Rigel baru saja sampai dirumah sakit. Dia terlihat sangat khawatir dengan keadaan sang mama. Meski bi Elis sudah menjelaskan kalau Jasmin baik-baik saja dan yang menolongnya lah yang terluka lumayan parah. Setelah dapat alamat rumah sakit sekaligus ruang inap orang yang menolong sang mama. Rigel pun bergegas menuju ruang rawat itu, sampai dia melupakan janjinya untuk datang untuk bertemu Tania diapartemen milik gadis itu.
Setelah tiba didepan ruang rawat. Rigel pun menetralkan nafasnya yang memburu karena tadi berlari dari lobi hingga ke ruang rawat. Dia pun membuka pintu ruangan itu, setelah nafasnya kembali normal.
“Mama, apa yang terjadi?" Rigel menghela nafas lega saat melihat ibunya baik-baik saja.
"Sukurlah Mama tidak apa-apa,” Ucap Rigel. Yang langsung menghampiri sang mama yang kini tengah duduk di sofa, yang kini sudah duduk di sofa dengan bantuan sopirnya.
“Mama gak apa-apa sayang, justru gadis itu yang luka parah. Mama benar-benar berhutang nyawa padanya,” Ucap Jasmin pada sang putra. Rigel pun menoleh kearah gadis yang kini tengah berbaring lemah dengan kepala yang diperban namun Rigel tidak melihat jelas wajah gadis itu karena wajahnya menyamping ke arah jendela sehingga Rigel tidak terlalu jelas melihatnya.
“Memang Mama sedang apa sampai hampir tertabrak?” Tanya Rigel. Yang kini sedikit tenang karena melihat sang mama dalam keadaan baik-baik saja.
“Tadi Mama dan Bi Elis pergi ke toko untuk membeli bahan kue, terus pas belanja papa kamu telepon tapi karena di dalam toko sinyalnya putus-putus. Mama akhirnya keluar dari toko dan menyuruh bi Elis membayar belanjaannya. Tanpa Mama sadari Mama sudah terlalu jauh dari parkiran, dan saat Mama selesai bicara sama papa kamu. Tiba-tiba tangan Mama Keram dan ponsel Mama jatuh. Mama gak sadar kalau Mama sudah berada hampir ditengah jalan. Saat Mama mau mengambil ponsel itu seorang gadis menghampiri Mama dan mengambilkan ponsel Mama, tapi saat dia akan membantu Mama untuk menepi dia melihat sebuah mobil yang melaju kencang dan dia berhasil mendorong kursi roda Mama menepi kepinggir jalan. Tapi saat dia akan berlari untuk menepi mobil itu kalah cepat dengannya dan dia pun akhirnya jadi korban dan itu gara-gara menyelamatkan Mama, Nak." Jasmin pun mulai meneteskan air matanya.
Melihat namanya terlihat menangis Rigel pun langsung memeluk dan menenangkan sang mama agar tidak terlalu sedih.
“Udah Ma, yang pentingkan dia sudah ditangani dan sekarang dia baik-baik saja. Terus papa tahu tentang ini?” Tanya Rigel. Setelah Jasmin terlihat lebih tenang.
Jasmin menggelengkan kepalanya, tanda dia belum memberi tahukan tentang kejadian yang baru saja dia alaminya pada suaminya.
“Jangan beritahu papa mu, Nak. Mama takut malah nanti disana dia tidak tenang dan tidak konsentrasi. Kamu tahu kan kali ini seminar papamu sangat penting. Mama takut kalau papamu tahu nanti malah kacau pasti dia memaksakan diri untuk pulang sebelum waktunya, jadi Mama mohon jangan sampai papa mu tahu tentang kejadian ini,” Ucap Jasmin memohon pada putranya.
“Baiklah Ma. Igel tidak akan memberi tahu kan pada papa soal ini. Tapi Nessa harus diberi tahu, nanti dia khawatir karena jam segini Mama belum pulang,” Sahut Rigel. Karena dia tahu adiknya itu sangat manja pada mama dan papanya.
“Iya Nanti Mama kasih kabar sama adik kamu,” Sahut Jasmine. Karena memang Jasmin lupa memberi kabar pada putri manjanya itu.
“Oh ya Ma, apa keluarganya sudah diberi kabar?” Tanya Rigel. Yang belum juga melihat perempuan yang kini tengah berbaring lemah dan belum sadarkan diri.
