Beranda / Pernikahan / Takdir Perjanjian Pernikahan / BAB 128 - CAKE BUATAN ANNETA

Share

BAB 128 - CAKE BUATAN ANNETA

Penulis: Abigail Kusuma
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-27 00:17:46

Kini Frans berada di depan mansion Karin, setelah makan siang. Frans langsung mengantarkan Karin pulang. Awalnya Karin menolak, karena Karin selalu membawa mobil. Tapi seperti biasa, Frans langsung meminta sopirnya mengantarkan mobil Karin.

"Frans, lebih baik kau pulang. Jangan masuk ke rumah ku. Ayah ku sangat galak." tukas Karin, ia sengaja menakuti Frans.

Frans terkekeh pelan. "Orang tua mu tinggal di Indonesia. Kau disini bersama dengan pelayan. Lalu siapa yang kau maksud memarahi ku Karin?"

"CK! bagaimana kau tahu aku tidak tinggal dengan orang tua ku? apa Marsha yang memberitahunya?" seru Karin kesal.

"Aku sudah katakan pada mu Karin, aku tahu semua tentang mu. Jadi kau tidak perlu lagi menutupi sesuatu atau bersusah payah membohongi ku. Karena itu semua percuma. Aku sudah menyelidiki tentang diri mu." ujar Frans dengan penuh kemenangan. Ia memang sudah mencari tahu semua tentang Karin, jadi percuma jika Karin berbohong padanya. Ia pasti dengan cepat mengetahuinya.

"Kau ini
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 129 - BELIEVE IN YOU

    Marsha baru saja selesai membersihkan diri, ia sudah mengganti pakaiannya dengan gaun tidur berwarna maroon motif brookat. Ia melirik ke jam dinding kini sudah pukul sembilan malam tapi William masih belum juga pulang. Marsha berjalan menuju ranjang, ia duduk di ranjang dengan punggung yang bersandar di kepala ranjang. Marsha mengambil ponselnya di atas nakas, tidak ada pesan masuk satu pun. Biasanya William selalu mengirim pesan jika pulang terlambat, tapi ini tidak. CeklekSuara pintu kamar terbuka, Marsha menoleh ke arah pintu kamar. Senyum diwajah Marsha, ketika melihat William sudah berdiri di depan pintu. Marsha beranjak, dan langsung berjalan ke arah William. "Kenapa kau pulang malam tidak kirim pesan pada ku?" seru Marsha kesal, namun meski ia kesal Marsha tetap membantu William melepaskan dasi dan juga jasnya. William menundukan kepalanya lalu mengecup bibir Marsha. "Maaf, aku terlalu sibuk dan banyak yang harus aku kerjakan." jawab William. Marsha mendengus tak suka. "J

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 130 - MEETING PERTAMA MARSHA

    Pagi hari, Marsha dan William sudah bersiap. Hari ini Marsha memang tidak datang ke kampus. Marsha harus ikut dengan William ke perusahaan. Sebenarnya jika boleh memilih Marsha lebih baik tidak ikut. Marsha tidak suka datang ke perusahaan dan membahas bisnis. Bagi Marsha sangat membosankan, tapi Marsha tidak mempunyai pilihan lain. Mau tidak mau, dia harus menuruti suami dan keinginan ayahnya. Marsha menatap cermin, memoles wajahnya dengan make up tipis. Dengan balutan dress formal dan blazer membuat Marsha terlihat anggun dan jauh lebih dewasa. William juga sudah selesai bersiap. Seperti biasa, mereka breakfast di ruang makan. Meski Marsha tahu, kemarin William berdebat dengan Laura. Tapi bukan berarti William menjauh dari Laura. "Morning." sapa Laura saat melihat William dan Marsha melangkah masuk ke ruang makan. "Morning Laura." balas Marsha, ia duduk di samping William. Pelayan menyiapkan beef cheese omelette untuk Marsha dan Laura. Sedangkan William, lebih memilih kopi espres

