Share

71. Menyesal

Penulis: Afrita Ningsih
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Andre masuk ke ruangan asisten pribadinya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Sang asisten yang melihat Andre masuk ke ruangannya pun segera berdiri menyambut kedatangan atasannya itu.

“Pak, apa Bapak butuh sesuatu?” tanya asisten Andre yang bernama Bayu.

“Saya butuh teman untuk bercerita,” sahut Andre seraya menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa.

“Maksud Bapak?” tanya Bayu lagi.

“Saya bingung harus bercerita dari mana,” kata Andre sambil memijit pelipisnya.

“Jika Bapak tidak keberatan, saya bisa jadi pendengar yang baik untuk Bapak,” ujar asisten Andre.

Andre menarik napas panjang sebelum bercerita pada asisten pribadinya, ia tidak punya pilihan lain selain menceritakan pada orang kepercayaannya itu. Ia juga sudah menganggap asisten pribadi seperti saudaranya sendiri. Andre tidak punya banyak teman. Karena sejak ia menikah dengan mamanya Indri, pria itu menjadi sangat tertutup dan gila kerja.

“Saya jatuh hati pada seorang perempuan yang sudah bersuami. Saya tahu ini salah, t
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Takdir Istri Pengganti   72. Periksa Kandungan

    Tiga bulan sudah berlalu, usia kandungan Risa juga sudah memasuki trimester kedua, yaitu 14 minggu. Kaki Adi juga sudah sembuh dan ia sudah bisa berjalan seperti biasa. Namun, ia masih perlu kontrol ke rumah sakit minimal satu bulan sekali untuk memastikan kakinya sudah benar-benar pulih.Hari ini Risa telah membuat janji untuk bertemu dengan dokter Anita, ia ingin memeriksa kandungannya di rumah sakit. Risa berharap dia tidak akan bertemu dengan Reyhan ataupun orang-orang yang dikenalnya selain dokter Anita.“Neng, Ibu temenin, ya. Ibu khawatir jika Neng pergi sendiri,” ujar Bu Sukma.“Boleh, Bu. Risa juga pengen ditemani Ibu,” kata Risa sambil tersenyum menatap Bu Sukma.“Ya sudah, Ibu siap-siap dulu. Neng Risa tunggu di sini sebentar,” ujar Bu Sukma seraya melangkah menuju kamarnya.“Iya, Bu. Risa manasin mobil, ya,” ucap Risa, lalu berjalan menuju garasi di samping panti asuhan.Setelah siap, Bu Sukma keluar dari kamarnya. Ia juga sudah menitipkan anak-anak panti kepada dua orang

  • Takdir Istri Pengganti   73. Makan Siang Bersama

    Setelah melakukan pemeriksaan pada kandungan Risa, Anita menjelaskan semua hasil pemeriksaannya dan memberi penjelasan tentang usia kehamilan di usia trimester kedua.“Bayi kamu sangat sehat, Ris. Kamu hebat!” puji dokter Anita seraya tersenyum sumringah.“Alhamdulillah, Nit. Aku bersyukur banget karena selama kehamilan di trimester pertama aku tidak merasakan morning sickness yang berlebihan. Memang ada rasa mual, tapi itu cuma beberapa hari saja,” tutur Risa, merasa bersyukur karena ia tidak merasakan ngidam yang berlebihan.Pada usia kehamilan menginjak 14 minggu, janin umumnya akan semakin besar hingga memiliki berat sekitar 0,05 kg dengan panjang kurang lebih 7-10 cm. Jika diibaratkan sebagai buah, pada minggu ini janin berukuran sebesar buah lemon.Hamil 14 minggu adalah waktu yang menyenangkan karena janin dan calon ibu merasakan perkembangan yang tak biasa. Ada banyak perkembangan pada janin yang mengesankan selama usia kehamilan 14 minggu. Beberapa perubahan yang cukup signif

