Ethan terus mengejar Adam yang sangat sibuk dengan ponselnya. Pria itu sibuk menghubungi Moji seraya mencari keberadaan Megan. Dia terus mengingat kebiasaan Annie sejak dulu. Tidak sulit menemukan Annie di kota Dubai. Wanita itu sering terlihat di mall, restoran, dan … tempat penjual snack favoritnya.Masalahnya Adam sedang mengejar waktu karena melihat Marco tadi. Adam bisa menebak kalau kedatangan Marco kali ini bukan untuk mengancam Ethan. Dia takut Marco akan melukai Megan. Kembarannya itu tahu bagian mana saja pada tubuh manusia yang jika dilukai akan berakibat fatal.“Adam! Jawab pertanyaanku!” bentak Ethan yang sudah berhasil mensejajari langkah Adam.Mereka sudah tiba di lobby mall dan Adam menunjuk dua wanita di seberang mereka. Ethan langsung menoleh ke arah Megan yang sedang bicara dengan wanita di sebelahnya, Annie Eldrick. Tanpa sadar, Ethan berjalan ke depan dan menyeberang lobby untuk mendekati Megan. Saat itu Adam juga melihat Marco berdiri di dekat Megan.Pria psiko i
Annie tidak mendapatkan reaksi seperti yang dia mau. Ethan justru semakin asyik menjelajahi tubuh Megan seolah tidak ada orang lain di sekitar mereka. Annie pun mendengus kesal lalu melangkah ke depan. Dengan sepatu hak tingginya yang setinggi 12 cm, Annie menendang tulang kering Ethan.“Addoow!” pekik Ethan kesakitan.Megan langsung memeluk pinggang Ethan agar pria itu tidak terjatuh. Keduanya menatap Annie yang berdiri dengan congkaknya sambil menatap keduanya dengan kesal.“Apa-apaan kau?!” bentak Ethan masih meringis menahan sakit di kakinya. Memang beda tendangan wanita yang sedang cemburu dengan wanita yang tidak sedang cemburu.“Kalian mau aku bunuh ya. Berani banget bermesraan di depan jones. Kurang ajar!” cerocos Annie ngomel sambil bersiap menendang Ethan lagi.“Annie, jangan menendangnya lagi. Dia sudah cukup kesakitan,” pinta Megan tidak tega kepada Ethan.Melihat Megan melindungi Ethan, Annie pun mengendurkan amarahnya. Dia masih kesal kepada Ethan tetapi memilih menahan
“Mau mandi, yank. Gerah nih. Mandi yuk,” ajak Ethan lalu mengangkat tubuh Megan dengan cepat.Pria itu membawa Megan ke lantai atas dan langsung menuju kamar pribadinya. Megan melihat lorong panjang setelah mereka tiba di lantai atas dan berhenti di sebuah pintu kamar berwarna putih. Sekilas pintu itu tersamarkan oleh warna dinding di sekitarnya.CEKLEK!PIntu kamar pun terbuka dengan cepat. Megan bisa melihat seluruh isi kamar dari tempatnya saat ini. Pemandangan di jendela besar sangat luar biasa. Langsung mengarah ke pemandangan luar biasa Burj Khalifa. Seluruh perabotan dinominasi warna coklat kayu dikombinasikan warna silver di beberapa bagian perabotan.“Mas, ini kamarmu?” tanya Megan ketika pria itu menendang pintu menutup kembali.“Iya, sayang. Ini penthouse milikku sendiri. Sudah lama aku tidak kesini, sejak ….” Ethan menghentikan ucapannya sendiri. Dia lupa kapan terakhir kali dia berkunjung ke penthouse itu.“Mas, aku mau lihat pemandangan. Turunin dong. Dulu kamu kesini sa
