Kesadaran Sony pulih kembali setelah mendengarkan suara bariton sang ayah Candra Sanjaya. "Sony.... kenapa diam.... jangan bilang kamu lagi kesambet.... makanya langsung diam seketika...."Pak Candra mengagetkan Sony. "Aha.... iya Daddy.... bukan siapa siapa kok....dia hanya wanita yang sempat Sony kagumi karena memiliki hati yang lembut dan peduli dengan orang lain, lagian juga dia sekarang sudah menikah dan memiliki beberapa orang anak...."Sony menjelaskan kepada sang ayah kalau Humairah sudah menikah lagi. "Oh... Gitu ceritanya, tapi kalau boleh tau siapa wanita beruntung itu yang sudah memporak porandakan hati seorang CEO Sanjaya Group...." "Itu lho Daddy.... istrinya Brian Aditama teman akrabnya Sony.... yang dulu pernah membantu Daddy memenangkan tender karena kepiawaiannya bernegosiasi,dan Daddy juga memberikan sumbangan dana untuk mendirikan sebuah perusahaan yang kini sudah berkembang dengan pesat, kalau tidak salah nama perusahaannya itu Brian Aditama Group....iya kan Son
Setelah menghubungi Papi Yuda dan Abahnya, Humairah kembali mendekati sang suami yang sedang duduk diatas tempat tidur sambil bersandar di salah satu sisi ranjang mereka. Pandangan mata Humairah menyiratkan sebuah ketakutan, bagaimana tidak Bang Rendi duduk dengan santainya tanpa menggunakan baju,dia hanya mengenakan celana booxernya saja. Humairah bingung mau lanjut duduk di atas kasur atau duduk di kursi sofa yang ada di dalam ruangan itu.Humairah memutuskan untuk duduk di atas tempat tidur dengan posisi agak menepi menyisakan jarak antara dirinya dengan sang suami. Humairah masih memainkan ponselnya. Bang Rendi melihat posisi duduk Humairah yang sengaja menjauhinya, dengan serta merta menggeser pantatnya mendekati Humairah.Rasa gugup langsung menghinggapi hati Humairah.'aduh....kenapa juga Bang Rendi mendekatiku, padahal aku sudah berusaha untuk menjauh darinya,aku jadi takut.... jangan sampai di memaksakan kehendaknya untuk meminta haknya sekarang juga, Tuhan....gimana ini'bat
Bang Rendi tetap melanjutkan pemotretannya walaupun dengan sedikit gemetar.'sial....sepertinya Humairah sengaja menggodaku...gara gara perkataan saya yang tadi sore.... jangan harap kamu bisa lolos setelah ini tunggu saja...' batin Bang Rendi sambil memamerkan senyum smirknya.Humairah menyadari perubahan wajah Bang Rendi nyalinya menciut,dia pura pura tenang agar Bang Rendi tidak curiga dengan perubahan ekspresinya. Setelah mengambil beberapa gambar Humairah, Bang Rendi langsung meletakkan kameranya pada tiang tongsisnya persis di depan tempat tidur mereka dengan kameranya mengarah ke atas ranjang. Bang Rendi langsung naik di atas tempat tidur menghampiriku Humairah.Dia memposisikan tubuhnya berada persis di belakang Humairah.Bang Rendi sengaja mengekspos perut kotak kotaknya seperti roti sobek itu. "Ayo .. sekarang kita foto berdua...ini merupakan kenangan pertama kita sayang..."Bang Rendi mulai meraih tubuh Humairah, bukan hanya itulah dia juga mulai mengecup punggung Humaira den
