Beranda / Pernikahan / Istri Yang Tersakiti / Takdir Yang Tak Disangka

Share

Takdir Yang Tak Disangka

Penulis: Mayangnoura
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-25 01:33:51

GELEGAR!

Moza yang baru saja keluar dari dalam rumah dengan menarik koper, tersentak kaget begitu mendengar suara petir yang baru saja menggema di langit malam. Sepertinya sebentar lagi akan turun hujan. Tapi kemana dia akan pergi dalam keadaan seperti ini?

Tak perduli dengan cuaca buruk, Moza tetap melangkahkan kaki keluar pagar. Tetap di rumah ini juga tidak mungkin. Leo sudah menjatuhkan talak atas dirinya. Itu artinya, Leo bukan lagi suaminya dan dia bukan lagi istri Leo.

Tes. Tes. Tes.

Satu dua tetes air langit mulai berjatuhan dari atas. Moza menyusuri trotoar dengan wajah yang basah. Dia merasa sangat sedih dengan nasib buruk yang telah menimpanya. Bukan hanya karena telah dimadu tapi juga kini diceraikan.

Moza terus melangkahkan kaki dengan langkah yang terburu. Dia tidak tahu akan dibawa kemana tubuhnya ini oleh kaki. Malam semakin beranjak larut. Selain itu, alam mulai diserang gerimis.

"Non Moza!" Sebuah teriakan mengagetkan Moza. Wanita itu langsung menoleh ke belakang. D
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Yang Tersakiti   Kesalahpahaman

    Moza membersihkan diri dan berganti pakaian ketika pintu kamarnya diketuk oleh Bayu. "Nona! Ini nasi goreng dan teh hangatnya!""Iya, sebentar!" Moza bergerak membuka pintu dan mendapati Bayu dengan nampan berisi sepiring nasi goreng dan segelas teh hangat. Senyum Bayu mengembang."Apa saya boleh menaruhnya ke dalam?" tanya Bayu sopan.Moza mengangguk. "Oh, boleh mas. Silahkan." Moza menyingkir memberi Bayu jalan sebelum akhirnya pria itu masuk dan meletakkan nampan itu di atas meja rias. "Kalau nasi gorengan tidak enak, harap maklum saja ya, Non. Maklum saya tidak sepandai nona dalam masak memasak."Moza tersenyum. "Tidak apa-apa kok mas. Kalau perut lapar, rasa seperti apa pun pasti enak."Bayu tertawa kecil. "Ya, sudah kalau begitu. Selamat menikmati nasi goreng buatan saya. Kalau non nanti merasa butuh apa-apa, non bisa ketuk kamar saya yang ada sebelah."Moza kembali mengangguk. "Iya, mas.""Kalau begitu saya permisi." Dengan sopan, Bayu meninggalkan kamar yang ditempati Moza.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-25
  • Istri Yang Tersakiti   Penyesalan

    "Diam kamu Astrid! Jangan ikut bicara!" teriak Leo. Dia jadi sangat kesal kepada Astrid karena wanita itu main sahut saja. Kemarahannya juga diawali dengan Astrid yang menunjukkan foto Moza dan Bayu yang berpelukan. Padahal kini Leo tahu kalau mereka tidak berpelukan. Bayu menangkap Moza yang hendak terjatuh. Karena foto itu pun dia pulang ke rumah ini dengan membawa emosi dan ketika mendapati Moza berada di dalam kamar bersama Bayu, amarahnya tidak bisa dikendalikan lagi. Mendapati Leo marah, mata Astrid langsung membuka. Dia tidak menyangka kalau Leo akan menanggapi ucapannya dengan kasar. "Kamu kenapa mas? Kok jadi marahin aku? Moza 'kan memang selingkuh. Mas 'kan lihat sendiri semalam kalau Moza dan Bayu ada di dalam kamar?""Iya, aku memang mendapati mereka berdua berada di dalam kamar tapi bukan berarti selingkuh 'kan?""Tapi foto itu?""Justru itu yang ingin aku tanyakan kepadamu! Kamu melihat mereka dari awal tidak?"Astrid mengangguk. "Iya.""Tapi kenapa kamu bilang mereka b