“Kamu cemburu ya, sayang? Aku sudah ceritakan yang aku tahu. Sisanya, coba nanti kita tanya Adam ya. Sekarang kasih aku sekali ya,” rengek Ethan lalu membalik tubuh Megan menghadap padanya.Megan tidak bisa mengelak lagi dari keinginan Ethan yang sudah menggelora. Dia hanya bisa mengikuti permainan suaminya yang mulai menjelajahi tubuhnya tanpa berhenti. Sensasi melakukan hubungan di dalam bathup untuk pertama kalinya memberi pengalaman baru bagi Megan yang sangat polos.“Mas! Pelan sedikit … airnya muncrat kemana-mana,” lirih Megan ketika melihat air membasahi lantai kamar mandi.“Nggak apa-apa, sayang. Bisa dilap nanti,” sahut Ethan dengan suara berat yang seksi.Ethan terus saja menciumi tubuh Megan, meninggalkan bekas ciumman dimana-mana. Dia menyentuh seluruh tubuh Megan tanpa melewatkan sejengkal pun. Bisikan dan rayuan dilontarkan Ethan terus menerus membuat Megan tersenyum malu-malu. Wanita itu semakin berani melingkarkan tangannya di leher Ethan lalu mengecup ringan bibir tip
“Ini Nona Alexandra Stephenson, Tuan. Apa Tuan tidak ingat?” Adam benar-benar tidak habis pikir dengan daya ingat Ethan yang sejauh satu kilometer kurang sedikit.Ethan hanya menggelengkan kepalanya lalu menatap keluar jendela penthouse. Perlahan hari mulai gelap pertanda sang matahari sudah kembali ke peraduannya. Dirinya sudah cukup lega karena Megan tidak marah tentang hubungannya--yang tidak ada--dengan Annie. Pengakuan Annie kepada Megan tadi membuat Ethan sangat kesal.“Tuan, ada satu hal lagi yang harus saya sampaikan. Nona Alexandra dan Nyonya Megan sangat mirip. Mereka seperti pinang dibelah dua, sama persis.”Ucapan Adam membuat Ethan meraih kerah kemeja asisten pribadinya itu. “Jangan sembarangan bicara kamu! Sini!” Ethan menyeret Adam mendekati tempat tidur lalu menatap penuh pemujaan kepada istrinya yang masih tertidur lelap.“Lihat wajah istriku baik-baik. Wajah yang sangat cantik meskipun tidak memakai make up. Dia bahkan tidak memakai lipstik saat ini. Lihat betapa can
TIT!Terdengar suara dari laptop Adam di dalam kamar Ethan. Saat pria itu sedang asyik bermesraan dengan Megan, aplikasi pencari kecocokan wajah telah selesai melakukan tugasnya. Angka 99,99% muncul secara dramatis di layar laptop itu. Menunjukkan kecocokan hampir 100% antara wajah Alexandra dengan wajah Megan.Tentu saja Ethan belum menyadari kalau aplikasinya sudah menyelesaikan tugasnya dengan baik. Perlahan layar laptop Adam mulai menghitam dan berada dalam mode sleep. Ketika Megan akhirnya beranjak dari atas tempat tidur, Ethan juga melakukan hal yang sama. Dia kembali duduk di atas sofa lalu mengambil ponselnya. Cukup banyak panggilan tak terjawab dan chat dari beberapa rekan bisnisnya termasuk Tuan Herlan dan Tuan Derlan.Kedua pria itu mengatakan kalau mereka sudah menemukan istri mereka masing-masing dan menanyakan tentang kondisi Megan. Tentu saja Ethan langsung membalasnya dengan cepat. Megan sudah ditemukan dan dalam keadaan baik-baik saja, begitu ketiknya. Sesuatu yang me
“Nyonya mencari saya?” Adam yang dicari-cari tiba-tiba muncul di belakang Megan.Wanita itu segera menarik ujung jas Adam lalu memintanya duduk di sofa. Tanpa basa-basi, Megan menanyakan semua yang Adam tahu tentang kejadian saat Ethan bersama dengan Annie. Tentu saja Adam mengatakan semuanya dengan jujur tanpa ada embel-embel kebohongan. Saat Adam selesai menceritakan semuanya, Ethan sudah berdiri di depan keduanya.“Kalian bicara apa? Kenapa duduknya dekat-dekat?!” hardik Ethan sambil berkacak pinggang.Megan dan Adam saling pandang melihat posisi duduk mereka. Jelas sekali mereka duduk di sofa yang terpisah. Megan duduk di sofa panjang, sedangkan Adam duduk di sofa tunggal. Ada meja kaca yang memisahkan mereka berdua.“Mas, ini sudah setengah meter jaraknya. Masa dekat-dekatan. Duduk sini, mas,” pinta Megan sambil menepuk tempat kosong di sampingnya.Ethan menurut, lalu duduk di samping Megan. Wanita itu menatap kagum pada sosok Ethan yang terlihat tampan dengan kemeja biru dongker
