Raja Qin, Pangeran Xiao Lin dan Chao Xing duduk di gazebo di tengah taman ditemani suasana senja. Sepoci teh dan hidangan kecil menemani perbincangan mereka.
“Adik Chao, saat perjalanan ke Kota Liu, kakak menemukan buku cerita yang sedang sangat populer di sana.” Xiao Lin mengeluarkan sebuah buku dari balik jubahnya.“Terima kasih Kak Xiao.” Ucap Chao Xing menerima pemberian dari kakaknya.Xiao Lin selalu mengingat Chao Xing kemanapun ia berkelana. Ia selalu membawa beberapa buku bacaan untuk Chao Xing saat mengunjungi setiap kota. Walaupun berbentuk sebuah hadiah, tapi hal lebih terdengar seperti sebuah penebusan rasa bersalah.“Aku tidak tahu apakah kau menyukainya. Tapi karena adik Chao sangat gemar membaca, mungkin bisa menjadi hiburan di waktu senggang.” Lanjut Xiao Lin.Chao Xing tersenyum memandang buku di tangannya. “Chao Xing selalu memiliki waktu luang kakak.”Xiao Lin seketika terdiam mendengar ucapan Chao Xing. Walaupun penuh senyuman, tapi perkataan adiknya ini lebih seperti memohon sebuah pertolongan. Dalam hati terdalamnya Xiao Lin sangat ingin membawa adiknya melihat dunia luar. Tapi titah ayahnya tidak bisa dilanggar. Terlebih ini demi kebaikan masa depan Chao Xing dan seluruh rakyat Negara Qin.“Chao Xing…. Apakah ada sesuatu yang kamu inginkan? Ayah akan meminta kasim Lan membawakan untukmu.” Ujar Raja Qin.Setiap kedatangan Raja Qin, ia akan memberikan hal yang diinginkan Chao Xing. Sebagai Putri yang terkurung tentu Chao Xing tidak akan meminta uang atau harta benda yang berlebih. Seluruh pelayan dan penjaganya tidak pernah meninggalkan kediamannya. Hanya Liang Mei yang setiap dua minggu diizinkan pergi ke pasar karena permintaan bahan pangan Chao Xing yang cukup rumit ditemukan.“Ayahanda, kali ini Chao Xing akan menerima apapun yang Ayahanda kirimkan. Selama ini Chao Xing hanya tinggal di kediaman dengan kelimpahan.” Ucap Chao Xing.“Bahkan sekarang sudah ada bacaan baru yang dibawakan kak Xiao Lin.” Sambungnya.Raja Qin mengangguk kecil sembari berfikir. Tanpa bergeming ia menyeduh tehnya.“Baiklah. Ayah akan mengirimkan hadiah yang berkesan untukmu.” Ujar Raja Qin.Hari sudah semakin gelap, percakapan mereka juga usai. Raja Qin dan Pangeran Xiao Lin meninggalkan kediaman Chao Xing beserta para pelayannya.“Tuan Putri, kenapa Tuan Putri tidak minta mantel Rubah atau selimut sutera seperti di buku cerita?” Bisik Liang Mei saat pintu kediaman ditutup.“Tuan Putri, aku pernah sekilas melihat orang yang menggunakkan yang mirip mantel rubah, terlihat sangat hangat.” Lanjut Liang Mei.Bukannya Chao Xing tidak menginginkan sesuatu hal. Ia hanya terlalu mengenal ayahnya.