Beranda / Romansa / Takdir Perjanjian Pernikahan / BAB 23 - PERJALANAN BISNIS I

Share

BAB 23 - PERJALANAN BISNIS I

Penulis: Abigail Kusuma
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-15 00:02:14

Marsha bersantai di taman sambil menikmati salad buah dan susu kacang yang disiapkan oleh pelayan. Dia sendiri sudah terbiasa dengan pelayan yang menyiapkan segala kebutuhannya. Hanya saja di mansion milik William, tidak ada pelayan yang asal Indonesia. Padahal Marsha sangat menyukai masakan Indonesia. Negara asal dari ibunya.

Weekend ini Marsha memilih untuk bersantai di rumah. Biasanya Marsha selalu jalan bersama Karin menghabiskan weekend bersama sahabatnya. Tapi entah kenapa dia lebih memilih di rumah saja.

Marsha mengambil majalah di atas meja. Untuk mengurangi bosan, dia memilih untuk membaca majalah. Ketika Marsha membuka majalah yang di tangannya, ternyata itu adalah majalah bisnis. Marsha memperhatikan dengan jelas, wajah sang ayah Mario Nicholas masuk ke dalam berita sebagai salah satu pengusaha property terkenal.

Senyum di bibir Marsha terukir ketika melihat ayahnya. Dia memang sangat bangga dengan ayahnya. Dulu perusahaan keluarganya tidak terlalu besar. Tapi kini perus
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 24 - PERJALANAN BISNIS II

    Marsha terbangun dari tidurnya, dia menggeliat dan menguap. Perlahan Marsha mulai membuka matanya dan mengerjap beberapa kali. Sampai dia merasa kepalanya memberat. Ketika Marsha bangun, dia merasakan tangan kokoh melingkar di perutnya. Marsha membulatkan matanya, saat melihat William memeluk dirinya. "William!!" jerit Marsha kencang. Hingga membuat William terkejut. "Shit! Kenapa kau berteriak pagi-pagi bodoh!" seru William. Telinganya sakit mendengar jeritan Marsha yang sangat kencang. "Kenapa kau memelukku! Kau kurang ajar! Tanganmu tidak memiliki sopan! Beraninya memelukku!" protes Marsha. Dia tidak terima William memeluknya. Itu artinya sepanjang malam dia tertidur, Wiliam memeluk dirinya, Padahal di tengah selalu ada guling yang menjadi pembatas mereka. "Kau pikir saat aku tidur, aku tahu kemana saja gerakan tanganku? Lagi pula itu tidak di sengaja. Tubuh kurus sepertimu tidak pernah membuatku tertarik!" William beranjak dari tempat tidur. "Sekarang kau menghina ku kurus?"

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-15
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 25 - BERLIN - MEETING

    Marsha mematut cermin, merapihkan rambut panjangnya. Hari ini William meminta dirinya untuk ikut bertemu rekan bisnisnya."William, apa kau tidak salah mengajakku meeting dengan clientmu?" tanya Marsha kesal tanpa melihat ke arah William yang tengah berkutat pada ipad di tangan pria itu. Marsha sungguh tidak mau menemani William meeting dan hanya berdiam diri. Itu akan sangat membosankan. "Ya, kau harus menemaniku," jawab William dengan suara dingin. Wiliam memang sengaja membawa Marsha untuk ikut meeting dengannya. Alasanya, Wiilliam tidak ingin gadis kecil itu membuat masalah ketika dia meninggalkannya sendirian.Marsha membuang napas kasar "Baiklah." Kini William dan Marsha, berjalan meninggalkan kamar. Setibanya mereka di lobby, William dan Marsha langsung masuk ke dalam mobil. Sopir sudah sejak tadi menjemput mereka. Selama di Berlin, William sudah menyewa mobil dan beserta dengan sopir. Tidak lama kemudian, Mobil yang membawa William dan Marsha mulai berjalan meninggalkan l

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-15
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 26 - BERLIN - PANIK

