Gregory baru saja keluar dari dalam kamarnya setelah membersihkan diri. Kedua tangannya masih sibuk mengancingkan kemejanya yang belum sepenuhnya terkancing semua. Saking tidak sabarannya melihat reaksi Megan ketika melihat kamar Alexandra, Gregory terburu-buru ingin ke kamar adiknya itu.Hampir sampai di dekat tangga, Gregory melihat dokter pribadinya baru saja memasuki pintu mansion. Jalannya sangat terburu-buru seperti dikejar sesuatu yang penting. Pria berkacamata yang sedikit tambun itu langsung berhenti tepat di hadapan Gregory."Tuan, saya sudah datang. Siapa yang sakit?" tanya dokter itu sambil mengusap peluh di keningnya. Mendapat telepon dari Alex tadi, dokter itu langsung mengemasi tas kerjanya lalu melesat menuju Mansion Stephenson. Terlambat sedikit saja, karir dan nyawanya akan tamat di tangan Gregory."Tidak ada yang sakit. Apa kau ngelindur?" Gregory menatap dingin dokter itu."Ta--tapi Alex menelpon saya tadi. Kalau tidak ada yang sakit, saya permisi dulu, Tuan." Deng
Tepat waktu ketika Pelayan Mia keluar dari kamar tempat Megan terbaring. Gregory sudah memindahkan Megan ke kamar tamu di bawah untuk mengurangi efek racun di tubuhnya. Joshua segera mendekati Pelayan Mia lalu memintanya menunjukkan dimana Megan berada.“Saya dokter Joshua, dimana kakak ipar saya?”“Kakak ipar? Oh, maksudnya Nona Megan. Disini, Tuan,” ucap Pelayan Mia sambil membuka kembali pintu di belakangnya.Joshua masuk dengan cepat disusul dua bodyguard yang akan membantunya. Dokter pribadi Gregory masih berada di kamar itu bersama Alex. Ketika melihat Joshua, dokter pribadi Gregory segera berdiri dari duduknya dan sibuk menyapa dokter jenius itu.“Dokter Joshua, senang bertemu dengan anda.”“Ya ya. Bagaimana keadaan kakak iparku?” tanya Joshua dengan mode serius.Sambil mendengarkan penjelasan dokter itu, Joshua menitahkan dua bodyguard di belakangnya untuk menarik meja sofa mendekati tempat tidur dan meletakkan semua perlengkapan penguji racun di atas meja itu. Satu persatu me
“Kau, kau. Aku ini punya nama, Ethan Wibisana. Apa itu?” tanya Ethan melirik sinis kepada Gregory.“Lihat ini!” ucap Gregory sambil menyodok lengan Ethan dengan kartu nama pria itu. “Ini kan kartu namamu. Sudah jelas kau yang mengirimkan parfum beracun itu!”Mendengar tuduhan tidak mendasar padanya, Ethan tentu saja tidak terima. Ethan mengatakan dengan tegas kalau dia tidak pernah mengirimkan hadiah kepada siapapun atas namanya sendiri. Dia anti melakukan hal itu karena tidak menyukainya dan Ethan paling benci melakukan hal yang tidak dia sukai.Adam sebagai asisten pribadinya juga tahu tentang kebiasaan Ethan itu. Jika harus mengirimkan hadiah, Ethan selalu mengatasnamakan Wibisana Corp.. Semua kartu yang dikirimkan pasti bertuliskan CEO Wibisana Corp., bukan atas nama pribadi Ethan Wibisana.Untuk memastikan keaslian kartu nama itu, Adam pun berjalan mendekati Gregory lalu meminta kartu nama yang dipegang pria itu. Dia memperhatikan detail kartu nama itu dengan seksama dan mendapat
