Share

48. Ciuman Pertama

Penulis: Ervin Warda
last update Terakhir Diperbarui: 2021-10-24 16:54:31

Setelah mendengar sedikit cerita masa lalu dan nasihat dari bundanya, Almera semakin memantapkan langkahnya ke depan. Tidak ada lagi rasa ragu atau pun takut atas hubungannya dengan Romeo.

Sekarang, bukan waktunya untuk meratapi nasib apalagi menyerah. Karena, ada seorang wanita atau bahkan lebih yang sedang menunggu kehancurannya demi bersatu dengan Romeo.

Berusaha lebih keras untuk mendapat tempat di hati Romeo adalah tujuan utamanya.

"Eum ... Bap- e ... Mas hari ini mau ke mana?" tanya Almera dengan tangan yang saling memilin gugup. Matanya mencuri pandang ke arah Romeo yang sedang asik dengan laptopnya.

Ya, dia sudah memutuskan untuk mengubah panggilannya kepada sang suami. Memulai dari awal dengan panggilan yang sudah seharusnya.

Tubuh Romeo menegang, tanpa sadar dadanya berdebar kencang. Suara lembut Almera mengalun indah di telinganya. Apalagi ini baru pertama kali dia mendenga

Ervin Warda

Halo, Kakak-kakak, happy reading ❤️

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Takdir Ikatan Suci   49. Makan Siang Bersama Mertua

    "Gila sih, lo pulang tetapi enggak ngabarin gue. Udah berapa lama lo di sini?" tanya Amel kepada perempuan yang memakai dress ketat di depannya. Dia adalah Citra. "Ha ha sorry, gue lupa buat ngabarin lo. Lagian gue di sini baru sekitar seminggu kok," jawab Citra tertawa ringan. "Wah, parah lo, giliran ke gue aja lupa buat ngabarin dan apa tadi, baru seminggu? Lo emang benar-benar ya, Cit. Seminggu dibilang baru, selama itu juga lo enggak ngabarin gue sama sekali. Untung aja mami gue ngasih tau, coba kalau enggak, mungkin gue tahunya bulan depan." Amel menatap Citra sinis. Dia kesal karena baru tahu tentang kedatangan orang terdekatnya. Tidak ada kabar atau apa pun, padahal seminggu sebelumnya dia sempat video call dengan Citra. Citra tertawa terbahak-bahak. Merasa lucu melihat Amel mengomel dengan tatapan sinisnya. "Bukannya gitu, Mel. Gue emang lagi sibuk, jadi enggak sempat ngabarin lo. Gue pulang ke sini juga karena udah janji sama pacar gue. Ya lo

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-30
  • Takdir Ikatan Suci   50. Paling Dihindari

    Almera memilin jarinya gugup. Dia melirik ke arah Romeo yang terlihat begitu santai, seolah tidak terganggu dengan pertanyaan Papa. "Enggak, Pa. Al enggak ada ngidam apa-apa," jawabnya tersenyum tipis. "Apa kalian mau honeymoon sekarang aja? Sekalian refreshing. Mama enggak sabar pengen gendong cucu dari kalian," celetuk Mama Lala dengan senyum lebarnya. Membayangkan menggendong bayi yang memakai pakaian lucu semakin membuatnya tidak sabar. Apalagi berjenis kelamin perempuan. Rambut yang dikuncir dan diberi jepit-jepit lucu, pipi chubby, memakai rok serta sepatu lalu berjalan sambil tertawa. Ah rasanya sangat membahagiakan. Almera kembali melirik Romeo yang tetap santai dengan wajah datarnya. Huh, rasanya dia ingin menghilang sekarang juga. Pertanyaan semacam ini adalah hal yang paling dia hindari dan bisa-bisanya suaminya itu masih bisa bersantai, tidak membantu menjawab sama sekali. "Kapan-kapan aja,

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-04
  • Takdir Ikatan Suci   51. Sangat Menyakitkan

