Share

BAB 302 - SURPRISED

Penulis: Abigail Kusuma
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-07 01:56:51

Perlahan Marsha mulai membuka matanya, dia menatap sebuah ruangan putih. Marsha memijat pelipisnya. Marsha mengedarkan pandangannya, keseluruh ruangan. Kening Marsha berkerut dalam melihat ruangan yang sudah tertata dengan bunga mawar dan bunga lily. Marsha beranjak dari ranjang. Dia kembali mengingat alasan dirinya bisa ada di sini. Seketika, saat Marsha berusaha mengingat alasan dirinya ada di sini, wajah Marsha langsung menegang. Ingatan Marsha ketika ada orang yang membekapnya hingga membuat dia tidak sadarkan diri.

"Siapa yang membawa aku ke sini," gumam Marsha.

Marsha mengatur napasnya, sebisa mungkin Marsha bersikap tenang. Meski terlihat jelas kepanikan dan rasa takut di wajah Marsha. Kemudian, Marsha memberanikan diri melangkah menuju pintu, dia langsung membuka pintu kamar itu. Namun, saat Marsha membuka pintu kamar. Marsha sedikit terkejut karena pintu tidak terkunci. Tanpa menunggu lama, Marsha berjalan keluar.

Seketika langkah Marsha terhenti saat melihat sosok pria yan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 303 - SHE IS FINE

    "Frans, kenapa kau lama sekali! Aku sudah mengatakan padamu, Marsha hilang dan kau terlihat santai! Bagaimana jika terjadi sesuatu pada sahabatku? Astaga aku pasti dibunuh William!" seru Karin kesal ketika melihat Frans yang baru saja tiba di rumahnya. Padahal sudah sejak tadi, dia menghubungi kekasihnya itu untuk datang. Dan sekarang, Karin menatap wajah Frans yang terlihat begitu santai dan tidak cemas atau pun panik. Frans tidak menjawab, dia mendekat dan langsung mengecup kening Karin. "Jangan marah-marah sayang. Nanti kau akan terlihat lebih tua." Karin mendelik, dia menatap tajam Frans. "Kenapa kau terlihat santai? Aku sudah mengatakan padamu, Marsha hilang! Kenapa kau tidak khawatir?" "Marsha baik-baik saja sayang." Frans memeluk pinggang Karin, memberikan kecupan bertubi-tubi di pipi Karin. "Jangan mencemaskan Marsha. Jika terjadi sesuatu pada Marsha, Wiliam tidak mungkin diam saja." Karin mendorong keras dada Frans. "Kau ini bagaimana! Willliam belum tahu jika Marsha hil

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 304 - NEW HOUSE

    William dan Marsha duduk di sofa sambil menonton film. Mereka masih berada di rumah baru yang William beli. Khusus hari ini, William meminta Albert untuk mengurus pekerjaannya. "William, aku rasa aku harus bertemu Karin. Dia pasti mencemaskanku," kata Marsha sembari menyandarkan kepalanya di dada bidang suaminya.William mengeratkan pelukannya. Dia mengecup pucak kepala Marsha. "Tidak perlu, Albert sudah mengurusnya. Termasuk mengambil barang-barangmu."Marsha mendesah pelan. "Hari ini kau menculikku, untuk yang pertama dan terakhir! Jangan lagi menculikku!" "Maaf sayang." William tersenyum, dia membawa tangannya mengusap lembut perut istrinya. "Jika aku tidak melakukan ini, belum tentu kau mau ikut denganku.""Kau ini! Bahkan kau belum mengajakku!" cebik Marsha kesal. "Ini termasuk cara cepat sayang," balas William. "Lagi pula, aku menculik istriku sendiri. Jadi tidak masalah.""Kalau Albert bukan assistant lamamu, sudah pasti aku memecatnya!" tukas Marsha.Sejak awal ketika Mars

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 305 - CAUGHT

    Laura menatap lukisannya yang baru saja pelayan pasangkan di dinding kamarnya. Sebuah Lukisan keluarga, yang kemarin dia lukis. Senyum di bibir Laura terukir ketika melihat lukisan itu. Laura selalu membayangkan lukisan itu adalah lukisan dirinya bersama Raymond dan anaknya. Meski Laura tidak pernah tahu, dengan akhir hubungannya dengan Raymond. Namun, setidaknya Laura ingin bermimpi jika hubunganya dan Raymond akan memiliki berakhir bahagia. Setelah memastikan lukisannya terpasang sempurna, Laura duduk di sofa dan mengambil majalah yang terletak di atas meja. Saat Laura membaca majalah itu, dia melihat wajah kakaknya berada di halaman paling depan. Laura selalu bangga pada William, lihat saja sekarang William selalu menduduki posisi teratas. Sebenarnya, tanpa melihat majalah, Laura sudah tahu kakaknya itu memang sangat hebat. Kemudian, Laura membuka setiap lembar halaman. Kini Laura melihat Mario Nicholas ayahnya Marsha juga masuk ke dalam pengusaha yang baru-baru ini menambah caban

