Home / Pendekar / Takdir Di Bawah Langit Naga / Bab 44: Ujian Sang Guru Misterius

Share

Bab 44: Ujian Sang Guru Misterius

Author: ACANKUN
last update Last Updated: 2024-11-24 13:50:57

Xiao Feng kembali mengejar pria tua itu yang melayang di atas rerumputan. Kali ini, langkahnya lebih mantap dari sebelumnya. Ia menggunakan seluruh pengalaman dari pelatihannya bersama Bai Lian untuk memaksimalkan teknik meringankan tubuh tingkat pertama. Meski begitu, pria tua itu tetap bergerak dengan kecepatan luar biasa, meninggalkan Xiao Feng jauh di belakang.

“Wsuhhh!”

Angin berdesir kencang ketika pria tua itu melompat tinggi, membuat rerumputan di sekitarnya bergoyang keras. Xiao Feng merasakan tekanan energi yang kuat di udara, pertanda bahwa pria itu menggunakan teknik tingkat tinggi.

“Hiat!”

Xiao Feng melompat ke udara, mencoba meniru gerakan pria itu. Namun tubuhnya terasa berat, dan ia terjatuh ke rerumputan kembali. Napasnya terengah-engah, tetapi tekadnya tidak pudar sedikitpun.

Pria tua itu berhenti di kejauhan, menoleh ke arah Xiao Feng dengan tatapan penuh arti. “Kau cepat menyerah anak muda?”

Xiao Feng menggertakkan giginya, merasa kesal dengan perkataan pria tua it
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 45: Jejak Menuju Lembah Angin Sunyi

    Langit mulai memudar menjadi warna jingga saat Xiao Feng terus menyusuri jalan setapak di tepi hutan. Ia sudah bertanya pada beberapa orang yang ia temui di sepanjang perjalanan tentang Lembah Angin Sunyi, tetapi semua jawaban hanya berupa kebingungan atau ketidaktahuan.“Tidak ada yang pernah mendengar tempat itu,” gumamnya sambil memandangi peta kasar yang dia buat di atas selembar kain.Hutan di depannya mulai tampak lebih gelap, tetapi ia harus terus melangkah. Aroma dedaunan basah dan suara burung malam mulai mengisi udara. Setelah beberapa jam, ia melihat cahaya samar dari sebuah gubuk kecil yang tampak rapuh di tengah hutan.Xiao Feng mengetuk pintu dengan sopan. Beberapa saat kemudian, seorang wanita tua dengan rambut putih kusut dan mata tajam membuka pintu. “Siapa kau, anak muda? Apa yang kau cari di tempat sunyi ini?”Xiao Feng memberi hormat dengan tangan terkepal. “Saya Xiao Feng. Saya ingin menemui seorang pria, dia berada di Lembah Angin Sunyi. Apakah Anda tahu tempat it

    Last Updated : 2024-11-24
  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 46: Mendekati Lembah Angin Sunyi

    Langkah Xiao Feng semakin berat. Medan yang sebelumnya hanya berupa hutan rimbun kini berubah menjadi bukit-bukit terjal dan jurang-jurang yang tampak tanpa dasar. Dia berusaha mengikuti petunjuk dari peta yang diberikan wanita tua itu, tetapi jalur yang dilewati tidak selalu sesuai dengan gambaran yang tertera.Angin mulai bertiup lebih kencang. Suaranya mendesing di telinga, membawa hawa dingin yang menusuk hingga ke tulang. Namun, Xiao Feng tidak menyerah begitu saja, ia kembali melangkah dengan tekad dan tujuan yang tidak pernah berubah setelah perjalanan panjang ini.“Jika ini adalah ujian dari alam, aku akan melaluinya,” gumamnya, mengencangkan sabuk zirah besinya.Saat mendaki salah satu bukit yang curam, angin tiba-tiba bertiup sangat kencang.“Wsuhhh!”Angin itu cukup kuat untuk membuatnya kehilangan keseimbangan. Batu-batu kecil beterbangan, menghantam zirahnya dengan bunyi “Tak, tak, tak!”. Xiao Feng menancapkan pedangnya ke tanah untuk menahan tubuhnya agar tidak terdorong