  • Takdir Istri Pengganti   74. Permintan Dokter Cyntia

    “Anda sudah gila! Tidak mungkin saya melakukan itu sama Kak Rey,” tolak Risa, karena ia benar-benar tidak akan menuruti kemauan dokter Cyntia.“Iya. Saya memang sudah gila karena Reyhan! Saya gila karena dia tidak pernah melihat keberadaan saya di sisinya. Saya sampai rela ikut ke sini hanya ingin mengejar cintanya, tapi sampai saat ini apa yang saya dapatkan? Dia hanya menganggap saya rekan kerja, tidak lebih dari itu!” teriak dokter Cyntia diiringi dengan derai air mata. Entah itu air mata sungguhan atau hanya air mata buaya agar Risa simpati padanya.“Maaf, Dok. Saya tidak punya solusi untuk masalah Anda. Saya dan Kak Rey sudah kenal lama, bahkan jauh sebelum Anda mengenalnya. Jadi, jika Anda meminta saya menjauhinya pun tidak akan membantu menyelesaikan masalah Anda. Seharusnya Anda tahu itu,” ujar Risa dengan mantap dan berpegang teguh pada pendiriannya.Dokter Cyntia yang mendengar itu jadi semakin geram, ia sudah bersusah payah untuk mengontrol emosinya saat melihat wajah Risa.

  • Takdir Istri Pengganti   75. Meminta Maaf Dengan Tulus

    Mendengar namanya dipanggil, Risa pun menoleh ke arah sumber suara. Setelah melihat siapa yang baru saja memanggil namanya, wajah Risa langsung berubah menjadi pucat pasi. Wanita itu diam mematung, tatapannya kosong menatap lurus ke depan.Tubuhnya bergetar menahan rasa takut dan cemas, tenggorokannya terasa kering dan ia juga merasa jantungnya seakan berhenti berdetak. Risa sampai menjatuhkan ponsel Bu Sukma yang masih terhubung dengan Reyhan.‘Ya Allah … apakah ini nyata? Aku berharap ini cuma mimpi,’ batin Risa seraya memundurkan langkahnya menjauh dari seseorang yang sedang menatapnya.“Risa … ini beneran kamu? Kamu ke mana saja? Maafkan aku, Risa!” ucap orang itu sembari berjalan mendekat ke arah Risa.Adi berlutut di hadapan Risa seraya menangkup kedua tangannya, ia sudah tidak peduli dengan orang-orang yang saat ini sedang memperhatikannya. Bagi pria itu saat ini tidak ada yang lebih penting selain mendapatkan maaf dari istrinya.Risa sangat kaget melihat Adi sampai berlutut pa

  • Takdir Istri Pengganti   76. Bersandiwara

    “Risa, kamu kenapa?” tanya Adi dengan nada khawatir. “Nggak apa-apa,” jawab Ris sambil meringis menahan rasa nyeri pada perutnya. Dari arah dalam rumah sakit, Reyhan dan Anita berlari-lari kecil menuju parkiran setelah mereka mengetahui ada keributan di area rumah sakit itu.Karena merasa penasaran, dokter Reyhan dan Anita pun keluar untuk melihat apa yang terjadi. Saat sampai di parkiran, mereka berdua kaget melihat Risa berada di tengah-tengah kerumunan orang-orang sambil memegang perutnya.“Risa,” ucap Anita refleks mendorong Adi yang sedang memegang tangan sahabatnya.“Cha, kamu kenapa?” tanya Reyhan yang terlihat sangat khawatir.“Pak Reyhan, kita bawa Risa ke dalam,” ujar Anita seraya memapah tubuh Risa.“Tunggu!” ucap Adi menghentikan langkah Anita.Anita tidak menghiraukan perkataan Adi, ia malah menatap pria itu dengan sinis lalu membuang muka. Setelah itu ia berteriak memanggil perawat agar segera membawa brankar ke parkiran.“Suster … tolong bantu saya!” pinta Anita pada

