Rigel dan Tania masih berdiri didekat pintu dari semenjak kepergian Seara, mereka seperti patung tidak bergeser sedikitpun dari tempat mereka berdiri tadi.
"Kak bagaimana sekarang? Seara sudah tahu tentang hubungan kita. Meski Kakak berencana mengakhiri hubungan kalian tapi aku tidak menyangka Seara akan mengetahuinya secepat ini," Ucap Tania yang kini mulai merasa tidak tenang.
"Entahlah aku juga sangat terkejut. Aku kira Sea tidak akan datang ke apartemenku, ini semua salahku kenapa aku sampai lupa untuk mengecek ponselku. Tapi ya sudah lah semua sudah terjadi, sebaiknya aku antar kamu pulang karena pikiranku sedang kacau saat ini," Ujar Rigel. Tania pun mengangguk setuju dia pun perlu menenangkan diri karena terlalu terkejut dengan kehadiran Seara diapartemen Rigel dan membuat hubungan Rahasianya dengan Rigel terbongkar. Lalu mereka pun keluar dari aparteman tempat tinggal Rigel untuk mengantarkan gadis itu ke apartemennya.
Sepulang dari mengantar Tania. Dengan pikiran yang masih kacau Rigel memasuki apartemennya kembali. Rigel pikir setelah terbebas dari Seara hidupnya akan baik-baik saja. Tapi ternyata semua salah, kini perasaannya terasa sangat kacau dan seperti ada yang menghilang dari hidupnya, dia pun memasuki dapur untuk mengambil air minum karena tenggorokannya terasa sangat kering. Namun, tiba-tiba dia kembali mematung saat melihat kearah meja makan yang tidak jauh dari tempat lemari pendingin berada.
Rigel menghampiri meja makan disana sudah ada dua piring nasi yang dibentuk seperti hati, ada puding coklat berbentuk hati juga semangkuk Ayam Rendang kesukaannya, ada sayur Capcai dan potongan buah semangka juga Apel buah kesukaannya dan ada juga kue tar coklat berbentuk hati dengan lilin angka dua diatasnya dengan tulisan Happy Anniversary yang ke 2 my moodbooster.
Lalu Rigel mengambil sebuah kartu berwarna pink. Dia pun membuka kartu itu dan membaca isi dari kartu itu.
To my moodbooster
Hay kesayangan Sea. Selamat hari jadi kita yang ke 2 Tahun. Gak nyangka ya kak hubungan kita sampai 2 tahun dan bisa ngerayain anniversary kita yang ke 2 Congratulations kak Rei dan buatku juga.
Kak Rei makasih ya udah jadi penyemangat hidupku. Maaf kalau aku selalu kekanakan dan selalu manja juga posesif. Kak Rei tahu aku seperti itu karena aku takut kehilangan kak Rei, aku tuh cinta banget sama kakak. Jadi aku mohon jangan tinggalin aku ya kak. Mari kita menuju kearah hubungan yang lebih serius, semoga kakak mengerti apa yang aku maksud. Sekali lagi makasih ya kesayangan Sea karena kak Rei sudah menjadi moodbooster dalam hidupku dan terimakasih sudah mau masuk dalam duniaku aku. Sayang banget sama Kak Rei.
I Love You Rigelaldo Damian Bagaskara.
Dari yang selalu Menyayangi dan mencintaimu dengan tulus.
Seara Arleta.
Setelah membaca isi kartu ucapan dari Sea. Hati Rigel terasa sakit, penyesalan pun mulai menyeruak. Hidupnya kini terasa hampa, mulai sekarang tidak akan ada lagi gadis manis yang merecoki kehidupannya. Tidak akan ada lagi gadis yang membawakan sarapan untuknya karena khawatir kalau ia belum sarapan. Tidak akan ada lagi gadis yang bermanja-manja padanya, dan tidak akan ada lagi gadis yang perhatian padanya dan itu membuat hati Rigel tiba-tiba terasa hampa.
