"sebenarnya apa sih yang kamu lihat dari wanita itu, hah? Dia itu nggak ada baik-baiknya, tidak ada yang patut di banggakan, Rendy."Aku tidak percaya dengan ucapan ibu. aku kira selama ini sudah mengenali mereka, nyatanya tidak. mungkin memang seperti ini jika tidak ada hubungan darah. Pemikiran kami sering tidak sejalan. hubungan kami hanyalah sebatas anak dan orang tua angkat saja."Kenapa Ibu bicara seperti itu? Rendy sama sekali tidak melihat orang dari penampilan. juga tidak melihat orang di status sosial. itukan yang dulu Ibu katakan pada Rendy? Lalu kenapa apa yang Ibu katakan berbanding terbalik?""ya itu dulu, sekarang beda Rendy. Sekarang udah beda jaman, harusnya kamu sadar diri kamu siapa tanpa kami? Kamu tidak akan seperti ini. Dan bisa nggak sekali ini saja kamu turutin permintaan ayah sama ibu.""Emang selama ini Rendy tidak pernah melakukan apa yang ayah sama ibu perintahkan? apa enggak salah dengan apa yang Ibu ucapkan Baru saja? Apa enggak salah bicara? bukankah sel
POV AyuDari awal aku sudah merasakan aura yang tidak baik terhadap kedua orang tua Rendy. rupanya hal itu pun bisa dirasakan oleh anakku, Najma.Tapi aku berusaha untuk tidak suudzon, terlebih bukankah ada yang mengatakan Jangan melihat seseorang dari penampilan? seperti halnya sekarang yang aku alami. dari luar kedua orang tua Rendy terlihat dingin dan Jutek. tidak ada sedikit pun ekspresi walau senyum tipis.sudah setengah jam lamanya Rendy meninggalkan aku dan najma di ruang tamu. sementara itu, handphone Rendy terus saja berdering. mungkin kalau seandainya hanya Satu panggilan aku tidak akan terlalu mempedulikannya itu artinya memang tidak ada hal yang penting.tapi masalahnya ini panggilan yang 5 kalinya, itu artinya panggilan ini sangat urgent dan sangat penting.akhirnya aku pun memberanikan diri untuk mencari Rendy di lantai atas, Takut jika panggilan ini penting. Aku pun berinisiatif untuk menyerahkan handphone Rendy. "Najma, mama ke atas dulu, ya. mama mau kasih handphone
aku langsung kembali ke lantai bawah tepatnya ke ruang tamu. Aku tidak ingin ketahuan Tengah menguping, tentunya jika aku ketahuan maka nilai buruk ku akan semakin banyak saja.aku berjalan menuruni anak tangga dengan tatapan kosong, pikiranku terus saja tertuju pada pembicaraan antara Rendy dan kedua orang tuanya.apakah status sosial itu penting? apakah status perkawinan pun penting? sehingga jika kita berada di status sosial bawah maka kita pantas direndahkan , tidak pantas untuk mereka yang memang berada di status sosial tinggi.lalu untuk status pernikahan apakah menjadi seorang janda itu dosa? apakah seorang janda selalu dipandang buruk oleh orang lain? Selalu di diskriminasi kan. mungkin ada sebagian oknum yang tidak bertanggung jawab atas statusnya. Tapi percayalah Tidak semua seperti itu. Jangan hanya karena oknum tertentu yang merusak nama status janda, sehingga orang yang tidak pernah neko-neko pun terlibat dan disamakan dengan mereka.menjadi janda pun bukanlah keinginanku.