    Sudah hampir sepuluh menit Almera berjalan. Namun tidak ada satu pun angkutan umum yang lewat. Air matanya sudah menggenang di pelupuk mata, tetapi sebisa mungkin dia menahan. Tidak, ini bukan waktunya untuk menangis. Dia harus segera pulang karena hari semakin sore, terlihat dari senja yang menghiasi langit, pertanda matahari akan terbenam. "Gue telfon Widya aja deh," gumamnya seraya mengambil handphone dari tas selempangnya. Setelah mengotak-atik sebentar, Almera langsung mendekatkan handphonenya ke telinga. Dia menggigit kukunya cemas, antara takut tidak diangkat dan takut mengganggu waktu sahabatnya. "Halo," sapa seseorang di seberang sana yang tidak lain tidak bukan adalah Widya. Mendengar suara sahabatnya, membuat Almera tanpa sadar mengembangkan senyumnya. Panggilannya terhubung. "Eh, halo, Wid. Gue ganggu lo enggak?" tanya Almera pelan. Terdengar kekehan keci

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-08
  • Takdir Ikatan Suci   52. Panas

    "Kalian ngapain?" Almera mengulangi pertanyaannya karena tidak mendapat respon dari dua orang yang membuat hatinya sakit. Mereka tetap pada kegiatannya, seolah di rumah ini hanya ada mereka berdua. Dadanya semakin sesak saat mereka tidak berhenti justru semakin memanas. Kenapa sakit sekali? Seharusnya dia sadar, bahwa sejak awal Romeo memang bukan miliknya.Semua ini hanya sementara, tetapi tetap saja rasanya begitu menyakitkan, seperti ditikam belati tumpul dan berkarat. "Mas!" teriak Almera tidak tahan. Dua orang berbeda kelamin itu tersentak dan menghentikan kegiatannya lalu menoleh ke sumber suara. Tidak ada raut kaget sedikit pun dari keduanya saat melihat Almera berdiri di seberang meja dengan mata berkaca-kaca. Seolah apa yang mereka lakukan layak dilihat orang lain, terutama Almera. "Ngapain kamu di sini?" tanya Romeo tajam tanpa mengubah posisinya yang hampir menindih Citra di ujung sofa. Bahkan baju keduanya sudah tidak rapi lagi.

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-16
  • Takdir Ikatan Suci   53. Cerai Saja

    Perlahan tatapan Widya berubah menjadi tajam lalu berdiri tegak di depan dua orang yang sudah menyakiti sahabatnya. "Wow! Ternyata kayak gini ya kehidupan rumah tangga sahabat gue. Benar-benar mengejutkan." Tidak ada lagi air mata yang mengalir. Kini hanya ada amarah dan kebencian di dalam dirinya. Matanya menatap Citra dan Romeo dari atas ke bawah dengan pandangan menilai. Tidak lupa juga dengan jarinya yang ikut bergerak menunjuk keduanya. "Kelihatannya kalian cocok deh," celetuk Widya membuat Citra mengangkat dagunya angkuh. Perlahan bibirnya terangkat membentuk senyum kemenangan. Dari dulu, sekarang dan selamanya, hanya dia seorang yang bisa memiliki Romeo. "Yang satu brengsek, yang satunya gatal. Aw, so sweet banget deh," lanjutnya tersenyum meremehkan. Tangan Romeo terkepal. Ucapan gadis di depannya ini berhasil membangkitkan emosi yang tadi sempat padam. "Apa

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-26
  • Takdir Ikatan Suci   54. Andai Kamu Suamiku

    Cinta dan luka memang satu. Jika sudah jatuh cinta maka harus siap menerima luka. Cinta, satu kata yang dapat membuat hidup seseorang berubah. Entah kebahagiaan yang menghadirkan tawa, atau kesedihan yang mengundang air mata. Semua orang pasti menginginkan sebuah cinta yang indah. Cinta yang berakhir dalam ikatan suci pernikahan. Saling menyayangi, melindungi dan membahagiakan satu sama lain. Bukan seperti Almera. Pernikahan atas dasar perjodohan yang menghadirkan cinta dan luka secara bersamaan. Almera mencintai Romeo, tetapi Romeo mencintai Citra. Almera berusaha menjadi istri yang baik untuk Romeo, sedangkan Romeo berusaha menjadi pacar yang baik bagi Citra. Terkadang cinta memang selucu itu. Ikatan suci yang dikhianati, kebohongan, bahkan kekerasan yang diterima Almera tidak mampu menghilangkan rasa cintanya. "Bodoh, gue bodoh banget," gumam Almera dengan kepala tertunduk sedih. Air matanya tidak berhenti meng

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-03
  • Takdir Ikatan Suci   55. Semakin Tidak Tahu Diri

