Home / Pendekar / Takdir Di Bawah Langit Naga / Bab 135: Krisis di Tengah Kekaisaran

Share

Bab 135: Krisis di Tengah Kekaisaran

Author: ACANKUN
last update Last Updated: 2024-12-07 23:27:33

Saat ini. Di dalam aula istana yang sunyi, tepatnya setelah mereka memberikan informasi tentang lima kristal kematian yang berhasil direbut serta Gao Yi yang telah berhianat, Xiao Feng berlutut di hadapan Kaisar Thang sembari menggenggam pedang Pembalik Surga dengan hormat. Cahaya dari mata pedang itu memantulkan keagungan yang tiada tara, seakan pedang tersebut memahami makna dari pertemuan ini.

"Aku telah meminjam pedang ini dari kelompok Bulan Perak," ujar Xiao Feng dengan suara tegas namun penuh rasa hormat. "Mereka pasti mengerti jika aku mengembalikannya padamu, Yang Mulia. Pedang ini adalah pusaka kerajaan, dan aku tidak ingin dianggap mengkhianati kepercayaan mereka."

Kaisar Thang memandang Xiao Feng dengan mata yang lelah namun penuh kebijaksanaan. "Tidak, Xiao Feng. Pedang ini telah memilihmu. Sejak kau pertama kali menggunakannya, ia telah menjadi perpanjangan tanganmu di medan pertempuran. Pedang Pembalik Surga bukan hanya senjata, ia adalah simbol tanggung jawab dan keber
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 136: Persiapan di Markas Bulan Perak

    Saat ini, Xiao Feng dan Lian Yue masih tampak sedang berdiskusi. Di ruang pertemuan yang megah namun sunyi, Lian Yue memandang Xiao Feng dengan tatapan rumit. Sebagai pemimpin kelompok Bulan Perak, ia dikenal sebagai sosok yang tegas dan tidak mudah digoyahkan. Namun, di hadapan Xiao Feng, ada sedikit keraguan yang terlihat dari sorot matanya. Xiao Feng, sebagai salah satu pemilik saham besar dalam kelompok itu, memiliki posisi yang sulit untuk diabaikan.“Baiklah,” ujar Lian Yue akhirnya, suaranya lembut namun penuh ketegasan. “Kami akan memberikan bantuan terakhir kepada kekaisaran. Tapi aku harap, bantuan ini membawa hasil yang nyata. Jangan sampai sumber daya kami terus terkuras sia-sia.”Xiao Feng mengangguk tegas, matanya bersinar dengan keyakinan. “Aku tidak akan mengecewakanmu, Lian Yue. Bantuan ini akan menjadi langkah penting untuk menghentikan kehancuran yang sedang terjadi.”Lian Yue menatapnya beberapa saat, seolah mencoba membaca hatinya. Akhirnya, ia tersenyum tipis. “K

    Last Updated : 2024-12-07
  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 137: Kembalinya Harapan

    Di bawah terik matahari, Xiao Feng berdiri di puncak bukit, memandang ke arah medan perang yang penuh dengan kepulan debu dan asap. Dari kejauhan, ia melihat panji-panji kekaisaran Thang berkibar lemah, dikelilingi oleh pasukan aliran sesat yang tampak seperti gelombang tak berujung."Peperangan besar akan segera pecah," gumam Xiao Feng pada dirinya sendiri, matanya menyipit, mengukur situasi. Ia berpaling sebentar ke arah Bai Ling dan Lian Yue. “Aku akan mendahului kalian. Jangan khawatir, aku akan menjaga mereka sampai kalian tiba.”“Xiao Feng, tunggu....!” seru Bai Ling, namun Xiao Feng telah menghilang, tubuhnya melesat seperti kilat menggunakan Jurus Meringankan Tubuh Langkah Angin Naga.Hanya butuh beberapa saat bagi Xiao Feng ketika ia menggunakan jurus meringankan tubuh untuk tiba dilokasi. Setibanya di perbatasan kota kekaisaran Thang, suasana sangat mencekam. Para prajurit tampak lesu, sebagian bahkan terduduk dengan ekspresi putus asa. Pedang dan tombak mereka tergeletak di

