"Kurang ajar! Kenapa harus gagal?" amuk Melly kepada tiga pesuruhnya, lalu Melly menatap ke arah ketiga pesuruhnya dengan mata melotot. Jangan lupakan tangannya terangkat lalu menampar satu persatu pesuruhnya itu dengan sangat keras.Ketiganya langsung memegangi pipinya yang terasa panas bekas di tampar. "Kalian bodoh! Bukankah kalian janji akan sukses melakukan hal ini hah? tapi kenapa kalian malah gagal? rencanaku jadi berantakan gini." Keluh Melly ia bahkan terlihat menjambak rambutnya sendiri. "Sekarang kalian secepatnya harus pergi dari sini. aku tidak ingin Rendy menemukan kalian. Karena aku yakin setelah ini dia akan mengecek CCTV, jika dia tahu kamu salah satunya tamat sudah riwayat ku dan juga riwayatmu. karena aku yakin kamu pasti akan buka mulut jika sebenarnya kamu disuruh olehku," sambung lagi Melly pada ketiganya."Ampun, ampun nona. Sungguh kami hampir saja berhasil tapi tiba-tiba....""Aku gak peduli apapun alasan kalian! Aku gak mau dengar. intinya kalian itu bodoh
Melly berusaha untuk melepaskan diri. Namun, usahanya sia-sia yang ada ia merasa kelelahan. ia sudah tidak memiliki lagi tenaga untuk melepaskan diri.'Kurang ajar! awas saja kalian, aku akan membalas perbuatan kalian!' ucap Melly dalam hati.Beberapa menit kemudian, tiga pesuruhnya yang kini berkhianat kembali setelah berhasil menggeledah seluruh isi rumah Melly. mereka datang dengan sebuah senyuman bahagia. Namun dibalik kebahagiaan mereka ada Melly yang terus mengutuk ketiganya."hmmmm, mmmm,"Ketiganya menoleh ke arah Melly yang baru saja menggeram. "Dia tidak kasih kita uang, tapi kita berhasil membawa barang-barang berharganya. lumayan kan buat dijual lagi. aku yakin hasilnya akan banyak," ucap Maman kepada kedua temannya."Kau benar, Man. Dia harus tahu siapa kita, kita juga tidak gapang untuk ditindas apalagi oleh seorang wanita," tukas Deri seraya tersenyum miring."SEkarang kita tidak punya banyak waktu. KIta harus hapus rekaman CCTV setelah itu kita segera meninggalkan kot
Kening REndy berkereut seraya matanya memicing ia mencari kebenaran dari perkataan Ayu. Sialnya, ia melihat raut wajahkebenaran jika Ayu tidaklah berbohong. bukan halitu yang membuat ia melamuntapi ada hal lainnya."Jika bukan karena itu, lalu karena apa?" tanya REndy penasaran."Coba lihat ke seberang sana!" Ayu menunjuk ke arah toko Melly. Rendy pun mengikuti arah telunjuk Ayu menunjuk. setelah tahu, Rendy lalu menatap pada Ayu dengan segudang pertanyaan.."Apa hubungannya toko di seberang sana dengan kamu?" tanya Rendy pada Ayu. Ia sama sekali belum paham Pandangan Ayu yang awalnya mengarah ke toko Melly kini mengarah ke Rendy yang duduk tepat di sampingnya."Jelas ada kaitannya lah, Ren. sebab dari tadi aku diem, aku seperti orang melamun itu karena memikirkan toko itu. kenapa toko itu tutup biasanya juga nggak, ke mana Melly?" ucap Ayu seraya kembali pandangan menatap ke arah toko Melly."Kenapa kamu repot-repot mikirin Melly? dia udah jahat sama kamu loh?" ucap Rendy,