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 306 - FIGHT

    Raymond menarik dagu Laura, mencium dan melumat lembut bibir wanita itu. Tidak hanya diam, Laura memejamkan matanya membalas pagutan yang diberikan Raymond. "Sialan! Beraninya kau menyentuh adikku!" Suara teriakan William begitu menggelegar saat masuk ke dalam rumah. Tatapannya menajam ke arah Raymond yang berani mencium Laura."K-Kakak?" Laura terkejut ketika melihat William sudah berada di rumah. Tidak hanya itu, Laura juga sungguh malu karena ada Marsha, Karin dan Frans. "William, tenangkan dirimu." Marsha yang berdiri di samping William, menahan tangan William berusaha menenangkan suaminya itu. William melepaskan tangan Marsha yang menahan dirinya. Frans yang menghalangi langkah William, juga tidak berhasil. Karena William langsung mendorong tubuh Frans hingga membuat Frans tersungkur di lantai. William menarik kerah baju Raymond, dia melayangkan pukulan di pelipis dan hidung Raymond berkali-kali. Raymond tersungkur di lantai dengan wajah yang penuh dengan darah. Marsha, Laura

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 307 - PRETENDING

    William duduk di tepi ranjang sembari merapihkan rambut istrinya. Beruntung dokter segera datang. Meski dokter mengatakan tidak terjadi sesuatu pada istri dan anaknya, tapi tetap saja William tidak pernah bisa tenang. Jika Marsha sudah merintih kesakitan di perut, William tidak akan pernah bisa untuk tidak mencemaskan anak dan istrinya. "Setelah ini, kau harus lebih banyak beristirahat Marsha. Jika kau ingin berbelanja dan membeli sesuatu, kau bisa meminta Luna untuk membelikannya. Aku tidak ingin kau terlalu lelah," ujar William mengingatkan istrinya itu. Dia tidak ingin terjadi sesuatu pada istri dan anaknya. "Aku tidak apa-apa William," jawab Marsha. "Hanya sakit sedikit saja, lagi pula ini bukan pertama kalinya sakit. Jadi kau tidak perlu cemas." Marsha berusaha mengulas senyuman hangat di wajahnya. Sungguh dia merasa bersalah karena membohongi suaminya. Tapi, jika Masha tidak berpura-pura seperti tadi maka William bisa saja membunuh Raymond. Tidak ada pilihan lain, hanya ini y

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 308 - NEED PROOF

    Keesokan hari, Marsha sudah lebih dulu bangun. Dia menyiapkan pakaian untuk suaminya. Jika biasanya Marsha sering terlambat bangun, kali ini Marsha bangun jauh lebih awal dari William. Marsha memilih jas berwarna silver dengan arloji yang warnanya senada dengan jas yang dia pilih. Senyum di bibir William terukir, ketika melihat Marsha yang tengah sibuk menyiapkan pakaian untuknya. William melangkah masuk ke dalam walk in closet, dia langsung memakai pakaian yang di siapkan oleh istrinya itu. "William, apa kau malam ini pulang terlambat?" tanya Marsha sembari memakaikan dasi untuk William. "Aku belum tahu apa saja jadwalku hari ini." William mengecup kening Marsha. "Tapi, aku akan usahakan pulang lebih awal.""Yasudah, jangan terlalu pulang larut malam," balas Marsha mengingatkan. "Aku tidak suka tidur sendirian." William menarik dagu Marsha, mencium dan melumat lembut bibir istrinya itu. "Aku juga tidak suka jika tidur sendirian." "Marsha, hari ini kau jangan terlalu lelah. Jika