    Last Updated : 2024-12-08
  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 138: Harapan dari Kekaisaran Han

    Di tengah suasana yang semakin memanas, Xiao Chen memandang jauh ke cakrawala, matanya menyiratkan beban berat. Ia melangkah mendekati Xiao Feng, menarik napas dalam sebelum berbicara.“Feng’er,” ucap Xiao Chen dengan nada serius. “Aku akan pergi.”Xiao Feng mengerutkan dahi, matanya penuh kekhawatiran. “Guru, di saat genting seperti ini? Kemana kau akan pergi?”Xiao Chen tersenyum tipis. “Aku akan pergi ke Kekaisaran Han. Mereka memiliki sekutu lama yang mungkin bisa memberikan kita bala bantuan. Tanpa dukungan mereka, kekuatan kita saat ini tidak akan cukup untuk menahan gelombang musuh yang terus berdatangan.”Xiao Feng mengepalkan tangan. “Guru, perjalanan ke Kekaisaran Han sangat jauh, dan jalanannya penuh bahaya. Aku tidak bisa membiarkanmu pergi sendirian.”Namun, Xiao Chen menggeleng tegas. “Tidak, Feng’er. Kau harus tetap di sini. Kau adalah harapan kekaisaran Thang. Kehadiranmu lebih berarti di medan perang. Percayalah padaku, aku akan kembali dengan bantuan.”“Berapa lama,

    Last Updated : 2024-12-08
  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 139: Hati Kaisar yang Kalut

    Di tengah hiruk-pikuk yang menyelimuti kekaisaran Thang, Xiao Feng, Bai Ling, Lei Xian, dan Bai Lian berdiri sebagai tameng terakhir. Dengan kekuatan kristal naga dan Pedang Pembalik Surga di tangan Xiao Feng, mereka menjadi pilar yang menopang harapan seluruh kekaisaran. Setelah pertarungan beberapa saat yang lalu di garis depan, mereka akhirnya dapat memukul mundur pasukan musuh hingga membuat jarak dari kedua belah pihak merenggang. Memberikan ruang bagi mereka untuk berfikir sekaligus mengatur rencana untuk serangan berikutnya.Namun, suasana di istana kekaisaran suram. Jenderal-jenderal yang tersisa hanya segelintir, dan sebagian besar dari mereka sudah terluka atau kehilangan kepercayaan diri. Sementara itu, para menteri yang seharusnya menjadi penasehat kaisar lebih memilih bersembunyi, meninggalkan tanggung jawab mereka. Seolah enggan terlibat dari peperangan besar ini.Di ruang tahtanya, Kaisar Thang duduk termenung. Matanya yang cekung dan kulitnya yang pucat menunjukkan tek

    Last Updated : 2024-12-08
  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 140: Pertempuran yang Menggetarkan Langit

    Dentuman genderang perang terdengar dari kejauhan. Asap mengepul di cakrawala, disertai bayangan gelap pasukan musuh yang kembali mendekat. Mereka datang dengan jumlah lebih besar dan formasi lebih teratur, siap untuk menyerang jantung kekaisaran Thang.Xiao Feng berdiri di puncak menara, matanya tajam menatap barisan musuh yang menjalar seperti gelombang hitam. Bai Ling di sampingnya, kipas es terbuka di tangannya, dan Lei Xian memegang tombaknya dengan penuh kewaspadaan. Sementara Bai Lian, dengan tatapan dingin dan tenang, berdiri di belakang mereka, mengawasi medan pertempuran.“Sepertinya mereka telah belajar dari kekalahan sebelumnya,” ujar Bai Lian dengan suara rendah namun penuh ketenangan.Lei Xian mengangguk. “Kali ini mereka lebih siap. Tapi kita juga sudah lebih dari siap.”Xiao Feng menggenggam erat Pedang Pembalik Surga. “Kita akan membuat mereka menyesal karena kembali.”Pasukan musuh mulai bergerak maju. Derap kaki ribuan prajurit terdengar seperti gemuruh badai. Sorak