“Ayah hanya sedang melakukan ujian lagi padaku.” Chao Xing menjawab sederet ocehan Liang Mei. Pelayannya itu hanya menunjukkan raut wajah tak mengerti ucapan tuannya.Bukan tanpa alasan Negara Qin menjadi negara yang sangat besar dan dikagumi. Sosok Raja yang cerdas, bijaksana dan disegani rakyat melekat pada ayahnya. Semakin banyak hal yang ia minta, semakin ayahnya akan curiga bahwa selama ini Chao Xing tidak pernah sekedar diam membaca buku cerita.Chao Xing hanya tidak ingin membahayakan para pelayan dan penjaganya, terutama Liang Mei. Bisa saja ia mengatakan bahwa pengetahuannya berasal dari buku yang dibawa kakaknya, tapi lagi-lagi ia kalah dengan perasaan tulus kakaknya. Gadis itupun menghela nafas.Waktu yang sangat disukai Chao Xing akhirnya tiba. Energinya mulai terkumpul saat bulan naik menggantikkan matahari. Setelah makan malam, ia segera menyuruh seluruh pelayannya istirahat.“Tuan Putri, kenapa Liang Mei merasa Tuan Putri semakin segar menjelang malam. Apakah Tuan Putri baik-baik saja?” Ujarnya membereskan kamar Chao Xing.“Tentu saja, kita baru saja makan sup yang sangat segar.” Jawab Chao Xing membuat Liang Mei percaya begitu saja.Setelah berpamitan, Liang Mei menuju kamarnya untuk beristirahat. Chao Xing kemudian duduk dan mulai bermeditasi di kamarnya sembari menunggu seluruh pelayannya beristirahat. Kali ini ia sudah bisa lebih akurat mendengarkan setiap gerakan disekitarnya.Seluruh kediamannya telah hening. Suara desiran angin menyapu dedaunan bercampur dengan kicauan hewan malam. Chao Xing membuka matanya dan mulai berjalan keluar. Ia membuat perisai menyelubungi seluruh kediamannya.“Chiiaaa…. Chiiaaaaa….” Teriakannya berpadu dengan suara pedang menebas rintangan di depannya. Ia kemudian mengerahkan seluruh kekuatannya memijak di batang pohon, berlari dan terbang menembus dahan-dahan rimbun.“Wah…. Tidak sia-sia latihan malam ini.” Nafasnya yang tersenggal tak terasa setelah melihat seluruh pemandangan dari puncak pohon di tamannya.Chao Xing akhirnya bisa mencapai puncak setelah beberapa latihan kerasnya. Perasaan bangga bercampur haru berkecambuk dalam hati.“Ibunda, apa ini Negara Qin yang selalu Ayah banggakan?” Gumamnya saat melihat pemandangan lampu-lampu yang tak terlalu jelas.Walaupun terlihat sekilas dan jauh, tapi ia bisa merasakan bahwa itu adalah Negara Qin yang sangat dibanggakan Ayahnya. Ramai penuh dengan lampu kota yang gemerlap di malam hari. Melihat ke arah lain ia bertemu dengan beberapa gedung megah. Tentu saja, Istana Ayahandanya.Bisa terlihat bahwa kediaman Chao Xing merupakan tempat pengasingan. Berada paling belakang dari seluruh Istana. Bahkan harus melewati sebuah jembatan panjang untuk menuju kediamannya.“Betapa jauhnya perjalanan Liang Mei setiap kali keluar.”Chao Xing merenung beberapa saat menikmati pemandangan yang sangat indah. Setelah beberapa saat ia akhirnya turun dan beristirahat. Perisai diturunkan dan ia mulai terlelap.“Tuan Putri…. Tuan Putri.” Suara Liang Mei sangat khas menusuk telinga Chao Xing.“Liang Mei, biarkan aku tidur sebentar lagi.” Ujar Chao Xing lirih.“Bangunlah Tuan Putri, hadiah dari Raja telah tiba.”Seketika Chao Xing membuka mata dan beranjak dari tempat tidur. Ia bergegas keluar kamar melihat kiriman istimewa Ayahnya. Sebuah kereta penuh dengan barang telah sampai di kediamannya.