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 309 - CHALLENGE

    Raymond menyandarkan punggungnya di kursi sembari menyesap wine di tangannya. Beberapa hari ini, meski dirinya terus memikirkan Laura tapi tidak membuat Raymond mengabaikan pekerjan. Kenyataannya, dia mampu membuat perusahaan yang berada di bawah kepemimpinannya kini berkembang pesat.Terdengar suara interkom masuk, membuat Raymond menghentikan lamunannya. Raymond meletakan gelas sloki di atas meja, lalu menekan tombol penerima. "Ya, ada apa?" jawab Raymond saat panggilannya terhubung. "Tuan Raymond, maaf mengganggu anda tapi ada tamu yang ingin bertemu dengan anda," ujar Lydia sang sektretaris dari seberang line. Raymond mengerutkan keningnya. "Siapa yang mencariku? Bukannya hari ini sudah tidak ada lagi yang memiliki janji denganku?""Tuan William Geovan, beliau yang datang menemui anda tuan." "William Geovan?" "Benar tuan." "Persilahkan dia masuk," Raymond menekan tombol untuk mengakhir panggilan.Pandangan Raymond kini teralih ke arah pintu. Menunggu tamu yang sama sekali ti

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 310 - BADMINTON?

    Marsha duduk di sofa dengan tatapan menatap bingung William yang terngah bersiap-siap. Marsha tidak percaya dengan apa yang dikatakan William sebelumnya. Suaminya itu akan bermain badminton. Bahkan hari ini William sengaja tidak bekerja hanya untuk bermain badminton. "William, kau yakin bermain badminton hari ini?" tanya Marsha memastikan. Dia masih belum percaya, suaminya memilih bermain badminton dari pada harus berangkat ke kantor. Sedangkan yang Marsha tahu, pekerjaan adalah bagian hidup William. Suaminya itu tidak mungkin meninggalkan pekerjaan hanya karena ingin bermain badminton."Ya, kau juga ikut." William mengambil jaket yang terletak di sofa, lalu memakai jaket itu. "Kau mengajakku?" Marsha mengerutkan keningnya. "Tapi, aku sudah lama tidak bermain badminton. Untuk kegiatan olah raga, biasanya yang hebat itu Karin. Bukan diriku. Aku tidak terlalu hebat bermain badminton. Pasti aku akan kalah darimu."William tersenyum, dia melangkah mendekat ke arah Marsha. Lalu mengusap

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07

Bab terbaru

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 528 – TA S2 - Ending Scene (TAMAT)

    Beberapa bulan kemudian... Tokyo, Japan... "Selena... Miracle... Hati-hati, jangan melempar bola salju seperti itu," seru Marsha memberikan peringatan pada kedua putrinya itu, yang tengah bermain salju. "Sean, jaga kedua adikmu. Jangan sampai mereka terluka," lanjutnya yang sedikit berteriak memperingatkan putra sulungnya itu, yang juga ikut bermain salju dengan Selena dan Miracle. "Sayang, Sean akan menjaga Selena dan Miracle dengan baik. Kau tenang saja," William merengkuh bahu Marsha seraya mengecup kening Marsha. "Lihatlah, Dominic masih tertidur pulas, meski tadi suaramu kencang. Tapi dia tetap tenang," ujarnya yang kini melihat ke arah Dominic yang tengah dalam pelukan Marsha. Marsha mendesah pelan, kemudian dia menatap Dominic yang masih tertidur pulas. Beruntung, putra bungsunya itu, tidak terbangun karena mendengar suaranya yang sedikit kencang memperingati ketiga anaknya. Ya, waktu berjalan begitu cepat. Kini Dominic berusia delapan bulan. William dan Marsha, sengaja men

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 527 – TA S2 - Extra Chapter V

    Suara tangis bayi memecahkan kesunyiaan dalam ruang operasi. Marsha meneteskan air matanya, kala mendengar suara tangis bayi laki-lakinya. Persalinan berjalan dengan lancar. Anak mereka lahir dengan selamat dan sempurna. William selalu mencium Marsha selama proses persalinan. Kebahagiaan William dan Marsha kini benar-benar begitu lengkap ketika mengetahui anak keempat mereka adalah laki-laki. "Nyonya Marsha, silahkan lakukan proses IMD." Dokter menyerahkan bayi mungkin itu ke dalam gendongan Marsha. Sesaat William menatap Marsha dengan tatapan yang begitu bahagia. Tidak pernah terpikir dalam hidup mereka, akan kembali merasakan kebahagiaan ini lagi."Dia mirip dengan Sean saat bayi," ucap William di telinga Marsha seraya memberikan banyak kecupan dipipi istrinya itu. "Terima kasih, sayang. Terima kasih telah memberikanku hadiah yang luar biasa."Marsha tersenyum dia terus mengusap lembut kepala bayi laki-lakinya itu. "Aku juga sangat bahagia, William. Melahirkan buah cinta kita adala

