“Yang Mulia, Pangeran Xiao Lin menghadap.”
Raja Qin yang sedang duduk di singhasana mengangguk mempersilahkan putra kebanggaannya memasukki istananya.“Salam kepada Ayahanda. Semoga Ayahanda panjang umur.” Salam Pangeran Xiao Lin di hadapan Raja Qin.“Berdirilah.” Pangeran Xiao Lin bangun dari posisinya.Pangeran Xiao Lin adalah putra tunggal Raja Qin sekaligus putra mahkota penerus takhta Negara Qin. Posisinya sempat menjadi perdebatan karena ia adalah putra yang lahir dari seorang selir. Namun setelah kematian Permaisuri We Zi, kedudukan Permaisuri akhirnya dinobatkan kepada Selir.Walaupun sejarah awalnya menjadi perdebatan para menteri Istana, kepribadian bijaksana dan tegas dari Pangeran Xiao Lin membuat seluruh rakyat mulai percaya padanya. Terlebih kecerdasan dalam mengatur strategi pertahanan negara membuatnya semakin disegani oleh para pejabat Negara Qin.“Ananda membawa laporan dari Kota Liu.” Pangeran Xiao Lin membawa gulungan ke hadapan Raja yang segera diterima oleh Kasim Lan.“Masalah saluran tanggul air di Kota Liu sudah diselesaikan sebelum tenggat waktu. Untuk musim hujan mendatang rakyat sudah tidak perlu lagi khawatir.” Jelas Pangeran.Raja Qin yang mengamati laporan Pangeran Xiao Lin cukup terkesan dengan pekerjaannya kali ini yang terbilang sangat rapi dan cukup cepat. Namun Raja menemukan sesuatu yang membuat keningnya tiba-tiba mengernyit.“Ada apa Yang Mulia?” Tanya Kasim Lan melihat ekpresi Raja yang tiba-tiba berubah.“Xiao Lin, apa kau membangun pelabuhan di Kota Liu?” Tanya Raja dengan raut wajah serius.“Secara teknis memang itu sebuah pelabuhan. Tapi fungsinya lebih pada jalur perdagangan di Kota Liu.”Selama perjalaannnya ke Kota Liu, tugas utamanya adalah membenahi saluran tanggul air di kota itu. Musim hujan yang sudah mulai dekat membuat rakyat khawatir akan terjadi banjir besar di kota itu karena tanggul yang bermasalah. Bersama pasukannya, Pangeran Xiao Lin menetap selama dua bulan lebih satu minggu di sana.Di awal kedatangannya, Pangeran menyadari bahwa kehidupan di Kota Liu terbilang cukup mengenaskan. Lokasi yang jauh dari ibukota membuat harga pangan di sana cukup tinggi. Setelah memutar otak, Pangeran Xiao Lin akhirnya menemukan titik terang.Ia akhirnya membangun pelabuhan kecil dan mendatangkan beberapa kapal kecil ke sana. Rakyat dapat memanfaatkan kapal-kapal yang melewati pelabuhan untuk mendapatkan bahan pangan dari kota-kota lain. Tak hanya itu, rakyat Kota Liu juga dapat melakukan perdagangan melalui jalur air.Potensi bagus yang dilihat oleh Pangeran Xiao Lin mendapat dukungan penuh dari rakyat Kota Liu. Bahkan mereka menyebut Pangeran Xiao Lin adalah Dewa yang dikirim oleh Kerajaan Langit.“Itulah kenapa tugas Ananda bisa diselesaikan dengan cepat, karena bukan hanya pekerja yang sudah dipilih, tapi seluruh rakyat turut membantu.” Ujar Pangeran Xiao Lin menyelesaikan laporannya.Raja Qin mengangguk memahami maksud hati dan pikiran mulia putranya. Sekali lagi Raja dikejutkan dengan pemikiran tanggap putranya. Entah mungkin karena usianya sudah tak semuda dulu, ia jadi tak bisa memikirkan inovasi terbaru untuk negaranya. Tapi Raja sangat bersyukur dengan karunia putranya yang sangat bijaksana dan sangat menyayangi rakyat.“Baiklah, prestasimu kali ini sangat luar bisa. Harus diberi imbalan yang sangat besar.” Ujar Raja menutup gulungan di tangannya.