Tubuh Melly lemas, sekuat apa pun ia berusaha melepaskan diri hasilnya sama saja, ikatannya tidak lepas sebab ikatannya terlalu kuat. Lalu ia mencoba untuk berteriak, itu pun berakhir sia-sia karena tidak akan ada yang mendengar mulutnya di bekam lakban.Sifat sombong dAn angkuhnya masih saja mendominasi meski ia berada di situasi genting. Meski ia berada di antara hidup dan mati. Hobinya yang senang mengumpat mengatai dan mendoakan hal yang buruk masih sempat ia lakukan. "Ini semua gara-gara Ayu. Awas saja Ayu semenjak kamu datang ke sini semuanya hancur. Aku membencimu!" Umpat Melly dalam hatinya Melly berusaha untuk duduk. Bagaimanapun caranya ia harus bisa keluar dari rumahnya. Setidaknya jika ia berhasil keluar akan mudah bertemu orang lalu bisa menolongnya. Ia tidak ingin mati konyol. Kelaparan dan kehausan karena diikat oleh suruhannya yang berkhianat."Aku harus bisa selamat, aku tidak ingin mati dulu sebelum membalas dendam pada Ayu. Aku ingin dia merasakan apa yang aku ras
Perlahan kedua mata Melly mengerjap, kesadaran Melly sudah kembali. Namun baru saja terbuka mata melly kembali terpejam seraya meringis. mungkin matanya terlalu silau oleh cahaya lampu rumahnya. mungkin.Melihat melly sudah sadar membuat ayu bernapas lega, setidaknya Rendra senang bisa mengobati ke khawatiran bertanya."Kau baik-baik saja, kan Mel?" tanya Ayu pada melly yang mana melly masih belum membuka matanya meskipun sudah siuman."Apa yang terjadi?" tanya Melly dengan mata yang masih terpejam sungguh ia lupa apa yang sudah terjadi padanya."Harusnya kami yang bertanya, ada apa, siapa yang melakukan ini padamu?" kini giliran REndy yang buka suara.Melly tertegun saat mendengar suara REndy, sepertinya dia sangat kenal suara Rendy, hingga ia berusaha membuka matanya secara perlahan. dan ketika terbuka dengan sempurna, kedua matanya terlihat berbinar."Kau.... sungguh? Apakah beneran Rendy? ucap Melly seraya tangan yang terangkat hendak menyentuh pipi Rendy namun Rendy sedikit menja
Ada mungkin sekitar lima belas menitan, Ayu datang dengan mobil Rendy tentunya Rina yang menjadi sopir.Ayu dan Rina turun, lalu meminta Rendy untuk segera membawa Melly ke rumah sakit. Ayu takut Melly kenapa-kenapa karena keadaan Melly terlihat begitu kacau."Cepat bawa ke rumah sakit," ucap Ayu kepada Rendy seraya menyerahkan kunci mobil."Kamu juga ikut, ya. temani aku," ucap Rendy pada Ayu. "Aku enggak bisa ikut, Ren. aku mau melihat dulu ke dalam barangkali ini ulah pencuri atau...""Itu urusan aku nanti, Yu. Sekarang ikut aku karena nanti di sana Aku nggak bisa ngapa-ngapain. setidaknya kalau ada kamu ada yang bisa membantuku."Ayu terdiam sebelum akhirnya ia setuju untuk ikut dengan Rendyi ke rumah sakit.Akhirnya mereka pun berangkat ke rumah sakit, mereka mengantar Rina terlebih dulu ke toko Ayu.Sepanjang perjalanan ke rumah sakit, Ayu terus saja menengok ke belakang di mana Melly berada. mata Melly masih saja tertutup, wajah pucatnya terlihat begitu menyedihkan di mata Ayu
"sudah?" ucap Ayu pada Rendy sudah yang dimaksud Ayu adalah memberitahu kedua orang tua Melly jika anaknya di rumah sakit."sudah, mereka akan segera ke sini. nanti kalau mereka sudah datang kita pulang ya. Kamu juga harus istirahat dan Najma pasti menunggumu," usul Rendy pada Ayu dan disetujui olehnya."Iya terserah kamu, aku ikut," balas Ayu.Kini Melly sudah dipindahkan ke ruang rawat. namun Melly belum sadarkan diri. Sementara itu Rendy dan Ayu duduk di ruang tunggu. Tak lama datanglah orang tua Melly. Mereka berlari kecil menghampiriku terlihat jelas rona kekhawatiran."Ren di mana Melly? kenapa bisa seperti ini?" tanya Maureen yang khawatir akan keadaan anaknya."Sebenarnya Rendi juga nggak tahu pasti. tapi polisi sedang menyelidiki kasus ini, jadi tante dan Om tenang saja.""Terima kasih, Ren udah menolong Melly. Tante tidak bisa bayangin jadinya Gimana jika dia tidak kamu temui," sambung Davin ayah dari Melly."Tapi...." perkataan Rendy terpotong oleh perkataan Mauren yang lan