“Ada apa? Apa yang kau temukan, Marco?” tanya Gregory tidak sabaran.“Tadi saya mengikuti Yuna sampai ke restoran dan tidak sengaja mendengar dia bicara dengan seseorang di telepon. Dia minta seseorang itu untuk menyelidiki tentang Nona Megan, Tuan. Dan sepertinya mereka bertengkar karena orang itu menuduh Yuna berhalusinasi,” ucap Marco cepat.“Berhalusinasi?” tanya Gregory heran.“Yuna mengatakan kalau dia bertemu dengan seorang wanita yang sangat mirip dengan Nona Alexandra. Dia juga mengatakan tentang penampilan keduanya yang sangat mirip seolah Nona Alexandra bangkit dari kematian,” ucap Marco.“Untuk apa Yuna ingin tahu? Mereka tidak akrab kan?” Gregory tidak habis pikir dengan reaksi Yuna ketika melihat Megan dan keinginan wanita itu untuk menyelidiki Megan.“Mencurigakan. Marco, apa kau tahu dengan siapa Yuna bicara?” tanya Gregory cepat.“Yuna memanggil orang itu, paman. Saya rasa orang itu adalah Billy Aomori, Tuan. Dia sudah kembali,” ucap Marco.Gregory menyatukan ujung ja
“Adikmu? Manta itu anaknya adikmu?” tanya Ethan penasaran.“Manta itu anaknya kakak perempuan saya, Tuan. Dia meninggal saat kecelakaan itu terjadi. Kakak perempuan saya dipekerjakan sebagai pengasuh bayi karena Nyonya Stephenson akan melahirkan saat itu. Setelah kakak perempuan saya meninggal, Manta yang baru berusia 12 tahun saat itu langsung tinggal bersama adik saya sampai sekarang,” jelas kepala pelayan Tan.Kepala pelayan Tan mencoba menghubungi adiknya di hadapan Ethan. Ketika panggilan itu akhirnya tersambung, kepala pelayan Tan menekan icon loudspeaker agar Ethan bisa mendengar pembicaraannya dengan sang adik.[“Halo, kak. Tumben kakak nelpon jam segini,”] sapa adik kepala pelayan Tan yang bernama Lin.[“Lin, aku cukup sibuk. Ada satu hal yang ingin kutanyakan. Dimana Manta? Apa dia masih bekerja pada keluarga Stephenson?”][“Dia masih bekerja disana. Ada apa, kak?”] tanya Lin sedikit cemas.[“Kapan aku bisa bertemu dengannya?”]Lin mengatakan kalau Manta akan pulang di akhir
Delia menarik nafas panjang dan mulai mengatakan dengan detail tentang semua berkas yang menumpuk di meja sekretaris Tania hanya karena Ethan sibuk dengan urusan pribadinya. Padahal pria itu memiliki seorang asisten pribadi yang seharusnya bisa mengatur waktunya dengan baik.“Saya tidak bermaksud menggurui Tuan Adam karena Tuan yang lebih tahu semuanya tentang Tuan Ethan. Tapi kami sedang berusaha menjalankan apa yang kami sebut sebagai tempat mencari makan. Saya tidak takut datang kemari dan mengganggu Tuan Ethan hanya untuk meminta tanda tangannya. Karena bagi saya hal ini sangat penting. Terlambat sedikit saja, perusahaan mungkin akan mengalami kerugian dan kami yang akan disalahkan hanya karena berkas yang terlambat ditandatangani.”Delia menarik nafas panjang setelah mengeluarkan semua uneg-unegnya dengan berani di hadapan Adam. Sedetik kemudian, dia melirik ekspresi kepala pelayan Tan dan Adam bergantian lalu nyengir lebar. Wanita cantik itu menyibak rambut pendeknya lalu menyel
Kedua mata Delia melotot kaget mendapati perbuatan Adam yang tiba-tiba. Kedua tangannya mengepal keras sebelum terangkat dan mendorong tubuh Adam dengan keras. Tubuh Adam terdorong ke belakang selangkah dan hampir jatuh terjengkang ke selokan di belakangnya.“Kau! Apa yang kau lakukan?!” bentak Delia galak sambil menggosok bibirnya dengan kuat.Bahkan setelah Delia mengusap kasar bibirnya, Adam masih bisa melihat warna cherry yang menyegarkan tertinggal di bibir wanita itu. Adam masih penasaran dengan benda lembut sedikit lembab yang beraroma strawberry itu. Tanpa mengindahkan sikap Delia, Adam kembali mendekati wanita itu lalu menciumnya sekali lagi.“Augh!” jerit tertahan Delia yang syok mendapatkan perlakuan yang sama dari pria yang menjadi atasannya itu.Delia memberontak, mendorong tubuh Adam agar menjauh darinya. Tetapi usahanya sia-sia saja karena tubuh Adam sudah menguncinya dengan baik. Kepala Delia terus menghindar dari bibir Adam yang belum puas menikmati ranumnya bibir Del