    Last Updated : 2024-12-08
  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 141: Harapan dari Kekaisaran Han

    Disisi lain, tepatnya ketika Xiao Chen melakukan perjalan panjang yang memakan waktu beberapa hari, ia dapat tiba disana dengan waktu cukup singkat dengan menggunakan jurus meringangkan tubuh tingkat tinggi yang ia miliki. Pada akhbirnya ia tiba di gerbang megah Kekaisaran Han setelah perjalanan panjang yang melelahkan. Tubuhnya mungkin lelah, tetapi tekadnya tetap kokoh seperti saat keberangkatan dirinya. Ia kemudian melangkah masuk, melewati penjagaan ketat menuju aula pertemuan, tempat Kaisar Han dan para penasehatnya sedang berkumpul.Kedatangannya ditempat tersebut disambut hangat oleh beberapa penjaga yang sudah mengenalnya, beberapa tetua ditempat itu juga merasakan kerinduan yang mendalam, setelah beberapa puluh tahun mereka tidak bertemu dengannya. Namun karena keterbatasan waktu, dirinya tidak ingin membuang waktu lebih lama, lalu menyampaikan niatnya untuk segera menemui kaisar Han.“Kedatanganku bukan sekadar permintaan pribadi,” kata Xiao Chen dengan suara tegas sembari

    Last Updated : 2024-12-08
  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 142: Kebangkitan Kegelapan

    Di tengah gemuruh medan perang yang seolah berhenti sejenak, suara tawa lantang memecah keheningan. Dari atas tebing yang menghadap langsung ke medan pertempuran, berdiri seorang pria dengan aura kegelapan yang memancar seperti badai. Xue Yang, pemimpin tertinggi aliran sesat, melangkah maju dengan perlahan. Di tangannya, lima pecahan Kristal Kematian memancarkan cahaya gelap yang mencekam.“Hari ini akan menjadi akhir dari segala perlawanan kalian,” ujar Xue Yang dengan suara dingin, sembari mengangkat tangannya. Cahaya dari kristal itu mulai menyatu, membentuk satu kristal utuh yang melayang di atas telapak tangannya.Gao Yi berdiri di sisinya, mengenakan baju perang gelap dengan senyum tipis di wajahnya. “Lihatlah,” katanya pelan, tetapi cukup keras untuk didengar oleh para pendekar di bawah. “Kekuasaan yang tak tertandingi. Kekaisaran Thang sudah tiada artinya di hadapan kami.”Dari bawah, Xiao Feng mengepalkan tangan, amarah berkobar di dalam dadanya. “Mereka bahkan belum memulai

    Last Updated : 2024-12-08
  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 143: Medan Pertarungan Tak Berujung

    Xiao Feng melesat dengan kecepatan penuh, pedang Pembalik Surga di tangannya memancarkan kilatan cahaya emas yang menyilaukan. Ia menerjang langsung ke arah Xue Yang, yang berdiri tegak dengan kristal hitam yang kini memancarkan aura kegelapan mencekam.“Terima ini, Xue Yang!” teriak Xiao Feng, ayunan pedangnya membelah udara, menciptakan gelombang energi yang menargetkan tubuh lawannya. Berniat menghabisi pria itu dengan satu kali serangan pedangnnya.Namun Xue Yang mengangkat satu tangan sebelum Xiao Feng berhasil mencapainya, ia menciptakan penghalang energi gelap yang menahan serangan itu. Tetapi kali ini, penghalangnya retak akibat serangan barusan, dan ia terdorong beberapa langkah ke belakang. Dengan tatapan dingin, ia berucap, “Kekuatanmu memang meningkat, tetapi itu belum cukup untuk mengalahkanku.”Sesaat kemudian Xue Yang menggerakkan kristalnya, dan dari dalamnya, bayangan-bayangan berbentuk naga keluar kembali, melesat dengan kecepatan tinggi menuju Xiao Feng.“Wsuhhh! Ws