    "Apa kau ingin ikut denganku? Aku bisa membantumu," tawar Jacob. Kemudian Marsha menatap Jacob hati-hati. "Kau takut padaku Marsha?" tanya Jacob kembali."Kau orang yang baru saja aku kenal. Tidak mungkin aku menerima tawaranmu," jawab Marsha. Meskipun Marsha saat ini membutuhkan bantuan tapi tetap saja dia harus waspada pada orang asing. Karena banyak orang, yang memperlihatkan kebaikannya untuk menutupi kejahatannya. Itu yang membuat Marsha harus berhati-hati, terlebih pada orang yang baru saja dia temui.Jacob tersenyum, lalu dia berkata. "Kau memang benar, aku orang yang baru kau kenal. Tapi aku tidak mungkin menculikmu. Jika kau tidak percaya aku akan memberikanmu kartu namaku.""Marsha!" teriak suara seorang pria begitu keras, hingga membuat Marsha terkejut.Marsha beranjak dari tempat duduknya, dia membalikan tubuhnya ke arah sumber suara yang memanggil namanya dengan keras tadi. "W-Wiliam?" Marsha menatap tak percaya, yang tadi memanggilnya adalah William. Dengan cepat Mar

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-15
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 27 - BERLIN - DUBAI FIRST ROYALE MASTERCARD

    Marsha berjalan keluar dari kamar mandi dengan memakai bathdrobe dan rambut yang diliit oleh handuk. Marsha melangkah mengambil gaun tidurnya yang berada di dalam koper. Setelah mengganti pakaiannya, dia langsung menuju ranjang. Tatapan Marsha teralih menatap William tengah duduk di ranjang, dengan punggung yang bersandar di kepala ranjang sambil melihat ipad. Marsha menelan salivanya susah payah, ketika melihat William hanya memakai celana saja tanpa memakai kaos. William memang suka bertelanjang dada memperlihatkan dada bidang dan otot perut yang sempurna. 'Astaga, kenapa William suka sekali tidak memakai baju,' batin Marsha. Kemudian dengan cepat, Marsha segera mengalihkan pandangannya dan langsung duduk tepat di samping William. "William," panggil Marsha. "Ya," jawab William singkat tanpa melihat ke arah Marsha. "Apa kau masih marah padaku?" tanya Marsha. Dia melihat dari wajah William, terlihat jika suaminya itu masih marah dengannya. "Menurut mu?" William tetap melihat ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-15
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 28 - BERLIN - SHOPPING TIME

    Marsha dan William sudah tiba Kurfurstendamn, tempat di mana surga belanja bagi para wanita. Butik-butik merk tenama dunia ada di sini. Dengan antusias Marsha langsung mengajak William mengunjungi Louis Vuitton, Gucci, Prada, dan juga Hermes. William membuang napas kasar menemani Marsha yang tengah berbelanja. Marsha membelikan oleh-oleh untuk mertuanya, orang tuanya sendiri dan juga untuk sahabatnya. Tidak hanya itu, dia pun memilihkan baju untuk Willim. Baju, sepatu, jaket semua Marsha pilihkan untuk William. Sedangkan William, dia tidak menyangka di tengah Marsha yang sedang berbelanja tapi Marsha ternyata memilihkan untuknya juga. "William, apa sepupumu ada di Kanada?" tanya Marsha sembari memilih tas yang dia inginkan. "Maksudmu Frans?" Willliam mengerutkan keningnya. "Ya, apa Frans ada di Kanada saat ini?" tanya Marsha memastikan."Harusnya saat kita kembali, dia ada di Kanada. Memangnya kenapa?" tanya William bingung. Tidak biasanya Marsha menanyakan tentang sepupunya itu.

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-15
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 29 - BERLIN - THE REAL KISSING

    Sinar matahari pagi menembus jendela, menyetuh wajah Marsha. Hingga membuat Marsha mulai membuka matanya. Marsha menguap dan menggeliat. Marsha melihat ke samping ternyata William tidak ada. Pasti William sudah lebih dulu bangun. Marsha beranjak dari tempat tidur, lalu mengikat asal rambutnya. Pandangan Marsha melihat tubuhnya masih terbalut pakaian yang dia pakai kemarin. Marsha menepuk keningnya pelan, dia pasti tertidur di mobil. Marsha menggeleng tak percaya, dirinya tidur begitu lama. Bahkan William membopong dirinya, tapi tetap tidak terbangun. Marsha mendesah lega, beruntung William tidak berani menggantikan pakaiannya. Tidak lama kemudian, William keluar dari kamar mandi hanya memakai handuk yang dililit dipinggangnya. Marsha menatap William, dengan dada telanjang dan hanya memakai handuk, dia menelan salivanya susah payah. Tubuh suaminya itu begitu sempurna. Dada bidang, otot perut tercetak begitu sempurna. Marsha tersenyum canggung, dia bersikap untuk seperti biasa tapi ja

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-15
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 30 - BERLIN - MEET JACOB