“Aku rasa, aku tahu harus mulai darimana? Kita harus bertanya pada Ibu dan Ayah mertua. Mereka pasti tahu sesuatu tentang kejadian di malam itu. Adam, kau juga selidiki ada kejadian apa malam itu. Tidak mungkin Megan tiba-tiba ditinggalkan di samping bangunan tua begitu saja,” ucap Ethan cepat.“Baik, Tuan. Mau berangkat sekarang, Tuan?” tanya Adam yang ingin menggoda Ethan.“Kemana?” tanya Ethan tiba-tiba blank.“Bertanya pada orang tua Nyonya Megan,” sahut Adam sambil menutup laptopnya.Tatapan tajam langsung menyerang Adam dari mata hazelnut Ethan. Dia masih ingin menghabiskan waktunya berbulan madu di Dubai bersama Megan. Mendengar dirinya akan segera pulang untuk bertemu orang tuanya, Megan langsung tersenyum sumringah.“Kita pulang ya. Aku kangen Ibu dan Ayah, mas. Penasaran juga sama ceritaku waktu kecil dulu,” ucap Megan bersemangat.“Yah, kita baru sehari disini, sayang. Kamu juga belum jalan-jalan ‘kan? Kita belum coba nunu nana di sofa, di dapur, di lemari baju, di--.”“Nga
“Iya, sayang. Aku sudah pulang. Dimana yang sakit, sayang?” tanya Ethan sambil menggenggam tangan Megan.Megan tidak menjawab, tapi meringis merasakan sakit lagi. Suster-suster yang bertugas membantu persiapan Megan untuk melahirkan, meminta Ethan untuk mundur sebentar. Mereka mengganti pakaian Megan dengan baju rumah sakit, lalu memasang alat penyangga kakinya. Megan terus merintih kesakitan di antara kesibukan dokter dan suster yang sedang bersiap untuk membantunya melahirkan.Tiba-tiba dokter Helena masuk ke dalam ruang bersalin itu. Dia sudah berganti pakaian dengan pakaian dinas dokter dan tampak sudah siap dengan sarung tangan karetnya. Dokter Helena tidak mengatakan apa-apa pada Ethan dan Megan, tetapi langsung bertanya pada rekan dokternya. Setelah mendapatkan laporan lengkap tentang kondisi Megan dan posisi bayinya, dokter Helena kembali fokus pada pasiennya itu.“Megan, dengarkan aku. Kamu ingat ‘kan dengan latihan nafas saat senam hamil? Sekarang ikuti petunjukku ya,” pinta
Baru saja Ethan ingin memejamkan matanya, ia merasakan Megan bergerak di sampingnya. Pria itu membuka matanya lalu menoleh ke samping. Tubuh Megan tampak bergerak gelisah dalam tidurnya. Ethan buru-buru bangkit bersamaan dengan Alex lalu mendekati Megan.“Sayang? Megan …,” panggil Ethan cemas.Ethan mengguncang perlahan tubuh Megan sambil menepuk-nepuk pipinya. Tetapi Megan tetap memejamkan matanya dan terlihat semakin pucat. Megan juga gemetar dan meringis menahan sakit. Saat Ethan menepuk pipi Megan lagi, Alex menghentikan pria itu. Alex menunjuk bagian bawah tubuh Megan yang sudah basah.“Tuan, sepertinya Nona akan melahirkan,” ucap Alex dengan nada gemetar. Sorot mata pria itu jelas menunjukkan kekhawatiran melihat keadaan Megan. Istrinya, suster Hanna sudah menjelaskan gejala akan melahirkan diantaranya keluar cairan yang sangat banyak dari bagian inti Megan.“Kenapa diam saja? Cepat kita ke rumah sakit!” bentak Ethan menyadarkan Alex.Pria itu segera melesat meninggalkan Ethan d