“Tuan Putri, ini mantel rubah yang aku katakan kemarin.” Liang Mei menunjukkan sepotong mantel dengan antusias.Chao Xing seketika terdiam, merasa ada yang janggal. Jelas kemarin hanyalah omong kosong Liang Mei tentang mantel rubah. Apakah ada seorang mata-mata yang dikirim ke kediamannya?Chao Xing mendekati Liang Mei dan kereta pemberian Ayahnya itu. Ada sebuah surat di balik mantel itu.“Chao Xing, ini adalah hadiah dari kakak. Ini adalah mantel rubah. Kamu pasti sudah sering membacanya di buku cerita. Dari kakakmu, Xiao Lin.” Bunyi surat itu.“Wahh…. Sepertinya Pangeran lebih mengerti isi pikiran Tuan Putri.” Celetuk Liang Mei.“Lebih tepatnya, isi pikiranmu.” Jawab Chao Xing segera memeriksa hadiah asli dari Ayahnya.Seperti yang diharapkan, beberapa potong pakaian baru, accesories, dan barang-barang mewah lain yang sebenarnya tidak ia butuhkan. Tidak ada raut kecewa, hanya saja ia sudah menebak dan tebakkannya benar. Mungkin ini yang disebut ikatan batin antara orang tua dan anak.“Liang Mei, kamu bantu aku simpankan semua barang-barang ini.” Pintah Chao Xing yang langsung dilakukan Liang Mei.Seluruh pemberian Raja telah masuk ke perbendaharaan. Chao Xing menuju gazebo dengan buku ditangannya. Ia mulai membaca beberapa lembar yang belum ia selesaikan, sambil sesekali meneguk teh di hadapannya.Tak jauh berbeda dengan alam manusia, alam dewa juga sedang tidak baik-baik saja. Pertikaian antara Kerajaan Langit dan Kerajaan Bulan masih saja sering terjadi. Sebenarnya sudah ada jalan damai yang ditetapkan oleh kedua pendahulu seratus tahun yang lalu. Nyatanya, ketegangan dikeduanya tetap berlangsung.“Lu Ye, Xiumin mengatakan Kerajaan Bulan menemukan energi bulan yang kuat di alam manusia.” Ujar Guru Wu Chang menemui Guru Besar Lu Ye di kediamannya.“Di alam manusia?”Guru Wu Chang mengangguk, “menurut pengamatan Xiumin, energi ini datang dari Negara Qin.”Lu Ye mendengarkan penjelasan Guru Wu Chang sembari meneguk teh hangatnya. Lu Ye adalah dewa perang Kerajaan Langit. Ia sangat disegani dan diandalkan karena prestasinya. Pertempuran dengan Kerajaan Bulan menjadi tanggung jawab terbesarnya saat ini.“Apa sudah ada pergerakan dari Kerajaan Bulan?” Tanya Lu Ye kemudian. Guru Wu Chang menggelengkan kepalanya.“Sepertinya situasinya tidak baik.” Gumam Lu Ye dalam pikirannya.Keraj
Kabar pencarian energi bulan ini telah terdengar oleh Raja Qin. Raja yang mulai cemas duduk di singhasana dengan suasana hati tak tenang. Raja mulai berdiskusi dengan Kasim Lan, namun tidak menemukan titik terang. Ditambah Xiao Lin juga sedang tidak berada di ibu kota.“Bukankah aku sudah menaruh segel di kediaman Chao Xing?” Gumam Raja putus asa.Pada hari kelahiran putrinya, ia telah meminta segel suci untuk menyembunyikan energi misterius itu. Secara berkala Raja juga mengutus Tuan Bao, ketua sekte Jianzhui untuk memeriksa perkembangan energi putrinya. Tuan Bao mengatakan akhir-akhir ini energi itu semakin tidak terasa, bahkan hilang. Raja akhirnya berspekulasi bahwa teknik penekan energi dari sekte Jianzhui telah berhasil.Pikirannya masih tidak bisa mencerna mengapa rahasia itu justru tercium. Tidak ada waktu untuk menyelidiki fakta putrinya. Keselamatan Chao Xing dan rakyatnya memiliki prioritas yang sama.Rumor yang mulai beredar di kalangan rakyat, membuat keadaan ibu kota san