“Belum, nanti saja kalau dia siuman Mama gak enak kalau harus buka-buka tas dia. Itu kan privasi dia sayang. Nanti saja kalau udah siuman Mama tanya tentang keluarganya dan nomor ponselnya.”
Rigel pun hanya mengangguk, sambil memijat pundak sang Mama yang kini sudah bersandar disandaran sofa.
“Kamu tahu Gel? Dia Cantik banget rasanya Mama pengen nikahin dia sama kamu, kalau saja dia tidak-“
Dahi Rigel mengerenyit saat sang mama menjeda ucapannya. Membuatnya penasaran dengan lanjutan ucapan mamanya itu.
“Kenapa, Ma?”
“Dia sedang hamil. Padahal dia masih muda, kata dokter kehamilannya sangat lemah karena kecelakaan itu. Dan itu gara-gara Mama Gel,” Jawab Jasmin. Kini menatap sedih pada Seara yang masih terbaring lemah.
“Eungghh....”
Tiba-tiba terdengar suara lenguhan dari arah brankar Seara. Membuat Jasmin langsung terduduk tegak dan menatap kearah brankar itu.
“Bi Elis tolong lihat? Apa dia sudah siuman?” Jasmin meminta tolong untuk melihat keadaan Seara di brankarnya yang memang Agak jauh dari tempat duduknya disofa.
“Biar Igel aja yang lihat Ma,” Ucap Rigel saat bi Elis akan beranjak dari duduknya.
Rigel pun menghampiri brankar tempat seorang perempuan terbaring lemah dengan kepala yang diperban karena memang terdapat luka dikepalanya.
“Eunggh..., ha-haus.” Lagi-lagi dia melenguh karena merasa haus. Lalu setelah itu dia mengubah posisi kepalanya jadi miring kearah sofa yang diduduki Jasmin dan bi Elis. Namun, betapa terkejutnya Rigel saat melihat siapa yang kini tengah berbaring dibrankar itu.
“Se-Sea.” Rigel berucap dengan tubuh yang membatu dan suara yang terbata. Karena sangat terkejut tidak menyangka bahwa gadis yang menyelamatkan mamanya adalah Seara mantan kekasihnya.
Karena merasa namanya dipanggil Seara pun membuka matanya dengan secara perlahan karena kepalanya yang masih terasa sakit mengakibatkan matanya sedikit Berkunang-kunang. Dia pun beberapa kali mengerjapkan matanya dan Seara pun tak kalah terkejut saat melihat Rigel kini ada dihadapannya sambil menatapnya dengan wajah shock karena terkejut.
“Sayang bagaimana apa dia sudah siuman?” Tanya Jasmin. Karena dari tadi Rigel hanya terdiam.
“Igel.” Panggil Jasmin. Dengan suara yang meninggi karena merasa kesal pertanyaannya tidak direspon oleh Rigel. Dan itu membuat Rigel terlonjak mendengar Panggilan Sang mama dengan suara meninggi.
“Ka-kak Rei! Se-sedang apa Kakak disini? A-aku dimana sekarang?” Tanya Seara dengan terbata-bata lalu melihat sekelilingnya dengan meringis sambil memegangi kepala yang terasa sedikit berdenyut.
“Gel, kamu kenal gadis ini?” Tanya Jasmin. Yang kini sudah berada di belakang Rigel dan mendengar ucapan sang gadis. Membuat Rigel bingung harus menjawab apa atas pertanyaan sang mama.