"Sekarang pasti kamu sangat membenciku Sea." Rigel berucap lalu dia duduk dan memakan apa yang telah disajikan oleh Seara seorang diri.
"Ini pasti masakan kamu kan? Karena kamu pernah bilang akan memasak makanan kesukaanku dan menyajikan semua makanan yang aku suka saat kita merayakan aniversary kita yang ke 2. Ini sangat enak aku menyesal karena tidak pernah mau saat kamu ingin memasak untukku, masakanmu selalu terasa lezat dan mungkin ini makanan terakhir darimu untuk aku nikmati Sea," Lanjut Rigel. Yang kini memakan makanan yang Seara sajikan dengan lahap.
Setelah selesai makan. Rigel pun pergi keruang televisi tentu saja setelah membereskan bekas makan dan memasukan sisa makanan kedalam kulkas untuk ia makan lagi nanti.
Saat Rigel duduk disofa, tidak sengaja dia melihat paperbag yang entah apa isinya.
"Apa ini? Ah mungkin barang Sea yang ketinggalan," Ucap Rigel. Tapi karena penasaran Rigel pun akhirnya melihat isi paperbag itu.
"Sweeter Couple," Gumam Rigel. Lalu mengambil sweeter itu dari dalam paperbag. Dan pluk satu kartu berwana pink yang sama dengan yang tadi dimeja makan jatuh dari sweeter itu. Rigel pun membukanya dan membacanya.
Baju kencan Kita.
minggu besok mau ya pakai sweeter ini kak. Aku ingin mengajak kak Rei kencan, semoga kak Rei suka dengan sweeter couple kita yang pertama.
Rigel tersenyum melihat sweater yang cukup manis, selera Fashion Sea memang tidak pernah buruk.
"Sayang sekali tidak akan ada hari kencan untuk kita lagi, Sea. Ya sudahlah bukan kah ini yang aku inginkan. So mulai hari ini aku tidak perlu lagi sembunyi-sembunyi kalau ingin berduaan dengan Tania," Ucap Rigel bermonolog. Lalu dia pun memasukkan sweeter itu kembali kedalam paper bagnya lagi dan menaruhnya ke lemari baju yang ada dikamarnya. Setelah itu Rigel mengambil ponselnya untuk menelepon Tania.
*****
Seara kini terduduk disofa dikamarnya. Setelah mengunci pintu kamarnya dia pun mulai terisak, air matanya kembali menetes setelah dia tahan selama mengobrol dengan orang tuanya dan juga nenek juga oma dan opanya.
"Kenapa rasanya sakit banget? Hiks... hiks..., dadaku rasanya sangat sesak ya Tuhan. Kenapa kalian tega banget menghianati kepercayaan yang sudah aku berikan? Hiks... hiks.... " Akhirnya tangis Seara pun pecah. Untunglah kamarnya kedap suara jadi tidak akan ada yang mendengar tangisan Seara.
"Sudah Sea sudah. Untuk apa kamu menangisi pengkhianat seperti mereka. Aku pasti bisa meski sekarang tanpa mereka, aku akan baik-baik saja mulai detik ini dan seterusnya tidak akan ada lagi cinta. Bagiku Cinta itu bullshit! Mulai sekarang tidak ada yang namanya cinta sejati dalam kamus hidupku, mungkin memang tidak akan ada pria setia seperti opa dan ayah. Aku sudah tidak percaya lagi dengan yang namanya cinta! Bagiku cintaku hanya keluargaku," Ucap Seara bermonolog. Lalu setelah itu dia berbaring di ranjangnya, untuk istirahat karena malam sudah semakin larut dan esok seperti biasa dia ada kelas pagi.
*****
Keesokan Paginya.
Seara pun bersiap untuk pergi ke kampusnya dan sebelum berangkat seperti biasa Seara akan bergabung bersama keluarganya untuk sarapan bersama ayah, bunda dan neneknya.
"Pagi Bun," Sapa Seara. Lalu mengecup pipi sang bunda yang sedang menyiapkan sarapan untuk keluarganya itu.