    Last Updated : 2024-11-24
  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 47: Pertemuan dengan Penguasa Angin

    Pada saat yang sama tampak di tengah lembah, ia melihat sosok pria berjubah putih panjang, berdiri di atas sebuah batu besar yang tampak seperti singgasana alami. Jubahnya berkibar perlahan seiring angin yang berputar di sekelilingnya. Rupanya, pria yang baru saja ia lihat adalah ilusi semata yang mencoba mengujinya ketika berhasil tiba ditempat tersebut. Penguasa angin yang sebenarnya berada disebuah batu besar dan sedang memperhatikannya.“Akhirnya kita bertemu,” pria itu membuka suara. Suaranya tenang, tetapi menggema, seolah berbicara langsung ke dalam jiwa Xiao Feng.“Anda...” Xiao Feng terdiam sejenak. Itu adalah pria yang ia lihat melompati rerumputan di pinggir hutan. “Anda adalah Penguasa Angin?”Pria itu tersenyum tipis. “Itu hanya sebutan yang diberikan oleh orang-orang. Aku lebih suka dikenal sebagai penjaga keseimbangan. Namun, sebutanku tidak penting. Yang penting adalah alasanmu datang ke sini. Apa yang kau cari, pemuda?”“Aku datang untuk mempelajari seni meringankan t

    Last Updated : 2024-11-24
  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 48: Pelatihan di Bawah Penguasa Angin

    Angin di lembah itu tidak pernah tenang. Setiap saat, hembusan lembut atau badai kecil menyelimuti tempat itu, membawa keheningan dan tantangan yang membuat Xiao Feng semakin sadar akan ketidakberdayaannya. Pria berjubah putih, Penguasa Angin, berdiri tak jauh darinya, matanya tajam mengamati setiap gerakan murid barunya.“Angin tidak pernah berhenti bergerak, Xiao Feng. Jika kau ingin menguasai kekuatannya, kau harus belajar menyatu dengannya, bukan mengendalikannya,” kata Penguasa Angin sambil melipat tangannya di depan dada.Xiao Feng mengangguk, meskipun rasa frustrasi sudah merayapi dirinya. Sudah hampir dua minggu ia mencoba langkah pertama pelatihan, tapi belum menunjukkan hasil yang berarti.Pada minggu-minggu pertama, pelatihannya tampak sederhana namun sangat sulit. Xiao Feng diminta berdiri di tengah pusaran angin yang diciptakan oleh Penguasa Angin, mencoba menyesuaikan tubuhnya dengan aliran udara yang terus berubah.“Jangan melawan, biarkan tubuhmu bergerak mengikuti ara

    Last Updated : 2024-11-24
  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 49: Langit Mendung di Bawah Bayang-bayang Dosa

    Angin berembus kencang, menciptakan desiran lembut yang membawa aroma tanah basah. Xiao Feng melayang di udara, memanfaatkan jurus meringankan tubuh yang baru saja ia kuasai. Tubuhnya meluncur dengan gesit, bagai elang yang membelah cakrawala. Dari atas, pandangannya menyapu ke segala arah hingga ia melihat sesuatu yang mengusik hatinya, di tengah sebuah padang kecil di tepi hutan, seorang wanita tampak dikelilingi oleh tiga pria.Wanita itu menangis terisak, tubuhnya terjatuh di tanah berumput. Ketiga pria itu mengelilinginya dengan tawa yang penuh hinaan, salah satunya memegang sebilah pisau, sementara yang lain menarik pakaiannya secara paksa."Hentikan!" ucap wanita itu dengan nada memelas.Namun satu dari ketiga pria itu, tetap memaksanya hingga wanita menyerah. Ia berusaha untuk tetap menolak, akan tetapi ia tidak bisa melakukan lebih banyak selain menikmati permainan gila pria itu. "Aku mohon hentikan!" ucapnya kembali sembari menutup wajahnya yang cantik, ia menangis sejadi-jad