“Di-Di..Dia. “
Bersambung
“Di-Di.. Dia.”Rigel terlihat gugup saat sang mama sudah berada dibelakangnya. Sedang Seara menatap Rigel dengan tatapan tajamnya.“Dia Pacar Rigel Ma,” Sahut Rigel tanpa mengalihkan tatapannya pada Seara.“Namanya Seara Arleta,” Lanjut Rigel masih dengan menatap wajah cantik Seara meski kini terlihat pucat.Mata Seara tiba-tiba melotot kearah Rigel karena pengakuan Rigel yang Seara anggap berbohong, karena mereka kini sudah putus jadi dia kini adalah Mantan kekasihnya bukan kekasihnya lagi.“Maksud kamu apa Gel? Mama gak ngerti apa yang kamu bilang barusan. Mama denger gadis ini kekasih kamu? Itu berarti bayi yang dia kandung itu adalah anak kamu hah!”Plakk!Tangan Jasmin pun melayang ke pipi Rigel. Membuat Rigel terkejut ibu yang dia sayangi berani menamparnya. Padahal sel
Kaira sangat sedih melihat keadaan putrinya dengan kepala yang diperban, karena baru kali ini dia melihat Sang putri seperti ini."Kenapa bisa seperti ini Nak?" Tanya Kaira sambil mengusap kepala Seara yang diperban dengan sangat hati-hati."Cuma kecelakaan kecil Bun. Udah ih Seanya juga gak kenapa-kenapa ini cuma sedikit kegores dibagian kepala dekat kening, tapi gak apa-apa kok dokter juga udah cek dan Sea cuma butuh istirahat," Jawab Seara dengan tersenyum manis."Iya dong Sea kan jagoan, masa wonder womannya Ayah kalah karena luka dikit doang," Timpal Arka meski dalam hatinya ikut khawatir dengan keadaan Sang putri, tapi kalau diamemperlihatkan rasa kekhawatirannya itu, dia takut Sang istri malah semakin kalut."Ihh.. Ayah gimana sih putrinya luka malah ngomongnya kayak gitu, nyebelin tau gak," Ucap Kaira yang mulai merajuk pada Sang Suami, Seara hanya tersenyum saat melihat kedua orang tuanya yang selalu memperli
Keesokan harinya Rigel pun datang kerumah sakit untuk menjenguk sekaligus menemani Seara, Jasmin tidak bisa ikut karena dia harus menemani Vanessa untuk mengambil hasil ujian kelas 12, maka dari itu Rigel lah yang disuruh untuk menjenguk Seara, Jasmin pun menitipkan parsel buah yang sengaja dia beli kemarin saat perjalanan pulang dari rumah sakit rencana sih dia ingin menjenguk lagi Calon menantunya itu, tapi karena harus menemani Vanessa jadi dia membatalkan untuk menjenguk Seara.Tidak butuh waktu lama Rigel pun sudah sampai dirumah sakit, namun dia hanya bertemu dengan Bunda Seara saja, karena Ayah Seara harus pulang untuk pergi ke kantor karena harus meeting dengan investor dari luar negri."Pagi Tante," Sapa Rigel dengan Sopan, saat masuk keruangan rawat Seara."Eh Nak Rigel, ayo sini masuk, Nak. Sea baru saja selesai sarapan kamu udah sarapan?" Tanya Kaira. Yang baru saja membereskan tempat makan bekas sarapan Seara."Udah Ta
Kini dokter dan Suster pun keluar dari ruangan itu. Dan saat melihat seseorang yang terpaku menatap kedalam ruangan itu. Dokter itu pun tersenyum dan mengangguk memberi salam, semenetara wanita itu terdiam. Setelah tanpa sengaja mendengar penjelasan dari dokter tadi.Sedangkan Rigel merasa menyesal karena membahas tentang keinginan Tania. Seharusnya dia bahas itu nanti saat keadaan Seara benar-benar sudah pulih. Dan itu mungkin beberapa hari lagi, salahnya dia tidak sabaran untuk membahasnya."Tante gak salah dengarkan, Nak Rei?Apa yang dikatakan dokter tadi itu tidak benarkan, putri Tante gak hamilkan? Tadi Tante cuma salah dengar saja kan?” Tanya Kaira dengan sorot mata penuh kekecewaan namun dia masih berharap kalau yang di dengarnya tadi hanya salah dengar saja.Mendengar Ucapan itu, Rigel terkesiap dia langsung memutar tubuhnya dan melihat sorot kesedihan dimata ibu Seara. Membuatnya merasa bersalah pada ibu dari Seara."Itu..