"Apa Om? tadi Om bilang apa?" tanya Ayu sebab perkataan Davin tadi samar-samar."Oh tidak tidak apa-apa. lupakan saja,"Ayu mengangguk mengerti, maka dari itu ia tidak akan menanyakan lagi. biarkan saja dirinya tahan rasa keinginan tahuannya dengan yang diucapkan Davin."Coba kamu telepon Rendy. Om yakin kalau enggak ditelepon Rendy enggak akan pulang. Terus kalau kamu masuk keruangan Om yakin kamu tidak akan mau. makanya om usulin kamu telepon Rendy dan bilang cepat pulang ." sambung lagi Davin."Tapi kenapa Om?" tanya Ayu. Ia begitu penasaran kenapa ayahnya Melly malah memintanya untuk membawa pulang Rendy. Ada permainan apa lagi ini?"Karena Om yakin, anak Om nggak akan biarin Rendy pergi. kejadian ini akan dijadikan Melly untuk menahan Rendy, percaya sama om," terang Davin. membuat ayu semakin di redup kebingungan Ayu terdiam sejenak, sebenarnya ada begitu banyak pertanyaan Di benak Ayu. salah satunya apa yang tidak ia ketahui mengenai Rendy dan dan keluarga Melly? Kenapa dirinya
Ayu bicara seperti itu seraya tersenyum malu-malu. Sebab apa yang ia katakan memang benar adanya. Jika ia hanya mencintai Marvel dan sampai kapan pun akan Terus seperti itu. Sedangkan perasaanya pada Rendy, itu hanyalah sebatas suka karena kebaikannya dan ketulusannya pada Najma serta dirinya. Bukan suka karena perasaan cinta. Apa mungkin dia akan menyia-nyiakan orang sebaik Rendy? Terlebih saat itu posisi Najma membutuhkan sosok seperti Rendy. Rendy dan Marvel tidak jauh berbeda. mereka memiliki sifat lembut pada Najma m mereka pun sama-sama menyayangi Najma . Tidak percaya dengan ucap Ayu, membuat Marvel kembali menanyakan hal tersebut. "Apa? tadi kamu bicara apa?" tanya ulang Marvel. "Aku masih mencintaimu, dari dulu sampai sekarang." ucapan Ayu. satu fakta yang selama ini selalu ia sembunyikan. Ayu langsung menutup wajahnya saking malu. Kenapa bisa ia bilang seperti tadi? Ayu yakin Marvel langsung bertanya-tanya maksud ucapannya. mobil pun sengaja ia tepikan, ia ter
Dari sudut berbeda, sebenarnya Marvel pun melihat interaksi antara Ayu dan Rendy. Marvel terus memperhatikan Tanpa berkedip barang sedikitpun. Ia tidak ingin kehilangan pandangan interaksi Ayu dan Rendy. Marvel merasa jika Rendy sangat mencintai Ayu sampai sekarang. Cinta yang begitu tulus dan besar. ia seorang pria pun mampu untuk merasakannya. Sementara untuk Ayu, Marvel bingung arti dari tatapannya itu. Namun yang bisa ia tangkap jika pandangan ayu terlihat seperti seorang wanita yang meminta pada kekasihnya untuk melupakan semua kenangan di antara mereka. Melupakan cinta yang pernah ada dan melupakan apa pun yang berhubungan dengan keduanya. Lalu Marvel berpikir, apakah mungkin Ayu sempat menyukai Rendy? Andai ia tidak bertemu dengan Ayu mungkin selamanya ia tidak akan pernah sembuh. Dan ia tidak akan pernah bisa memiliki Ayu. Melihat ayu yang hendak berlalu, Marvel pun buru-buru pergi sebelum ia melihat dirinya dan ketahuan tengah menguping pembicaraan dengan Rendy. Ma