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 131 - SEPUPU YANG CERDAS

    William menarik tangan Marsha, masuk ke dalam ruang kerjanya. Marsha mendesah pelan, ia tahu ini pasti karena rekan bisnis William yang menjabat tangan dirinya tadi. Marsha tidak mengerti, padahal tadi William bilang harus bersikap profesional. Tapi kenyataannya William yang menarik tangan dirinya meninggalkan ruang meeting. "William, tangan ku bisa putus jika kau mencengkram kuat seperti ini." gerutu Marsha. "Lain kali, kau dilarang berjabat tangan dengan pria lain. Meski itu adalah rekan bisnis mu." tukas William, dingin. Marsha mencebik. "Kenapa kau ini tidak profesional sama sekali William, dia itu rekan bisnis mu. Aku tidak suka kau seperti itu." "Jangan membantah ku Marsha Geovan!" tegas William. Marsha membuang napas kasar. "Jangan berlebihan William! dia juga sudah tahu aku ini seorang wanita yang sudah menikah. Ditambah kau sudah menagatakan padanya aku ini istri mu. Jadi jangan berlebihan!" seru Marsha kesal, selalu saja William seperti ini. Benar-benar membuatnya sakit

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 132 - KECURIGAAN ALBERT

    Kini keadaan ruang kerja Melvin sangat berantakan. Ia membanting semua barang-barang yang ada di ruang kerjanya. Hingga detik ini, anak buahnya belum bisa menemukan Alice. Bagaimana mungkin hanya menemukan satu wanita saja mereka tidak mampu. Itu yang membuat Melvin semakin marah besar. Melvin yakin, ada seseorang yang membantu Alice. Tidak mungkin jika wanita itu hanya melarikan diri seorang diri dan hingga detik ini anak buahnya masih belum bisa ditemukan. Melvin bersumpah, jika benar Alice membunuh anaknya dia akan membunuh Alice dengan tangannya sendiri. "Maaf tuan, permisi." sapa Harry melangkah masuk ke ruang kerja Melvin. "Ada apa? Kau sudah menemukan wanita itu?" tanya Melvin dingin. "Tuan saya ingin melaporkan sesuatu pada anda." kata Harry, ia menudukan kepalnya. "Cepat katakan apa yang ingin kau katakan!" tukas Melvin. "Tuan. Nona Alice memiliki sepupu yang baru saja pindah ke Kanada. Saya sudah berhasil mendapatkan alamat mereka tinggal. Tapi saat saya datang, mereka

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 133 - TERUNGKAP

    Keesokan hari, Marsha sudah berada di kampus. Kemarin Marsha memang meminta izin pada William untuk menginap di rumah orang tuanya. Alasannya, tentu saja karena Marsha sangat merindukan kedua orang tuanya. Bahkan saat tadi malam, Marsha tidur bersama dengan kedua orang tuanya. Dulu saat Marsha belum menikah, ia sering tidur bersama dengan kedua orang tuanya. Meski Marsha sudah beranjak dewasa, tapi bagi kedua orang tuanya Marsha masih tetap putri kecil mereka. Terlebih Marsha adalah anak tunggal. Beruntungnya pakaian Marsha masih berada di rumah kedua orang tuanya. Marsha memang tidak membawa banyak pakaian. Jadi saat Marsha menginap di rumah kedua orang tuanya, ia masih memiliki pakaian di kamarnya. Saat menikah William memang menyiapkan seluruh kebutuhan Marsha. Bukan hanya William tapi Veronica ibu mertuanya juga selalu membelikan banyak barang untuk Marsha. Kini Marsha sudah menyelesaikan mata kuliahnya di pagi hari. Hari ini memang Marsha memiliki kelas di jam tujuh pagi. Itu k

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 134 - RENCANA

    Dengan penuh amarah, William kini berusaha untuk lebih tenang. Ia tidak ingin langsung menemui Anneta dan memberikan pelajaran pada Anneta dan Alice. William memilih untuk mengikuti permainan mereka. Ia ingin melihat apa yang telah direncanakan oleh Alice dan Anneta. Jika saja Albert mengetahui ini saat Marsha terluka, William bersumpah bukan akan mebunuh Alice dan Anneta dengan tangannya sendiri. Sebelumnya William memang meminta Laura untuk tinggal sementara di apartemen. Dan William juga meminta Marsha untuk datang ke perusahaan. Tujuannya, karena William menunggu laporan dari Albert. William tidak pernah sembarangan menerima karyawan yang tinggal di rumahnya. Ia selalu meminta Albert untuk menyaringnya dengan baik. William juga selalu menekankan pada Albert jika karyawan yang tinggal di rumahnya, harus memiliki latar belakang yang baik. Sejak kemarin, saat Albert mengatakan ada keanehan data Anneta. William memutuskan untuk memindahkan Laura sementara ke apartemen. Beruntung, tad