“Ananda berterima kasih kepada Raja.” Pangeran Xiao Linpun pamit dan meninggalkan Aula Istana.“Kasim Lan.”“Hamba hadir Yang Mulia.”“Bagaimana kabar dari Chao Xing?”“Putri Chao Xing hanya menghabiskan waktu dengan membaca buku cerita sepanjang hari, Yang Mulia.”“Apakah tidak ada kegiatan yang lain?”“Menurut para pelayan, terkadang Putri berlatih kaligrafi atau memasak.”“Sepertinya memang kegemaran membacanya tidak pernah berubah. Baiklah, aku akan mengujungi Chao Xing setelah ini.”“Baik Yang Mulia, hamba akan siapkan.” Ujar Kasim Lan.••••••••••••••••••••••••••••••••“Tuan Putri…. Tuan Putri….” Liang Mei berlari tergesa-gesa.“Jangan berlari, nanti kau jatuh.” Ujar Chao Xing fokus menatap buku ceritanya.Liang Mei yang lelah berlarian mengatur nafasnya yang terseggal-senggal. Chao Xing yang sudah biasa dengan tingkah pelayannya, hanya tersenyum tanpa mengalihkan perhatian dari bacaannya.“Tuan Putri, Pangeran Xiao Lin sudah kembali.” Ujar Liang Mei setelah nafasnya kembali teratur.“Hmmm… lalu?” Tanya Cho Xing santai disela bibirnya yang komat-kamit membaca.“Kali ini Pangeran Xiao Lin membuat gagasan baru lagi dan memukau Raja.” Chao Xing tetap terdiam.“Pangeran berhasil menyelesaikan permasalahan Kota Liu, sekaligus membuka jalur perdagangan di sana.” Jelas Liang Mei sangat antusias. Chao Xing masih tak menjawab.“Tuan Putri, kau mendengarkanku?” Liang Mei berbalik mendapatkan tuannya yang kelewat fokus pada bukunya.“Tuan Putri, harusnya Tuan Putri merasa bangga dengan pencapaian Pangeran Xiao Lin. Setidaknya Tuan Putri harus punya rasa persaudaraan.” Celoteh Liang Mei tak perduli jika Chao Xing tak mengindahkannya.“Sepertinya baru saja ada yang mengatakan agar Tuan Putrinya bisa merebut takhta. Apakah sekarang sudah berbeda haluan?” Chao Xing akhirnya menurunkan bukunya dan menatap Liang Mei.Liang Mei yang tertangkap malu menggaruk belakang kepalanya yang tak terasa gatal. Chao Xing yang melihat kekonyolan Liang Mei hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Iapun kembali menatap buku bacannya.Hari mulai senja dan langit sudah tidak terik lagi. Chao Xing berjalan-jalan di sekitar taman melihat ke langit sambil memikirkan sesuatu. Sesekali ia tertarik dengan burung yang berterbangan dan hinggap di pohon. Iapun mulai memejamkan mata merasakan angin yang menyentuh kulitnya, membelai rambutnya dan mengibaskan gaunnya.Pikiran Chao Xing mulai melayang. Ada perasaan dingin dan hangat dalam angin itu. Suara desiran, entah berasal murni dari angin itu atau karena gesekan dengan daun, pohon bahkan burung yang sedang berterbangan.Tak ada yang peduli dengan suara angin. Mungkin itu sebabnya ia menghembus dedaunan kering membuat suara berisik. Menabrak pohon membuat dahannya saling bergesek, melawan sayap burung untuk membuat suara kepakan.“Tapi bukannya ia sendiri yang tersiksa?” Gumam Chao Xing ditengah pemikirannya.“Siapa yang tersiksa Tuan Putri?” Tiba-tiba suara yang familiar mengagetkan Chao Xing. Ia akhirnya membuka mata dan mendapati sosok dengan raut wajah bingung berdiri di hadapannya.“Liang Mei!” Chao Xing sontak terkejut dengan jarak Liang Mei yang tak lebih dari dua jengkal dari wajahnya. Liang Mei terkekeh melihat ekspresi terkejut Chao Xing.