    Last Updated : 2024-11-24
  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 50: Perjalanan di Antara Kabut Keheningan

    Setelah kejadian yang membuat ia terlibat dengan para bandit, Xiao Feng kembali melangkah lebih jauh ke dalam hutan. Bayangan pepohonan tua yang menjulang tinggi di atasnya menciptakan suasana mencekam, tetapi langkahnya tetap mantap. Di dadanya, tekadnya untuk menegakkan keadilan semakin kuat, seiring dengan keyakinannya bahwa dunia penuh dengan tantangan yang harus dihadapinya.Angin lembut menerpa wajahnya, membawa aroma tanah basah dan dedaunan yang membusuk. Hutan ini tampak sepi, tetapi telinga terlatihnya menangkap suara-suara samar di kejauhan, desahan angin, bunyi ranting patah, dan langkah kaki yang tak beraturan. Xiao Feng menghentikan langkahnya, tubuhnya bersiap menghadapi kemungkinan ancaman."Siapa di sana?" serunya, suaranya menggema di antara pepohonan.Namun tak ada jawaban. Langkah kaki itu mendekat dengan perlahan, seolah-olah ingin mengintimidasi. Xiao Feng menghunus pedangnya, kristal naga yang menghiasinya berkilauan samar di bawah cahaya rembulan yang menembus

    Last Updated : 2024-11-24
  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 51: Bayangan di Malam Sunyi

    Xiao Feng duduk di ruang tengah penginapan pria tua itu, menikmati semangkuk sup hangat dan segelas teh herbal yang wangi. Aroma kayu bakar yang membara di perapian menciptakan suasana nyaman, sementara angin malam berhembus lembut melalui celah jendela."Nikmati malam ini, Tuan Pendekar," kata pria tua itu dengan senyum ramah. "Di desa ini, kedamaian adalah kemewahan yang jarang kami rasakan."Xiao Feng mengangguk, menyandarkan tubuhnya pada kursi kayu. Matanya menatap ke arah jendela, memandang bintang-bintang yang berkerlip di langit. Namun, jauh di dalam hatinya, ia tetap waspada. Kedamaian ini terasa terlalu sunyi, seolah ada sesuatu yang mengintai dalam bayang-bayang malam.Saat ia hendak menutup matanya untuk beristirahat sejenak, pintu penginapan tiba-tiba terbuka dengan suara keras. "Brak!" Udara malam yang dingin menyeruak masuk, diikuti oleh langkah-langkah berat dari beberapa pria bertubuh kekar yang

    Last Updated : 2024-11-25
  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 52: Jejak Bayangan Kegelapan

    Pagi itu, matahari baru saja menampakkan cahayanya, menyinari reruntuhan kecil yang tertinggal dari pertarungan semalam. Xiao Feng berdiri di halaman penginapan, menatap jasad pria yang menjadi korban ledakan senjatanya sendiri. Bau asap masih samar-samar tercium, bercampur dengan hawa pagi yang dingin.Dengan hati-hati, ia membungkuk memeriksa tubuh pria itu. Tangannya menyusuri lipatan pakaian yang compang-camping akibat ledakan. Di balik jubah gelap, ia menemukan secarik kertas kecil yang terlipat rapi. Di kertas itu tertera sebuah lambang berbentuk ular dengan mata merah menyala dan tulisan pendek dalam bahasa kuno: "Hanya bayangan yang bisa memasuki gerbang kegelapan."Xiao Feng juga menemukan peta sederhana dengan tanda X di sebuah lokasi di luar desa. "Ini pasti petunjuk ke sarang mereka," gumamnya sambil mengamati peta itu dengan seksama.Namun, saat ia hendak beranjak, pemilik penginapan, pria tua yang baik hati, mendek