Kekacauan mulai melanda Negara Qing. Langit yang cerah tiba-tiba diliputi awan hitam. Angin kencang bertiup memporak-porandakan kota. Rakyat yang ketakutan berhamburan lari masuk ke dalam rumah dan mengunci rapat pintu rumahnya.Kabut tebal muncul di Istana. Awan pekat terlihat berkumpul di atas aula Istana Qin. Seluruh pengawal masuk dan bersiaga di luar kediaman Raja Qin.Waktu yang sangat cepat dari yang diperkiraan Raja Qin. Untungnya Chao Xing sudah dikirim ke luar di waktu yang tepat. Raja sedikit merasa lega dan tenang.Dari balik kabut muncul sosok berbaju hitam berjalan seorang diri. Hawa dingin seketika menyelimuti Istana, angin bertiup semakin kencang seiring dengan langkah kakinya. Burung-burung yang bertengger berterbangan menjauh. Pria yang terlihat muda dan tampan itu mendekati kediaman Raja Qin.Ia berdiri memandang sekelilingnya. Pria itu menyeringai dan bertepuk tangan di tengah keheningan.“Raja Qin, bukankah sambutanmu terlihat sangat mewah?” Teriaknya melihat pasu
Baru kali ini Chao Xing menghirup udara lain dengan segar selain dari Negara Qin. Tak terlihat bak tawanan, Chao Xing justru terlihat sangat menikmati perjalanannya. Duduk di atas kereta milik Ye Ming Yu, terbang di atas langit. Chao Xing sempat terkejut melihat seekor naga besar terbang tepat di depan matanya.Berbeda dengan Chao Xing yang terlhat sangat menikmati perjalanan, Ye Ming Yu justru terus menatap gadis di sebelahnya. Jelas ia tidak memiliki trik tersembunyi, tapi terlihat mencurigakan. Entah apa dia adalah pusaka yang ia cari, tapi energi terasa sangat biasa-biasa saja.Beberapa jam yang lalu…“Tuan Putri, apa Tuan Putri tidak ketakutan?” Liang Mei bertanya sembari sesekali menengok kel luar kereta.Chao Xing masih sibuk dengan buku cerita yang ia baca. Tak terihat tertarik dengan perjalanannya. Kemanapun dan dimanapun, ia tetap akan terasing dan terkurung. Tak ingin kalut ia menghibur diri dengan bacaannya.Sratt…Sebuah panah melesat berhasil dihindari Chao Xing. Liang M
“Salam kakak.”Chao Xing menoleh melihat seorang pria yang sedikit terlihat lebih muda darinya masuk. Tubuhnya tinggi dan gagah. Rambut hitamnya setengah tergerai di atas jubah biru pekat. Terlihat megah dan berkharisma. Wajahnya yang lembut sangat kontras dari seseorang yang duduk di singhasana. Tatapan dingin dan tajam seperti tidak pernah lepas dari wajahnya.“Shuo Ren, dia Yue Xiyun.” Ujar Ye Ming Yu memperkenalkan Chao Xing yang kini resmi berubah nama menjadi Yue Xiyun.“Salam Nona Yue Xiyun. Perkenalkan saya pangeran kedua, Ye Shuo Ren.” Sapa pria itu ramah.Chao Xing kini harus membiasakan dirinya dengan identitas baru sebagai Yue Xiyun dari Kerajaan Bulan. Pria di depannya tampak menyambut kehadirannya dengan sangat ramah.“Salam Pangeran Ye Shuo Ren.” Balas Chao Xing ramah.Setelah perkenalan singkat, Ye Shuo Ren mengajak Chao Xing menuju kamar tidur Chao Xing. Sepanjang perjalanan Chao Xing bisa melihat pemandangan megahnya Kerajaan Bulan yang sangat ditakuti oleh manusia.