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-25
  • Istri Yang Tersakiti   Astrid Tidak Bisa Masak

    Moza berdiri di depan pintu ruang makan. Dia memperhatikan Bayu yang sedang mempersiapkan sarapan pagi. Namun, kehadirannya ternyata diketahui oleh Bayu sehingga pria tampan itu langsung menoleh. Begitu mendapati wajah cantik Moza, bibirnya langsung tersenyum."Selamat pagi, Nona. Saya sudah membuatkan sarapan untuk nona. Semoga nona suka," ucap Bayu dengan bahasa yang sangat lembut, membuat Moza lama-lama menjadi nyaman.Moza mendekati Bayu. "Kehadiranku di sini sepertinya merepotkan mas, ya?"Bayu menggeleng cepat. "Tidak, nona. Tidak sama sekali. Saya malah senang nona tidur di sini. Ayo nona, silahkan duduk!" Bayu menarik satu kursi untuk Moza. Tak menolak, Moza pun langsung mendudukinya."Hmm, mas..." Tiba-tiba suara Moza merendah. Dia mengusap-ngusap kedua tangannya satu sama lain. "Aku mau bicara sesuatu."Bayu yang kebetulan sudah selesai menata makanan di atas meja, langsung menarik kursi dan duduk di hadapan Moza. "Bicara? Silahkan non. Jangan ragu.""Aduh, bagaimana ya bica

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-25
  • Istri Yang Tersakiti   Kesalahan

    "Selamat ya pak. Istri anda positif hamil. Kandungannya memasuki usia dua minggu."Wajah Leo yang semula muram karena sedang banyak fikiran, langsung berseri. "Benarkah dok?"Dokter itu mengangguk. "Iya, pak. Benar. Ibu Astrid memang hamil."Tanpa bisa dibendung, Leo langsung memeluk Astrid. "Terima kasih, sayang. Terima kasih karena kamu akan memberikanku seorang bayi."Astrid tersenyum bangga. "Ya, mas. Aku 'kan sudah berjanji pada mas akan memberikan mas dan kedua orang tua mas seorang bayi. Sekarang aku membuktikan perkataan itu mas.""Iya, aku juga yakin bahwa kamu akan membuktikan ucapanmu. Aku bahagia sekali dan makin sayang padamu."Dengan raut wajah yang bahagia, keduanya keluar dari ruang dokter kandungan tersebut. Leo menggandeng Astrid menuju tempat parkiran yang ada di halaman rumah sakit. Tak lama, sebuah mobil Hyundai berwarna putih tampak meninggalkan rumah sakit."Astrid, bagaimana kalau kita memberitahukan kabar gembira ini kepada mama dan papa?" tanya Leo ketika mer

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-25
  • Istri Yang Tersakiti   Pekerjaan Untuk Moza

    Bayu keluar dari rumah mungil yang dia katakan sebagai tempat tinggalnya kepada Moza dengan langkah terburu. Dia berjalan agak jauh dari rumah itu dan berhenti di dekat mobil mewah yang sudah terparkir di sana sejak satu jam lalu. Seorang pria berjas rapi, langsung membukakan pintu mobil dan mempersilahkan Bayu dengan hormat untuk masuk ke dalam mobil tersebut. Tak lama, mobil tersebut bergerak meninggalkan tempat itu."Bagaimana tuan, apakah rencana anda sudah berhasil?" tanya Robi sembari melirik sekilas pada Bayu alias Arthur yang duduk di belakang. Selanjutnya dia kembali fokus dengan jalanan di depannya."Ya. Rencanaku memang sudah berhasil. Leo dengan emosi dan bodohnya menjatuhkan talak pada Moza hanya gara-gara melihat Moza dan aku berada di dalam kamar yang sama. Benar-benar pria bodoh, bukan?""Lalu apakah anda akan bertindak sekarang? Maksudku... mengenai kecurangan Leo pada perusahaan akan ditindak hari ini?""Oh, jangan terburu-buru. Lagipula aku akan bekerja di perusahaa