    Last Updated : 2024-11-25

Latest chapter

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 237: Kebangkitan Bayangan Laut

    Pasukan Bendera Biru yang tadinya terpecah belah kini berdiri diam, terpaku melihat tubuh pemimpin mereka, Luo Yunhai, yang tergeletak di tanah. Namun, ketenangan itu tiba-tiba berubah menjadi keterkejutan ketika tubuh Luo Yunhai perlahan bergerak. Dengan langkah gontai, ia bangkit berdiri, darah menetes dari sudut bibirnya, tetapi matanya menyala penuh kebencian dan tekad.“Jangan pikir aku akan mati semudah itu,” suara Luo Yunhai terdengar serak namun penuh kemarahan, menggema di seluruh arena. "Aku... adalah Pelaut Bayangan Laut! Tak ada yang bisa menjatuhkanku!"Sorakan pasukan Bendera Biru kembali pecah. Mereka berteriak penuh semangat, seolah kebangkitan Luo Yunhai membakar kembali nyali mereka yang sempat memudar. Mereka mulai bergerak lagi, mengepung Xiao Feng dan Bai Ling yang kini semakin kelelahan.Xiao Feng memandang Luo Yunhai dengan tajam, napasnya memburu. "Orang ini... bagaimana dia bisa bertahan dari serangan itu?" pikirnya. Luka di tubuh Luo Yunhai memang jelas terli

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 236: Kedatangan Long Yu, Sang Naga Hitam

    Saat kekacauan pertempuran semakin memuncak dan harapan hampir hilang serta kematian kakak seperguruan Xiao Feng yang telah mengorbankan diri dari peperangan itu. Bai Ling tiba-tiba menunjuk ke arah langit, seolah melihat satu harapan yang akan segera datang. "Feng'Ge! Lihat ke atas!" serunya dengan nada bergetar.Melihat hal itu, Xiao Feng segera mendongak, melihat kearah yang sama. Di antara awan gelap dan kilat yang menyambar, muncul sosok pria yang melayang perlahan, auranya menyelimuti medan perang dengan tekanan luar biasa. Tubuhnya diselimuti kilauan hitam pekat seperti sisik naga, sementara matanya menyala tajam seperti emas cair. Rambut hitam panjangnya berkibar diterpa angin, memberi kesan seorang pendekar yang tak tertandingi."Itu... Long Yu," gumam Xiao Feng dengan nada tidak percaya.Luo Yunhai, pemimpin kelompok Bendera Biru, mengernyit, matanya menyipit penuh waspada. "Long Yu? Siapa dia?" tanyanya.Xiao Feng mengatur napasnya, masih terpaku pada pria di udara itu. "Di

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 235: Gugurnya Para Pendekar

    Pada saat ini, pertempuran terus berlangsung dalam kekacauan yang semakin mencekam. tampak darah mengalir, membasahi tanah, mengotori pasar gelap yang kini berubah menjadi medan perang. Terdengar jelas, rintihan kesakitan bercampur dengan suara denting pedang dan teriakan para prajurit yang masih bertarung.Sementara itu Xiao Feng masih bertarung sengit melawan Luo Yunhai yang saat ini masih menunjukkan aksinya dalam sebuah peperangan. Sementara Bai Ling mulai tampak ragu dalam mengambil tindakan. Matanya melirik ke arah rekan-rekannya yang semakin terdesak, terutama Xiao Feng, ia bingung harus berbuat apa dalam kondisi seperti ini.**Di satu sisi Qing Yue sedang mengayunkan tombaknya dengan kekuatan terakhir yang ia miliki, mencoba menahan pasukan musuh yang semakin ganas. "Lin Mei! Bertahanlah!" serunya dengan napas tersengal. Namun, Lin Mei sudah sangat kelelahan, tubuhnya penuh luka, dan pedangnya bergetar lemah di tangannya, seolah ingin segera mengakhiri hidupnya, menyerah dala