“Raja Qin datang!” Seru seorang kasim dari luar kediaman Chao Xing.Seluruh penghuni kediaman seketika memberi salam saat melihat Raja Qin memasuki gerbang kediaman. Kedatangan Raja kali ini tidak seorang diri, melainkan ditemani putranya Pangeran Xiao Lin.“Selamat untuk prestasi Pangeran Xiao Lin.” Chao Xing memberi salam kepada kakaknya dengan hormat. Liang Mei yang berada di belakangnya cukup terkejut ternyata Tuan Putrinya mendengarkan seluruh celotehannya.“Adik Chao, sudah kubilang jangan panggil aku dengan sebutan pangeran. Di sini hanya ada kakak adik.” Ujar Xiao Lin dengan senyum ramah.Chao Xing membalas senyum tulus kakaknya.Raja Qin, Pangeran Xiao Lin dan Chao Xing duduk di gazebo di tengah taman ditemani suasana senja. Sepoci teh dan hidangan kecil menemani perbincangan mereka.“Adik Chao, saat perjalanan ke Kota Liu, kakak menemukan buku cerita yang sedang sangat populer di sana.” Xiao Lin mengeluarkan sebuah buku dari balik jubahnya.“Terima kasih Kak Xiao.” Ucap Chao Xing menerima pemberian dari kakaknya.Xiao Lin selalu mengingat Chao Xing kemanapun ia berkelana. Ia selalu membawa beberapa buku bacaan untuk Chao Xing saat mengunjungi setiap kota. Walaupun berbentuk sebuah hadiah, tapi hal lebih terdengar seperti sebuah penebusan rasa bersalah.“Aku tidak tahu apakah kau menyukainya. Tapi karena adik Chao sangat gemar membaca, mungkin bisa menjadi hiburan di waktu senggang.” Lanjut Xiao Lin.Chao Xing tersenyum memandang buku di tangannya. “Chao Xing selalu memiliki waktu luang kakak.”Xiao Lin seketika terdiam mendengar ucapan Chao Xing. Walaupun penuh senyuman, tapi perkataan adiknya ini lebih sepe
Tak jauh berbeda dengan alam manusia, alam dewa juga sedang tidak baik-baik saja. Pertikaian antara Kerajaan Langit dan Kerajaan Bulan masih saja sering terjadi. Sebenarnya sudah ada jalan damai yang ditetapkan oleh kedua pendahulu seratus tahun yang lalu. Nyatanya, ketegangan dikeduanya tetap berlangsung.“Lu Ye, Xiumin mengatakan Kerajaan Bulan menemukan energi bulan yang kuat di alam manusia.” Ujar Guru Wu Chang menemui Guru Besar Lu Ye di kediamannya.“Di alam manusia?”Guru Wu Chang mengangguk, “menurut pengamatan Xiumin, energi ini datang dari Negara Qin.”Lu Ye mendengarkan penjelasan Guru Wu Chang sembari meneguk teh hangatnya. Lu Ye adalah dewa perang Kerajaan Langit. Ia sangat disegani dan diandalkan karena prestasinya. Pertempuran dengan Kerajaan Bulan menjadi tanggung jawab terbesarnya saat ini.“Apa sudah ada pergerakan dari Kerajaan Bulan?” Tanya Lu Ye kemudian. Guru Wu Chang menggelengkan kepalanya.“Sepertinya situasinya tidak baik.” Gumam Lu Ye dalam pikirannya.Keraj
Kabar pencarian energi bulan ini telah terdengar oleh Raja Qin. Raja yang mulai cemas duduk di singhasana dengan suasana hati tak tenang. Raja mulai berdiskusi dengan Kasim Lan, namun tidak menemukan titik terang. Ditambah Xiao Lin juga sedang tidak berada di ibu kota.“Bukankah aku sudah menaruh segel di kediaman Chao Xing?” Gumam Raja putus asa.Pada hari kelahiran putrinya, ia telah meminta segel suci untuk menyembunyikan energi misterius itu. Secara berkala Raja juga mengutus Tuan Bao, ketua sekte Jianzhui untuk memeriksa perkembangan energi putrinya. Tuan Bao mengatakan akhir-akhir ini energi itu semakin tidak terasa, bahkan hilang. Raja akhirnya berspekulasi bahwa teknik penekan energi dari sekte Jianzhui telah berhasil.Pikirannya masih tidak bisa mencerna mengapa rahasia itu justru tercium. Tidak ada waktu untuk menyelidiki fakta putrinya. Keselamatan Chao Xing dan rakyatnya memiliki prioritas yang sama.Rumor yang mulai beredar di kalangan rakyat, membuat keadaan ibu kota san