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 135 - KEMUNCULAN ALICE

    Marsha turun dari mobil, ia melirik arloji kini sudah pukul sembilan malam. Tadi William meminta sopir mengantarkan Marsha, karena memang Marsha tidak membawa mobil. Marsha melangkah masuk ke dalam rumah, ia melihat keadaan rumah begitu sepi. Beruntung Laura berada di apartemen William. Hingga detik ini, Marsha berusaha untuk berpikiran tenang. Bagaimana mungkin Anneta ingin berniat jahat padanya, padahal Marsha sangat menyukai Anneta. Bagi Marsha, Anneta adalah gadis yang baik dan lembut. Tapi sejak mendengar perkataan William dan Melvin, ia kembali mengingat perkataan Mario ayahnya yang selalu mengatakan terkadang semua orang bisa menunjukan kebaikan dan kelembutan. Namun, itu tidak bisa menjamin orang tersebut baik. Karena banyak di dunia ini orang-orang menggunakan topeng kebaikan untuk menutupi jati dirinya. Marsha berusaha mengatur napasnya dengan baik. Meski dia tidak bisa bohong, jantungnya kini berdegup kencang. Bukan karena ia takut, tapi karena ia berusaha menghadapi seor

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Takdir Perjanjian Pernikahan   BAB 136 - DON'T TOUCH MY WIFE

    Albert bersembunyi di balik dinding, ia terus mengawasi pergerakan Anneta. Para pengawal telah berpura-pura memakan cake yang dibuat oleh Anneta. Saat Anneta keluar dari kamarnya dan membawa koper dengan cepat Albert melangkah maju kearah Anneta. "Kau ingin kemana?" tanya Albert dingin dan tatapan tajam pada Anneta. "T-Tuan Albert?" Anneta gugup saat melihat Albert menghadangnya. "Kau ingin melarikan diri Anneta?" tukas Albert. "T-Tidak tuan, saya tidak melarikan diri. Saya hanya ingin menjenguk keluarga saya yang sedang sakit tuan." jawab Anneta, ia menundukan kepalanya tidak berani menatap Albert. "Anneta, kau tahu kau ini bekerja dengan Tuan William Geovan. Kenapa kau sangat berani? kau mengantarkan sendiri kematian mu Anneta!" tukas Albert, tajam. "M-Maksud tuan apa? saya tidak mengerti apa yang tuan katakan." ucap Anneta gugup. "Jangan berpura-pura Anneta! kau tidak bisa menipu ku! kau memasukan obat di dalam cake buatan mu dan kau memberikan pada seluruh pengawal disini?

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28

Bab terbaru

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 528 – TA S2 - Ending Scene (TAMAT)

    Beberapa bulan kemudian... Tokyo, Japan... "Selena... Miracle... Hati-hati, jangan melempar bola salju seperti itu," seru Marsha memberikan peringatan pada kedua putrinya itu, yang tengah bermain salju. "Sean, jaga kedua adikmu. Jangan sampai mereka terluka," lanjutnya yang sedikit berteriak memperingatkan putra sulungnya itu, yang juga ikut bermain salju dengan Selena dan Miracle. "Sayang, Sean akan menjaga Selena dan Miracle dengan baik. Kau tenang saja," William merengkuh bahu Marsha seraya mengecup kening Marsha. "Lihatlah, Dominic masih tertidur pulas, meski tadi suaramu kencang. Tapi dia tetap tenang," ujarnya yang kini melihat ke arah Dominic yang tengah dalam pelukan Marsha. Marsha mendesah pelan, kemudian dia menatap Dominic yang masih tertidur pulas. Beruntung, putra bungsunya itu, tidak terbangun karena mendengar suaranya yang sedikit kencang memperingati ketiga anaknya. Ya, waktu berjalan begitu cepat. Kini Dominic berusia delapan bulan. William dan Marsha, sengaja men

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 527 – TA S2 - Extra Chapter V

    Suara tangis bayi memecahkan kesunyiaan dalam ruang operasi. Marsha meneteskan air matanya, kala mendengar suara tangis bayi laki-lakinya. Persalinan berjalan dengan lancar. Anak mereka lahir dengan selamat dan sempurna. William selalu mencium Marsha selama proses persalinan. Kebahagiaan William dan Marsha kini benar-benar begitu lengkap ketika mengetahui anak keempat mereka adalah laki-laki. "Nyonya Marsha, silahkan lakukan proses IMD." Dokter menyerahkan bayi mungkin itu ke dalam gendongan Marsha. Sesaat William menatap Marsha dengan tatapan yang begitu bahagia. Tidak pernah terpikir dalam hidup mereka, akan kembali merasakan kebahagiaan ini lagi."Dia mirip dengan Sean saat bayi," ucap William di telinga Marsha seraya memberikan banyak kecupan dipipi istrinya itu. "Terima kasih, sayang. Terima kasih telah memberikanku hadiah yang luar biasa."Marsha tersenyum dia terus mengusap lembut kepala bayi laki-lakinya itu. "Aku juga sangat bahagia, William. Melahirkan buah cinta kita adala

