan mulai dari makanan kesukaan Papa Rama yang rendah kolesterol, sandwich untuk Mama Ellina, omlet kesukaan Varen dan tidak lupa nasi goreng favorit Aerin. Tidak ada pembicaraan yang serius ditengah sarapan mereka, hanya sesekali Varen melirik Aerin.“Jadi kamu mau pindah hari ini, Ren?” tanya papa Rama disela suapan terakhirnya“Jadi, Pa! Oya, Aerin, papa mau …” Rasanya sulit buat Varen untuk mengun

  • Tante, Menikahlah Dengan Papa Galakku!   2. MENCOBA BERDAMAI

    “Gimana, Yu, apartemen yang mau gue tinggalin. Apa sudah siap?” tanya Varen kepada sahabatnya, sambil tangannya masih di atas keyboard untuk menyelesaikan laporan.“Lo yakin mau pindah ke apartemen, Ren? sendirian?”“Maksud lo?” Varen mengerutkan kening tidak paham akan maksud pertanyaan Bayu.“Maksud gue gimana dengan Aerin, apa lo juga akan bawa Aerin pindah ke apartemen?” Sejujurnya juga Bayu hanya ingin tahu seberapa kuat perasaan Varen untuk anaknya.Varen memencet tombol intercom untuk terhubung dengan sekretarisnya, Bella.“Bel, tolong buatkan 2 cangkir kopi untuk saya dan Bayu!”“Baik, Pak!” jawab Bella dari balik pintu ruangan Varen, karna memang meja Bella berada tepat di seberang pintu ruangan sang CEO.Butuh jeda waktu untuk Varen bisa menjawab pertanyaan Bayu.“A …“ Ucapan Varen terhenti lantaran suara pintu kembali berbunyi.Tok ... tok …Bella masuk dengan 2 cangkir kopi yang masih harum dengan asap yang masih mengepul.“Gue pikir Aerin akan lebih bahagia jika tinggal d

  • Tante, Menikahlah Dengan Papa Galakku!   1. MALAM KELAM

    Malam yang sunyi di Villa Dhananjaya, suara teriakan menggema dari lantai dua. Suara itu diyakini oleh para pelayan terdengar dari kamar sang tuan muda, Varen dan istrinya Kinan.Varen Dhananjaya adalah putra dan pewaris tunggal Revorma Group, sedangkan istrinya adalah Dewi Kinantri seorang model dengan paras yang ayu dan tinggi semampai. Jika dilihat dari wajah dan penampilannya, Kinan adalah wanita idaman setiap pria yang memandangnya.“Ren, aku harus pergi sekarang!” teriak Kinan pada Varen.Varen masih mencerna apa yang kini terjadi dalam keluarganya, perusahaan yang sedang diambang kehancuran dan juga wanita yang sangat dia cintai justru lebih memilih untuk pergi, ketimbang berada di sampingnya, menguatkan dan juga memberikannya dukungan.Bukan hanya meninggalkan dirinya, tapi Kinan bahkan tega meninggalkan putrinya yang baru berumur satu tahun. Dimanakah letak hati nuraninya sebagai seorang ibu?“Ren, kamu gak denger aku ngomong apa?” Lagi-lagi Kinan berucap dengan nada tinggi s

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status