Kekacauan mulai melanda Negara Qing. Langit yang cerah tiba-tiba diliputi awan hitam. Angin kencang bertiup memporak-porandakan kota. Rakyat yang ketakutan berhamburan lari masuk ke dalam rumah dan mengunci rapat pintu rumahnya.Kabut tebal muncul di Istana. Awan pekat terlihat berkumpul di atas aula Istana Qin. Seluruh pengawal masuk dan bersiaga di luar kediaman Raja Qin.Waktu yang sangat cepat dari yang diperkiraan Raja Qin. Untungnya Chao Xing sudah dikirim ke luar di waktu yang tepat. Raja sedikit merasa lega dan tenang.Dari balik kabut muncul sosok berbaju hitam berjalan seorang diri. Hawa dingin seketika menyelimuti Istana, angin bertiup semakin kencang seiring dengan langkah kakinya. Burung-burung yang bertengger berterbangan menjauh. Pria yang terlihat muda dan tampan itu mendekati kediaman Raja Qin.Ia berdiri memandang sekelilingnya. Pria itu menyeringai dan bertepuk tangan di tengah keheningan.“Raja Qin, bukankah sambutanmu terlihat sangat mewah?” Teriaknya melihat pasu
Baru kali ini Chao Xing menghirup udara lain dengan segar selain dari Negara Qin. Tak terlihat bak tawanan, Chao Xing justru terlihat sangat menikmati perjalanannya. Duduk di atas kereta milik Ye Ming Yu, terbang di atas langit. Chao Xing sempat terkejut melihat seekor naga besar terbang tepat di depan matanya.Berbeda dengan Chao Xing yang terlhat sangat menikmati perjalanan, Ye Ming Yu justru terus menatap gadis di sebelahnya. Jelas ia tidak memiliki trik tersembunyi, tapi terlihat mencurigakan. Entah apa dia adalah pusaka yang ia cari, tapi energi terasa sangat biasa-biasa saja.Beberapa jam yang lalu…“Tuan Putri, apa Tuan Putri tidak ketakutan?” Liang Mei bertanya sembari sesekali menengok kel luar kereta.Chao Xing masih sibuk dengan buku cerita yang ia baca. Tak terihat tertarik dengan perjalanannya. Kemanapun dan dimanapun, ia tetap akan terasing dan terkurung. Tak ingin kalut ia menghibur diri dengan bacaannya.Sratt…Sebuah panah melesat berhasil dihindari Chao Xing. Liang M
“Salam kakak.”Chao Xing menoleh melihat seorang pria yang sedikit terlihat lebih muda darinya masuk. Tubuhnya tinggi dan gagah. Rambut hitamnya setengah tergerai di atas jubah biru pekat. Terlihat megah dan berkharisma. Wajahnya yang lembut sangat kontras dari seseorang yang duduk di singhasana. Tatapan dingin dan tajam seperti tidak pernah lepas dari wajahnya.“Shuo Ren, dia Yue Xiyun.” Ujar Ye Ming Yu memperkenalkan Chao Xing yang kini resmi berubah nama menjadi Yue Xiyun.“Salam Nona Yue Xiyun. Perkenalkan saya pangeran kedua, Ye Shuo Ren.” Sapa pria itu ramah.Chao Xing kini harus membiasakan dirinya dengan identitas baru sebagai Yue Xiyun dari Kerajaan Bulan. Pria di depannya tampak menyambut kehadirannya dengan sangat ramah.“Salam Pangeran Ye Shuo Ren.” Balas Chao Xing ramah.Setelah perkenalan singkat, Ye Shuo Ren mengajak Chao Xing menuju kamar tidur Chao Xing. Sepanjang perjalanan Chao Xing bisa melihat pemandangan megahnya Kerajaan Bulan yang sangat ditakuti oleh manusia.