Enam bulan kemudian,Di Mansion Stephenson, Megan sedang berjalan-jalan di halaman samping mansion itu. Dia menghirup udara pagi yang segar lalu menatap jauh ke kebun buah dan sayur di seberang mansion. Tanah bekas mansion Billy Aomori yang sudah diratakan dengan tanah, disulap menjadi kebun buah dan sayuran oleh Gregory atas permintaan Megan.Semua bahan makanan untuk catering Ibu Susan, dipetik langsung dari kebun itu. Untuk memperkenalkan kebun itu, Megan mendirikan sebuah rumah kecil dan showroom agar orang-orang yang mengelola kebun itu bisa beristirahat disana. Dan hasil kebun itu juga bisa dijual kepada warga di sekitar mansion.Gudang yang ada di sekat Mansion Stephenson juga sudah dipindahkan ke tempat yang lebih dekat dengan rumah tinggal untuk bodyguard. Halaman samping dan belakang Mansion Stephenson sudah di rombak ulang untuk memperkecil kemungkinan adanya penyusup ke dalam mansion itu.“Alex, apa suamiku sudah menelpon?” tanya Megan ketika teringat pada EthanSudah bebe
[“Katakan saja,”] ucap dokter Helena.[“Bisakah kakak ipar bersabar menemani kakakku seumur hidupnya? Maksudku, aku minta maaf karena sudah memaksa kalian untuk menikah. Aku akan bertanggung jawab kalau terjadi sesuatu padamu, kakak ipar,”] ucap Megan terdengar kasihan.Dokter Helena menarik nafas panjang lalu tersenyum lagi mendengar ucapan Megan. Sejujurnya menikah dengan Gregory tidak buruk juga. Toh, dia bukan lagi anak remaja yang harus merasakan cinta berbunga-bunga. Apalagi perlakuan Gregory padanya bisa dibilang cukup lembut.[“Aku bisa bertanggung jawab terhadap hidupku sendiri, Megan. Takdir yang membawa kami bertemu lalu menikah. Kamu hanya perantaranya saja. Well, jangan memikirkan yang seharusnya tidak perlu kau pikirkan. Aku dan kakakmu baik-baik saja. Ada atau tidak ada anak, kakakmu sudah bilang tidak apa-apa. Kalau sudah seperti itu, mungkin aku bisa mempertimbangkan untuk bersamanya selamanya,”] ucap dokter Helena.“Wifey, makanannya sudah datang. Kamu mau sampai kap
Dokter Helena meremat keras sprei yang menjadi alas tidurnya. Gregory sudah berhasil mendobrak masuk pertahanan Dokter Helena. Membuat wanita itu menjerit kesakitan sekaligus mendesis penuh gairah. Tidak lagi pembuktian yang perlu diungkapkan dengan kata-kata ketika noda merah tercetak jelas di atas sprei.Gregory terus menggerakkan tubuhnya dengan konstan. Setiap kali bergerak masuk, dokter Helena merasakan antara tubuhnya terasa terbelah sekaligus nikmat yang amat sangat. Gregory tahu betul bagaimana membuat dokter Helena tidak berhenti memanggil namanya dengan suara yang terdengar sangat menggoda.“Terus! Percepat!” Dokter Helena tidak bisa menahan dirinya dan ikut bergerak mencari kepuasannya.Gregory semakin bersemangat menghujam tubuh dokter Helena sampai mereka mencapai klimaks bersamaan. Dokter Helena menjambak rambut Gregory, membenamkan kelelakiannya ke dalam tubuh istrinya dan memuntahkan benih calon anak mereka. Masih belum puas, Gregory kembali menggerakkan tubuhnya sampa
Gregory tidak sabaran membawa dokter Helena ke dalam kamar pengantin mereka. Dia bahkan sudah menyiapkan helikopter untuk membawa mereka ke sebuah hotel termahal di sana. Mereka akan menghabiskan tiga hari bermalam dan bersantai di president suite room hotel itu.“Tidak apa-apa kita meninggalkan pesta begitu saja?” tanya dokter Helena sambil melihat keluar jendela helikopter yang sudah terbang ke langit.“Kau juga tidak senang dengan pesta semacam itu ‘kan? Mulai sekarang biasakan. Ada waktunya kau harus menghadiri pesta bersamaku. Sebagai Nyonya Stephenson, hanya itu yang perlu kau perhatikan,” ucap Gregory juga menatap keluar jendela.“Benarkah? Gampang sekali menjadi istrimu, Tuan Stephenson. Bagaimana dengan anak? Kau mau atau tidak?” tanya dokter Helena masih penasaran.“Aku sudah pernah bilang ‘kan. Megan yang akan melakukannya. Tapi kalau kau bersikeras, aku juga tidak keberatan membantumu. Sudah lama sekali sejak terakhir kali aku berolahraga,” sahut Gregory sambil tersenyum s