Delia buru-buru menghabiskan burger di tangannya setelah aksi Adam yang tidak tahu malu. Mereka bahkan tidak memiliki hubungan spesial pakai telor. Tetapi pria itu sudah berbuat seenaknya mencium Delia sebanyak tiga kali. Sebentar lagi Delia akan menghadiahi Adam sebuah piring cantik untuk dilemparkan ke wajahnya.“Kamu tinggal dimana?” tanya Adam setelah keheningan sekian purnama.Layar billboard besar di seberang jalan tiba-tiba menyala terang menerangi wajah Delia dan Adam. Keduanya saling menatap satu sama lain seolah mata mereka berdua yang saling bicara. Delia dengan cepat menyadarkan dirinya dan menjawab pertanyaan Adam dengan cepat.“Saya tinggal di dekat Kastil Emperor, tuan,” ucap Delia jujur.“Dimananya rumah Megan Larasati?” tanya Adam lagi.“Tuan kenal dengan Megan? Rumah saya 3 rumah setelah rumah Megan,” sahut Delia bersemangat. Wanita itu menatap Adam dan buru-buru memalingkan wajahnya. Dia mengambil float yang ada di tempat minuman lalu menyeruputnya pelan-pelan.“Sia
“Iya, sayang. Aku sudah pulang. Dimana yang sakit, sayang?” tanya Ethan sambil menggenggam tangan Megan.Megan tidak menjawab, tapi meringis merasakan sakit lagi. Suster-suster yang bertugas membantu persiapan Megan untuk melahirkan, meminta Ethan untuk mundur sebentar. Mereka mengganti pakaian Megan dengan baju rumah sakit, lalu memasang alat penyangga kakinya. Megan terus merintih kesakitan di antara kesibukan dokter dan suster yang sedang bersiap untuk membantunya melahirkan.Tiba-tiba dokter Helena masuk ke dalam ruang bersalin itu. Dia sudah berganti pakaian dengan pakaian dinas dokter dan tampak sudah siap dengan sarung tangan karetnya. Dokter Helena tidak mengatakan apa-apa pada Ethan dan Megan, tetapi langsung bertanya pada rekan dokternya. Setelah mendapatkan laporan lengkap tentang kondisi Megan dan posisi bayinya, dokter Helena kembali fokus pada pasiennya itu.“Megan, dengarkan aku. Kamu ingat ‘kan dengan latihan nafas saat senam hamil? Sekarang ikuti petunjukku ya,” pinta
Baru saja Ethan ingin memejamkan matanya, ia merasakan Megan bergerak di sampingnya. Pria itu membuka matanya lalu menoleh ke samping. Tubuh Megan tampak bergerak gelisah dalam tidurnya. Ethan buru-buru bangkit bersamaan dengan Alex lalu mendekati Megan.“Sayang? Megan …,” panggil Ethan cemas.Ethan mengguncang perlahan tubuh Megan sambil menepuk-nepuk pipinya. Tetapi Megan tetap memejamkan matanya dan terlihat semakin pucat. Megan juga gemetar dan meringis menahan sakit. Saat Ethan menepuk pipi Megan lagi, Alex menghentikan pria itu. Alex menunjuk bagian bawah tubuh Megan yang sudah basah.“Tuan, sepertinya Nona akan melahirkan,” ucap Alex dengan nada gemetar. Sorot mata pria itu jelas menunjukkan kekhawatiran melihat keadaan Megan. Istrinya, suster Hanna sudah menjelaskan gejala akan melahirkan diantaranya keluar cairan yang sangat banyak dari bagian inti Megan.“Kenapa diam saja? Cepat kita ke rumah sakit!” bentak Ethan menyadarkan Alex.Pria itu segera melesat meninggalkan Ethan d