“Lu Ye, bagaimana sekarang? Kerajaan Bulan sudah berhasil mendapatkan energi itu.” Guru Wu Chang tampak frustasi.Ia mondar mandir di depan Lu Ye yang fokus mencari sesuatu di kepalanya. Pikirannya terlalu fokus hingga keningnya berkerut. Kali ini Kerajaan Langit tertinggal selangkah.“Guru Besar, sepertinya kita harus mempercepat pembukaan akademi kali ini.” Ujar Lu Ye.Guru Wu Chang semakin tidak paham dengan maksud Lu Ye. Situasi ini bukanlah waktu yang tepat untuk membicarakan akademi. Guru Wu Chang berfikir mungkin pikiran Lu Ye sedang tercemar.“Kekuatan ada pada Ye Ming Yu, tapi otak ada pada Ye Shuo Ren.” Ujar Lu Ye.“Lu Ye, jelaskan dengan sederhana.”Lu Ye akhirnya membeberkan maksud yang ada di kepalanya. Selama berperang dengan Kerajaan Bulan, Lu Ye sudah menyadari bahwa Ye Ming Yu adalah senjata utama yang dipersiapkan Raja Bulan. Tapi strategi Ye Shuo Ren yang membuat Kerajaan Bulan sanggup menyimpan setengah kekuatan pasukkannya. Pada waktu yang tepat, Ye Ming Yu akan m
Setelah beberapa waktu melakukan persiapan, Akademi Keabadian akhirnya resmi dibuka. Akademi ini diikuti oleh seluruh sekte dari Kerajaan Langit dan Kerajaan Bulan. Kerajaan Langit akan menyediakan satu tempat untuk melangsungkan akademi ini. Bisa dibilang ini adalah kelas persahabatan antar kedua Kerajaan.Seluruh murid akademi berkumpul di aula utama. Terlihat banyak wajah-wajah baru dari berbagai sekte. Mulai dari sekte yang besar hingga sekte-sekte terkecil, semuanya turut meramaikan akademi musim ini.“Hei, aku dengar Kerajaan Bulan mengirim salah satu Pangerannya.” Ujar seseorang berbisik.“Murid Dewa Lu Ye juga datang musim ini.” Timpal yang lain.“Xiao Lin?” Ujarnya terkejut.“Wah, aku penasaran bagaimana penampilan murid Dewa Lu Ye yang terkenal itu.” Ujar yang lain.Semenjak menginjak Kerajaan Langit, Xiao Lin tidak pernah turun dari Gunung ZIhuang. Berlatih seorang diri dengan Dewa Lu Ye mengasah kultivasinya. Beberapa guru besar justru akan datang berkunjung ke Gunung Zihu
“Lu Ye, kau melihat kejadian tadi?” Guru Wu Chang bercengkrama dengan Dewa Lu Ye seusai kelas.Kejadian itu masih membekas di benak Lu Ye. Saat tiba-tiba Xiyun muncul diantara Ye Ming Yu dan Xiao Lin.“Bukankah dia berpindah dengan ilmu ruang yang aku ajarkan?” Tanya Guru Wu Chang.Dalam situasi itu, mustahil untuk berpindah secara tepat dalam sekali percobaan. Mungkinkah Yue Xiyun sudah pernah mengusainya? Lu Ye mencoba memikirkan beberapa kemungkinan.“Ye Ming Yu! Kau mau bermain-main denganku?” Chao Xing menatap Ming Yu.“Selesaikan saja tugasmu.” Jawab Ye Ming Yu singkat.Chao Xing melirik sinis. Entah kenapa ia cukup kesal dengan sikap Ye Ming Yu kali ini. Seharusnya ia tidak benar-benar berniat mencelakai Xiao Lin bukan?Ye Ming Yu tertawa melihat ekspresi Chao Xing saat ini. Sepertinya gadis ini yang justru menelan umpannya.“Xiyun, kembali gunakan otakmu bukan hatimu.” Ujar Ye Ming Yu.“Kenapa? Setidaknya hatiku masih berfungsi.” Balas Chao Xing.Ia menatap Ming Yu yang berdec