    Sudah satu minggu sejak pertengkaran Almera dan Romeo ketika memergoki suaminya berciuman panas dengan Citra. Sejak saat itu pula keduanya tidak saling bertegur sapa. Mereka memang masih tinggal satu rumah, tetapi bersikap seolah tidak ada orang lain selain dirinya sendiri. Bahkan Almera tidur di kamar tamu. Merasa sangat enggan untuk bertatap muka dengan Romeo, karena kejadian saat itu masih terbayang-bayang. Namun, hari-hari Almera tidak semulus jalan tol. Selalu ada kejadian yang menguji kesabarannya. Contohnya saja seperti sekarang. Dengan tidak tahu dirinya Romeo bermesraan dengan Citra di meja makan. "Makin hari makin enggak tahu diri mereka," gumam Almera melihat keduanya dari ruang keluarga. Dirinya sangat lapar dan sialnya, di meja makan ada dua sejoli yang sedang bermesraan dengan canda tawa. "Gue laper, tetapi kalau ke sana kasihan sama hati gue," gumam Almera lagi, kemudia

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-10
  • Takdir Ikatan Suci   56. Labrak Yuk!

    Rizky dan Amel saling pandang dengan mata menyipit. "Dijual!" seru keduanya kompak, membuat Widya terlonjak kaget. "Bisa pelan-pelan aja enggak sih ngomongnya? Kaget gue," ketus Widya menatap mereka tajam. Bukannya takut atau merasa bersalah, mereka justru tertawa melihat wajah Widya yang semakin tidak enak dipandang. "Wid, emang siapa pelakornya? Dan juga, dia ngerusak hubungan siapa?" tanya Amel mencondongkan badannya ke depan sehingga wajahnya dengan Widya begitu dekat. Widya menempelkan telapak tangannya di wajah Amel lalu mendorongnya tanpa perasaan. Raut wajahnya menjelaskan kalau dia begitu risih dengan kelakuan sahabatnya itu. "Ish, lo tuh ya kasar banget jadi cewek. Ngomong baik-baik 'kan bisa, mana dorongnya pakai tenaga dalam lagi!" sungut Amel memegang wajahnya yang terasa sedikit sakit. "Bodo amat," ujar Widya tidak peduli membuat Amel mendengkus kesal. Selalu seperti ini. Dia akan kalah jika sudah berhadapan denga

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-20

Bab terbaru

  • Takdir Ikatan Suci   85. Pertanyaan Mematikan

    Di sebuah ruangan berwarna abu-abu, terdapat seorang pria yang berdiri di dekat jendela. Romeo, pria yang dulunya bertubuh kekar kini semakin kurus. Rambut-rambut halus mulai tumbuh di sekitar dagunya. Bahkan kumisnya sudah tebal seperti bapak-bapak yang ada di warung kopi. Dengan tangan yang berada di saku celana, Romeo menatap kosong langit malam yang penuh bintang. Sudah pukul sepuluh malam, tetapi matanya enggan terpejam. Padahal besok pagi ada rapat penting. Ingatannya kembali berputar pada kejadian beberapa bulan lalu. Di saat Almera masih di sini dan dia melukainya seenak hati. Perasaan bencinya kepada Almera telah melebur menjadi penyesalan. Penyesalan yang sangat dalam. "Bahkan sampai saat ini pun saya belum bisa nemuin kamu," ujar Romeo tersenyum kecut. Hidup memang selalu berputar. Jika dulu nama Almera tidak pernah ada di pikirannya, maka sekarang tiada hari tanpa memikirkan perempuan itu. Semakin memikirkan maka semakin dalam dan besar pu

  • Takdir Ikatan Suci   84. Ayo Pacaran!

    "Wid, Widya," panggil Almera mengetuk pintu kamar Widya. Ketukan yang awalnya pelan semakin keras dan cepat saat tidak mendapat sahutan dari sahabatnya. "Widya! Widya!" teriak Almera tidak sabaran. Sedangkan di dalam kamar, Widya yang sedang tidur siang pun mulai terusik. Mengubah posisi tidurnya menjadi miring lalu menutup telinganya dengan bantal. Merasa tidak berguna, Widya melempar bantalnya asal dan kembali terlentang. Selanjutnya, dia menendang selimut lalu bangkit dengan mata yang memerah. Antara mengantuk dan marah. Widya membuka pintu kasar. "Apaan sih? Lo ganggu tidur gue tau nggak!" Bukannya merasa takut atau bersalah, Almera justru cengengesan tidak jelas. "Wid, jalan-jalan yuk!" ajak Almera antusias. Dengan gerakan malas, Widya menoleh ke dalam kamarnya, melihat jam yang menunjukkan pukul satu siang. Seketika matanya melotot. "Lo gila? Siang-siang gini lo ngajak gue jalan? Please deh, Al, lo jangan aneh-aneh. Ini panas ban