keesokan harinya...Rendy berjanji akan menjemput ku dan Najma untuk kembali ke rumahnya bertemu kedua orangtuanya. Meskipun aku dan Najma sama-sama memiliki firasat buruk mengenai orang tua Rendy. namun sebisanya aku menyembunyikan Aku tidak ingin membuat trendi kecewa atas sikapku inisekitar pukul empat sore, Rendy tiba di rumah sengaja dia menjemput kami sore karena aku dan Rendy berencana akan mengadakan makan malam bersama kedua orang tuanya dan aku yang akan memasak semua makanannya. karena kebetulan orang tua Rendy pergi, jadi aku memiliki kesempatan untuk memasak berharap bisa mengambil hati mereka walaupun sedikitjujur aku memang tidak terlalu yakin akan berhasil tapi jika belum mencobanya maka aku tidak akan tahu hasilnya maka daripada itu Aku memberanikan diri."semuanya udah siap kan Ren?" tanyaku pada Rendy Kala kami baru saja tiba di rumahnya"semua udah tersedia, nanti yang akan kamu masak adalah makanan kesukaan mereka," terang Rendy padaku.aku menghela nafas berat
Mungkin sebaiknya aku dan Najma tidak pernah datang ke sini. Karena aku yakin sekeras apa pun aku berusaha, kedua orang tuanya tidak akan pernah merestui.Aku sadar diri, siapa aku sebenarnya. Wanita sebatang kara yang mana nasib rumah tangganya hancur. Keluarga mana yang mau memungut aku sebagai menantunya? Tentunya tidak akan pernah ada."Mohon maaf atas kelancangan saya." tuturku lalu aku beranjak bangun, aku hendak membereskan makanan yang tadi aku masak."Saya akan buang, makanannya." Saat aku ingin membereskan makanannya, Rendy menahan. Tapi, aku sudah tidak ingin lagi membuat orang tuanya semakin membenciku. Hingga aku tidak pedulikan kicauan Rendy."Jangan Ayu! Jika mereka tidak ingin memakannya, biar kita saja yang makan.""Rendy, kenapa kamu lebih membela wanita ini? Dia wanita di bawah level kita. Kamu pantasnya dengan wanita yang sudah ibu dan ayah pilihkan." ucap ibunya Rendy.Seketika aku langsung menoleh tatkala ibunya menyebut wanita pilihan mereka. Itu artinya Rendy s
Kami masih berdiam diri di dalam mobil. Aku kira Rendy akan keluar dan benar-benar berkunjung ke pemakaman ibunya namun dugaanku salah. Rendy malah memilih menelungkupkan kepalanya ke setir mobil dengan diam tanpa ada sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya.Saat itu malam semakin larut, hening hanya terdengar suara jangkrik dan hewan-hewan malam lainnya. Aku terus menatap Rendy yang kala itu masih saja menelungkupkan kepalanya menyembunyikan wajahnya di antara kedua lengan dan kemudi setir.Hatiku sakit melihat Rendy seperti ini, ternyata pria yang selalu terlihat ceria ini menyimpan begitu banyak luka. Begitu banyak menyimpan rahasia dan begitu banyak misteri yang belum aku ketahui."Apa kamu tidak penasaran dengan hidupku, Ayu?" tanya Rendy dengan posisi dirinya masih menelungkupkan kepalanya di atas setir.Aku diam, belum merespons ucapan dari Rendy. takut Akan ada kalimat-kalimat lainnya keluar. Setelah beberapa detik tidak ada lanjutan aku pun buka suara."Jika kamu tidak ing