Xiao Lin menemui Lu Ye dan menceritakan pertemuannya dengan Yue Xiyun semalam. Sebelumnya, ia merasa sangat yakin bahwa gadis itu adalah adiknya. Tapi setelah pertemuan mereka, Xiao Lin jadi mulai ragu.“Xiao Lin, sebaiknya kau jangan terlalu gegabah dulu.” Saran Lu Ye.Saat ini Lu Ye juga sedang berusaha menyelidiki maksud Kerajaan Bulan yang sebenarnya. Kedamaian yang sementara ini semakin terasa mencurigakan. Terlebih setelah mendengar kabar dari Xiumin tentang seseorang yang juga disandera, Lu Ye semakin khawatir.“Xiao Lin, kau tetap awasi Yue Xiyun untuk sementara.” Ujar Lu Ye.Sepertinya Xiao Lin akan lebih mudah membatasi gerak Yue Xiyun untuk sementara. Alasan itu yang digunakan Lu Ye sembari memikirkan strategi lain.Sesuai dengan permintaan gurunya, Xiao Lin menerima tugas itu dan mulai mengawasi Yue Xiyun dari jauh. Ia kemudian meninggalkan kediaman Lu Ye kembali ke akademi.Pelajaran di akademi kembali berlanjut. Kali ini giliran guru Wu Chang memimpin kelas hari ini.Sel
“Xiyun, kau belum memberi tahu kakakmu?”“Siapa?”“Tak perlu berlagak bodoh lagi di depanku.”Chao Xing menatap datar Ye Ming Yu. Ia menyandarkan badannya sambil menyilangkan lengan. Kali ini siapa yang ia maksud?Chao Xing tak menanggapi. Entah siapa yang ada di pikiran Ye Ming Yu, ia harus memastikannya terlebih dahulu. Pria di hadapannya ini bukanlah pria yang sederhana.“Masih mengelak?” Kini Ye Ming Yu melayangkan tatapannya pada Chao Xing yang terlihat santai.“Ahh…” gumam Chao Xing dalam hati.Tentu saja, trik bodohnya tidak akan terus mengelabui Ye Ming Yu. Tapi, sejak kapan ia menyadari bahwa Chao Xing adalah saudara Xiao Lin?Gadis itu membalas pandangan Ye Ming Yu. Sebenarnya, ia juga merasa tak sepenuhnya berbohong. Hanya saja pria dingin itu tidak pernah menanyainya.“Kau tidak perlu menghindarinya.” Ujar Ye Ming Yu menenguk tehnya.“Maksudmu?” Tanya Chao Xing.Perkataan manis Ye Ming Yu bukanlah hal yang mengejutkan bagi Chao Xing. Tentu tidak akan sesederhaan itu makna d
Lu Ye membuka segel pesan dari Xiumin. Sesuai dugaan Lu Ye, Ye Shuo Ren pasti sudah membuat sebuah rencana yang besar. Dengan kemampuan kultivasi Xiumin, ia berhasil menerobos Kerajaan Bulan tanpa terlihat. Tapi ia tidak bisa melihat jelas gadis yang sedang ditawan oleh Kerajaan Bulan.