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 526 – TA S2 - Extra Chapter IV

    Marsha mematut cermin. Tubuhnya kini telah terbalut dress khusus wanita hamil yang membuat Marsha sangat nyaman. Ya, lagi dan lagi Marsha mengalami kenaikan berat badan cukup drastis. Berkali-kali suaminya mengatakan dirinya sangat cantik dan seksi saat hamil, namun Marsha tentu tidak akan percaya. Bagaimana tidak? Setiap kali Marsha menatap ke cermin, dia selalu melihat tubuhnya tampak begitu besar. Beruntung, kali ini adalah kehamilan yang terakhirnya. Memiliki empat anak sudah lebih dari cukup bagi Marsha. Padahal dulu, dia hanya menginginkan dua anak saja. Tapi William tidak akan pernah mau jika hanya dua anak. Bahkan hingga detik ini, William selalu meminta untuk kembali menambah anak. Marsha benar-benar tidak habis pikir dengan keinginan sang suami. "Setelah melahirkan, aku harus berolah raga. Aku tidak ingin gemuk seperti ini terus," gumam Marsha seraya mengusap perut buncitnya. "Sayang, Mommy sangat mencintaimu. Tenang saja, Mommy tidak akan menyalahkanmu karena kau membuat t

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 525 – TA S2 - Extra Chapter III

    Suara teriakan yang keras membuat Laura yang baru saja menata pajangan di rumahnya, langsung terkejut. Dengan cepat Laura mengalihkan pandangannya, menatap ke arah pintu rumahnya. Seketika Laura mengerutkan keningnya, melihat Lea yang baru saja pulang sekolah, dengan raut wajah yang marah melangkah masuk ke dalam rumah. "Ahg! Kenapa mereka itu menyebalkan sekali! Mereka menggangguku!" seru Lea dengan suara keras kala tiba di rumah. "Sayang? Kau kenapa?" Laura mendekat ke arah Lea, dia langsung mengelus lembut pipi putrinya itu. "Tidak baik, gadis cantik masuk ke dalam rumah dengan wajah yang kesal. Sekarang katakan pada Mommy ada apa dan di mana Ken? Kenapa Ken tidak pulang bersama denganmu?" Lea mendengus, dia mencebikan bibirnya. "Ken masih berada di sekolah. Ada khursus yag harus dia ikuti. Mommy, aku rasanya ingin pindah sekolah saja. Aku tidak mau bersekolah di sekolah yang sama dengan Ka Sean. Aku pusing, Mommy!" Laura menautkan alisnya menatap bingung Lea. "Kenapa, sayang?

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 524 – TA S2 - Extra Chapter II

    "Mommy..." Seorang anak perempuan berusia empat tahun berlari menghampiri Karin yang tengah memasak di dapur. Disusul dengan anak laki-laki yang juga berusia empat tahun, ikut berlari menghampiri Karin. Karin yang baru saja selesai masak, dan hendak meletakan makanan di atas meja, dia langsung mengalihkan pandangannya kala ada yang memanggilnya. Seketika senyum di bibir Karin terukir, melihat kedua anaknya tengah menghampirinya. Dengan cepat Karin langsung membuka tangannya dan memberikan pelukan hangat pada kedua anaknya itu. "Kelvin... Charlotte... Kalian sudah pulang?" Karin memberikan banyak kecupan pada kedua anaknya itu. "Ya, Mommy. Kami sudah pulang," jawab Kelvin dan Charlotte bersamaan seraya memeluk erat tubuh Karin. "Bagaimana hari kalian di sekolah? Apa kalian selalu bersama Selena dan Miracle?" tanya Karin sambil mengelus lembut pipi Kelvin dan Charlotte. Kelvin Frans Geovan dan Charlotte Frans Geovan, anak kembar dari Frans dan Karin yang berusia empat tahun ini ben

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 523 – TA S2 - Extra Chapter I