“Lu Ye, bagaimana sekarang? Kerajaan Bulan sudah berhasil mendapatkan energi itu.” Guru Wu Chang tampak frustasi.Ia mondar mandir di depan Lu Ye yang fokus mencari sesuatu di kepalanya. Pikirannya terlalu fokus hingga keningnya berkerut. Kali ini Kerajaan Langit tertinggal selangkah.“Guru Besar, sepertinya kita harus mempercepat pembukaan akademi kali ini.” Ujar Lu Ye.Guru Wu Chang semakin tidak paham dengan maksud Lu Ye. Situasi ini bukanlah waktu yang tepat untuk membicarakan akademi. Guru Wu Chang berfikir mungkin pikiran Lu Ye sedang tercemar.“Kekuatan ada pada Ye Ming Yu, tapi otak ada pada Ye Shuo Ren.” Ujar Lu Ye.“Lu Ye, jelaskan dengan sederhana.”Lu Ye akhirnya membeberkan maksud yang ada di kepalanya. Selama berperang dengan Kerajaan Bulan, Lu Ye sudah menyadari bahwa Ye Ming Yu adalah senjata utama yang dipersiapkan Raja Bulan. Tapi strategi Ye Shuo Ren yang membuat Kerajaan Bulan sanggup menyimpan setengah kekuatan pasukkannya. Pada waktu yang tepat, Ye Ming Yu akan m
Setelah beberapa waktu melakukan persiapan, Akademi Keabadian akhirnya resmi dibuka. Akademi ini diikuti oleh seluruh sekte dari Kerajaan Langit dan Kerajaan Bulan. Kerajaan Langit akan menyediakan satu tempat untuk melangsungkan akademi ini. Bisa dibilang ini adalah kelas persahabatan antar kedua Kerajaan.Seluruh murid akademi berkumpul di aula utama. Terlihat banyak wajah-wajah baru dari berbagai sekte. Mulai dari sekte yang besar hingga sekte-sekte terkecil, semuanya turut meramaikan akademi musim ini.“Hei, aku dengar Kerajaan Bulan mengirim salah satu Pangerannya.” Ujar seseorang berbisik.“Murid Dewa Lu Ye juga datang musim ini.” Timpal yang lain.“Xiao Lin?” Ujarnya terkejut.“Wah, aku penasaran bagaimana penampilan murid Dewa Lu Ye yang terkenal itu.” Ujar yang lain.Semenjak menginjak Kerajaan Langit, Xiao Lin tidak pernah turun dari Gunung ZIhuang. Berlatih seorang diri dengan Dewa Lu Ye mengasah kultivasinya. Beberapa guru besar justru akan datang berkunjung ke Gunung Zihu
“Chao Xing?” Xiao Lin bergumam dalam hati.Tidak terlalu yakin karena hanya wajahnya saja yang terlihat sama. Masih terlintas jelas senyuman manis dan lembut dari wajah adik bungsunya. Berbeda dengan tatapan gadis di depannya yang terlihat tajam tanpa senyuman.“Xiao Lin kau jangan gegabah. Ye Ming Yu adalah orang yang licik.” Batin Xiao Lin mengurungkan niatnya mendatangi gadis itu.Setelah kehebohan yang terjadi berturut-turut, tiba saatnya peresmian akademi. Seluruh murid berdiri di lapangan yang besar. Para Guru Besar dari Kerajaan Langit tiba menyambut seluruh murid.“Lu Ye, perkiraanmu sangat tepat.” Bisik Guru Wu Chang melihat Ye Ming Yu hadir di akademi.Lu Ye tersenyum tipis. Sebelumnya ia telah mengatur strategi dengan Xiumin untuk menerobos Kerajaan Bulan di saat salah satu senjatanya terpisah.“Xiumin, tujuan kita adalah membawa Chao Xing ke Kerajaan Langit.” Ujar Lu Ye.“Dewa Lu Ye, bukankah energi yang dimiliki Chao Xing memang adalah energi Bulan?” Tanya XiuminMemang b