“Dewa Lu Ye, gadis itu dipenuhi oleh energi Bulan yang sangat kuat. Hanya saja energi itu terlihat tidak beraturan.” Begitulah tertulis dalam surat laporan Xiumin.Lu Ye berfikir keras. Ia yakin bahwa gadis yang dibawa Ye Ming Yu adalah Qin Chao Xing. Tapi kenapa Xiumin melihat seorang gadis yang ditawan? Siapa gadis yang dilihat Xiumin?Berdasarkan penjelasan Xiumin, gadis itu dikurung di sebuah penjara terdalam Kerajaan Bulan. Hanya ada sedikit penjaga yang berjaga di sekitar bangsal. Gadis itu terlihat sedang berlatih kultivasi dan berusaha mengendalikan energi yang keluar dari tubuhnya.Sayangnya, Xiumin tidak bisa melihat lebih jelas. Energi bulan yang mengerubungi gadis itu tampak sangat kuat. Aka
“Chao Xing?” Xiao Lin bergumam dalam hati.Tidak terlalu yakin karena hanya wajahnya saja yang terlihat sama. Masih terlintas jelas senyuman manis dan lembut dari wajah adik bungsunya. Berbeda dengan tatapan gadis di depannya yang terlihat tajam tanpa senyuman.“Xiao Lin kau jangan gegabah. Ye Ming Yu adalah orang yang licik.” Batin Xiao Lin mengurungkan niatnya mendatangi gadis itu.Setelah kehebohan yang terjadi berturut-turut, tiba saatnya peresmian akademi. Seluruh murid berdiri di lapangan yang besar. Para Guru Besar dari Kerajaan Langit tiba menyambut seluruh murid.“Lu Ye, perkiraanmu sangat tepat.” Bisik Guru Wu Chang melihat Ye Ming Yu hadir di akademi.Lu Ye tersenyum tipis. Sebelumnya ia telah mengatur strategi dengan Xiumin untuk menerobos Kerajaan Bulan di saat salah satu senjatanya terpisah.“Xiumin, tujuan kita adalah membawa Chao Xing ke Kerajaan Langit.” Ujar Lu Ye.“Dewa Lu Ye, bukankah energi yang dimiliki Chao Xing memang adalah energi Bulan?” Tanya XiuminMemang b
Setelah beberapa waktu melakukan persiapan, Akademi Keabadian akhirnya resmi dibuka. Akademi ini diikuti oleh seluruh sekte dari Kerajaan Langit dan Kerajaan Bulan. Kerajaan Langit akan menyediakan satu tempat untuk melangsungkan akademi ini. Bisa dibilang ini adalah kelas persahabatan antar kedua Kerajaan.Seluruh murid akademi berkumpul di aula utama. Terlihat banyak wajah-wajah baru dari berbagai sekte. Mulai dari sekte yang besar hingga sekte-sekte terkecil, semuanya turut meramaikan akademi musim ini.“Hei, aku dengar Kerajaan Bulan mengirim salah satu Pangerannya.” Ujar seseorang berbisik.“Murid Dewa Lu Ye juga datang musim ini.” Timpal yang lain.“Xiao Lin?” Ujarnya terkejut.“Wah, aku penasaran bagaimana penampilan murid Dewa Lu Ye yang terkenal itu.” Ujar yang lain.Semenjak menginjak Kerajaan Langit, Xiao Lin tidak pernah turun dari Gunung ZIhuang. Berlatih seorang diri dengan Dewa Lu Ye mengasah kultivasinya. Beberapa guru besar justru akan datang berkunjung ke Gunung Zihu