  • Takdir Istri Pengganti   77. Melanggar Kesepakatan

    Sesampainya di dalam ruangan IGD, dokter Benny tersenyum melihat Risa yang masih terbaring di atas ranjang rumah sakit.“Bagaimana keadaan Anda, Nyonya?” tanya dokter Benny sambil tersenyum ramah.“Alhamdulillah … sekarang sudah tidak kram lagi, Dok. Maaf, ya, Dok. Saya sampai melibatkan Anda dalam kebohongan yang saya lakukan,” ujar Risa merasa bersalah.“Tidak apa-apa, Nyonya. Pasti Anda punya alasan melakukan itu,”sahut dokter Benny.“Iya, Anda benar. Alasan yang sangat kuat adalah untuk melindungi anak saya, Dok. Saya tahu ini salah karena saya menyembunyikan kebenaran dari ayah kandungnya, tapi saya tidak ingin mengambil resiko dengan mengatakan kebenarannya terlalu dini,” tutur Risa.“Baiklah, Nyonya. Saya ke sini hanya berpura-pura memeriksa keadaan Nyonya, karena sebelumnya Dokter Anita sudah melakukan pemeriksaan pada Anda,” ujar dokter Benny seraya tersenyum.“Terima kasih, Dok. Sekali lagi maaf,” ucap Risa sambil menangkup kedua tangannya.“Tidak apa-apa, Nyonya. Ya sudah,

  • Takdir Istri Pengganti   78. Cemburu

    “Terima kasih, Ma.” Risa mempererat pelukannya.“Sama-sama, Sayang,” kata Ibu Airin sambil mengelus surai panjang milik Risa.Suasana di ruangan itu menjadi haru, Anita juga ikut bahagia melihat Risa begitu dicintai oleh ibu mertuanya.“Semoga kebahagiaan selalu menyertaimu, Ris. Aku juga ikut bahagia melihat kamu hidup bahagia,” gumam Anita.Sementara di luar ruangan, Adi tampak gelisah menunggu kabar dari ibunya. Sudah hampir setengah jam berlalu, tetapi sang ibu dan dokter Anita belum juga ada tanda-tanda bahwa mereka akan keluar dari ruangan itu.“Kenapa Mama lama sekali, Pa? Ngapain saja mereka di dalam?” tanya Adi yang terus menatap ke arah pintu ruang IGD.Pak Arya geleng-geleng kepala melihat tingkah putranya, lalu menarik tangan Adi dan memintanya untuk duduk kembali.“Tenanglah, Adi! Kenapa kamu jadi panik seperti ini ? Mama kamu pasti akan keluar sebentar lagi,” ujar Pak Arya.“Kenapa baru sekarang Anda merasa khawatir, Bung? Kemana saja Anda selama ini? Penyesalan itu mema

  • Takdir Istri Pengganti   79. Penyesalan Kamu Sudah Terlambat, Adi!

    Waktu sudah menunjuk di angka lima sore, Risa dan Bu Sukma baru saja sampai di panti asuhan. Mereka tidak kembali dengan tangan kosong, ia membawa beberapa barang-barang keperluan untuk anak-anak panti. Setelah meletakkan barang bawaannya, Risa izin ke kamarnya untuk membersihkan diri karena sebentar lagi akan masuk waktu shalat magrib. “Bu, Risa ke kamar duluan, ya. Sudah gerah banget ini,” kata Risa seraya mengipas wajahnya dengan satu tangan. “Iya, Neng. Neng pasti capek juga,” ujar Bu Sukma. “Ibu juga pasti capek,” sahut Risa sambil tersenyum. “Ibu Cuma duduk saja di mobil, sementara Neng Risa menyetir pulang dan pergi. Ditambah lagi saat ini Neng sedang hamil muda,” ujar Bu Sukma seraya mengelus perut Risa yang masih rata. “Tidak apa-apa, Bu. Alhamdulillah, bayinya pengertian banget,” tutur Risa dengan lembut. “Yaudah, sana istirahat. Ibu juga mau siapkan makan malam,” kata Bu Sukma seraya mendorong pelan tubuh Risa. Risa masuk ke kamarnya, lalu membersihkan diri. Hari ini