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 234: Dalam Kepungan Tak Berujung

    Saat ini. Tekanan dari segala sisi semakin terasa berat. Pasukan Bendera Biru yang terus berdatangan seperti ombak tak berujung membuat kelompok Xiao Feng semakin terdesak. Meski mereka telah bertarung mati-matian, kelelahan mulai terlihat di wajah mereka. Napas mereka tersengal-sengal, keringat bercucuran, dan luka-luka di tubuh mulai bertambah.Tepat berada di tengah medan pertempuran, Xiao Feng masih bertahan melawan Luo Yunhai, meskipun tubuhnya sudah terasa sangat berat, karena melepaskan begitu banyak tenaga pada serangan sebelumnya. Tampak Pedang Pembalik Surga di tangannya sedikit gemetar, tetapi sorot matanya tetap tajam.Sementara itu Luo Yunhai, dengan trisula besarnya, masih berdiri di depannya seperti gunung yang tak tergoyahkan."Menyerahlah, Xiao Feng," ujar Luo Yunhai dengan suara tenang namun dingin. "Kau mungkin kuat, tapi kau sudah terlalu lelah. Kau tak akan bisa melindungi teman-temanmu. Sebentar lagi, mereka akan mati satu per satu."Mendengar kalimat itu, Xiao F

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 233: Bayangan di Tengah Kepungan

    Pada saat mencoba untuk melarikan diri dari kejaran musuh. Udara malam yang dingin diwarnai suara ribuan langkah kaki yang menggema dari arah berlawanan terdengar jelas di telinga. Dari dalam kegelapan, terlihat bendera-bendera biru berkibar dengan lambang ombak yang meliuk di tengahnya. Pasukan ini bukanlah sembarang pasukan, mereka adalah kelompok Bendera Biru, yang terkenal akan kekuatan mereka di wilayah laut dan perbudakan internasional.Pemimpinnya tidak lain ialah Luo Yunhai, yang dikenal sebagai Pelaut Bayangan, ia saat ini tampak berdiri di atas bukit kecil di depan pasukannya. Tubuhnya tinggi dengan sorot mata dingin yang seperti menembus tulang, rambut hitam panjangnya berkibar tertiup angin. Ia memegang sebuah trisula besar berwarna biru keperakan, senjata yang menjadi ciri khasnya."Jadi, kau Xiao Feng," ujar Luo Yunhai dengan suara yang berat namun tajam, seperti suara ombak menghantam karang. "Kau membunuh Zhang Tianbao, menghancurkan kelompok Yu Zhi, dan kini mencoba m

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 232: Pertarungan Tanpa Akhir

    Tubuh Yang Zhan telah diamankan oleh Lin Mei dan Jian Hong ke tempat yang lebih aman, meski mereka masih dikepung oleh musuh dari segala arah. Bai Ling menciptakan dinding es tebal untuk melindungi mereka sementara Qing Yue terus menyerang dengan tombaknya, matanya memerah penuh kemarahan.Namun, musuh tidak memberi mereka waktu untuk berduka. Pasukan Bendera Merah, dengan jumlah yang terus bertambah, mulai mendobrak pertahanan Bai Ling dan menyerang kembali dengan kekuatan penuh. Di tengah kekacauan itu, Xiao Feng maju ke depan, melindungi yang lain sambil menghadapi Yu Zhi, pemimpin pasukan tersebut.Yu Zhi, dengan senjata pedang berwarna hitam pekat yang bersinar dengan aura gelap, maju dengan penuh percaya diri. "Jadi, kau Xiao Feng, si pendekar yang membunuh Zhang Tianbao. Menurutku, kau tidak sehebat yang diceritakan."Xiao Feng memutar Pedang Pembalik Surga di tangannya, menatap Yu Zhi dengan dingin. "Kau akan segera tahu mengapa aku disebut seperti itu."Mereka berdua melompat