Setelah dua jam lamanya Ayu diintrogasi oleh keluarga Marvel, akhirnya kini ia bisa bebas. Ia senang pada akhirnya keluarga Marvel setuju dengan hubungan dirinya dengan Marvel. meskipun masih ada perasaan tidak rela di hati Maureen. Ayu tahu karena ia bisa melihat sendiri tatapan Maureen penuh ketidaksukaan. Ayu saat ini tengah berada di balkon, ia sedang menikmati kesendiriannya, sebab saat ini Marvel ingin diberi waktu untuk bicara dengan keluarganya saja. "Apa aku boleh di sini?" tiba-tiba suara seseorang yang sangat ia kenali terdengar. Ayu tidak menjawab, ia malah mencengkeram pagar pembatas balkon. entahlah! ia masih merasa takut jika bertemu Rendy. Ia takut dituduh yang tidak-tidak. ia trauma dengan hal seperti itu. "Ayu...." panggil Rendy saat ayu tidak kunjung merespon ucapannya.. "Pergi! Aku tidak ingin melihat wajahmu!" usir ayu tanpa sedikitpun melihat orangnya. Rendy tahu Ayu seperti ini karena dirinya, karena ia tidak percaya sepenuhnya. Andai waktu itu ia pe
Semua berkumpul di ruang tamu seusai acara akad pernikahan sederhana antara Rendi dan Melly. mereka saling pandang sebab dari setiap orang memiliki pertanyaan di benak mereka. Ayu yang bertanya-tanya kenapa bisa Rendy dan melly menikah, sedangkan yang ia tahu hubungan keduanya begitu sangat renggang bagaikan kucing dan tikus yang saling menjelekkan dan saling menghindari satu sama lain. Melly dan Rendy Yang bertanya-tanya kenapa Ayu bisa bersama dengan Marvel. kemudian Davin dan Mauren pun memiliki pertanyaan yang sama ditambah ke mana saja selama ini selama 8 bulan menghilang. Rendy yang sedari tadi terus saja menatap Ayu, sementara Ayu yang merasa ditatap hanya tertunduk dengan meremas jari jemarinya. hal yang tidak ingin Ia hadapi ini harus terjadi, ia harus bertemu dengan Rendy begitu cepat "Marvel bisa kamu jelaskan ke mana selama ini dan kenapa kamu bisa dengan wanita ini," ucap Maureen memecah keheningan dengan nada sedikit sinis ketika mengucapkan kata wanita ini. "Dia
ayu sudah siap, begitu juga dengan MArvel. sementara najma ia sengaja tidak membawa anak gadisnya itu, ia menitipkan najma pada bu widya, najam lebih anteng jika bersama cicit bu widya. untuk bertemu orang tua Marvel mereka memesan taksi. dikarenakan untuk saat ini marvel tidak memiliki apa-apa. harta bendanya ada di jakarta, sedangkan dompet miliknya yang berisi kartu kredit dan debit hilang saat ia di rampok. sepanjang perjalanan, ayu terus mersa cemas. dalam pikirannya terus terpikirkan bagaimana jika ia bertemu dengan Rendy? apa yang akan dia lakukan? meskipun benar kota cimahi itu luas barang kali orang tua marvel berada di tempat yang jauh dari Rendy. Marvel yang melihat ayu terus gelisah, berusaha untuk menenangkan, memberikan support system. Marvel meraih tangan ayu lalu menggenggamnya dengan sangat erat, "Tenang! jangan khawatir, percayalah kedua orangtuaku sangat bijak, mereka tidak akan membuat kamu merasa canggung." "Tapi,,,," "percayalah sama aku." Ayu mengang
Kini Rendy dan Melly tengah di interogasi oleh Monica. Wanita berusia 50 tahun itu teramat syok. Ia tidak menyangka anak laki-laki bisa berbuat dibatas kewajaran."Harusnya kamu bilang ke ibu, jika kamu ingin secepatnya menikah. Enggak harus kaya gini," tutur Monica dengan tenang. Ia sudah bisa mengontrol diri. "Tidak Bu! Rendy sama sekali tidak ingin secepatnya menikah. Rendy hanya....""Rendy memaksa, Bu. Aku tidak bisa berbuat apa-apa. Terlebih malam itu Rendy mabuk. Ibu tahu sendirikan bagaimana sikap orang yang sedang mabuk? Sekeras apa pun aku menghindar tenagaku kalah kuat. Meskipun aku memang menginginkan Rendy, tapi aku tidak segila itu berani menyerahkan kehormatanku.'' Melly sengaja berkata seperti itu untuk menarik simpati dari Monica hingga Monica mendukung dirinya untuk dinikahi oleh Rendy.Kenyataannya, ia memang tidak bisa menghindari pesona Rendy. Ia terbawa suasana hingga dengan sukarela menyerahkan apa yang selama ini ia jaga."Kau mabuk, Ren?" Tanya Monica, ia tid