POV author...Satu Minggu sebelum tragedi terorBrak!....Monica mengebrak meja dengan kerasnya, saat ia melihat isi kiriman dari Indonesia. Dia tidak percaya dengan apa yang ia lihat. Monica melihat beberapa foto yang mana di sana ada Rendy tengah bersama seorang wanita dan seorang anak perempuan."Ini enggak boleh terjadi, Yah. Bagaimanapun dia harus menikah dengan anak Pak Davin," protes Monica pada suaminya--Candra. Ia bahkan melempar foto-foto yang tadi ia lihat.Monica lalu membanting punggung tubuhnya hingga bersandar pada sandaran sofa rumahnya. Jangan lupakan wajahnya terlihat penuh amarah."Lantas kita harus seperti apa, Bu? Menggagalkan niat anak kita?" ucap Chandra menimpali kemarahan Monica.Monica dengan sinisnya menatap suaminya itu dengan mata yang melotot."Harus dong, Yah. bagaimanapun juga Rendy harus menikah dengan anak Pak Davin bukan wanita itu. Coba lihat Bagaimana masa depan Rendy jika menikahi wanita seperti dia?" sungut Monica dengan kesalnya.Chandra tertawa
"Kurang ajar! Kenapa harus gagal?" amuk Melly kepada tiga pesuruhnya, lalu Melly menatap ke arah ketiga pesuruhnya dengan mata melotot. Jangan lupakan tangannya terangkat lalu menampar satu persatu pesuruhnya itu dengan sangat keras.Ketiganya langsung memegangi pipinya yang terasa panas bekas di tampar. "Kalian bodoh! Bukankah kalian janji akan sukses melakukan hal ini hah? tapi kenapa kalian malah gagal? rencanaku jadi berantakan gini." Keluh Melly ia bahkan terlihat menjambak rambutnya sendiri. "Sekarang kalian secepatnya harus pergi dari sini. aku tidak ingin Rendy menemukan kalian. Karena aku yakin setelah ini dia akan mengecek CCTV, jika dia tahu kamu salah satunya tamat sudah riwayat ku dan juga riwayatmu. karena aku yakin kamu pasti akan buka mulut jika sebenarnya kamu disuruh olehku," sambung lagi Melly pada ketiganya."Ampun, ampun nona. Sungguh kami hampir saja berhasil tapi tiba-tiba....""Aku gak peduli apapun alasan kalian! Aku gak mau dengar. intinya kalian itu bodoh
Ayu bicara seperti itu seraya tersenyum malu-malu. Sebab apa yang ia katakan memang benar adanya. Jika ia hanya mencintai Marvel dan sampai kapan pun akan Terus seperti itu. Sedangkan perasaanya pada Rendy, itu hanyalah sebatas suka karena kebaikannya dan ketulusannya pada Najma serta dirinya. Bukan suka karena perasaan cinta. Apa mungkin dia akan menyia-nyiakan orang sebaik Rendy? Terlebih saat itu posisi Najma membutuhkan sosok seperti Rendy. Rendy dan Marvel tidak jauh berbeda. mereka memiliki sifat lembut pada Najma m mereka pun sama-sama menyayangi Najma . Tidak percaya dengan ucap Ayu, membuat Marvel kembali menanyakan hal tersebut. "Apa? tadi kamu bicara apa?" tanya ulang Marvel. "Aku masih mencintaimu, dari dulu sampai sekarang." ucapan Ayu. satu fakta yang selama ini selalu ia sembunyikan. Ayu langsung menutup wajahnya saking malu. Kenapa bisa ia bilang seperti tadi? Ayu yakin Marvel langsung bertanya-tanya maksud ucapannya. mobil pun sengaja ia tepikan, ia ter
Dari sudut berbeda, sebenarnya Marvel pun melihat interaksi antara Ayu dan Rendy. Marvel terus memperhatikan Tanpa berkedip barang sedikitpun. Ia tidak ingin kehilangan pandangan interaksi Ayu dan Rendy. Marvel merasa jika Rendy sangat mencintai Ayu sampai sekarang. Cinta yang begitu tulus dan besar. ia seorang pria pun mampu untuk merasakannya. Sementara untuk Ayu, Marvel bingung arti dari tatapannya itu. Namun yang bisa ia tangkap jika pandangan ayu terlihat seperti seorang wanita yang meminta pada kekasihnya untuk melupakan semua kenangan di antara mereka. Melupakan cinta yang pernah ada dan melupakan apa pun yang berhubungan dengan keduanya. Lalu Marvel berpikir, apakah mungkin Ayu sempat menyukai Rendy? Andai ia tidak bertemu dengan Ayu mungkin selamanya ia tidak akan pernah sembuh. Dan ia tidak akan pernah bisa memiliki Ayu. Melihat ayu yang hendak berlalu, Marvel pun buru-buru pergi sebelum ia melihat dirinya dan ketahuan tengah menguping pembicaraan dengan Rendy. Ma