    Last Updated : 2024-12-08

Latest chapter

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 237: Kebangkitan Bayangan Laut

    Pasukan Bendera Biru yang tadinya terpecah belah kini berdiri diam, terpaku melihat tubuh pemimpin mereka, Luo Yunhai, yang tergeletak di tanah. Namun, ketenangan itu tiba-tiba berubah menjadi keterkejutan ketika tubuh Luo Yunhai perlahan bergerak. Dengan langkah gontai, ia bangkit berdiri, darah menetes dari sudut bibirnya, tetapi matanya menyala penuh kebencian dan tekad.“Jangan pikir aku akan mati semudah itu,” suara Luo Yunhai terdengar serak namun penuh kemarahan, menggema di seluruh arena. "Aku... adalah Pelaut Bayangan Laut! Tak ada yang bisa menjatuhkanku!"Sorakan pasukan Bendera Biru kembali pecah. Mereka berteriak penuh semangat, seolah kebangkitan Luo Yunhai membakar kembali nyali mereka yang sempat memudar. Mereka mulai bergerak lagi, mengepung Xiao Feng dan Bai Ling yang kini semakin kelelahan.Xiao Feng memandang Luo Yunhai dengan tajam, napasnya memburu. "Orang ini... bagaimana dia bisa bertahan dari serangan itu?" pikirnya. Luka di tubuh Luo Yunhai memang jelas terli

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 236: Kedatangan Long Yu, Sang Naga Hitam

    Saat kekacauan pertempuran semakin memuncak dan harapan hampir hilang serta kematian kakak seperguruan Xiao Feng yang telah mengorbankan diri dari peperangan itu. Bai Ling tiba-tiba menunjuk ke arah langit, seolah melihat satu harapan yang akan segera datang. "Feng'Ge! Lihat ke atas!" serunya dengan nada bergetar.Melihat hal itu, Xiao Feng segera mendongak, melihat kearah yang sama. Di antara awan gelap dan kilat yang menyambar, muncul sosok pria yang melayang perlahan, auranya menyelimuti medan perang dengan tekanan luar biasa. Tubuhnya diselimuti kilauan hitam pekat seperti sisik naga, sementara matanya menyala tajam seperti emas cair. Rambut hitam panjangnya berkibar diterpa angin, memberi kesan seorang pendekar yang tak tertandingi."Itu... Long Yu," gumam Xiao Feng dengan nada tidak percaya.Luo Yunhai, pemimpin kelompok Bendera Biru, mengernyit, matanya menyipit penuh waspada. "Long Yu? Siapa dia?" tanyanya.Xiao Feng mengatur napasnya, masih terpaku pada pria di udara itu. "Di

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 235: Gugurnya Para Pendekar

    Pada saat ini, pertempuran terus berlangsung dalam kekacauan yang semakin mencekam. tampak darah mengalir, membasahi tanah, mengotori pasar gelap yang kini berubah menjadi medan perang. Terdengar jelas, rintihan kesakitan bercampur dengan suara denting pedang dan teriakan para prajurit yang masih bertarung.Sementara itu Xiao Feng masih bertarung sengit melawan Luo Yunhai yang saat ini masih menunjukkan aksinya dalam sebuah peperangan. Sementara Bai Ling mulai tampak ragu dalam mengambil tindakan. Matanya melirik ke arah rekan-rekannya yang semakin terdesak, terutama Xiao Feng, ia bingung harus berbuat apa dalam kondisi seperti ini.**Di satu sisi Qing Yue sedang mengayunkan tombaknya dengan kekuatan terakhir yang ia miliki, mencoba menahan pasukan musuh yang semakin ganas. "Lin Mei! Bertahanlah!" serunya dengan napas tersengal. Namun, Lin Mei sudah sangat kelelahan, tubuhnya penuh luka, dan pedangnya bergetar lemah di tangannya, seolah ingin segera mengakhiri hidupnya, menyerah dala