  • Takdir Ikatan Suci   83. Mangga Muda

    "Bagaimana?" tanya Romeo kepada Rizky yang berdiri di depannya. Saat ini keduanya berada di ruangan Romeo.Rizky mengernyit tidak paham. Ini Bosnya bertanya tentang apa sih? "Maaf, Pak, maksudnya apa ya?""Bagaimana kabar pencarian Almera? Apa sudah menemukan jejak?" tanya Romeo memperjelas, membuat bibir Rizky membentuk bulatan kecil seraya mengangguk pelan."Maaf, Pak. Belum ada," jawab Rizky menatap Romeo sendu. "Terakhir kali mereka berdua berada di rumah Widya."Romeo menarik napas panjang lalu mengembuskannya perlahan. Punggung tegapnya dia sandarkan pada sandaran kursi. Perlahan matanya terpejam dengan tangan kanan yang memijat pelan pelipisnya. Kepalanya semakin sakit, begitu pula dengan rasa bersalah dan juga gelisah.Kapan dia bisa bertemu Almera? Harus berapa lama lagi dia menunggu kabar tentang keberadaan sang istri? Atau mungkin selamanya dia t

  • Takdir Ikatan Suci   82. Pelukan Kerinduan

    Hal yang paling membahagiakan bagi para orang tua adalah dengan kehadiran anggota keluarga baru. Apalagi seorang bayi mungil yang menggemaskan. Meskipun tidak ada hubungan darah, tetapi orang tua Widya begitu antusias saat mendengar kabar tentang kehamilan Almera. Mereka yang awalnya sedang perjalanan bisnis di Bandung langsung terbang ke Bali. Selama perjalanan, senyum Vania dan Efendi - orang tua Widya tidak luntur satu detik pun. Perasaan mereka benar-benar bahagia. Brak! Suara pintu yang dibuka kencang sukses membuat Almera yang sedang menonton kartun terlonjak kaget. Belum sempat melihat siapa pelakunya, Almera kembali dikejutkan dengan sebuah pelukan yang sangat erat. Sampai membuat badannya sedikit terhuyung. Tidak jauh berbeda dengan Almera, Widya dan Nenek Mia yang berada di dapur pun juga terkejut. Keduanya saling pandang lalu berjalan tergopoh-gopoh menuju tempat Almera dengan perasaan panik. Takut jika sesuatu yang buruk terjadi pada ibu h

  • Takdir Ikatan Suci   81. Kita Saling Menguatkan

    "Nek, Widya mana?" tanya Almera kepada Nenek Mia yang sedang menata makanan di meja.Mendengar suara seseorang yang semalam membuatnya khawatir, lantas Nenek Mia menghentikan kegiatannya dan mendongak. Terlihat Almera yang memakai dress berwarna abu-abu selutut berdiri empat langkah di depannya."Kamu sudah bangun, Nak? Ayo makan dulu!" ajak Nenek Mia tanpa menjawab pertanyaan Almera. Kakinya bergerak gesit menghampiri Almera dan menuntunnya duduk. Senyumnya pun merekah bahagia.Semua rasa khawatir yang dia rasakan semalam langsung sirna.Almera duduk dengan wajah bingungnya. "Nenek, Widya mana?""Oh itu Widya lagi di toko," jawab Nenek Mia santai yang mendapat tatapan penuh binar dari Almera."Almera mau ke sana! Ayo, Nek! Al udah dari kemarin-kemarin pingin ke toko roti punya Nenek." Almera menatap antusias Nenek Mia yang hendak meng