    Marsha keluar dari kamar mandi, dan berjalan menuju ranjang. Dia melihat William tengah berkutat dengan ipadnya. Marsha langsung segera melupakan kejadian tadi. Astaga padahal Marsha hampir tidak bisa melupakan jantungnya berdegup kencang saat William menciumnya. Tapi tidak boleh, dia harus berusaha untuk biasa saja. Kemudian Marsha membaringkan tubuhnya di samping William. Pandangan William melirik ke arah Marsha yang sudah membaringkan tubuhya. Lalu dia kembali berkutat pada ipadnya seolah tidak terjadi apa pun."Besok aku ada meeting terakhir, dua hari lagi kita sudah kembali ke Kanada. Banyak yang aku kerjakan di perusahaan. Aku masih harus mengurus proyek dengan perusahaan ayahmu," kata William yang lebih dulu memulai percakapan. "Apa kau memintaku untuk ikut meeting lagi denganmu di tempat sebelumnya?" tanya Marsha. Dia mencoba melupakan kejadian tadi. Dia menganggap itu sebuah ketidaksengajaan. Meskipun kini jantungnya semakin berdegup kencang ketika berada di samping William

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-15
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 31 - BERLIN - DINNER

    Setelah meeting, William membawa Marsha ke salah satu restoran. Mereka memutuskan untuk makan malam sebelum kembali ke hotel. Karena besok mereka sudah kembali ke Kanada, malam ini mereka harus merapihkan barang-barang mereka. William harus segera kembali ke Kanada, karena masih banyak pekerjaan yang harus dia kerjakan. Terutama dia sekarang memiliki proyek kerja sama dengan Mario ayah mertuanya. William memesan, salmon steak dan mashed potato untuk Marsha. Sedangkan dirinya lebih memilih tenderloin steak. Tidak lama kemudian pelayan pun mengantarkan makanan ke meja mereka. "William, apa kau akan bekerja sama dengan pamannya Jacob?" tanya Marsha sambil menikmati makanannya. "Ya, aku akan bekerja sama dengannya. Rencananya aku akan membuka perusahaan cabang di sini," jawab William dengan suara dingin tanpa melihat ke arah Marsha.Marsha mengangguk paham. "Kenapa tadi Jacob bisa ada bersamamu?" tanya William dengan nada ketidaksukaannya. "Aku juga tidak tahu, aku berada di ruang t

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-15

Bab terbaru

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 528 – TA S2 - Ending Scene (TAMAT)

    Beberapa bulan kemudian... Tokyo, Japan... "Selena... Miracle... Hati-hati, jangan melempar bola salju seperti itu," seru Marsha memberikan peringatan pada kedua putrinya itu, yang tengah bermain salju. "Sean, jaga kedua adikmu. Jangan sampai mereka terluka," lanjutnya yang sedikit berteriak memperingatkan putra sulungnya itu, yang juga ikut bermain salju dengan Selena dan Miracle. "Sayang, Sean akan menjaga Selena dan Miracle dengan baik. Kau tenang saja," William merengkuh bahu Marsha seraya mengecup kening Marsha. "Lihatlah, Dominic masih tertidur pulas, meski tadi suaramu kencang. Tapi dia tetap tenang," ujarnya yang kini melihat ke arah Dominic yang tengah dalam pelukan Marsha. Marsha mendesah pelan, kemudian dia menatap Dominic yang masih tertidur pulas. Beruntung, putra bungsunya itu, tidak terbangun karena mendengar suaranya yang sedikit kencang memperingati ketiga anaknya. Ya, waktu berjalan begitu cepat. Kini Dominic berusia delapan bulan. William dan Marsha, sengaja men

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 527 – TA S2 - Extra Chapter V

    Suara tangis bayi memecahkan kesunyiaan dalam ruang operasi. Marsha meneteskan air matanya, kala mendengar suara tangis bayi laki-lakinya. Persalinan berjalan dengan lancar. Anak mereka lahir dengan selamat dan sempurna. William selalu mencium Marsha selama proses persalinan. Kebahagiaan William dan Marsha kini benar-benar begitu lengkap ketika mengetahui anak keempat mereka adalah laki-laki. "Nyonya Marsha, silahkan lakukan proses IMD." Dokter menyerahkan bayi mungkin itu ke dalam gendongan Marsha. Sesaat William menatap Marsha dengan tatapan yang begitu bahagia. Tidak pernah terpikir dalam hidup mereka, akan kembali merasakan kebahagiaan ini lagi."Dia mirip dengan Sean saat bayi," ucap William di telinga Marsha seraya memberikan banyak kecupan dipipi istrinya itu. "Terima kasih, sayang. Terima kasih telah memberikanku hadiah yang luar biasa."Marsha tersenyum dia terus mengusap lembut kepala bayi laki-lakinya itu. "Aku juga sangat bahagia, William. Melahirkan buah cinta kita adala