Bab terbaru

  • Takdir Istri Pengganti   154. Limited Edition

    “Astaghfirullah … apa yang sudah aku lakukan?” gumam Risa sambil menarik napas panjang.Andre juga kaget melihat Risa yang begitu emosi, ternyata wanita sangat lembut dan penyayang yang ia kenal selama ini juga bisa berkata dengan nada tinggi seperti itu.“Saya tahu kalau cara saya sedikit egois, tapi itu adalah bukti kalau saya mencintai kamu. Saya bisa mendapatkan ribuan gadis yang bersedia menjadi istri saya, tapi yang saya inginkan hanya kamu. Hanya kamu yang akan menjadi ibu dari anak-anak saya,” ujar Andre.Risa menipiskan bibir dan tersenyum tanggung, lalu mengangkat wajahnya yang tadi tertunduk.“Dengarkan saya baik-baik, Tuan Andre Kusuma Yang Terhormat. Saya adalah seorang istri yang sah di mata agama dan hukum yang berlaku di negara ini, saya tidak melarang Anda jatuh cinta sama saya karena itu adalah persoalan hati seseorang. Namun, maaf beribu maaf saya ucapkan. Apapun yang akan Anda lakukan tetap tidak akan merubah apapun, saya tidak akan membalas perasaan Anda!” ucap Ri

  • Takdir Istri Pengganti   153.

    Adi keluar dari ruang ganti dengan raut wajah yang masih sama seperti saat sebelum ia masuk ke dalam ruangan tersebut.“Kamu masih ingin aku mengabulkan permintaanmu itu, Sayang? Jangan harap!” ujar Adi dengan nada ketus.Risa menghela napas berat kala melihat suaminya masih tersulut emosi setelah mendengar permintaannya untuk berbicara empat mata dengan Andre.“Please, Sayang! Izinkan aku untuk bertemu dengannya, kamu boleh ikut dan mengawasiku dari jauh. Bagaimana?” tawar Risa mencoba bernegosiasi dengan suaminya.“Sekali tidak, tetap tidak!” tandas Adi tanpa melihat ke arah Risa.Risa tidak putus asa meski telah ditolak berkali-kali, ia harus bisa membujuk suaminya agar mau mengabulkan keinginannya. Jika terus dibiarkan, maka masalah di antara keduanya tidak akan pernah selesai. Akar dari permasalahan di sini adalah dirinya, maka dari itu dialah yang harus turun tangan sendiri.“Ya sudah, kalau kamu bersikukuh seperti itu. Aku mau tidur di kamar sebelah,” ujar Risa sembari melangka

  • Takdir Istri Pengganti   152. Ingin Berbicara Empat Mata

    Setelah Bu Soraya pergi dari rumah itu, Ibu Airin membawa Risa ke kamarnya untuk membicarakan apa yang tadi disampaikan oleh Bu Soraya kepadanya.“Sayang, ayo duduk sini!” ajak Ibu Airin sambil menepuk sofa kosong di sebelahnya.“Iya, Ma.” Risa tersenyum sembari mendudukkan dirinya di samping Ibu Airin. “Apa yang ingin Mama jelaskan sama Risa?” tanyanya dengan lembut.“Kamu masih ingat kejadian saat kamu dan Adi pergi untuk menghadiri jamuan makan malam waktu itu? Soal itulah yang akan Mama sampaikan sama kamu,” ujar Ibu Airin.“Makan malam yang diadakan oleh Tuan Andre?” tanya Risa lagi.“Iya, Sayang. Yang waktu itu,” sahut Ibu Airin.“Kenapa memangnya, Ma?” tanya Risa semakin penasaran.“Ternyata, dia mengadakan acara makan malam itu untuk membuat kamu keluar dari rumah ini dan menculik kamu. Nyonya Kusuma sendiri yang bilang seperti itu sama Mama. Andre meminta anak buahnya untuk mengikuti mobil kalian,” jelas Ibu Airin.“Apa, Ma?! Jadi, penyerangan pada malam itu adalah ulahnya Tu