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-26
  • Istri Yang Tersakiti   Keanehan

    Moza sudah siap dengan seragam office girl abu-abu pemberian Leo kemarin. Karena lengannya pendek, dia menambahkan sebuah manset tangan berwarna hitam. Warna itu dia sesuaikan dengan hijab dan celana panjangnya. Moza tidak memakai riasan wajah yang tebal karena merasa pekerjaannya bukan di balik meja atau di depan layar canggih. Pekerjaannya berhubungan dengan yang kotor-kotor. Jadi, untuk apa memakai make up?Meski begitu, Moza masih terlihat sangat cantik. Kulit wajahnya yang putih, mulus, dan bersihlah yang menjadi alasannya.Setelah merasa siap, Moza langsung ke luar kamar menuju teras. Dia berniat menunggu Bayu menjemput. Bayu sudah berjanji akan menjemputnya karena Moza sendiri belum tahu dia akan bekerja dimana. Tepat kaki Moza sampai di teras, Bayu muncul dengan mengendarai sepeda motor."Hai! Sudah siap berangkat, Moz?" seru Bayu dari atas sepeda motor sembari mematikan mesin motor.Moza tersenyum. "Sudah. Aku sudah sangat semangat untuk berangkat." Moza mendekati Bayu. "Ini

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-27
  • Istri Yang Tersakiti   Aku Bukan Istrimu Lagi

    Sudah lebih dari dua jam Bayu berada di ruang presiden direktur. Tentu saja itu membuat Moza merasa aneh. Apa gerangan yang Bayu lakukan di ruangan itu hingga menghabiskan waktu yang lama? Apa pria itu mengerjakan sesuatu? Tapi kenapa tidak mengajak serta dirinya?Ini aneh. Moza merasa sangat aneh."Hai, Moz. Kita makan siang yuk!"Moza terhenyak dari lamunan tentang Bayu. Dia menoleh. Didapatinya Bayu berdiri di ambang pintu pantry. "Eh, Mas Bayu."Bayu melangkah mendekat. "Kamu melamun?"Moza tersenyum kikuk. "Sedikit.""Sedikit? Memangnya melamun itu ada yang sedikit dan banyak?""E... entahlah."Bayu menatap wajah Moza lekat. Dia bisa menebak apa yang saat ini sedang difikirkan wanita itu. Pasti karena dirinya yang sangat lama berada di ruangan presiden direktur. Inilah tujuannya menjadi office boy di lantai 20. Dia bisa mendekati Moza sekaligus melaksanakan tugasnya sebagai presiden direktur dengan leluasa. Soal Moza yang curiga, itu bisa diatasinya dengan mudah."Ya, sudah. Ayo

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-27
  • Istri Yang Tersakiti   Prasangka

    Deg.Bayu langsung mematung sejenak mendengar pertanyaan dari Moza. "Jadi kamu curiga kalau aku yang sudah membuat kamu pingsan?""Maaf kalau mas tersinggung. Tapi aku merasa harus mengajukan pertanyaan itu kepada mas agar hati aku lega. Aku terus bertanya-tanya dalam hati mengenai hal ini, mas. Aku merasa aneh kenapa tiba-tiba aku bisa pingsan. Itu saja."Bayu menghela nafas berat. "Kalau kamu mau memintaku menjelaskan kenapa kamu bisa tidak sadarkan diri, terus terang aku bingung harus menjawabnya apa, Moza. Karena itu kamu sendiri yang merasakan. Mungkin itu terjadi karena kamu keletihan atau apa. Dan soal aku yang membuat kamu tidak sadarkan diri, mungkinkah kamu berfikir seperti itu? Jika aku berniat jahat kepadamu, aku pasti sudah menikmati tubuh kamu ketika kamu tidak sadarkan diri. Tapi aku tidak melakukannya bukan? Karena jika aku melakukannya, pasti kamu bisa merasakan bekasnya di tubuh kamu ketika kamu baru tersadar kemarin."Moza menipiskan bibir. Jawaban Bayu sangat masuk