"Pagi sayang, tumben baru bangun udah jam 07.00 lho ini? Emang kamu ada kelas jam berapa?" Tanya sang bunda lalu mengambilkan nasi goreng untuk putrinya itu.
"Jam 09.00 Bun," Sahut Seara. Dengan memasang wajah seceria mungkin.
"Oh, ya udah pelan-pelan kalau gitu sarapannya, ayah juga belum turun kok," Ujar Kaira.
"Selamat pagi, sayang-sayangku," Sapa Arka. Lalu mengecup puncak kepala istri dan putrinya secara bergantian. Dan dia bergabung untuk sarapan bersama mereka seperti biasanya.
"Pagi Yah," Sahut Seara dan Kaira secara bersamaan.
"Yah. Sea numpang sampai kampus boleh ya? Kan searah sama arah jalan ke kantor Ayah," Ucap Seara. Sambil menikmati sarapannya, meski hatinya sedang kacau tapi Seara tidak ingin keluarganya tahu masalahnya dan membuat mereka sedih.
"Boleh dong sayang, tapi kan kamu ada mobil, emang mobil Sea kenapa?" Tanya sang ayah yang kini tersenyum pada Istrinya yang sedang menuangkan nasi goreng ke piringnya.
"Lagi males bawa mobil. Yah," Sahut Seara lalu tersenyum lebar menunjukkan deretan gigi putih dan rapih miliknya.
"Terus nanti pulangnya naik apa sayang? Kalau kamu gak bawa mobil, Nak?" Tanya sang bunda.
"Ojol kan bisa Bun. Oh ya nenek mana?" Tanya Seara. Yang sengaja mengalihkan pembicaraan.
"Dikamar, paling bentar lagi juga kesini," Sahut Kaira. Ya memang nenek Ras punya jadwal tersendiri untuk sarapannya yaitu jam 07.00.
"Pagi," Sapa nenek Ras. Yang sudah terlihat segar dan kini duduk disamping Seara.
"Pagi Nenekku yang selalu tampil cantik," Sahut Seara. Cup Seara pun mengecup pipi sang nenek beberapa kali.
"Kamu lebih cantik sayang. Apalagi hari ini menampilan cucu Nenek ini lebih cantik dan terlihat lebih dewasa." Puji nenek Ras sambil menjawil pipi cucu kesayangannya itu.
"Ah nenek, pandai banget kalau soal memuji," Ucap Seara. nenek Ras, Kaira dan Arka pun terkekeh mendengar ucapan Seara.
"Sekarang udah besar, Nek. Jadi Sea udah gak mempan dipuji-puji. Dikasih tambahan uang jajan baru deh dia mingkem gak bakalan ngomong apa-apa," Ucap Arka. Membuat Kaira dan nenek Ras kembali tertawa karena ucapan Arka.
"Aisshh... Ayah. iihhh...! Kalau ngomong suka bener deh hahaha."
Dan akhirnya tawa mereka pun kembali pecah diruang makan itu. Meski dalam keadaan sedih dan hatinya hancur. Namun keluarganya mampu memberi kebahagiaan untuk Seara dan membuat gadis itu sedikit melupakan kesedihannya meski hanya sebentar.
"Udah siang. Sea ayo kita berangkat sekarang," Ajak sang ayah karena memang jam sudah menunjukan pukul 08.00 pagi. Seara pun mengangguk lalu berpamitan pada nenek dan bundanya untuk pergi menuntut ilmu dan mengejar cita-citanya.
Tidak butuh waktu lama. Seara pun sudah sampai dikampusnya. Tentu saja bersama sang ayah yang mengantarkannya sampai depan gerbang kampus.
"Belajar yang rajin ya, Nak. Biar Cepet lulus terus bantuin Ayah dikantor," Ucap Arka lalu mrngecup kening sang putri.
"Siap Pak Bos hehe. Ayah hati-hati bawa mobilnya ya, ingat gak boleh ngebut-ngebut, ngerti!" Peringat Seara sambil tersenyum manis pada sang ayah.