Seara sangat terkejut saat mendengar bundanya memberi pertanyaan itu bahkan bundanya tahu berapa usia kandungannya. Jantungnya seakan mau lepas dari tempatnya.Seara menatap tajam pada Rigel yang kini tengah duduk di sofa. Karena Seara mengira Rigel lah yang memberi tahu Bundanya tentang kehamilannya membuat sang bunda kini terlihat sangat shock dan kecewa padanya."Ma-maaf Bun, tapi Sea berani bersumpah. Sea baru tahu, kalau Sea sedang hamil. Saat dokter memberitahu kan kondisi Sea," Jawab Seara dengan wajah menunduk dan mata yang kini mulai berkabut karena genangan air mata. Seara merasa sangat menyesal karena sudah bersikap bodoh dengan memberikan sesuatu yang sangat berharga pada pria yang belum menjadi suaminya dan karena akibat dari perbuatannya kini dia hamil dan dia merasa menjadi anak yang tidak berguna."Kenapa kamu membuat Bunda kecewa, Nak? Mungkin ini semua salah Bunda, Bunda yang telah gagal mendidik dan menjagamu," Ucap Kaira sambil me
"Menggugurkannya mungkin," Jawab Seara dengan tenang dan tanpa melihat raut wajah Rigel. Dengan rahang yang mengeras karena Rigel harus menahan amarah saat mendengar apa yang baru saja Seara ucapkan."Sea jaga Ucapanmu!" Bentak Rigel. Dengan menatap tajam kearah Seara. Yang kini membalas tatapannya dengan tajam saat mendengar suara Rigel yang meninggi bukannya takut Seara malah ikut menibggikan Suaranya."Apa! Kenapa hah?! Kenapa aku harus menjaga ucapanku? Bukannya itu bagus setidaknya Kak Rei tidak harus bertanggung jawab untuk menikahiku karena terpaksa. Dan aku pun tidak harus menikah dengan pria yang tidak pernah mencintaiku," Sahut Seara. Yang juga sudah tersulut emosi."Tapi bukan seperti itu juga caranya Sea. Biar bagaimana pun dia darah dagingku, aku tidak akan melupakan tanggung jawabku sebagai ayah. Maaf kalau aku begitu mengecewakan mu, tapi aku tidak akan membiarkan kamu menggugurkan kandunganmu. Aku akan tetap menikahimu dan itu p
#FlashbackOn Seara baru saja memasuki kelasnya disana sudah ada Tania yang sedang berbicara dengan teman lainnya yang memang sudah datang lebih awal. "Tania ikut aku sebentar," Ucap Seara saat baru saja datang, dia langsung menarik tangan Tania untuk dibawanya ketaman belakang kampus mereka. Sesampainya ditaman belakang kampus, Seara langsung mengajak duduk Tania dikursi panjang yang tersedia disana. "Ada apa Ra? Kenapa kamu mengajakku kesini? Kalau mau bicara kan bisa dikelas Seara," Ucap Tania. Yang kini sudah duduk di samping Seara. "Gak bisa disana Tania. Soalnya ini hal yang sangat penting. Aku ingin memberi kejutan untuk seseorang," Sahut Seara dengan antusias dan mata yang berbinar-binar "Kejutan? Kejutan apa dan untuk siapa?" Tanya Tania. Yang mulai penasaran dengan apa yang
Kini Seara dan Tania pun sudah berada di apartemen Rigel. Entah kenapa Seara merasa kalau Tania terlihat tidak suka membantunya menyiapkan kejutan untuk Rigel. Tapi Seara menepis pikiran itu dia berpikir mungkin itu hanya perasaan Seara saja, dia berpikir tidak mungkin sahabatnya itu tidak suka membantunya. "Kamu sering dibawa ke apartemen ini, Ra?" Tanya Tania dengan wajah datarnya, jujur Tania merasa iri pada Seara. "Sering, bahkan aku kadang sering datang kesini pas saat weekend," Jawab Seara sambil menyiapkan makanan dimeja makan diapartemen Rigel. "Oh," Ucap Tania singkat. "Ngomong-ngomong Tan. Aku kemarin lihat Instragram story kamu. Kamu nulis tentang Someone special gitu apa kamu sudah punya kekasih Tan?" Tanya Seara. Mulai penasaran dengan story di instagram Tania kemarin. "Eh... Itu hanya temen specialku aja kok,”S