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-27

Bab terbaru

  • Istri Yang Tersakiti   Terbongkarnya Siasat Busuk Rebeca

    "Maksud kamu apa sih?" tanya Haris dengan tatapan penuh selidik. Arthur tersenyum geli. Dia merasa lucu dengan drama ini. Dia lalu mencondongkan wajahnya pada Haris. "Paman mau tau apa yang sebenarnya sudah terjadi?"Haris tidak bereaksi. "Oke, lihat apa yang aku lakukan ya?"Dengan angkuhnya, Arthur mendekati tempat pembaringan Rebeca. Dia lalu duduk di samping Rebeca dekat kepala wanita itu. Dia menatap wajah Rebeca yang tampak lesu tidak berdaya."Oma," Arthur mulai berbisik di dekat telinga Rebeca. Tapi suaranya bisa di dengar oleh semua orang yang ada di dalam ruangan itu. "Kenapa Oma tidak bangun saja? Memangnya Oma tidak pegal berpura-pura sakit?"Deg.Saat itu juga, jantung Rebeca berdegup kencang. Apa maksud dari ucapan Arthur? Mungkinkah pria itu sudah mengetahui kepura-puraannya?"Sudahlah, Oma. Aku sudah tau kok kalau Oma itu sehat walafiat. Dan sakit Oma ini hanyalah sandiwara saja agar aku mengikuti keinginan Oma untuk menikah dengan Isyana."Melihat itu, Haris geram.

  • Istri Yang Tersakiti   Jebakan

    Akhirnya setelah dipikirkan dan setelah meminta pendapat Amelia, Moza ikut pulang bersama Arthur meski hatinya masih berkecamuk. Tapi dia memberi penegasan kapada suaminya itu bahwa di rumah nanti, dia ingin berpisah kamar dulu seperti yang pernah dia lakukan sampai tiga hari sesuai dengan kesepakan mereka. Arthur setuju dan akan secepatnya menyelesaikan masalah ini tanpa harus menyakiti hati siapa pun."Kamu tenang saja, ya. Masalah ini pasti akan selesai dengan baik. Aku butuh dukungan kamu untuk sabar dan jangan lagi melarikan diri. Kamu boleh marah padaku. Marah saja. Tapi jangan lagi melarikan diri. Aku sedang mencari jalan yang terbaik," ucap Athur sembari menggenggam tangan Moza. Moza mengangguk. "Iya, mas. Tapi waktu itu ketika aku marah dan tidak mau dikecup sama mas, mas balik marah sama aku dan langsung memaksaku."Glek.Arthur menelan salivanya. "Oh, kalau yang waktu itu sih aku sedang khilaf. Aku syok karena tiba-tiba kamu menolak.""Tapi tetap saja namanya mas tidak te

  • Istri Yang Tersakiti   Moza Yang Lelah

    "Aku lelah hidup seperti ini, Mel. Mengapa masalahku selalu ada orang ketiga? Mas Arthur memang berkata bahwa dia tidak akan menduakan aku dan lebih memilih diriku daripada keluarganya. Akan tetapi aku tidak nyaman dengan keadaan ini. Aku tidak mau dia berdosa mengabaikan keinginan almarhum kakek dan oma-nya. Gara-gara kehadiranku, oma-nya sampai sakit. Aku sepertinya jadi beban keluarganya."Amelia menghela nafas panjang. "Aku bingung mau memberi solusi apa, Moz. Aku merasa pendapat kalian berdua sama-sama benar. Kamu yang tidak nyaman di posisi ini lalu merasa lelah dan Mas Arthur yang lebih memilih kamu daripada keluarganya. Dia tidak mau dipaksa menikah dengan wanita yang tidak dia cinta.""Iya, bagaimana kalau oma-nya meninggal gara-gara ini? Aku merasa serba salah. Aku sudah capek dengan yang terjadi. Karena itu, aku merasa ingin menyerah saja. Aku tidak apa-apa kok hidup tanpa Mas Arthur.""Yakin kamu bisa hidup tanpa dia? Kamu itu sedang hamil anak dia. Jadi tentu saja kamu me