  • Takdir Ikatan Suci   80. Tidak Bisa Menerima

    "Inget ya, Al, lo nggak boleh makan sembarangan. Harus banyak istirahat. Nggak boleh banyak pikiran," ucap Widya seraya menuntun Almera menaiki tangga menuju kamarnya. Sejak Almera sadar dan diperiksa bahwa sahabatnya itu hamil, Widya tidak berhenti mengeluarkan petuah-petuah dengan kalimat yang sama secara berulang. Terutama nenek Mia yang sangat antusias hingga langsung membuat kue untuk dibagikan ke tetangga. Sedangkan sang empu justru menutup mulut rapat-rapat dengan pandangan kosong. Pikiran dan perasaannya menjadi campur aduk. Meskipun sudah menikah dan menginginkan malaikat kecil hadir di rumah tangganya, tetapi tidak cara seperti ini. Calon anaknya hadir karena paksaan yang Romeo kira bahwa dirinya adalah Citra, kekasihnya. Bukan atas dasar saling mau dengan balutan cinta yang menggebu. Ada rasa terkejut, sedih, marah dan senang di hati Almera. Kenapa anak ini hadir di saat dirinya masih dibaluti rasa takut dan pergi dari Romeo? Bagaimana cara dia men

  • Takdir Ikatan Suci   79. Cinta Karena Terbiasa

    Di dalam ruangan yang tampak berantakan dengan kertas yang berhamburan, Romeo duduk termenung di meja kerjanya. Beberapa hari tidak datang ke kantor membuat mejanya dipenuhi tumpukan berkas. Karena memang sedang dalam kondisi hati dan pikiran yang kacau, akhirnya tanpa ragu Romeo melempar semua berkas-berkas tersebut. Sebenarnya laki-laki yang memakai kemeja biru muda itu sangat malas untuk bekerja. Dia hanya ingin mencari Almera. Namun, atas paksaan papanya dengan dalih akan membantu mencari Almera, akhirnya Romeo pun menurut. Meskipun sekarang yang dia lakukan hanya duduk termenung. Romeo menunduk dengan tangan yang memegang kening dan mata terpejam lelah. "Almera, maaf," gumamnya. Semenjak kepergian Almera, Romeo merasakan sesuatu yang berbeda dengan dirinya. Hatinya terasa kosong seolah ada yang hilang. Bahkan Romeo tidak dapat tidur dengan nyenyak. Bagaimana tidak, setiap memejamkan mata selalu terbayang wajah Almera dari yang tersenyum hingga menangis.

  • Takdir Ikatan Suci   78. Tingkah Aneh Almera

    "Sini, Nak, makan!" Nenek Mia melambaikan tangannya memanggil Almera yang baru saja datang dari arah tangga. "Nenek hari ini masak sop buntut, perkedel sama sambal. Kata Widya, kamu suka sama sayur sop." Mendengar perkataan Nenek Mia, Almera langsung mengalihkan pandangannya ke meja makan. Benar, makanan yang disebut Nenek Mia sudah tertata rapi dan terlihat menggoda. "Widya mana, Nek?" tanya Almera setelah duduk di salah satu kursi yang ada di meja makan. "Tadi pamitnya mau ke depan sebentar. Udah biarin aja. Sekarang kamu makan ya? Yang banyak, mau dihabisin juga nggak papa," jawab Nenek Mia seraya mengambil piring Almera lalu mengisinya dengan nasi yang lumayan banyak. Almera dibuat meringis melihat piringnya yang penuh. Porsi makannya tidak sebanyak itu! "Nek, udah nanti aku ambil sendiri aja kalau kurang. Ini kebanyakan," ungkap Almera mengambil alih piring tersebut. "Sekarang kamu makan gih! Nenek mau nyiram tanaman dulu." Tanpa

  • Takdir Ikatan Suci   77. Sadar

    Sesuai ajakan Widya kemarin, kini sepasang sahabat itu sedang berada di pantai. Sebenarnya, Almera ingin ke pantai ketika hari sudah menjelang sore. Namun apalah daya, Widya sang sahabat dengan tidak tahu dirinya justru membangunkan Almera dari pagi-pagi buta. Bahkan Nenek Mia saja lelah dengan tingkah Widya yang terus merengek untuk segera berangkat. Entah Widya yang memang tidak pernah ke pantai atau ada maksud terselubung hingga gadis itu begitu antusias. "Bagusnya kalau ke pantai itu sore-sore. Sekalian liat sunset," gerutu Almera menghentakkan kakinya kesal. Di dalam hati perempuan yang memakai kaos berwarna biru dan dipadukan dengan hotpants itu tidak berhenti untuk menyumpah serapahi sahabatnya. Bayangkan, Widya membangunkan dirinya dari mulai pukul empat pagi. Cara membangunkannya pun tidak ada sopan-sopannya. Mengguncang, menyiratkan air dan memutar musik dengan volume full tepat di telinganya. Sebenarnya Widya ini ingat tidak sih kalau Almer

DMCA.com Protection Status