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 526 – TA S2 - Extra Chapter IV

    Marsha mematut cermin. Tubuhnya kini telah terbalut dress khusus wanita hamil yang membuat Marsha sangat nyaman. Ya, lagi dan lagi Marsha mengalami kenaikan berat badan cukup drastis. Berkali-kali suaminya mengatakan dirinya sangat cantik dan seksi saat hamil, namun Marsha tentu tidak akan percaya. Bagaimana tidak? Setiap kali Marsha menatap ke cermin, dia selalu melihat tubuhnya tampak begitu besar. Beruntung, kali ini adalah kehamilan yang terakhirnya. Memiliki empat anak sudah lebih dari cukup bagi Marsha. Padahal dulu, dia hanya menginginkan dua anak saja. Tapi William tidak akan pernah mau jika hanya dua anak. Bahkan hingga detik ini, William selalu meminta untuk kembali menambah anak. Marsha benar-benar tidak habis pikir dengan keinginan sang suami. "Setelah melahirkan, aku harus berolah raga. Aku tidak ingin gemuk seperti ini terus," gumam Marsha seraya mengusap perut buncitnya. "Sayang, Mommy sangat mencintaimu. Tenang saja, Mommy tidak akan menyalahkanmu karena kau membuat t

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 525 – TA S2 - Extra Chapter III

    Suara teriakan yang keras membuat Laura yang baru saja menata pajangan di rumahnya, langsung terkejut. Dengan cepat Laura mengalihkan pandangannya, menatap ke arah pintu rumahnya. Seketika Laura mengerutkan keningnya, melihat Lea yang baru saja pulang sekolah, dengan raut wajah yang marah melangkah masuk ke dalam rumah. "Ahg! Kenapa mereka itu menyebalkan sekali! Mereka menggangguku!" seru Lea dengan suara keras kala tiba di rumah. "Sayang? Kau kenapa?" Laura mendekat ke arah Lea, dia langsung mengelus lembut pipi putrinya itu. "Tidak baik, gadis cantik masuk ke dalam rumah dengan wajah yang kesal. Sekarang katakan pada Mommy ada apa dan di mana Ken? Kenapa Ken tidak pulang bersama denganmu?" Lea mendengus, dia mencebikan bibirnya. "Ken masih berada di sekolah. Ada khursus yag harus dia ikuti. Mommy, aku rasanya ingin pindah sekolah saja. Aku tidak mau bersekolah di sekolah yang sama dengan Ka Sean. Aku pusing, Mommy!" Laura menautkan alisnya menatap bingung Lea. "Kenapa, sayang?

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 524 – TA S2 - Extra Chapter II

    "Mommy..." Seorang anak perempuan berusia empat tahun berlari menghampiri Karin yang tengah memasak di dapur. Disusul dengan anak laki-laki yang juga berusia empat tahun, ikut berlari menghampiri Karin. Karin yang baru saja selesai masak, dan hendak meletakan makanan di atas meja, dia langsung mengalihkan pandangannya kala ada yang memanggilnya. Seketika senyum di bibir Karin terukir, melihat kedua anaknya tengah menghampirinya. Dengan cepat Karin langsung membuka tangannya dan memberikan pelukan hangat pada kedua anaknya itu. "Kelvin... Charlotte... Kalian sudah pulang?" Karin memberikan banyak kecupan pada kedua anaknya itu. "Ya, Mommy. Kami sudah pulang," jawab Kelvin dan Charlotte bersamaan seraya memeluk erat tubuh Karin. "Bagaimana hari kalian di sekolah? Apa kalian selalu bersama Selena dan Miracle?" tanya Karin sambil mengelus lembut pipi Kelvin dan Charlotte. Kelvin Frans Geovan dan Charlotte Frans Geovan, anak kembar dari Frans dan Karin yang berusia empat tahun ini ben

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 523 – TA S2 - Extra Chapter I