  • Istri Yang Tersakiti   Dilema

    Di ruangannya Arthur tampak gelisah. Apa yang terjadi semalam membuatnya tidak lagi fokus dengan pekerjaan yang seharusnya dia kerjakan saat ini. Rasanya pikirannya yang ruwet ini tidak bisa di ajak untuk bekerja. Roby yang sejak tadi ada bersama Arthur, sejak tadi memperhatikan atasannya tersebut. Dia ikut prihatin dengan masalah pelik yang menimpa Arthur. Dia ingin membantu jika memang memiliki cara yang tepat. Tiba-tiba saja, dia berfikir tentang sesuatu. Ini memang bukan untuk menyelesaikan masalah. Tapi ini adalah sesuatu yang membuat masalah menjadi jelas dan Arthur bisa mengambil keputusan dengan baik."Tuan." Panggilan itu cukup mengejutkan Arthur. Pria itu langsung menoleh pada Roby. "Ya, ada apa?""Ada yang ingin saya sampaikan.""Sampaikanlah saja."Roby mendekati Arthur dan membisiki sesuatu. Arthur angguk-angguk. Dia tampak setuju dengan apa yang disampaikan oleh Roby."Bagus itu. Aku setuju jika kamu mau melakukan itu. Aku akan mendukungnya. Kerjakan sekarang juga dan

  • Istri Yang Tersakiti   Penyebab Oma Tak Sadarkan Diri

    "Kamu keterlaluan Ar! Bisa-bisanya kamu menolak keinginan terakhir Oma! Kamu debat keinginan oma dan kakek kamu sendiri hanya demi seorang wanita! Kami ini keluargamu! Harusnya kamu mendengarkan keinginan kami juga! Lihat, Yana kamu buat tersinggung! Dan sekarang Oma jadi tidak sadarkan diri gara-gara kamu! Puas kamu!"Kalimat penuh amarah Haris terus berdengung di telinganya. Dia tidak menyangka kalau gara-gara penolakannya, Rebeca akhirnya tidak sadarkan diri. Semua keluarga sekarang menyalahkan dirinya. Mereka menganggap bahwa dirinya terlalu keras karena mempertahankan pendapatnya untuk tidak menyakiti istrinya dengan menikah lagi tapi menganggap tak punya hati kepada oma-nya sendiri.Akhirnya karena perdebatan itu, Rebeca pingsan dan akhirnya tidak sadarkan diri."Tuan masih memikirkan kejadian di rumah sakit tadi?" tanya Roby yang sejak tadi memperhatikan Arthur dari kaca tengah mobil."Ya, tentu saja aku memikirkannya. Kamu tau bukan kalau aku tidak mungkin mengingkari janjiku

  • Istri Yang Tersakiti   Keinginan Kakek

    Arthur mengalihkan pandangan dari layar tipisnya ke Candra yang baru saja masuk ke dalam ruangan. Setiap kali melihat orang-orang Rebeca, hatinya langsung merasa tidak enak. "Maaf tuan saya mengganggu," ucap Candra setelah mengangguk hormat. Arthur menatap tajam pada Candra. "Ada perlu apa kamu datang kemari? Apa kamu dapat perintah dari Oma untuk membujukku bertunangan dengan Isyana?""Tidak tuan. Saya tidak datang untuk itu.""Lalu?""Saya datang untuk memberi kabar yang kurang baik kepada anda."Kening Arthur mengerut. "Memangnya kabar apa?"Candra menunduk seolah sedih. "Nyonya...nyonya Rebeca drop. Dia sekarang terbaring di rumah sakit. Dia ingin bertemu dengan cucu-cucunya. Karena itu saya datang kesini tuan. Saya harap secepatnya anda mengunjungi Nyonya Rebeca. Karena walaupun anda tidak menyukainya, dia tetaplah nenek anda yang harus anda hargai dan hormati. Apalagi saat ini keadaan Nyonya sangat memprihatikan."Arthur terdiam. Selama ini setahunya Rebeca memang kerap drop.