“Lu Ye, kau melihat kejadian tadi?” Guru Wu Chang bercengkrama dengan Dewa Lu Ye seusai kelas.Kejadian itu masih membekas di benak Lu Ye. Saat tiba-tiba Xiyun muncul diantara Ye Ming Yu dan Xiao Lin.“Bukankah dia berpindah dengan ilmu ruang yang aku ajarkan?” Tanya Guru Wu Chang.Dalam situasi itu, mustahil untuk berpindah secara tepat dalam sekali percobaan. Mungkinkah Yue Xiyun sudah pernah mengusainya? Lu Ye mencoba memikirkan beberapa kemungkinan.“Ye Ming Yu! Kau mau bermain-main denganku?” Chao Xing menatap Ming Yu.“Selesaikan saja tugasmu.” Jawab Ye Ming Yu singkat.Chao Xing melirik sinis. Entah kenapa ia cukup kesal dengan sikap Ye Ming Yu kali ini. Seharusnya ia tidak benar-benar berniat mencelakai Xiao Lin bukan?Ye Ming Yu tertawa melihat ekspresi Chao Xing saat ini. Sepertinya gadis ini yang justru menelan umpannya.“Xiyun, kembali gunakan otakmu bukan hatimu.” Ujar Ye Ming Yu.“Kenapa? Setidaknya hatiku masih berfungsi.” Balas Chao Xing.Ia menatap Ming Yu yang berdec
Xiao Lin menemui Lu Ye dan menceritakan pertemuannya dengan Yue Xiyun semalam. Sebelumnya, ia merasa sangat yakin bahwa gadis itu adalah adiknya. Tapi setelah pertemuan mereka, Xiao Lin jadi mulai ragu.“Xiao Lin, sebaiknya kau jangan terlalu gegabah dulu.” Saran Lu Ye.Saat ini Lu Ye juga sedang berusaha menyelidiki maksud Kerajaan Bulan yang sebenarnya. Kedamaian yang sementara ini semakin terasa mencurigakan. Terlebih setelah mendengar kabar dari Xiumin tentang seseorang yang juga disandera, Lu Ye semakin khawatir.“Xiao Lin, kau tetap awasi Yue Xiyun untuk sementara.” Ujar Lu Ye.Sepertinya Xiao Lin akan lebih mudah membatasi gerak Yue Xiyun untuk sementara. Alasan itu yang digunakan Lu Ye sembari memikirkan strategi lain.Sesuai dengan permintaan gurunya, Xiao Lin menerima tugas itu dan mulai mengawasi Yue Xiyun dari jauh. Ia kemudian meninggalkan kediaman Lu Ye kembali ke akademi.Pelajaran di akademi kembali berlanjut. Kali ini giliran guru Wu Chang memimpin kelas hari ini.Sel
“Xiyun, kau belum memberi tahu kakakmu?”“Siapa?”“Tak perlu berlagak bodoh lagi di depanku.”Chao Xing menatap datar Ye Ming Yu. Ia menyandarkan badannya sambil menyilangkan lengan. Kali ini siapa yang ia maksud?Chao Xing tak menanggapi. Entah siapa yang ada di pikiran Ye Ming Yu, ia harus memastikannya terlebih dahulu. Pria di hadapannya ini bukanlah pria yang sederhana.“Masih mengelak?” Kini Ye Ming Yu melayangkan tatapannya pada Chao Xing yang terlihat santai.“Ahh…” gumam Chao Xing dalam hati.Tentu saja, trik bodohnya tidak akan terus mengelabui Ye Ming Yu. Tapi, sejak kapan ia menyadari bahwa Chao Xing adalah saudara Xiao Lin?Gadis itu membalas pandangan Ye Ming Yu. Sebenarnya, ia juga merasa tak sepenuhnya berbohong. Hanya saja pria dingin itu tidak pernah menanyainya.“Kau tidak perlu menghindarinya.” Ujar Ye Ming Yu menenguk tehnya.“Maksudmu?” Tanya Chao Xing.Perkataan manis Ye Ming Yu bukanlah hal yang mengejutkan bagi Chao Xing. Tentu tidak akan sesederhaan itu makna d