"Sip, ya udah kamu masuk gih, Ayah berangkat kerja ya," Pamit Arka.
"Iya Yah," Jawab Seara lalu mengecup punggung tangan Arka. Setelah itu Seara pun keluar dari mobil dan sang ayah pun melajukan mobilnya untuk menuju kantornya.
"Neng Seara tumben dianterin, emang gak bawa mobil?" Tanya salah satu satpam kampus penjaga gerbang yang memang lumayan deket dengan Seara. Karena satpam itulah yang kadang selalu membantu memarkirkan mobil miliknya.
"Nggak pak, lagi males hehe duluan ya pak Anto." Seara tersenyum, lalu dia pun menuju kelasnya.
Setelah melewati pos satpam mimik wajah Seara jadi berubah dingin apalagi saat melihat seorang pria dan wanita tak jauh dari tempat parkir tengah berjalan saling bergandengan tangan seakan mengejek Seara. Dengan menunjukan kemesraan mereka tanpa peduli pada sekitarnya. Seara pun dengan tampang dinginnya berjalan menuju Kelasnya tanpa mau menghiraukan mereka berdua.
Bersambung
Beberapa teman kampus yang berpapasan dengan Seara merasa aneh dengan sikap Seara yang dingin dan tanpa senyum, karena biasanya gadis itu akan berjalan dengan ceria dan menyapa siapa saja yang berpapasan dengannya tidak lupa dengan senyuman manisnya yang selalu dia tampilkan pada siapapun. Karena itu lah saat melihat Seara terlihat dingin dengan wajah tanpa senyum, membuat teman-temannya merasa aneh dan curiga kalau Seara sedang mengalami masalah yang besar."Pagi Seara, tambah cantik aja nih." Goda seorang pria yang kini ikut berjalan disamping Seara.Namun tidak ada respon sedikit pun dari Seara. Karena memang dia sedang dalam mood buruk, dia terus berjalan tanpa menoleh sedikit pun. Seara terus berjalan untuk menuju ke kelasnya."Anjir. Gue dicuekin, malu euy serasa ditolak sebelum berjuang ini mah," teriak cowok yang sok-sokan menyapa Seara dan sok kenal dengan Seara si Primadona kampus. Padahal Seara kenal juga
Seara baru saja memarkirkan mobilnya diparkiran kampus. Kali ini dia tidak ingin merepotkan satpam kampusnya untuk memarkirkan mobilnya, jadi dia memutuskan untuk memarkirkan mobilnya sendiri.Baru saja Seara keluar dari mobil, tiba-tiba tangan Seara ditarik sesorang dengan kasar membuat Seara terkejut, dia mengira itu adalah Revano yang sedang bercanda padanya, tapi saat mendengar suara bentakannya membuat Seara sadar bahwa itu bukanlah sahabatnya Revano dan dia sangat mengenali suara itu.Rigel.“Sakit Kak,” Cicit Seara karena tangannya dicengkram sangat kuat oleh pria itu membuat Seara kesakitan dan mungkin pergelangan tangannya sudah memerah karena cengkraman tangan Rigel yang kuat.“Hahaha sakit ya? Lo bilang tadi sakit kan? Lo denger ya gara-gara lo Tania jadi gak mau kekampus, dia trauma karena bullyan teman-teman satu kelasnya. Dan itu karena siapa? Itu karena lo sialan!” Be
Kelas pun sudah selesai. Seara dan yang lainnya kini sudah diizinkan pulang karena sudah tidak ada lagi mata pelajaran dikelas mereka. “Ra, lo bawa mobil gak? Kalau enggak gue anterin lagi ya? Motor gue baru diambil kemarin sore,” Ucap Revano sambil memasukan bukunya kedalam ransel. “Makasih Van, tapi gak usah hari ini aku bawa mobil kok. Soalnya tadi bunda nitip Bahan-bahan kue jadi aku harus mampir ke toko yang menjual Bahan-bahan kue,” Jawab Seara yang kini sudah siap dengan tasnya yang sudah di cangklong di punggungnya. “Oh oke deh kalau gitu, soalnya gue juga mau mampir dulu ke bascame mau latihan futsal. lo hati-hati ya dijalan jangan ngebut-ngebut bawa mobilnya.” Revano mencoba memperingatkan. “Siap bos,” Sahut Seara sambil memberi hormat lalu kemudian tertawa kecil. “Dasar.” Revano pun mengacak rambut Seara lalu mengajaknya ke parkiran bersama-sama sambil bercanda mereka