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 234: Dalam Kepungan Tak Berujung

    Saat ini. Tekanan dari segala sisi semakin terasa berat. Pasukan Bendera Biru yang terus berdatangan seperti ombak tak berujung membuat kelompok Xiao Feng semakin terdesak. Meski mereka telah bertarung mati-matian, kelelahan mulai terlihat di wajah mereka. Napas mereka tersengal-sengal, keringat bercucuran, dan luka-luka di tubuh mulai bertambah.Tepat berada di tengah medan pertempuran, Xiao Feng masih bertahan melawan Luo Yunhai, meskipun tubuhnya sudah terasa sangat berat, karena melepaskan begitu banyak tenaga pada serangan sebelumnya. Tampak Pedang Pembalik Surga di tangannya sedikit gemetar, tetapi sorot matanya tetap tajam.Sementara itu Luo Yunhai, dengan trisula besarnya, masih berdiri di depannya seperti gunung yang tak tergoyahkan."Menyerahlah, Xiao Feng," ujar Luo Yunhai dengan suara tenang namun dingin. "Kau mungkin kuat, tapi kau sudah terlalu lelah. Kau tak akan bisa melindungi teman-temanmu. Sebentar lagi, mereka akan mati satu per satu."Mendengar kalimat itu, Xiao F

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 233: Bayangan di Tengah Kepungan

    Pada saat mencoba untuk melarikan diri dari kejaran musuh. Udara malam yang dingin diwarnai suara ribuan langkah kaki yang menggema dari arah berlawanan terdengar jelas di telinga. Dari dalam kegelapan, terlihat bendera-bendera biru berkibar dengan lambang ombak yang meliuk di tengahnya. Pasukan ini bukanlah sembarang pasukan, mereka adalah kelompok Bendera Biru, yang terkenal akan kekuatan mereka di wilayah laut dan perbudakan internasional.Pemimpinnya tidak lain ialah Luo Yunhai, yang dikenal sebagai Pelaut Bayangan, ia saat ini tampak berdiri di atas bukit kecil di depan pasukannya. Tubuhnya tinggi dengan sorot mata dingin yang seperti menembus tulang, rambut hitam panjangnya berkibar tertiup angin. Ia memegang sebuah trisula besar berwarna biru keperakan, senjata yang menjadi ciri khasnya."Jadi, kau Xiao Feng," ujar Luo Yunhai dengan suara yang berat namun tajam, seperti suara ombak menghantam karang. "Kau membunuh Zhang Tianbao, menghancurkan kelompok Yu Zhi, dan kini mencoba m

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 232: Pertarungan Tanpa Akhir

    Tubuh Yang Zhan telah diamankan oleh Lin Mei dan Jian Hong ke tempat yang lebih aman, meski mereka masih dikepung oleh musuh dari segala arah. Bai Ling menciptakan dinding es tebal untuk melindungi mereka sementara Qing Yue terus menyerang dengan tombaknya, matanya memerah penuh kemarahan.Namun, musuh tidak memberi mereka waktu untuk berduka. Pasukan Bendera Merah, dengan jumlah yang terus bertambah, mulai mendobrak pertahanan Bai Ling dan menyerang kembali dengan kekuatan penuh. Di tengah kekacauan itu, Xiao Feng maju ke depan, melindungi yang lain sambil menghadapi Yu Zhi, pemimpin pasukan tersebut.Yu Zhi, dengan senjata pedang berwarna hitam pekat yang bersinar dengan aura gelap, maju dengan penuh percaya diri. "Jadi, kau Xiao Feng, si pendekar yang membunuh Zhang Tianbao. Menurutku, kau tidak sehebat yang diceritakan."Xiao Feng memutar Pedang Pembalik Surga di tangannya, menatap Yu Zhi dengan dingin. "Kau akan segera tahu mengapa aku disebut seperti itu."Mereka berdua melompat