Lu Ye membuka segel pesan dari Xiumin. Sesuai dugaan Lu Ye, Ye Shuo Ren pasti sudah membuat sebuah rencana yang besar. Dengan kemampuan kultivasi Xiumin, ia berhasil menerobos Kerajaan Bulan tanpa terlihat. Tapi ia tidak bisa melihat jelas gadis yang sedang ditawan oleh Kerajaan Bulan.“Dewa Lu Ye, gadis itu dipenuhi oleh energi Bulan yang sangat kuat. Hanya saja energi itu terlihat tidak beraturan.” Begitulah tertulis dalam surat laporan Xiumin.Lu Ye berfikir keras. Ia yakin bahwa gadis yang dibawa Ye Ming Yu adalah Qin Chao Xing. Tapi kenapa Xiumin melihat seorang gadis yang ditawan? Siapa gadis yang dilihat Xiumin?Berdasarkan penjelasan Xiumin, gadis itu dikurung di sebuah penjara terdalam Kerajaan Bulan. Hanya ada sedikit penjaga yang berjaga di sekitar bangsal. Gadis itu terlihat sedang berlatih kultivasi dan berusaha mengendalikan energi yang keluar dari tubuhnya.Sayangnya, Xiumin tidak bisa melihat lebih jelas. Energi bulan yang mengerubungi gadis itu tampak sangat kuat. Aka
“Chao Xing?” Xiao Lin bergumam dalam hati.Tidak terlalu yakin karena hanya wajahnya saja yang terlihat sama. Masih terlintas jelas senyuman manis dan lembut dari wajah adik bungsunya. Berbeda dengan tatapan gadis di depannya yang terlihat tajam tanpa senyuman.“Xiao Lin kau jangan gegabah. Ye Ming Yu adalah orang yang licik.” Batin Xiao Lin mengurungkan niatnya mendatangi gadis itu.Setelah kehebohan yang terjadi berturut-turut, tiba saatnya peresmian akademi. Seluruh murid berdiri di lapangan yang besar. Para Guru Besar dari Kerajaan Langit tiba menyambut seluruh murid.“Lu Ye, perkiraanmu sangat tepat.” Bisik Guru Wu Chang melihat Ye Ming Yu hadir di akademi.Lu Ye tersenyum tipis. Sebelumnya ia telah mengatur strategi dengan Xiumin untuk menerobos Kerajaan Bulan di saat salah satu senjatanya terpisah.“Xiumin, tujuan kita adalah membawa Chao Xing ke Kerajaan Langit.” Ujar Lu Ye.“Dewa Lu Ye, bukankah energi yang dimiliki Chao Xing memang adalah energi Bulan?” Tanya XiuminMemang b
Setelah beberapa waktu melakukan persiapan, Akademi Keabadian akhirnya resmi dibuka. Akademi ini diikuti oleh seluruh sekte dari Kerajaan Langit dan Kerajaan Bulan. Kerajaan Langit akan menyediakan satu tempat untuk melangsungkan akademi ini. Bisa dibilang ini adalah kelas persahabatan antar kedua Kerajaan.Seluruh murid akademi berkumpul di aula utama. Terlihat banyak wajah-wajah baru dari berbagai sekte. Mulai dari sekte yang besar hingga sekte-sekte terkecil, semuanya turut meramaikan akademi musim ini.“Hei, aku dengar Kerajaan Bulan mengirim salah satu Pangerannya.” Ujar seseorang berbisik.“Murid Dewa Lu Ye juga datang musim ini.” Timpal yang lain.“Xiao Lin?” Ujarnya terkejut.“Wah, aku penasaran bagaimana penampilan murid Dewa Lu Ye yang terkenal itu.” Ujar yang lain.Semenjak menginjak Kerajaan Langit, Xiao Lin tidak pernah turun dari Gunung ZIhuang. Berlatih seorang diri dengan Dewa Lu Ye mengasah kultivasinya. Beberapa guru besar justru akan datang berkunjung ke Gunung Zihu