  • Takdir Istri Pengganti   151. Berbicara Jujur

    “Nyonya mau bicara apa?” tanya Ibu Airin seraya menatap Bu Soraya dengan lekat.Bu Sora menghela napas panjang seraya memejamkan mata sebelum mengatakan apa yang akan ia sampaikan.“Maaf sebelumnya, Nyonya Airin. Mungkin ini akan sedikit mengejutkan Anda, tapi saya harap Nyonya bisa menerimanya,” ujar Bu Soraya.Perkataannya semakin membuat Ibu Airin penasaran, apa sebenarnya yang ingin disampaikan oleh nyonya Kusuma. Sehingga ia terlihat gugup dan ketakutan seperti itu.“Katakan saja, Nyonya. Apa yang ingin Nyonya katakan sebenarnya? Kenapa Nyonya jadi tegang begitu?” tanya Ibu Airin, ia juga sudah tidak bisa menyembunyikan rasa penasarannya.“Putra saya ternyata mencinta menantu Anda, saya juga baru mengetahuinya. Selama ini sudah banyak perempuan yang saya kenalkan sama dia, tapi tidak ada satu pun yang bisa menarik perhatiannya. Mulai dari gadis kaya dan terhormat, sampai gadis biasa sudah pernah saya kenalkan. Namun, hasilnya tetap sama. Andre sama sekali tidak melirik satu pun

  • Takdir Istri Pengganti   150. Permintaan Indri

    “Mau ketemu saya? Siapa, Mbak?” tanya Risa dengan mengerutkan dahi. “Iya, Nyonya Muda. Seorang ibu-ibu sama anak kecil yang waktu itu datang ke rumah sakit,” jawab Mia dengan napas yang masih ngos-ngosan. “Ayo kita lihat siapa orangnya, Sayang!” seru Ibu Airin sembari merangkul pundak Risa. “Iya, Ma.” Risa langsung bergegas masuk ke dalam rumah. Ia sudah bisa menduga siapa orang tersebut. Sementara Ibu Airin penasaran siapa orang yang ingin bertemu dengan menantunya. Siapa ibu-ibu yang dimaksud oleh Mia? “Di mana orangnya, Mia?” tanya ibu Airin saat sampai di ruang keluarga. “Masih di depan, Nyonya Besar. Saya tadi nyariin Nyonya Muda ke kamar, tapi Nyonya Muda nggak ada di sana,” ujar Mia. “Siapa sih, orangnya?” gumam Ibu Airin sembari berjalan menuju pintu depan. Ia tidak pernah terpikir jika orang itu adalah Indri, si gadis kecil yang sudah seperti putri bagi Risa. Sesampainya di teras depan, mereka langsung dikagetkan dengan teriakan anak kecil yang berlari ke arah Risa.

  • Takdir Istri Pengganti   149. Kekecewaan Dokter Anita

    Reyhan kaget melihat Anita tiba-tiba berada di sana, apalagi setelah ia mendengar pertanyaan dokter muda itu. Ia yakin jika Anita sudah mendengar semua pembicaraannya dengan dokter Cyntia. “Dokter Anita, Anda di sini?” tanya Reyhan lalu menghentikan langkahnya saat melihat Anita menghampirinya. “Iya, Pak. Saya kebetulan baru pulang dari rumah Risa, tapi nggak nyangka bisa bertemu Pak Reyhan di sini. Tapi maaf nih, Pak. Bukan maksud saya lancang, apa benar Pak Reyhan dan Dokter Cyntia pacaran?” Anita menatap Reyhan dengan lekat, ada rasa sesak di dadanya saat mengetahui laki-laki yang ia cintai saat ini sudah menjadi kekasih wanita lain. Namun, ia berusaha menutupi rasa kecewanya. “Oh, bagaimana keadaan Risa? Apa kandungannya baik-baik saja?” tanya Reyhan lagi. Ia tidak menanggapi pertanyaan Anita yang terakhir karena ia tidak punya jawaban untuk pertanyaan itu. Saat Reyhan menyebut nama Risa, darah Cyntia seakan mendidih mendengar kekasihnya menanyakan wanita lain. Terlebih lagi,