Setelah satu minggu pernikahan Seara dan Rigel berlalu, Revano tampak murung kini dia melajukan motornya tanpa tujuan, hatinya sangat sedih dan entah kenapa rasanya ingin sekali Revano menangis saat melihat mengingat insiden waktu Seara menabrak motornya dan berakhir dengan perdebatan dia ingin mengulangi Masa-masa itu kembali dia rindu berdebat dengan sahabat kecilnya itu, hatinya terasa sakit saat mengingat kini Seara sudah menjadi milik orang lain. Revano patah hati."Kenapa rasanya sakit sekali melihat kamu bersanding dengan pria lain Ara," Ucap Revano dengan hati yang kini terasa hancur berkeping-keping. Revano tengah duduk sendirian di sebuah taman, ya dia tiba-tiba menghentikan motornya di taman tempat biasa Revano dan Seara menghabiskan waktu bersama. Namun tiba-tiba Revano mendengar suara tangisan yang membuat bulu kuduknya merinding. "Ya Tuhan siapa yang menangis dimalam-malam begini, harusnya aku tidak berada disini, haru
Kini Bayu dan Vanessa sedang berada dirumah Rigel dan Seara, acara pun sudah dimulai, suasana pun cukup ramai sampai acara akan selesai pun rumah Seara dan Rigel masih terlihat ramai. "Yang mas harus ke kantor dulu, ada meeting dadakan, harusnya sih Rigel yang memimpin meetingnya, tapi gak mungkin kan dia ninggalin acaranya meski sudah mau selesai, jadi untuk sementara mas yang akan menggantikannya, dan kamu disini dulu ya jangan pulang ke apartemen dulu, nanti kalau sudah selesai mas akan jemput kamu kesini," ucap Bayu pelan, yang kini tengah berdiri disamping istrinya. "Oh ya udah, tapi hati-hati ya bawa mobilnya jangan ngebut-ngebut yah," sahut Vanessa. "Iya sayang, emm.... Satu lagi jangan bilang sama mereka ya kalau mas ada meeting mendadak menggantikan Rigel. Tahu sendiri kan Abang kamu itu suka merasa gak enakan orangnya, jadi bilang aja ada kerjaan mendadak kalau ada yang nanya,, berbohong sedikit demi kebaikan gak apa-apa kan yang," ucap Bayu lagi, y
FLASHBACK ONVanessa masih terus menangis sambil memeluk tubuh Bayu yang terbujur kaku dan terus memanggil Bayu tanpa henti.namun tiba-tiba monitor detak jantung Bayu kembali normal, dokter yang melihat itu begitu takjub keajaiban benar-benar terjadi pada pasiennya itu.Melihat itu para dokter menyuruh seorang suster untuk membawa Vanessa keluar agar dokter bisa menangani Bayu, mendapatkan perintah itu suster pun langsung menarik tubuh Vanessa dengan lembut."Dokter akan menangani kekasih anda nona, jadi kita tunggu diluar ya agar dokter bisa berkonsentrasi," ucap suster itu, mendengar ucapan sang suster Vanessa pun menurut lalu mengikuti suster itu keluar dari ruang UGD."Mas Bayu akan selamat kan sus?" tanya Vanessa masih dengan isakan tangisnya."Do'akan saja semoga ada keajaiban," jawab suster itu dengan tersenyum menenangkan Vanessa, mendengar itu Vanessa pun langsung memeluk ibunya dengan tangis yang mengharu biru karena Tuhan menunju
"Maaf Dokter bagaimana keadaan pasien?" Tanya David saat melihat dokter keluar dari ruang UGD."Anda siapanya pasien?" Tanya salah satu dokter itu."Saya masih keluarga pasien," sahut David yang kini terlihat khawatir saat melihat raut wajah Dokternya."Pasien dalam keadaan kritis, hanya keajaibanlah yang bisa menyelamatkan pasien, sebaiknya anda banyak-banyak berdo'a, karena jika dalam 24 jam pasien belum ada perubahan, dia bisa koma dan lebih parahnya bisa meninggal dun-""Tidak...!" Jeritan Vanessa pun terdengar dan kini Vanessa kembali pingsan dalam dekapan Anara."Ya Tuhan Nara, kenapa kamu ajak Nessa kesini, mas kan sudah bilang nanti biar mas yang beri tahu kabar tentang Bayu," ucap David yang langsung menghampiri Anara dan mengambil alih Vanessa untuk dibawa ke kamar inapnya."Maaf mas, tadi Nessa yang memaksa ingin tahu keadaan Bayu, aku tidak tega melihat dia mem
Jam sudah menunjukkan pukul 19.00, Vanessa baru saja pulang dari kampus karena hari ini dia harus melakukan praktek di sebuah rumah sakit yang ditunjuk oleh universitas tempat dia menggapai cita-citanya.Diruang tamu keluarganya sudah berkumpul untuk makan malam bersama seperti biasanya."Mom kira kamu pulang agak larut jadi kami tidak menunggumu, habis kamu gak ngasih kabar, untung kamu datang tepat waktu,” ucap Anara yg melihat putrinya baru saja pulang."Kak Bayu sudah pulang tadi siang," ucap Alana yang seakan mengerti apa yang Vanessa cari sebelum dia duduk disamping Mommynya."Apaan sih kak, memang apa peduliku," Ketus Vanessa. Dengan raut wajah sebaliknya."Sudah-sudah sebaiknya kita makan sekarang," ucap Anara mengalihkan pembicaraan Kedua putrinya, dia tidak ingin suasana ruang makan jadi tidak enak karena perselisihan yang mungkin saja akan terjadi jika tidak segera dilerai.Suasana ruang makan kembali hening hanya dentingan