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 231: Pengorbanan Seorang Pendekar

    Pada saat situasi semakin memanas, di tengah medan yang penuh darah dan jeritan, Yang Zhan berdiri tegak dengan tombak panjangnya, napasnya mulai memburu, keringat sudah bercucuran, membasahi hampir seluruh bagian tubuh, tetapi sorot matanya tetap tajam, seolah tidak menunjukkan rasa ketir sedikitpun. Ia mengamati ratusan musuh yang mengepungnya. Tubuh besar dan kekuatannya membuatnya menjadi pusat perhatian di medan perang, terutama bagi pasukan Bendera Merah yang mulai menyerangnya dari segala arah."Ayo! Siapa lagi yang ingin mati?!" teriak Yang Zhan dengan suara menggelegar. Ia memutar tombaknya, menciptakan angin kuat yang menyapu musuh di sekitarnya. Beberapa orang terlempar ke belakang, tulang mereka patah hanya dengan satu serangan."Zhan-ge, jangan terlalu memaksakan diri!" teriak Lin Mei dari kejauhan, yang masih bertarung dengan kelompok lainnya.Mendengar hal itu, ia segera menoleh lalu menjawab, "Tenang saja! Aku akan memastikan tak satu pun dari mereka bisa mendekatimu!"

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 230: Kepungan Pasukan Bendera Merah

    Setelah pertarungan sengit dengan Han Feng dan berhasil membunuhnya, Xiao Feng dan rombongannya bersiap meninggalkan pasar gelap yang kini sunyi. Udara terasa berat dengan bau darah yang masih menguar, dan langit mulai gelap, seolah menggambarkan ketegangan yang belum berakhir saat itu.Namun, langkah mereka tiba-tiba terhenti ketika suara derap kaki dan gemuruh senjata menggema dari segala arah. Dari sudut-sudut jalan, gang-gang gelap, dan bahkan dari atap bangunan, muncul ratusan bahkan ribuan pasukan berseragam merah. Mereka adalah Pasukan Bendera Merah.Sorot obor menyala-nyala, menerangi raut wajah mereka yang penuh tekad dan kemarahan. Mereka berdiri rapat, mengepung Xiao Feng dan rombongannya dalam formasi yang tampak dirancang dengan sempurna. Seorang pria kurus dengan jubah merah berdiri di atas bangunan kayu yang dibawa oleh beberapa anak buahnya. Matanya penuh dendam, menatap lurus ke arah Xiao Feng."Xiao Feng!" teriak pria itu dengan suara lantang y

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 229: Penjaga Besar dari Pasar Gelap

    Langkah kaki pria besar itu menggema di tengah pasar yang porak-poranda. Tubuhnya seperti gunung yang bergerak, dengan zirah hitam berkilauan yang melindungi tubuhnya. Kapak raksasa di tangannya tampak seperti cukup kuat untuk membelah batu besar hanya dengan sekali serangan. Sorot matanya tajam, penuh percaya diri, seolah-olah tahu bahwa ia adalah rintangan terakhir yang akan sulit dilewati."Kalian pikir bisa lolos begitu saja?" pria besar itu berbicara dengan suara berat seperti guntur. "Aku adalah Han Feng, Penjaga Besar dari pasar gelap ini. Tidak ada seorang pun yang bisa meninggalkan tempat ini hidup-hidup setelah membuat kekacauan seperti kalian."Yang Zhan dan Qing Yue tampak ragu sejenak setelah melihat kedatangan penjaga tersebut. Aura pria itu begitu menekan, dan kekuatan yang terpancar dari tubuhnya membuat mereka sedikit ketir. Qing Yue menggenggam erat pedangnya, sementara Yang Zhan menelan ludah, mencoba menenangkan dirinya.Namun, Xiao Feng mela

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status