    Lima Tahun Kemudian..."Astaga, Miracle. Hentikan bermain dengan pisau! Nanti kau terluka, Miracle!" Suara Marsha berseru dengan nada yang keras, agar putri kecilnya itu menghentikan bermain dengan pisau. Vanessa Miracle William Geovan, sejak kecil William mengajarkan bela diri pada Miracle, demi melindungi dirinya sendiri. Tentu William melakukan itu semua karena Miracle tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik. William selalu waspada jika suatu saat ada yang berusaha mencelakai putrinya. Namun, Miracle sangat berbeda dengan Selena, saudara kembarnya yang berambut pirang, memiliki sifat yang begitu lemah lembut. Sangat sulit bagi William, mengajarkan Selena bela diri, karena berkali-kali Selena akan selalu terluka. Itu kenapa Willliam lebih memilih menjaga Selena dengan banyak pengawal yang mengikuti putrinya itu. "Mom, aku bisa melempar pisau di papan tepat sasaran. Aku hebat, kan, Mom?" Miracle tersenyum bangga, kala pisau yang dia lempar ke papan, tepat sasaran. Kemudian, dia pun

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 522 – TA S2 - Perfect Ending

    Karin menatap keindahan Canada's sugar beach. Sudah sejak beberapa hari lalu dirinya ingin pergi ke pantai ini. Tapi dia terpaksa menunda karena Frans disibukan dengan pekerjaannya. Dengan kaki telanjang, dan perut yang membuncit Karin melangkah melusuri pantai. Ya, kini kandangan Karin memasuki minggu ke tiga puluh empat. Selama kehamilan ini. Karin dilarang untuk melakukan kegiatan berat. Biasanya Karin menghabiskan waktu bersantai di rumah atau menonton film drama kesukannya. Jika Karin ingin keluar rumah, maka Frans harus ikut dengannya. Sejak hamil, sifat Frans memang begitu overprotective padanya. Dulu Karin berpikir, dia tidak akan pernah tahu bagaiamaa sifat seorang suami yang mengatasi istrinya yang tengah mengandung, tapi ternyata Tuhan begitu baik padanya, hingga memberikan kesempatan untuknya hamil. Kebahagiaan Frans dan Karin bertambah saat Dokter memberitahu dia hamil bayi kembar. Tentu Karin dan Frans begitu bahagia menyambut bayi kembar mereka. "Frans, kenapa kau tid

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 521 – TA S2 - Kebahagiaan Karin dan Frans

    "Karin, pagi ini aku berangkat lebih awal. Banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan menggantikan William. Beberapa hari ke depan, William tidak masuk ke kantor," ucap Frans seraya memakai dasi. Karin yang tengah duduk, dia bangkit berdiri mendekat ke arah Frans, dan langsung mengambil alih Frans yang tengah memakai dasi. "Aku mengerti, William pasti sedang menemani Marsha yang baru melahirkan. Saat ini Marsha benar-benar membutuhkan William berada disisinnya." Karin menepuk pelan dada Frans kala selesai memakaikan dasi suaminya. "Terima kasih sudah mengerti," Frans menarik dagu Karin, mencium dan melumat lembut bibir Karin. "Yasudah aku berangkat sekarang. Malam ini kau tidurlah duluan. Jangan menungguku." "Hati-hati. Kabari aku jika kau sudah di kantor. Jangan lupakan makan siangmu," balas Karin mengingatkan. Frans mengangguk. Kemudian, dia mengecup singkat bibir Karin, lalu melangkah keluar meninggalkan kamar. Karin hendak menemani Frans, namun, Frans memintanya untuk tetap di

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 520 – TA S2 - Welcome Baby Twins

    Suara tangis bayi memecahkan kesunyiaan dalam ruang operasi. Marsha meneteskan air matanya, kala mendengar suara tangis bayi kembarnya. Persalinan berjalan dengan lancar. Anak mereka lahir dengan selamat dan sempurna. William selalu mencium Marsha selama proses persalinan. Kebahagiaan William dan Marsha kini benar-benar begitu lengkap ketika mengetahui anak kembar mereka adalah perempuan. Hal yang membuat William bertambah bahagia adalah saat sang Dokter mengatakan anak kembar mereka bukanlah kembar identik. Anak perempuan pertama yang lebih dulu lahir memiliki rambut pirang seperti Marsha. Sedangkan anak perempuan kedua yang lahir, memiliki rambut coklat seperti William. Sungguh, William tidak menyangka, bayi kembarnya akan lahir dengan begitu special. Kini Marsha tidak akan lagi iri, karena sekarang, Marsha memiliki satu anak yang begitu mirip dengannya. "Nyonya Marsha, silahkan lakukan proses IMD." Dokter menyerahkan bayi mungkin itu ke dalam gendongan Marsha. Sedangkan William d

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status