  • Istri Yang Tersakiti   Kembali Seperti Dulu

    Seperti biasa, Moza akan membersihkan dirinya sebelum tidur. Begitu pun dengan malam ini. Kebiasaan itu sudah dia terapkan sejak remaja. Moza tidak suka dengan make up tebal tapi membersihkan diri adalah kewajiban baginya.Setelah membersihkan diri dan menggosok gigi, Moza keluar dari dalam kamar mandi. Tak langsung naik ke atas tempay tidur, wanita itu melakukan perawatan wajah sebelum tidur yang rutin dia lakukan. Perawatannya simpen kok. Hanya meneteskan beberapa tetes serum ke kulit wajahnya. Sudah itu saja. Menurutnya, serum baik untuk menjaga kesehatan kulit wajah agar tetap sehat dan kenyal. Setelah perawatan wajahnya yang simpel itu selesai, Moza mematikan lampu kamar dan hanya membiarkan lampu tidur untuk tetap menyala. Tidur dalam keadaan gelap membuat tidur lebih nyenyak dan berkualitas. Paginya, biasanya tubuhnya akan terasa fit dan semangat pergi bekerja.Usai kamar agak gelap dan hanya remang-remang saja, Moza naik ke atas tempat tidur. Dia membaringkan tubuhnya di atas

  • Istri Yang Tersakiti   Merayu Moza

    Pagi ini Moza senang sekali karena bisa ke perusahaan lagi. Dia sengaja berangkat pagi dan tidak pamitan pada Arthur karena takut dilarang oleh suaminya itu. Jadi daripada terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, lebih baik dia pergi sendiri menggunakan taksi. Sehari Moza tidak bekerja saja, Aditya merasa ada yang kurang. Dia kehilangan orang yang bisa dia ganggu. Akhirnya, ketika melihat Moza berangkat, dia tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk bercengkrama dengan wanita itu. Dia bercerita mengenai masa kecilnya yang dikejar-kejar induk ayam lantaran mengganggu anak-anaknya. Karena merasa ceritanya sangata lucu, Moza pun tertawa terpingkal-pingkal. Mereka berdua tidak sadar kalau Arthur sudah berdiri di dekat mereka."Ehem! Ehem!" Arthur berdehem kencang sekali. Jelas sekali itu adalah deheman yang dibuat-buat dan bukan karena batuk. Mereka berdua langsung menoleh dan terkesiap begitu tahu kalau Arthur telah berdiri di dekat mereka. Wajah pria itu tampak tidak senang.Tawa Moza dan

  • Istri Yang Tersakiti   Tempat Tidur Yang Lengang

    Mendengar Arthur menyetujui dirinya untuk pisah kamar, Moza langsung berdiri dan menyodorkan tangan kanannya pada Arthur. "Kalau begitu mana kuncinya?"Alis Arthur terangkat ke atas. "Semangat sekali sih untuk pisah kamar sama aku.""Aku mau cepat makan, mas. Aku lapar.""Lalu apa hubungannya makan dengan kunci kamar?""Aku tidak mau makan kalau mas belum beri kunci kamar tamu. Aku takut mas mengingkari janji mas untuk meminjamkan kamar kalau aku makan duluan."Arthur tersenyum. Pria itu langsung berdiri. "Kalau aku mengingkari janji aku, ya sudah. Tidur di kamar ini saja. Begitu saja kok repot.""Oh, oke. Kalau begitu aku tidak akan makan. Biar saja aku dan anakku sama-sama kelaparan."Arthur menipiskan bibir. Sepertinya bayi dalam perut dijadikan senjata bagi Moza untuk mengancamnya. Dasar."Ya, sudah. Aku ambil kunci dulu."Arthur beranjak dari duduknya dan langsung keluar kamar. Tak lama kemudian, dia kembali dengan membawa sebuah kunci. Kedatangan Arthur sudah ditunggu-tunggu ol

DMCA.com Protection Status