"Uuh,"Rendy melenguh, tak lupa ia memegangi kepalanya yang terasa berdenyut itu. Sepertinya efek minum minuman beralkohol membuat kepalanya sakit. Saat ia berusaha untuk bangun, ia mulai menyadari sesuatu. Ia merasa ada sesuatu yang menindih tubuhnya. Lalu ia arahkan pandangannya ke arah perutnya. Dan apa yang terjadi? Rendy langsung menutup mulutnya ia hampir berteriak karena terkejut. Ia tak percaya kenapa ia berada di atas ranjang yang sama bersama Melly. Terlebih melihat posisi Melly yang tidur di atas dadanya. Lebih membingungkan lagi, saat ia mendapati dirinya tak berpakaian begitu juga dengan Melly."Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa aku tidak ingat apapun?" Batin Rendy, ia tidak bisa mengingat apa yang terjadi.Ia berusaha untuk mengingat kembali, apa yang terjadi hingga ia bisa berakhir di atas ranjang bersama Melly. Terakhir yang ia ingat adalah saat ia harus meminum sebotol minuman keras demi menyelamatkan Melly. Lalu setelah itu memorinya sekilas terputar saat dirinya
Satu botol minuman keras sudah habis ditenggak oleh Rendy. Sedangkan kedua pria mabuk itu tersenyum lepas seraya melepaskan cekalan ditangan Melly.Mereka mendorong Melly ke arah Rendy dan dengan sigap Rendy memegangi tubuh Melly agar tidak terjatuh."Nih! kami percaya.Sekarang aku kembalikan padamu dan selamat menikmati malam panas bersama," ucap salah satu dari mereka berdua.Melly Paham maksud pria itu. Karena ia tidaklah terlalu bodoh dalam urusan tersebut. Selepas kepergian mereka, Melly langsung menoleh pada Rendy yang sudah mulai kehilangan setengah kesadarannya. "Kenapa kamu lakuin ini? Padahal kamu tinggal pergi gak usah pedulikan aku. Aku gak tega melihat kamu seperti ini." Ucap Melly ia terisak-isak."Berhenti menangis! Dan jangan terlalu percaya diri, aku menolongmu bukan karena aku peduli apa lagi memaafkan kamu. Tapi karena aku sangat menghargai wanita. Jikapun wanita yang mereka ganggu bukanlah Kamu, aku pun akan melakukan hal sama," ucap Rendy, di tengah usahanya unt
Melly tidak akan menyerah begitu saja. Ia akan berjuang sekali lagi untuk mengambil hati Rendy. Mungkin dulu perjuangannya kurang maksimal. Karena ia hanya bisa sebatas menatap dari kejauhan. Tapi sekarang, ia akan terus hadir dihadapan Rendy. Sampai Rendy merasa ketulusannya, merasakan cintanya dan merasakan perjuangannya untuk mengambil hatinya.Sejak kejadian di toko ayu malam itu. Melly terus saja mengikuti Rendy. Bahkan malam ini ia terkejut saat mengikuti Rendy tapi Rendy malah masuk ke klub malam. Tentunya membuat Melly takut. Karena sebelumnya Rendy tidak pernah menginjakkan kakinya ke tempat buruk itu.Untuk saat ini, ia sama sekali tidak memiliki keberanian untuk masuk. Ia takut jika masuk seorang diri meskipun di sana ada Rendy. Selama kurang lebih satu jam lamanya ia menunggu. Rendy masih tidak terlihat, belum ada tanda-tanda Rendy akan pulang. Melly semakin khawatir, ia takut terjadi sesuatu di sana mengingat ini adalah kali pertama Rendy mengunjungi tempat terlaknat sep