"Mommy," panggil Alena yang berteriak dari ruang makan."Iya sayang mommy kesana," sahut Anara agar putrinya itu tidak terus berteriak."Tante mau mengurus keperluan sekolah Ale dulu ya, kamu istirahat saja nanti tante bawakan makanan untuk kamu," ucap Anara dengan senyumannya."Iya tante makasih dan maaf jadi merepotkan," ucap Bayu yang merasa tidak enak pada Anara yang sangat baik dan lembut. Mirip sekali dengan Vanessa, seharusnya dia merasa bersyukur bisa memiliki gadis seperti Vanessa bukan malah menyia-nyiakannya dan sekarang dia sangat menyesali perbuatannya dulu pada Vanessa."Jangan sungkan. Ya sudah tante tinggal dulu ya, kamu istirahat," ucap Anara, Bayu pun mengangguk dan memejamkan matanya setelah Anara keluar dan menutup pintu kamarnya.Sesampainya diruang makan. David, Alena, Dewa dan Alana sudah berkumpul untuk sarapan bersama dengan menu yang sudah tersaji dimeja makan."Nessa mana, Mom?" Tanya Alana. Yang tidak melihat Vane
Setelah sampai di pintu utama rumah Vanessa pun langsung membuka pintunya dan terlihat seorang pria yang berdiri tegap membelakanginya."Maaf siapa ya? Dan ada perlu apa?" Tanya Vanessa yang masih menatap pria yang masih membelakanginya itu.Namun alangkah terkejutnya Vanessa saat pria itu membalikkan tubuhnya, dan dia tersenyum padanya."Aku mencari wanitaku yang dengan teganya menghilang dan meninggalkanku sendirian," sahut pria itu sambil tersenyum pada Vanessa."Ma-mau apa lagi kamu?" Tanya Vanessa yang sangat terkejut melihat pria yang sangat dia hindari kini berada di hadapannya."Mau memperjuangkan cintaku," ucap Bayu yang masih tersenyum pada Vanessa meski Vanessa terlihat jutek padanya."Cih, Cinta? Apa tadi kamu bilang cinta? Jangan mimpi aku bahkan sudah melupakan cinta yang menyakitkan itu," ucap Vanessa dengan juteknya.Namun Bayu kembali tersenyum dia mengerti luka yang sudah dia torehkan pada wanita yang kini berada dih
"Kenapa kamu bicara seperti itu Sea. Kamu gak lihat wajah suamimu babak belur dan terlihat pucat kayak gitu," Ujar Arka yang memang melihat wajah menantunya itu babak belur dan terlihat pucat, dokter juga bilang kalau Rigel perlu dirawat bebarapa hari dirumah sakit sampai luka di wajahnya membaik dan lambungnya sudah tidak terasa sakit lagi."Hmm.." Seara hanya bergumam saat menjawab Ucapan Ayahnya membuat Arka dan Kaira hanya menggelengkan kepala melihat putrinya bersikap seakan tidak peduli pada suaminya.Sedang Rigel tersenyum miris karena sempat berharap Sea nya kembali peduli padanya padahal itu hanya angan-angannya saja. Dia sadar tidak mungkin Seara memaafkannya semudah itu, dan peduli padanya juga mengkhawatirkannya keadaannya begitu saja, setelah apa yang dia lakukan padanya, mungkin kalau dia ada di posisi Seara, dia pun akan bersikap sama seperti Seara 'Tidak Akan Peduli'."Tidak apa-apa Ayah. Kalau Sea ma
2 TAHUN KEMUDIANHari Senin adalah hari di mana semua orang harus kembali ke rutinitas biasanya setelah menikmati akhir pekan mereka, dan seperti biasa di sebuah perusahaan terbesar milik keluarga Kusuma kini tengah disibukan dengan aktifitas CEO perusahaan itu yang harus pergi ke Australia untuk mengelola perusahaan disana sampai keadaan perusahaan kembali pulih ."Untuk sementara Rigel lah yang akan menempatkanmu selama kamu melakukan tugas disana, ingatlah kau harus jaga kesehatan disana melihatlah tubuh semakin kurus nak, Ayah mohon agar kamu menjaga pola makanmu, jangan membuat ibumu terus menangis dan kagum karenamu," ucap Arka yang membantu