Sementara itu Ditempat lain Seara baru saja tiba dirumah sakit. Setelah sampai didepan lobi rumah sakit, bi Elis pun langsung keluar dari mobil untuk meminta bantuan para perawat pria untuk mengangkat tubuh Seara dari dalam mobil.Dua perawat pria pun datang dengan membawa brankar yang sudah disediakan untuk membawa pasien darurat seperti Seara ini contohnya. Lalu mereka pun menggotong tubuh Seara dari dalam mobil dan meletakkannya di brankar dangan Hati-hati. Dan Dengan sigap kedua perawat itu membawa Seara menuju ruang IGD untuk segera ditangani.Jasmin dan Elis juga sang supir tengah menunggu didepan ruang IGD. Jasmin terlihat sangat khawatir karena kondisi sang gadis yang memang sangat mengkhawatirkan, ya wanita paruh baya itu adalah Jasmin ibu sambung dari Rigelaldo Damian Bagaskara.“Bi tolong tlpn putraku, bilang sama dia suruh datang kerumah sakit sekarang,” Ucap Jasmin. Yang sedang ketakutan dia takut
Rigel baru saja sampai dirumah sakit. Dia terlihat sangat khawatir dengan keadaan sang mama. Meski bi Elis sudah menjelaskan kalau Jasmin baik-baik saja dan yang menolongnya lah yang terluka lumayan parah. Setelah dapat alamat rumah sakit sekaligus ruang inap orang yang menolong sang mama. Rigel pun bergegas menuju ruang rawat itu, sampai dia melupakan janjinya untuk datang untuk bertemu Tania diapartemen milik gadis itu.Setelah tiba didepan ruang rawat. Rigel pun menetralkan nafasnya yang memburu karena tadi berlari dari lobi hingga ke ruang rawat. Dia pun membuka pintu ruangan itu, setelah nafasnya kembali normal.“Mama, apa yang terjadi?" Rigel menghela nafas lega saat melihat ibunya baik-baik saja."Sukurlah Mama tidak apa-apa,” Ucap Rigel. Yang langsung menghampiri sang mama yang kini tengah duduk di sofa, yang kini sudah duduk di sofa dengan bantuan sopirnya.“Mama gak apa-apa sayang, justru gadis itu yang luka parah.
“Di-Di.. Dia.”Rigel terlihat gugup saat sang mama sudah berada dibelakangnya. Sedang Seara menatap Rigel dengan tatapan tajamnya.“Dia Pacar Rigel Ma,” Sahut Rigel tanpa mengalihkan tatapannya pada Seara.“Namanya Seara Arleta,” Lanjut Rigel masih dengan menatap wajah cantik Seara meski kini terlihat pucat.Mata Seara tiba-tiba melotot kearah Rigel karena pengakuan Rigel yang Seara anggap berbohong, karena mereka kini sudah putus jadi dia kini adalah Mantan kekasihnya bukan kekasihnya lagi.“Maksud kamu apa Gel? Mama gak ngerti apa yang kamu bilang barusan. Mama denger gadis ini kekasih kamu? Itu berarti bayi yang dia kandung itu adalah anak kamu hah!”Plakk!Tangan Jasmin pun melayang ke pipi Rigel. Membuat Rigel terkejut ibu yang dia sayangi berani menamparnya. Padahal sel