Enam bulan kemudian,Di Mansion Stephenson, Megan sedang berjalan-jalan di halaman samping mansion itu. Dia menghirup udara pagi yang segar lalu menatap jauh ke kebun buah dan sayur di seberang mansion. Tanah bekas mansion Billy Aomori yang sudah diratakan dengan tanah, disulap menjadi kebun buah dan sayuran oleh Gregory atas permintaan Megan.Semua bahan makanan untuk catering Ibu Susan, dipetik langsung dari kebun itu. Untuk memperkenalkan kebun itu, Megan mendirikan sebuah rumah kecil dan showroom agar orang-orang yang mengelola kebun itu bisa beristirahat disana. Dan hasil kebun itu juga bisa dijual kepada warga di sekitar mansion.Gudang yang ada di sekat Mansion Stephenson juga sudah dipindahkan ke tempat yang lebih dekat dengan rumah tinggal untuk bodyguard. Halaman samping dan belakang Mansion Stephenson sudah di rombak ulang untuk memperkecil kemungkinan adanya penyusup ke dalam mansion itu.“Alex, apa suamiku sudah menelpon?” tanya Megan ketika teringat pada EthanSudah bebe
[“Katakan saja,”] ucap dokter Helena.[“Bisakah kakak ipar bersabar menemani kakakku seumur hidupnya? Maksudku, aku minta maaf karena sudah memaksa kalian untuk menikah. Aku akan bertanggung jawab kalau terjadi sesuatu padamu, kakak ipar,”] ucap Megan terdengar kasihan.Dokter Helena menarik nafas panjang lalu tersenyum lagi mendengar ucapan Megan. Sejujurnya menikah dengan Gregory tidak buruk juga. Toh, dia bukan lagi anak remaja yang harus merasakan cinta berbunga-bunga. Apalagi perlakuan Gregory padanya bisa dibilang cukup lembut.[“Aku bisa bertanggung jawab terhadap hidupku sendiri, Megan. Takdir yang membawa kami bertemu lalu menikah. Kamu hanya perantaranya saja. Well, jangan memikirkan yang seharusnya tidak perlu kau pikirkan. Aku dan kakakmu baik-baik saja. Ada atau tidak ada anak, kakakmu sudah bilang tidak apa-apa. Kalau sudah seperti itu, mungkin aku bisa mempertimbangkan untuk bersamanya selamanya,”] ucap dokter Helena.“Wifey, makanannya sudah datang. Kamu mau sampai kap
Dokter Helena meremat keras sprei yang menjadi alas tidurnya. Gregory sudah berhasil mendobrak masuk pertahanan Dokter Helena. Membuat wanita itu menjerit kesakitan sekaligus mendesis penuh gairah. Tidak lagi pembuktian yang perlu diungkapkan dengan kata-kata ketika noda merah tercetak jelas di atas sprei.Gregory terus menggerakkan tubuhnya dengan konstan. Setiap kali bergerak masuk, dokter Helena merasakan antara tubuhnya terasa terbelah sekaligus nikmat yang amat sangat. Gregory tahu betul bagaimana membuat dokter Helena tidak berhenti memanggil namanya dengan suara yang terdengar sangat menggoda.“Terus! Percepat!” Dokter Helena tidak bisa menahan dirinya dan ikut bergerak mencari kepuasannya.Gregory semakin bersemangat menghujam tubuh dokter Helena sampai mereka mencapai klimaks bersamaan. Dokter Helena menjambak rambut Gregory, membenamkan kelelakiannya ke dalam tubuh istrinya dan memuntahkan benih calon anak mereka. Masih belum puas, Gregory kembali menggerakkan tubuhnya sampa
Gregory tidak sabaran membawa dokter Helena ke dalam kamar pengantin mereka. Dia bahkan sudah menyiapkan helikopter untuk membawa mereka ke sebuah hotel termahal di sana. Mereka akan menghabiskan tiga hari bermalam dan bersantai di president suite room hotel itu.“Tidak apa-apa kita meninggalkan pesta begitu saja?” tanya dokter Helena sambil melihat keluar jendela helikopter yang sudah terbang ke langit.“Kau juga tidak senang dengan pesta semacam itu ‘kan? Mulai sekarang biasakan. Ada waktunya kau harus menghadiri pesta bersamaku. Sebagai Nyonya Stephenson, hanya itu yang perlu kau perhatikan,” ucap Gregory juga menatap keluar jendela.“Benarkah? Gampang sekali menjadi istrimu, Tuan Stephenson. Bagaimana dengan anak? Kau mau atau tidak?” tanya dokter Helena masih penasaran.“Aku sudah pernah bilang ‘kan. Megan yang akan melakukannya. Tapi kalau kau bersikeras, aku juga tidak keberatan membantumu. Sudah lama sekali sejak terakhir kali aku berolahraga,” sahut Gregory sambil tersenyum s