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 231: Pengorbanan Seorang Pendekar

    Pada saat situasi semakin memanas, di tengah medan yang penuh darah dan jeritan, Yang Zhan berdiri tegak dengan tombak panjangnya, napasnya mulai memburu, keringat sudah bercucuran, membasahi hampir seluruh bagian tubuh, tetapi sorot matanya tetap tajam, seolah tidak menunjukkan rasa ketir sedikitpun. Ia mengamati ratusan musuh yang mengepungnya. Tubuh besar dan kekuatannya membuatnya menjadi pusat perhatian di medan perang, terutama bagi pasukan Bendera Merah yang mulai menyerangnya dari segala arah."Ayo! Siapa lagi yang ingin mati?!" teriak Yang Zhan dengan suara menggelegar. Ia memutar tombaknya, menciptakan angin kuat yang menyapu musuh di sekitarnya. Beberapa orang terlempar ke belakang, tulang mereka patah hanya dengan satu serangan."Zhan-ge, jangan terlalu memaksakan diri!" teriak Lin Mei dari kejauhan, yang masih bertarung dengan kelompok lainnya.Mendengar hal itu, ia segera menoleh lalu menjawab, "Tenang saja! Aku akan memastikan tak satu pun dari mereka bisa mendekatimu!"

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 230: Kepungan Pasukan Bendera Merah

    Setelah pertarungan sengit dengan Han Feng dan berhasil membunuhnya, Xiao Feng dan rombongannya bersiap meninggalkan pasar gelap yang kini sunyi. Udara terasa berat dengan bau darah yang masih menguar, dan langit mulai gelap, seolah menggambarkan ketegangan yang belum berakhir saat itu.Namun, langkah mereka tiba-tiba terhenti ketika suara derap kaki dan gemuruh senjata menggema dari segala arah. Dari sudut-sudut jalan, gang-gang gelap, dan bahkan dari atap bangunan, muncul ratusan bahkan ribuan pasukan berseragam merah. Mereka adalah Pasukan Bendera Merah.Sorot obor menyala-nyala, menerangi raut wajah mereka yang penuh tekad dan kemarahan. Mereka berdiri rapat, mengepung Xiao Feng dan rombongannya dalam formasi yang tampak dirancang dengan sempurna. Seorang pria kurus dengan jubah merah berdiri di atas bangunan kayu yang dibawa oleh beberapa anak buahnya. Matanya penuh dendam, menatap lurus ke arah Xiao Feng."Xiao Feng!" teriak pria itu dengan suara lantang y

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 229: Penjaga Besar dari Pasar Gelap

    Langkah kaki pria besar itu menggema di tengah pasar yang porak-poranda. Tubuhnya seperti gunung yang bergerak, dengan zirah hitam berkilauan yang melindungi tubuhnya. Kapak raksasa di tangannya tampak seperti cukup kuat untuk membelah batu besar hanya dengan sekali serangan. Sorot matanya tajam, penuh percaya diri, seolah-olah tahu bahwa ia adalah rintangan terakhir yang akan sulit dilewati."Kalian pikir bisa lolos begitu saja?" pria besar itu berbicara dengan suara berat seperti guntur. "Aku adalah Han Feng, Penjaga Besar dari pasar gelap ini. Tidak ada seorang pun yang bisa meninggalkan tempat ini hidup-hidup setelah membuat kekacauan seperti kalian."Yang Zhan dan Qing Yue tampak ragu sejenak setelah melihat kedatangan penjaga tersebut. Aura pria itu begitu menekan, dan kekuatan yang terpancar dari tubuhnya membuat mereka sedikit ketir. Qing Yue menggenggam erat pedangnya, sementara Yang Zhan menelan ludah, mencoba menenangkan dirinya.Namun, Xiao Feng mela

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status