  • Takdir Istri Pengganti   148. Peringatan Untuk Andre

    “Apa yang mau kamu jelasin? Kamu mau mengatakan kalau semua yang kamu lakukan ini karena cinta? Apa itu yang akan kamu katakan sama Mama, Andre?!” erang Bu Soraya dengan raut wajah memerah. “Ma, semua ini tidak seperti yang Mama pikirkan. Aku tidak mungkin mencelakai wanita yang aku cintai,” ujar Andre. “Cinta kamu bilang? Kamu bukan mencintainya, tapi kamu hanya terobsesi! Wanita itu terlalu baik untuk kamu, Andre. Jadi sekarang Mama tahu apa tujuan kamu mengadakan jamuan makan malam waktu itu, ternyata ini rencana kamu? Mama malu mengakui kamu sebagai putra dari keluarga Kusuma. Papa kamu tidak pernah berbuat curang dalam hal apapun, termasuk apa yang baru saja kamu lakukan ini. Kamu sudah mencoreng nama baik keluarga Kusuma, Ndre.” Bu Soraya keluar dari kamar Andre sambil menangis, ia tidak percaya jika putranya sampai senekat itu hanya demi mendapatkan wanita yang katanya begitu ia cintai. Selama ini Andre memang tidak pernah tertarik pada semua wanita yang pernah Bu Soraya ke

  • Takdir Istri Pengganti   147. Perubahan Sikap Reyhan

    Satu bulan sudah berlalu. Selama itu pula Risa tidak diizinkan keluar dari rumah, bahkan untuk pemeriksaan kandungannya pun Adi sudah membuat kamar tidur mereka seperti sebuah klinik. Itu semua ia lakukan demi menjaga keamanan dan keselamatan istri dan calon anaknya.Dokter Reyhan dan Cyntia sudah resmi menjadi sepasang kekasih. Namun, sampai saat ini Risa belum mengetahui hal itu. Anita juga belum tahu soal itu karena Cyntia tidak pernah datang ke rumah sakit. Semua orang di rumah sakit juga tidak ada yang tahu mengenai hubungan anak pemilik rumah sakit itu dengan mantan dokter spesialis anestesi kardiovaskuler sekaligus mantan asisten dokter Reyhan di tim operasi.Reyhan bersedia menjadi kekasih Cyntia demi keselamatan Risa dan bayi yang tengah ia kandung, tetapi Reyhan juga mengajukan syarat kepada wanita itu. Cyntia dilarang menemuinya di rumah sakit, dan syarat itu pun diterima oleh wanita itu.Hari ini adalah jadwal pemeriksaan kandungan Risa. Usia kandungannya sudah memasuki d

  • Takdir Istri Pengganti   146. Rencana Jahat Cyntia

    Risa keluar dari kamar mandi dan melihat Adi duduk di sofa dengan kedua tangan dijadikan penopang wajahnya. Tatapannya terlihat kosong, bahkan laki-laki itu sampai tidak menyadari jika istrinya sudah keluar dari kamar mandi. Terlihat jelas bahwa saat ini dia sedang banyak masalah. “Kamu mandi dulu sana! Setelah itu kita shalat supaya pikiran kamu lebih tenang,” ujar Risa membuyarkan lamunan Adi. “Kamu sudah selesai, Sayang? Maaf ya, aku jadi melamun. Ya sudah, aku mandi dan ambil air wudhu sebentar.” Adi masuk ke kamar mandi dengan langkah gontai, ada rasa bersalah yang ia rasakan terhadap istrinya. “Ya Allah, apapun masalah yang sedang ia hadapi saat ini, aku mohon permudahkanlah!” ucap Risa penuh harap. Kriet! Suara pintu kamar mandi terbuka, Adi keluar dari sana dengan handuk melilit dari tubuhnya. Wajahnya sudah terlihat lebih segar setelah mandi dan berwudhu. “Sebentar ya, Sayang. Aku ganti baju dulu,” ucap Adi sembari melangkah menuju tempat tidur. Pakaian gantinya sudah d

DMCA.com Protection Status