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 526 – TA S2 - Extra Chapter IV

    Marsha mematut cermin. Tubuhnya kini telah terbalut dress khusus wanita hamil yang membuat Marsha sangat nyaman. Ya, lagi dan lagi Marsha mengalami kenaikan berat badan cukup drastis. Berkali-kali suaminya mengatakan dirinya sangat cantik dan seksi saat hamil, namun Marsha tentu tidak akan percaya. Bagaimana tidak? Setiap kali Marsha menatap ke cermin, dia selalu melihat tubuhnya tampak begitu besar. Beruntung, kali ini adalah kehamilan yang terakhirnya. Memiliki empat anak sudah lebih dari cukup bagi Marsha. Padahal dulu, dia hanya menginginkan dua anak saja. Tapi William tidak akan pernah mau jika hanya dua anak. Bahkan hingga detik ini, William selalu meminta untuk kembali menambah anak. Marsha benar-benar tidak habis pikir dengan keinginan sang suami. "Setelah melahirkan, aku harus berolah raga. Aku tidak ingin gemuk seperti ini terus," gumam Marsha seraya mengusap perut buncitnya. "Sayang, Mommy sangat mencintaimu. Tenang saja, Mommy tidak akan menyalahkanmu karena kau membuat t

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 525 – TA S2 - Extra Chapter III

    Suara teriakan yang keras membuat Laura yang baru saja menata pajangan di rumahnya, langsung terkejut. Dengan cepat Laura mengalihkan pandangannya, menatap ke arah pintu rumahnya. Seketika Laura mengerutkan keningnya, melihat Lea yang baru saja pulang sekolah, dengan raut wajah yang marah melangkah masuk ke dalam rumah. "Ahg! Kenapa mereka itu menyebalkan sekali! Mereka menggangguku!" seru Lea dengan suara keras kala tiba di rumah. "Sayang? Kau kenapa?" Laura mendekat ke arah Lea, dia langsung mengelus lembut pipi putrinya itu. "Tidak baik, gadis cantik masuk ke dalam rumah dengan wajah yang kesal. Sekarang katakan pada Mommy ada apa dan di mana Ken? Kenapa Ken tidak pulang bersama denganmu?" Lea mendengus, dia mencebikan bibirnya. "Ken masih berada di sekolah. Ada khursus yag harus dia ikuti. Mommy, aku rasanya ingin pindah sekolah saja. Aku tidak mau bersekolah di sekolah yang sama dengan Ka Sean. Aku pusing, Mommy!" Laura menautkan alisnya menatap bingung Lea. "Kenapa, sayang?

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 524 – TA S2 - Extra Chapter II

    "Mommy..." Seorang anak perempuan berusia empat tahun berlari menghampiri Karin yang tengah memasak di dapur. Disusul dengan anak laki-laki yang juga berusia empat tahun, ikut berlari menghampiri Karin. Karin yang baru saja selesai masak, dan hendak meletakan makanan di atas meja, dia langsung mengalihkan pandangannya kala ada yang memanggilnya. Seketika senyum di bibir Karin terukir, melihat kedua anaknya tengah menghampirinya. Dengan cepat Karin langsung membuka tangannya dan memberikan pelukan hangat pada kedua anaknya itu. "Kelvin... Charlotte... Kalian sudah pulang?" Karin memberikan banyak kecupan pada kedua anaknya itu. "Ya, Mommy. Kami sudah pulang," jawab Kelvin dan Charlotte bersamaan seraya memeluk erat tubuh Karin. "Bagaimana hari kalian di sekolah? Apa kalian selalu bersama Selena dan Miracle?" tanya Karin sambil mengelus lembut pipi Kelvin dan Charlotte. Kelvin Frans Geovan dan Charlotte Frans Geovan, anak kembar dari Frans dan Karin yang berusia empat tahun ini ben

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 523 – TA S2 - Extra Chapter I