    Lima Tahun Kemudian..."Astaga, Miracle. Hentikan bermain dengan pisau! Nanti kau terluka, Miracle!" Suara Marsha berseru dengan nada yang keras, agar putri kecilnya itu menghentikan bermain dengan pisau. Vanessa Miracle William Geovan, sejak kecil William mengajarkan bela diri pada Miracle, demi melindungi dirinya sendiri. Tentu William melakukan itu semua karena Miracle tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik. William selalu waspada jika suatu saat ada yang berusaha mencelakai putrinya. Namun, Miracle sangat berbeda dengan Selena, saudara kembarnya yang berambut pirang, memiliki sifat yang begitu lemah lembut. Sangat sulit bagi William, mengajarkan Selena bela diri, karena berkali-kali Selena akan selalu terluka. Itu kenapa Willliam lebih memilih menjaga Selena dengan banyak pengawal yang mengikuti putrinya itu. "Mom, aku bisa melempar pisau di papan tepat sasaran. Aku hebat, kan, Mom?" Miracle tersenyum bangga, kala pisau yang dia lempar ke papan, tepat sasaran. Kemudian, dia pun

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 522 – TA S2 - Perfect Ending

    Karin menatap keindahan Canada's sugar beach. Sudah sejak beberapa hari lalu dirinya ingin pergi ke pantai ini. Tapi dia terpaksa menunda karena Frans disibukan dengan pekerjaannya. Dengan kaki telanjang, dan perut yang membuncit Karin melangkah melusuri pantai. Ya, kini kandangan Karin memasuki minggu ke tiga puluh empat. Selama kehamilan ini. Karin dilarang untuk melakukan kegiatan berat. Biasanya Karin menghabiskan waktu bersantai di rumah atau menonton film drama kesukannya. Jika Karin ingin keluar rumah, maka Frans harus ikut dengannya. Sejak hamil, sifat Frans memang begitu overprotective padanya. Dulu Karin berpikir, dia tidak akan pernah tahu bagaiamaa sifat seorang suami yang mengatasi istrinya yang tengah mengandung, tapi ternyata Tuhan begitu baik padanya, hingga memberikan kesempatan untuknya hamil. Kebahagiaan Frans dan Karin bertambah saat Dokter memberitahu dia hamil bayi kembar. Tentu Karin dan Frans begitu bahagia menyambut bayi kembar mereka. "Frans, kenapa kau tid

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 521 – TA S2 - Kebahagiaan Karin dan Frans

    "Karin, pagi ini aku berangkat lebih awal. Banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan menggantikan William. Beberapa hari ke depan, William tidak masuk ke kantor," ucap Frans seraya memakai dasi. Karin yang tengah duduk, dia bangkit berdiri mendekat ke arah Frans, dan langsung mengambil alih Frans yang tengah memakai dasi. "Aku mengerti, William pasti sedang menemani Marsha yang baru melahirkan. Saat ini Marsha benar-benar membutuhkan William berada disisinnya." Karin menepuk pelan dada Frans kala selesai memakaikan dasi suaminya. "Terima kasih sudah mengerti," Frans menarik dagu Karin, mencium dan melumat lembut bibir Karin. "Yasudah aku berangkat sekarang. Malam ini kau tidurlah duluan. Jangan menungguku." "Hati-hati. Kabari aku jika kau sudah di kantor. Jangan lupakan makan siangmu," balas Karin mengingatkan. Frans mengangguk. Kemudian, dia mengecup singkat bibir Karin, lalu melangkah keluar meninggalkan kamar. Karin hendak menemani Frans, namun, Frans memintanya untuk tetap di

  • Takdir Perjanjian Pernikahan   Bab 520 – TA S2 - Welcome Baby Twins

    Suara tangis bayi memecahkan kesunyiaan dalam ruang operasi. Marsha meneteskan air matanya, kala mendengar suara tangis bayi kembarnya. Persalinan berjalan dengan lancar. Anak mereka lahir dengan selamat dan sempurna. William selalu mencium Marsha selama proses persalinan. Kebahagiaan William dan Marsha kini benar-benar begitu lengkap ketika mengetahui anak kembar mereka adalah perempuan. Hal yang membuat William bertambah bahagia adalah saat sang Dokter mengatakan anak kembar mereka bukanlah kembar identik. Anak perempuan pertama yang lebih dulu lahir memiliki rambut pirang seperti Marsha. Sedangkan anak perempuan kedua yang lahir, memiliki rambut coklat seperti William. Sungguh, William tidak menyangka, bayi kembarnya akan lahir dengan begitu special. Kini Marsha tidak akan lagi iri, karena sekarang, Marsha memiliki satu anak yang begitu mirip dengannya. "Nyonya Marsha, silahkan lakukan proses IMD." Dokter menyerahkan bayi mungkin itu ke dalam gendongan Marsha. Sedangkan William d

DMCA.com Protection Status