Kaira sangat sedih melihat keadaan putrinya dengan kepala yang diperban, karena baru kali ini dia melihat Sang putri seperti ini."Kenapa bisa seperti ini Nak?" Tanya Kaira sambil mengusap kepala Seara yang diperban dengan sangat hati-hati."Cuma kecelakaan kecil Bun. Udah ih Seanya juga gak kenapa-kenapa ini cuma sedikit kegores dibagian kepala dekat kening, tapi gak apa-apa kok dokter juga udah cek dan Sea cuma butuh istirahat," Jawab Seara dengan tersenyum manis."Iya dong Sea kan jagoan, masa wonder womannya Ayah kalah karena luka dikit doang," Timpal Arka meski dalam hatinya ikut khawatir dengan keadaan Sang putri, tapi kalau diamemperlihatkan rasa kekhawatirannya itu, dia takut Sang istri malah semakin kalut."Ihh.. Ayah gimana sih putrinya luka malah ngomongnya kayak gitu, nyebelin tau gak," Ucap Kaira yang mulai merajuk pada Sang Suami, Seara hanya tersenyum saat melihat kedua orang tuanya yang selalu memperli
Keesokan harinya Rigel pun datang kerumah sakit untuk menjenguk sekaligus menemani Seara, Jasmin tidak bisa ikut karena dia harus menemani Vanessa untuk mengambil hasil ujian kelas 12, maka dari itu Rigel lah yang disuruh untuk menjenguk Seara, Jasmin pun menitipkan parsel buah yang sengaja dia beli kemarin saat perjalanan pulang dari rumah sakit rencana sih dia ingin menjenguk lagi Calon menantunya itu, tapi karena harus menemani Vanessa jadi dia membatalkan untuk menjenguk Seara.Tidak butuh waktu lama Rigel pun sudah sampai dirumah sakit, namun dia hanya bertemu dengan Bunda Seara saja, karena Ayah Seara harus pulang untuk pergi ke kantor karena harus meeting dengan investor dari luar negri."Pagi Tante," Sapa Rigel dengan Sopan, saat masuk keruangan rawat Seara."Eh Nak Rigel, ayo sini masuk, Nak. Sea baru saja selesai sarapan kamu udah sarapan?" Tanya Kaira. Yang baru saja membereskan tempat makan bekas sarapan Seara."Udah Ta
Setelah satu minggu pernikahan Seara dan Rigel berlalu, Revano tampak murung kini dia melajukan motornya tanpa tujuan, hatinya sangat sedih dan entah kenapa rasanya ingin sekali Revano menangis saat melihat mengingat insiden waktu Seara menabrak motornya dan berakhir dengan perdebatan dia ingin mengulangi Masa-masa itu kembali dia rindu berdebat dengan sahabat kecilnya itu, hatinya terasa sakit saat mengingat kini Seara sudah menjadi milik orang lain. Revano patah hati."Kenapa rasanya sakit sekali melihat kamu bersanding dengan pria lain Ara," Ucap Revano dengan hati yang kini terasa hancur berkeping-keping. Revano tengah duduk sendirian di sebuah taman, ya dia tiba-tiba menghentikan motornya di taman tempat biasa Revano dan Seara menghabiskan waktu bersama. Namun tiba-tiba Revano mendengar suara tangisan yang membuat bulu kuduknya merinding. "Ya Tuhan siapa yang menangis dimalam-malam begini, harusnya aku tidak berada disini, haru
Kini Bayu dan Vanessa sedang berada dirumah Rigel dan Seara, acara pun sudah dimulai, suasana pun cukup ramai sampai acara akan selesai pun rumah Seara dan Rigel masih terlihat ramai. "Yang mas harus ke kantor dulu, ada meeting dadakan, harusnya sih Rigel yang memimpin meetingnya, tapi gak mungkin kan dia ninggalin acaranya meski sudah mau selesai, jadi untuk sementara mas yang akan menggantikannya, dan kamu disini dulu ya jangan pulang ke apartemen dulu, nanti kalau sudah selesai mas akan jemput kamu kesini," ucap Bayu pelan, yang kini tengah berdiri disamping istrinya. "Oh ya udah, tapi hati-hati ya bawa mobilnya jangan ngebut-ngebut yah," sahut Vanessa. "Iya sayang, emm.... Satu lagi jangan bilang sama mereka ya kalau mas ada meeting mendadak menggantikan Rigel. Tahu sendiri kan Abang kamu itu suka merasa gak enakan orangnya, jadi bilang aja ada kerjaan mendadak kalau ada yang nanya,, berbohong sedikit demi kebaikan gak apa-apa kan yang," ucap Bayu lagi, y