“Lu Ye, bagaimana sekarang? Kerajaan Bulan sudah berhasil mendapatkan energi itu.” Guru Wu Chang tampak frustasi.Ia mondar mandir di depan Lu Ye yang fokus mencari sesuatu di kepalanya. Pikirannya terlalu fokus hingga keningnya berkerut. Kali ini Kerajaan Langit tertinggal selangkah.“Guru Besar, sepertinya kita harus mempercepat pembukaan akademi kali ini.” Ujar Lu Ye.Guru Wu Chang semakin tidak paham dengan maksud Lu Ye. Situasi ini bukanlah waktu yang tepat untuk membicarakan akademi. Guru Wu Chang berfikir mungkin pikiran Lu Ye sedang tercemar.“Kekuatan ada pada Ye Ming Yu, tapi otak ada pada Ye Shuo Ren.” Ujar Lu Ye.“Lu Ye, jelaskan dengan sederhana.”Lu Ye akhirnya membeberkan maksud yang ada di kepalanya. Selama berperang dengan Kerajaan Bulan, Lu Ye sudah menyadari bahwa Ye Ming Yu adalah senjata utama yang dipersiapkan Raja Bulan. Tapi strategi Ye Shuo Ren yang membuat Kerajaan Bulan sanggup menyimpan setengah kekuatan pasukkannya. Pada waktu yang tepat, Ye Ming Yu akan m
“Salam kakak.”Chao Xing menoleh melihat seorang pria yang sedikit terlihat lebih muda darinya masuk. Tubuhnya tinggi dan gagah. Rambut hitamnya setengah tergerai di atas jubah biru pekat. Terlihat megah dan berkharisma. Wajahnya yang lembut sangat kontras dari seseorang yang duduk di singhasana. Tatapan dingin dan tajam seperti tidak pernah lepas dari wajahnya.“Shuo Ren, dia Yue Xiyun.” Ujar Ye Ming Yu memperkenalkan Chao Xing yang kini resmi berubah nama menjadi Yue Xiyun.“Salam Nona Yue Xiyun. Perkenalkan saya pangeran kedua, Ye Shuo Ren.” Sapa pria itu ramah.Chao Xing kini harus membiasakan dirinya dengan identitas baru sebagai Yue Xiyun dari Kerajaan Bulan. Pria di depannya tampak menyambut kehadirannya dengan sangat ramah.“Salam Pangeran Ye Shuo Ren.” Balas Chao Xing ramah.Setelah perkenalan singkat, Ye Shuo Ren mengajak Chao Xing menuju kamar tidur Chao Xing. Sepanjang perjalanan Chao Xing bisa melihat pemandangan megahnya Kerajaan Bulan yang sangat ditakuti oleh manusia.
Baru kali ini Chao Xing menghirup udara lain dengan segar selain dari Negara Qin. Tak terlihat bak tawanan, Chao Xing justru terlihat sangat menikmati perjalanannya. Duduk di atas kereta milik Ye Ming Yu, terbang di atas langit. Chao Xing sempat terkejut melihat seekor naga besar terbang tepat di depan matanya.Berbeda dengan Chao Xing yang terlhat sangat menikmati perjalanan, Ye Ming Yu justru terus menatap gadis di sebelahnya. Jelas ia tidak memiliki trik tersembunyi, tapi terlihat mencurigakan. Entah apa dia adalah pusaka yang ia cari, tapi energi terasa sangat biasa-biasa saja.Beberapa jam yang lalu…“Tuan Putri, apa Tuan Putri tidak ketakutan?” Liang Mei bertanya sembari sesekali menengok kel luar kereta.Chao Xing masih sibuk dengan buku cerita yang ia baca. Tak terihat tertarik dengan perjalanannya. Kemanapun dan dimanapun, ia tetap akan terasing dan terkurung. Tak ingin kalut ia menghibur diri dengan bacaannya.Sratt…Sebuah panah melesat berhasil dihindari Chao Xing. Liang M