“Lu Ye, bagaimana sekarang? Kerajaan Bulan sudah berhasil mendapatkan energi itu.” Guru Wu Chang tampak frustasi.Ia mondar mandir di depan Lu Ye yang fokus mencari sesuatu di kepalanya. Pikirannya terlalu fokus hingga keningnya berkerut. Kali ini Kerajaan Langit tertinggal selangkah.“Guru Besar, sepertinya kita harus mempercepat pembukaan akademi kali ini.” Ujar Lu Ye.Guru Wu Chang semakin tidak paham dengan maksud Lu Ye. Situasi ini bukanlah waktu yang tepat untuk membicarakan akademi. Guru Wu Chang berfikir mungkin pikiran Lu Ye sedang tercemar.“Kekuatan ada pada Ye Ming Yu, tapi otak ada pada Ye Shuo Ren.” Ujar Lu Ye.“Lu Ye, jelaskan dengan sederhana.”Lu Ye akhirnya membeberkan maksud yang ada di kepalanya. Selama berperang dengan Kerajaan Bulan, Lu Ye sudah menyadari bahwa Ye Ming Yu adalah senjata utama yang dipersiapkan Raja Bulan. Tapi strategi Ye Shuo Ren yang membuat Kerajaan Bulan sanggup menyimpan setengah kekuatan pasukkannya. Pada waktu yang tepat, Ye Ming Yu akan m
“Salam kakak.”Chao Xing menoleh melihat seorang pria yang sedikit terlihat lebih muda darinya masuk. Tubuhnya tinggi dan gagah. Rambut hitamnya setengah tergerai di atas jubah biru pekat. Terlihat megah dan berkharisma. Wajahnya yang lembut sangat kontras dari seseorang yang duduk di singhasana. Tatapan dingin dan tajam seperti tidak pernah lepas dari wajahnya.“Shuo Ren, dia Yue Xiyun.” Ujar Ye Ming Yu memperkenalkan Chao Xing yang kini resmi berubah nama menjadi Yue Xiyun.“Salam Nona Yue Xiyun. Perkenalkan saya pangeran kedua, Ye Shuo Ren.” Sapa pria itu ramah.Chao Xing kini harus membiasakan dirinya dengan identitas baru sebagai Yue Xiyun dari Kerajaan Bulan. Pria di depannya tampak menyambut kehadirannya dengan sangat ramah.“Salam Pangeran Ye Shuo Ren.” Balas Chao Xing ramah.Setelah perkenalan singkat, Ye Shuo Ren mengajak Chao Xing menuju kamar tidur Chao Xing. Sepanjang perjalanan Chao Xing bisa melihat pemandangan megahnya Kerajaan Bulan yang sangat ditakuti oleh manusia.
Baru kali ini Chao Xing menghirup udara lain dengan segar selain dari Negara Qin. Tak terlihat bak tawanan, Chao Xing justru terlihat sangat menikmati perjalanannya. Duduk di atas kereta milik Ye Ming Yu, terbang di atas langit. Chao Xing sempat terkejut melihat seekor naga besar terbang tepat di depan matanya.Berbeda dengan Chao Xing yang terlhat sangat menikmati perjalanan, Ye Ming Yu justru terus menatap gadis di sebelahnya. Jelas ia tidak memiliki trik tersembunyi, tapi terlihat mencurigakan. Entah apa dia adalah pusaka yang ia cari, tapi energi terasa sangat biasa-biasa saja.Beberapa jam yang lalu…“Tuan Putri, apa Tuan Putri tidak ketakutan?” Liang Mei bertanya sembari sesekali menengok kel luar kereta.Chao Xing masih sibuk dengan buku cerita yang ia baca. Tak terihat tertarik dengan perjalanannya. Kemanapun dan dimanapun, ia tetap akan terasing dan terkurung. Tak ingin kalut ia menghibur diri dengan bacaannya.Sratt…Sebuah panah melesat berhasil dihindari Chao Xing. Liang M