FLASHBACK ONVanessa masih terus menangis sambil memeluk tubuh Bayu yang terbujur kaku dan terus memanggil Bayu tanpa henti.namun tiba-tiba monitor detak jantung Bayu kembali normal, dokter yang melihat itu begitu takjub keajaiban benar-benar terjadi pada pasiennya itu.Melihat itu para dokter menyuruh seorang suster untuk membawa Vanessa keluar agar dokter bisa menangani Bayu, mendapatkan perintah itu suster pun langsung menarik tubuh Vanessa dengan lembut."Dokter akan menangani kekasih anda nona, jadi kita tunggu diluar ya agar dokter bisa berkonsentrasi," ucap suster itu, mendengar ucapan sang suster Vanessa pun menurut lalu mengikuti suster itu keluar dari ruang UGD."Mas Bayu akan selamat kan sus?" tanya Vanessa masih dengan isakan tangisnya."Do'akan saja semoga ada keajaiban," jawab suster itu dengan tersenyum menenangkan Vanessa, mendengar itu Vanessa pun langsung memeluk ibunya dengan tangis yang mengharu biru karena Tuhan menunju
"Maaf Dokter bagaimana keadaan pasien?" Tanya David saat melihat dokter keluar dari ruang UGD."Anda siapanya pasien?" Tanya salah satu dokter itu."Saya masih keluarga pasien," sahut David yang kini terlihat khawatir saat melihat raut wajah Dokternya."Pasien dalam keadaan kritis, hanya keajaibanlah yang bisa menyelamatkan pasien, sebaiknya anda banyak-banyak berdo'a, karena jika dalam 24 jam pasien belum ada perubahan, dia bisa koma dan lebih parahnya bisa meninggal dun-""Tidak...!" Jeritan Vanessa pun terdengar dan kini Vanessa kembali pingsan dalam dekapan Anara."Ya Tuhan Nara, kenapa kamu ajak Nessa kesini, mas kan sudah bilang nanti biar mas yang beri tahu kabar tentang Bayu," ucap David yang langsung menghampiri Anara dan mengambil alih Vanessa untuk dibawa ke kamar inapnya."Maaf mas, tadi Nessa yang memaksa ingin tahu keadaan Bayu, aku tidak tega melihat dia mem
Jam sudah menunjukkan pukul 19.00, Vanessa baru saja pulang dari kampus karena hari ini dia harus melakukan praktek di sebuah rumah sakit yang ditunjuk oleh universitas tempat dia menggapai cita-citanya.Diruang tamu keluarganya sudah berkumpul untuk makan malam bersama seperti biasanya."Mom kira kamu pulang agak larut jadi kami tidak menunggumu, habis kamu gak ngasih kabar, untung kamu datang tepat waktu,” ucap Anara yg melihat putrinya baru saja pulang."Kak Bayu sudah pulang tadi siang," ucap Alana yang seakan mengerti apa yang Vanessa cari sebelum dia duduk disamping Mommynya."Apaan sih kak, memang apa peduliku," Ketus Vanessa. Dengan raut wajah sebaliknya."Sudah-sudah sebaiknya kita makan sekarang," ucap Anara mengalihkan pembicaraan Kedua putrinya, dia tidak ingin suasana ruang makan jadi tidak enak karena perselisihan yang mungkin saja akan terjadi jika tidak segera dilerai.Suasana ruang makan kembali hening hanya dentingan