    Lima Tahun Kemudian..."Astaga, Miracle. Hentikan bermain dengan pisau! Nanti kau terluka, Miracle!" Suara Marsha berseru dengan nada yang keras, agar putri kecilnya itu menghentikan bermain dengan pisau. Vanessa Miracle William Geovan, sejak kecil William mengajarkan bela diri pada Miracle, demi melindungi dirinya sendiri. Tentu William melakukan itu semua karena Miracle tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik. William selalu waspada jika suatu saat ada yang berusaha mencelakai putrinya. Namun, Miracle sangat berbeda dengan Selena, saudara kembarnya yang berambut pirang, memiliki sifat yang begitu lemah lembut. Sangat sulit bagi William, mengajarkan Selena bela diri, karena berkali-kali Selena akan selalu terluka. Itu kenapa Willliam lebih memilih menjaga Selena dengan banyak pengawal yang mengikuti putrinya itu. "Mom, aku bisa melempar pisau di papan tepat sasaran. Aku hebat, kan, Mom?" Miracle tersenyum bangga, kala pisau yang dia lempar ke papan, tepat sasaran. Kemudian, dia pun

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 522 – TA S2 - Perfect Ending

    Karin menatap keindahan Canada's sugar beach. Sudah sejak beberapa hari lalu dirinya ingin pergi ke pantai ini. Tapi dia terpaksa menunda karena Frans disibukan dengan pekerjaannya. Dengan kaki telanjang, dan perut yang membuncit Karin melangkah melusuri pantai. Ya, kini kandangan Karin memasuki minggu ke tiga puluh empat. Selama kehamilan ini. Karin dilarang untuk melakukan kegiatan berat. Biasanya Karin menghabiskan waktu bersantai di rumah atau menonton film drama kesukannya. Jika Karin ingin keluar rumah, maka Frans harus ikut dengannya. Sejak hamil, sifat Frans memang begitu overprotective padanya. Dulu Karin berpikir, dia tidak akan pernah tahu bagaiamaa sifat seorang suami yang mengatasi istrinya yang tengah mengandung, tapi ternyata Tuhan begitu baik padanya, hingga memberikan kesempatan untuknya hamil. Kebahagiaan Frans dan Karin bertambah saat Dokter memberitahu dia hamil bayi kembar. Tentu Karin dan Frans begitu bahagia menyambut bayi kembar mereka. "Frans, kenapa kau tid

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 521 – TA S2 - Kebahagiaan Karin dan Frans

    "Karin, pagi ini aku berangkat lebih awal. Banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan menggantikan William. Beberapa hari ke depan, William tidak masuk ke kantor," ucap Frans seraya memakai dasi. Karin yang tengah duduk, dia bangkit berdiri mendekat ke arah Frans, dan langsung mengambil alih Frans yang tengah memakai dasi. "Aku mengerti, William pasti sedang menemani Marsha yang baru melahirkan. Saat ini Marsha benar-benar membutuhkan William berada disisinnya." Karin menepuk pelan dada Frans kala selesai memakaikan dasi suaminya. "Terima kasih sudah mengerti," Frans menarik dagu Karin, mencium dan melumat lembut bibir Karin. "Yasudah aku berangkat sekarang. Malam ini kau tidurlah duluan. Jangan menungguku." "Hati-hati. Kabari aku jika kau sudah di kantor. Jangan lupakan makan siangmu," balas Karin mengingatkan. Frans mengangguk. Kemudian, dia mengecup singkat bibir Karin, lalu melangkah keluar meninggalkan kamar. Karin hendak menemani Frans, namun, Frans memintanya untuk tetap di

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 520 – TA S2 - Welcome Baby Twins

    Suara tangis bayi memecahkan kesunyiaan dalam ruang operasi. Marsha meneteskan air matanya, kala mendengar suara tangis bayi kembarnya. Persalinan berjalan dengan lancar. Anak mereka lahir dengan selamat dan sempurna. William selalu mencium Marsha selama proses persalinan. Kebahagiaan William dan Marsha kini benar-benar begitu lengkap ketika mengetahui anak kembar mereka adalah perempuan. Hal yang membuat William bertambah bahagia adalah saat sang Dokter mengatakan anak kembar mereka bukanlah kembar identik. Anak perempuan pertama yang lebih dulu lahir memiliki rambut pirang seperti Marsha. Sedangkan anak perempuan kedua yang lahir, memiliki rambut coklat seperti William. Sungguh, William tidak menyangka, bayi kembarnya akan lahir dengan begitu special. Kini Marsha tidak akan lagi iri, karena sekarang, Marsha memiliki satu anak yang begitu mirip dengannya. "Nyonya Marsha, silahkan lakukan proses IMD." Dokter menyerahkan bayi mungkin itu ke dalam gendongan Marsha. Sedangkan William d

DMCA.com Protection Status