Setelah dua jam lamanya Ayu diintrogasi oleh keluarga Marvel, akhirnya kini ia bisa bebas. Ia senang pada akhirnya keluarga Marvel setuju dengan hubungan dirinya dengan Marvel. meskipun masih ada perasaan tidak rela di hati Maureen. Ayu tahu karena ia bisa melihat sendiri tatapan Maureen penuh ketidaksukaan. Ayu saat ini tengah berada di balkon, ia sedang menikmati kesendiriannya, sebab saat ini Marvel ingin diberi waktu untuk bicara dengan keluarganya saja. "Apa aku boleh di sini?" tiba-tiba suara seseorang yang sangat ia kenali terdengar. Ayu tidak menjawab, ia malah mencengkeram pagar pembatas balkon. entahlah! ia masih merasa takut jika bertemu Rendy. Ia takut dituduh yang tidak-tidak. ia trauma dengan hal seperti itu. "Ayu...." panggil Rendy saat ayu tidak kunjung merespon ucapannya.. "Pergi! Aku tidak ingin melihat wajahmu!" usir ayu tanpa sedikitpun melihat orangnya. Rendy tahu Ayu seperti ini karena dirinya, karena ia tidak percaya sepenuhnya. Andai waktu itu ia pe
Semua berkumpul di ruang tamu seusai acara akad pernikahan sederhana antara Rendi dan Melly. mereka saling pandang sebab dari setiap orang memiliki pertanyaan di benak mereka. Ayu yang bertanya-tanya kenapa bisa Rendy dan melly menikah, sedangkan yang ia tahu hubungan keduanya begitu sangat renggang bagaikan kucing dan tikus yang saling menjelekkan dan saling menghindari satu sama lain. Melly dan Rendy Yang bertanya-tanya kenapa Ayu bisa bersama dengan Marvel. kemudian Davin dan Mauren pun memiliki pertanyaan yang sama ditambah ke mana saja selama ini selama 8 bulan menghilang. Rendy yang sedari tadi terus saja menatap Ayu, sementara Ayu yang merasa ditatap hanya tertunduk dengan meremas jari jemarinya. hal yang tidak ingin Ia hadapi ini harus terjadi, ia harus bertemu dengan Rendy begitu cepat "Marvel bisa kamu jelaskan ke mana selama ini dan kenapa kamu bisa dengan wanita ini," ucap Maureen memecah keheningan dengan nada sedikit sinis ketika mengucapkan kata wanita ini. "Dia
ayu sudah siap, begitu juga dengan MArvel. sementara najma ia sengaja tidak membawa anak gadisnya itu, ia menitipkan najma pada bu widya, najam lebih anteng jika bersama cicit bu widya. untuk bertemu orang tua Marvel mereka memesan taksi. dikarenakan untuk saat ini marvel tidak memiliki apa-apa. harta bendanya ada di jakarta, sedangkan dompet miliknya yang berisi kartu kredit dan debit hilang saat ia di rampok. sepanjang perjalanan, ayu terus mersa cemas. dalam pikirannya terus terpikirkan bagaimana jika ia bertemu dengan Rendy? apa yang akan dia lakukan? meskipun benar kota cimahi itu luas barang kali orang tua marvel berada di tempat yang jauh dari Rendy. Marvel yang melihat ayu terus gelisah, berusaha untuk menenangkan, memberikan support system. Marvel meraih tangan ayu lalu menggenggamnya dengan sangat erat, "Tenang! jangan khawatir, percayalah kedua orangtuaku sangat bijak, mereka tidak akan membuat kamu merasa canggung." "Tapi,,,," "percayalah sama aku." Ayu mengang
Kini Rendy dan Melly tengah di interogasi oleh Monica. Wanita berusia 50 tahun itu teramat syok. Ia tidak menyangka anak laki-laki bisa berbuat dibatas kewajaran."Harusnya kamu bilang ke ibu, jika kamu ingin secepatnya menikah. Enggak harus kaya gini," tutur Monica dengan tenang. Ia sudah bisa mengontrol diri. "Tidak Bu! Rendy sama sekali tidak ingin secepatnya menikah. Rendy hanya....""Rendy memaksa, Bu. Aku tidak bisa berbuat apa-apa. Terlebih malam itu Rendy mabuk. Ibu tahu sendirikan bagaimana sikap orang yang sedang mabuk? Sekeras apa pun aku menghindar tenagaku kalah kuat. Meskipun aku memang menginginkan Rendy, tapi aku tidak segila itu berani menyerahkan kehormatanku.'' Melly sengaja berkata seperti itu untuk menarik simpati dari Monica hingga Monica mendukung dirinya untuk dinikahi oleh Rendy.Kenyataannya, ia memang tidak bisa menghindari pesona Rendy. Ia terbawa suasana hingga dengan sukarela menyerahkan apa yang selama ini ia jaga."Kau mabuk, Ren?" Tanya Monica, ia tid