"Mommy," panggil Alena yang berteriak dari ruang makan."Iya sayang mommy kesana," sahut Anara agar putrinya itu tidak terus berteriak."Tante mau mengurus keperluan sekolah Ale dulu ya, kamu istirahat saja nanti tante bawakan makanan untuk kamu," ucap Anara dengan senyumannya."Iya tante makasih dan maaf jadi merepotkan," ucap Bayu yang merasa tidak enak pada Anara yang sangat baik dan lembut. Mirip sekali dengan Vanessa, seharusnya dia merasa bersyukur bisa memiliki gadis seperti Vanessa bukan malah menyia-nyiakannya dan sekarang dia sangat menyesali perbuatannya dulu pada Vanessa."Jangan sungkan. Ya sudah tante tinggal dulu ya, kamu istirahat," ucap Anara, Bayu pun mengangguk dan memejamkan matanya setelah Anara keluar dan menutup pintu kamarnya.Sesampainya diruang makan. David, Alena, Dewa dan Alana sudah berkumpul untuk sarapan bersama dengan menu yang sudah tersaji dimeja makan."Nessa mana, Mom?" Tanya Alana. Yang tidak melihat Vane
Setelah sampai di pintu utama rumah Vanessa pun langsung membuka pintunya dan terlihat seorang pria yang berdiri tegap membelakanginya."Maaf siapa ya? Dan ada perlu apa?" Tanya Vanessa yang masih menatap pria yang masih membelakanginya itu.Namun alangkah terkejutnya Vanessa saat pria itu membalikkan tubuhnya, dan dia tersenyum padanya."Aku mencari wanitaku yang dengan teganya menghilang dan meninggalkanku sendirian," sahut pria itu sambil tersenyum pada Vanessa."Ma-mau apa lagi kamu?" Tanya Vanessa yang sangat terkejut melihat pria yang sangat dia hindari kini berada di hadapannya."Mau memperjuangkan cintaku," ucap Bayu yang masih tersenyum pada Vanessa meski Vanessa terlihat jutek padanya."Cih, Cinta? Apa tadi kamu bilang cinta? Jangan mimpi aku bahkan sudah melupakan cinta yang menyakitkan itu," ucap Vanessa dengan juteknya.Namun Bayu kembali tersenyum dia mengerti luka yang sudah dia torehkan pada wanita yang kini berada dih
"Kenapa kamu bicara seperti itu Sea. Kamu gak lihat wajah suamimu babak belur dan terlihat pucat kayak gitu," Ujar Arka yang memang melihat wajah menantunya itu babak belur dan terlihat pucat, dokter juga bilang kalau Rigel perlu dirawat bebarapa hari dirumah sakit sampai luka di wajahnya membaik dan lambungnya sudah tidak terasa sakit lagi."Hmm.." Seara hanya bergumam saat menjawab Ucapan Ayahnya membuat Arka dan Kaira hanya menggelengkan kepala melihat putrinya bersikap seakan tidak peduli pada suaminya.Sedang Rigel tersenyum miris karena sempat berharap Sea nya kembali peduli padanya padahal itu hanya angan-angannya saja. Dia sadar tidak mungkin Seara memaafkannya semudah itu, dan peduli padanya juga mengkhawatirkannya keadaannya begitu saja, setelah apa yang dia lakukan padanya, mungkin kalau dia ada di posisi Seara, dia pun akan bersikap sama seperti Seara 'Tidak Akan Peduli'."Tidak apa-apa Ayah. Kalau Sea ma
2 TAHUN KEMUDIANHari Senin adalah hari di mana semua orang harus kembali ke rutinitas biasanya setelah menikmati akhir pekan mereka, dan seperti biasa di sebuah perusahaan terbesar milik keluarga Kusuma kini tengah disibukan dengan aktifitas CEO perusahaan itu yang harus pergi ke Australia untuk mengelola perusahaan disana sampai keadaan perusahaan kembali pulih ."Untuk sementara Rigel lah yang akan menempatkanmu selama kamu melakukan tugas disana, ingatlah kau harus jaga kesehatan disana melihatlah tubuh semakin kurus nak, Ayah mohon agar kamu menjaga pola makanmu, jangan membuat ibumu terus menangis dan kagum karenamu," ucap Arka yang membantu