“Jadi kapan pernikahan kalian akan diadakan? Aku boleh usul?” tanya Ethan sambil mengelus lembut punggung Megan.Sejak beberapa hari ini Megan tidak mau melepaskannya sama sekali. Ethan harus selalu berada dalam jarak pandangnya atau Megan akan menjerit-jerit memanggil pria itu. Megan bahkan ikut ke kantor Wibisana Corp. hanya untuk menatap Ethan yang sedang sibuk bekerja. Untung saja kondisi kesehatan Megan dan kehamilannya sudah baik-baik saja.“Usul apa?” tanya Gregory memicingkan matanya curiga.“Boleh, usul aja yang banyak. Aku lagi malas mengurus pernikahanku,” sahut dokter Helena menyindir Gregory.Sejak dokter Helena menyetujui pernikahan itu, Gregory tidak membiarkannya hidup dengan tenang. Gregory memilih semua keperluan untuk pesta pernikahan dan juga mengundang banyak orang untuk merencanakan pernikahannya. Pendapat dokter Helena bahkan tidak didengar Gregory sama sekali.“Kamu ngambek, ya? Aku kan ingin yang terbaik untuk pernikahan kita. Sekali seumur hidup, kita berdua
“Eh, itu Alex sama siapa?” tanya dokter Helena sambil menunjuk ke arah Alex dan wanita itu.Keduanya secara bersamaan menoleh menatap dokter Helena dan berjalan mendekati mereka. Saat itu dokter Helena baru menyadari siapa wanita yang bersama dengan Alex.“Loh, suster Hanna? Kok bisa kesini? Ada apa?” tanya dokter Helena yang mengenali salah satu suster di rumah sakit Wibisana.“Dokter Helena, saya diminta mengantarkan obat untuk Nyonya Megan. Kebetulan ketemu Alex tadi di depan,” ucap suster Hanna lugas.Ucapan suster Hanna membuat Ethan, Gregory, dan dokter Helena saling pandang lalu tersenyum curiga. Ketiganya kompak memicingkan matanya menatap Alex yang terlihat salah tingkah. Wajah pria itu sudah memerah dan terlihat tidak berani menatap balik pada Tuannya.“Kalian kok sepertinya sangat akrab ya. Apa ada sesuatu?” tanya Gregory curiga.“Itu .. Tuan. Anu ….” Alex menelan salivanya sebelum memberanikan dirinya untuk menjawab.“Kami bersahabat waktu SMA, Tuan. Sudah lama kami tidak
Beberapa hari kemudian di Mansion Stephenson, semua orang sedang berkumpul untuk merayakan ulang tahun Megan. Gregory sudah menyiapkan sebuah pesta kebun di samping kolam renang hanya untuk keluarga dan orang-orang terdekat mereka. Bahkan bodyguard dan pelayan juga berkumpul untuk ikut merasakan hari bahagia bertambahnya usia Megan.Adam dan Marco sudah membaik dari luka-luka mereka dan datang ke mansion itu bersama istri masing-masing. Gwen dan Delia sekarang sibuk membantu suami mereka yang sedang memanggang daging dan ayam. Moji dan Boni juga tidak kalah datang membawa para istri mereka. Dan tampaknya kedua istri mereka saat ini sedang hamil muda.Ilham dan Michela tampak duduk berduaan di gazebo kayu di dekat kolam renang. Orang tua Ethan itu sedang bicara tentang rencana mereka untuk kembali rujuk. Michela berencana untuk tinggal di Mansion Wibisana untuk menjaga Megan yang sedang hamil. Sedangkan Ilham akan menyerahkan semua sahamnya pada Megan. Keputusan itu sudah Ilham sampaik