"Uuh,"Rendy melenguh, tak lupa ia memegangi kepalanya yang terasa berdenyut itu. Sepertinya efek minum minuman beralkohol membuat kepalanya sakit. Saat ia berusaha untuk bangun, ia mulai menyadari sesuatu. Ia merasa ada sesuatu yang menindih tubuhnya. Lalu ia arahkan pandangannya ke arah perutnya. Dan apa yang terjadi? Rendy langsung menutup mulutnya ia hampir berteriak karena terkejut. Ia tak percaya kenapa ia berada di atas ranjang yang sama bersama Melly. Terlebih melihat posisi Melly yang tidur di atas dadanya. Lebih membingungkan lagi, saat ia mendapati dirinya tak berpakaian begitu juga dengan Melly."Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa aku tidak ingat apapun?" Batin Rendy, ia tidak bisa mengingat apa yang terjadi.Ia berusaha untuk mengingat kembali, apa yang terjadi hingga ia bisa berakhir di atas ranjang bersama Melly. Terakhir yang ia ingat adalah saat ia harus meminum sebotol minuman keras demi menyelamatkan Melly. Lalu setelah itu memorinya sekilas terputar saat dirinya
Satu botol minuman keras sudah habis ditenggak oleh Rendy. Sedangkan kedua pria mabuk itu tersenyum lepas seraya melepaskan cekalan ditangan Melly.Mereka mendorong Melly ke arah Rendy dan dengan sigap Rendy memegangi tubuh Melly agar tidak terjatuh."Nih! kami percaya.Sekarang aku kembalikan padamu dan selamat menikmati malam panas bersama," ucap salah satu dari mereka berdua.Melly Paham maksud pria itu. Karena ia tidaklah terlalu bodoh dalam urusan tersebut. Selepas kepergian mereka, Melly langsung menoleh pada Rendy yang sudah mulai kehilangan setengah kesadarannya. "Kenapa kamu lakuin ini? Padahal kamu tinggal pergi gak usah pedulikan aku. Aku gak tega melihat kamu seperti ini." Ucap Melly ia terisak-isak."Berhenti menangis! Dan jangan terlalu percaya diri, aku menolongmu bukan karena aku peduli apa lagi memaafkan kamu. Tapi karena aku sangat menghargai wanita. Jikapun wanita yang mereka ganggu bukanlah Kamu, aku pun akan melakukan hal sama," ucap Rendy, di tengah usahanya unt
Melly tidak akan menyerah begitu saja. Ia akan berjuang sekali lagi untuk mengambil hati Rendy. Mungkin dulu perjuangannya kurang maksimal. Karena ia hanya bisa sebatas menatap dari kejauhan. Tapi sekarang, ia akan terus hadir dihadapan Rendy. Sampai Rendy merasa ketulusannya, merasakan cintanya dan merasakan perjuangannya untuk mengambil hatinya.Sejak kejadian di toko ayu malam itu. Melly terus saja mengikuti Rendy. Bahkan malam ini ia terkejut saat mengikuti Rendy tapi Rendy malah masuk ke klub malam. Tentunya membuat Melly takut. Karena sebelumnya Rendy tidak pernah menginjakkan kakinya ke tempat buruk itu.Untuk saat ini, ia sama sekali tidak memiliki keberanian untuk masuk. Ia takut jika masuk seorang diri meskipun di sana ada Rendy. Selama kurang lebih satu jam lamanya ia menunggu. Rendy masih tidak terlihat, belum ada tanda-tanda Rendy akan pulang. Melly semakin khawatir, ia takut terjadi sesuatu di sana mengingat ini adalah kali pertama Rendy mengunjungi tempat terlaknat sep