“Jadi kapan pernikahan kalian akan diadakan? Aku boleh usul?” tanya Ethan sambil mengelus lembut punggung Megan.Sejak beberapa hari ini Megan tidak mau melepaskannya sama sekali. Ethan harus selalu berada dalam jarak pandangnya atau Megan akan menjerit-jerit memanggil pria itu. Megan bahkan ikut ke kantor Wibisana Corp. hanya untuk menatap Ethan yang sedang sibuk bekerja. Untung saja kondisi kesehatan Megan dan kehamilannya sudah baik-baik saja.“Usul apa?” tanya Gregory memicingkan matanya curiga.“Boleh, usul aja yang banyak. Aku lagi malas mengurus pernikahanku,” sahut dokter Helena menyindir Gregory.Sejak dokter Helena menyetujui pernikahan itu, Gregory tidak membiarkannya hidup dengan tenang. Gregory memilih semua keperluan untuk pesta pernikahan dan juga mengundang banyak orang untuk merencanakan pernikahannya. Pendapat dokter Helena bahkan tidak didengar Gregory sama sekali.“Kamu ngambek, ya? Aku kan ingin yang terbaik untuk pernikahan kita. Sekali seumur hidup, kita berdua
“Eh, itu Alex sama siapa?” tanya dokter Helena sambil menunjuk ke arah Alex dan wanita itu.Keduanya secara bersamaan menoleh menatap dokter Helena dan berjalan mendekati mereka. Saat itu dokter Helena baru menyadari siapa wanita yang bersama dengan Alex.“Loh, suster Hanna? Kok bisa kesini? Ada apa?” tanya dokter Helena yang mengenali salah satu suster di rumah sakit Wibisana.“Dokter Helena, saya diminta mengantarkan obat untuk Nyonya Megan. Kebetulan ketemu Alex tadi di depan,” ucap suster Hanna lugas.Ucapan suster Hanna membuat Ethan, Gregory, dan dokter Helena saling pandang lalu tersenyum curiga. Ketiganya kompak memicingkan matanya menatap Alex yang terlihat salah tingkah. Wajah pria itu sudah memerah dan terlihat tidak berani menatap balik pada Tuannya.“Kalian kok sepertinya sangat akrab ya. Apa ada sesuatu?” tanya Gregory curiga.“Itu .. Tuan. Anu ….” Alex menelan salivanya sebelum memberanikan dirinya untuk menjawab.“Kami bersahabat waktu SMA, Tuan. Sudah lama kami tidak
Beberapa hari kemudian di Mansion Stephenson, semua orang sedang berkumpul untuk merayakan ulang tahun Megan. Gregory sudah menyiapkan sebuah pesta kebun di samping kolam renang hanya untuk keluarga dan orang-orang terdekat mereka. Bahkan bodyguard dan pelayan juga berkumpul untuk ikut merasakan hari bahagia bertambahnya usia Megan.Adam dan Marco sudah membaik dari luka-luka mereka dan datang ke mansion itu bersama istri masing-masing. Gwen dan Delia sekarang sibuk membantu suami mereka yang sedang memanggang daging dan ayam. Moji dan Boni juga tidak kalah datang membawa para istri mereka. Dan tampaknya kedua istri mereka saat ini sedang hamil muda.Ilham dan Michela tampak duduk berduaan di gazebo kayu di dekat kolam renang. Orang tua Ethan itu sedang bicara tentang rencana mereka untuk kembali rujuk. Michela berencana untuk tinggal di Mansion Wibisana untuk menjaga Megan yang sedang hamil. Sedangkan Ilham akan menyerahkan semua sahamnya pada Megan. Keputusan itu sudah Ilham sampaik