Humairah mulai ketar ketir, jangan sampai Al Jazair ikut menggoda Bang Rendi, Humairah tau persis kelakuan putranya itu paling suka menjahili orang.Mas Brian saja sempat di buat kesal sama kejahilannya Al Jazair.Semoga saja kali ini dia tidak ikut nimbrung, kalau sampai itu terjadi maka Humairah akan kerepotan menangani Bang Rendi. "Berarti.... sekarang Opa sudah tidak memiliki putra lagi dong, kalau nama papa Rendi di hapus dari kartu keluarga Opa....aduh miris sekali nasib Papa... setiap hari banting tulang kerja menghasilkan uang milyaran rupiah, pada akhirnya di coret juga dari daftar kartu keluarga....gimana nasibnya papa kesayangan mas ini..." akhirnya yang di takutkan Humairah terjadi juga, Al Jazair sudah mulai menjahili Bang Rendi dengan banyolan banyolan konyolnya. "Uhuk...uhuk..." "Uhuk...uhuk..." Humairah dan Bang Rendi tersedak secara bersamaan karena mendengarkan perkataan Al Jazair barusan.Mereka berdua langsung meraih Air minum yang masih tersisa di gelas masing-ma
Almeera juga akhirnya ikut bersuara. "Mas....kamu nggak boleh jahilin orang lagi, emangnya mas tidak kapok di marahin sama ayah.... dulu juga kamu menjahilin ayah sampai di ancam akan tinggal sama Opa Airlangga dan Oma Rima,masa sekarang kamu ulangi lagi....mas nggak baik lho suka menyakiti hati orang lain,iya kalau orang itu langsung maafin kesalahan kamu kalau nggak... bisa panjang kan urusannya misalnya dia mau menggunakan kekerasan fisik...iya kalau kamu bisa berkelahi,di hajar iya balas enggak....di suruh latihan saja sama Bunda selalu malas ada ada saja alasan kamu mas, gimana caranya melindungi diri kamu sendiri kalau seperti ini..."Almeera sepertinya agak kesal juga dengan ulahnya sang adik yang sudah menjahili Bang Rendi sang ayah sambung. Semua mata tertuju pada Almeera karena kaget mendengarkan perkataannya kepada Al Jazair,terutama Humairah karena selama ini sejahil apapun adiknya itu dia tidak pernah komentar,tapi kali ini akhirnya Almeera ikut mengingatkan sang adik.
Humairah setelah mengantar kedua buah hatinya sampai mobil yang membawa mereka berdua keluar dari pekarangan rumahnya Bang Rendi, hendak masuk kembali kedalam untuk menyamperin sang suami, tiba-tiba saja langkah kakinya terhenti karena dia melihat sang suami sudah berada persis di depan pintu utama. "Baby.... Abang berangkat dulu ya .. insya Allah jam10 nanti Abang langsung ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair....kamu nggak apa-apa kan ke sekolah mereka di antar oleh sopir....atau Abang jemput kamu kesini baru kita berangkat bareng bareng kesana..."Bang Rendi merasa tidak enak kalau Humairah berangkat ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair di antar oleh sopir,dan akhirnya menawarkan diri untuk datang menjemputnya. "Iya tidak apa-apa.... Abang tidak usah jemput lagi ke sini, Abang langsung saja dari kantor ke sekolahan anak anak, nanti aku diantar sama sopir saja..."Humairah menolak di jemput oleh sang suami.Rencananya Humairah akan bawa mobil sendiri,karena Mang Udin nanti sore akan men
Sepanjang perjalanan menuju perusahaannya Bang Rendi wajahnya berseri seri, senyum indahkan tidak lepas dari bibirnya.Walaupun tadi dia sempat dongkol karena ulah jahil sang papa,tapi kini moodnya sudah baik kembali.Masih segar dalam ingatannya.... melihat wajah Humairah yang ketangkap basah olehnya karena secara diam-diam mencium bibirnya tadi malam. "Sudah sebulan saya menikah Humairah... baru tadi malam saya menyentuh kulitnya halus sekali seperti pualam.... argkhhh....kenapa juga benda pusaka kesayangan saya ini langsung bereaksi, padahal saya hanya mengingat kelakuan Humairah tadi malam, rasanya saya sudah tidak sabar menunggu 5 hari lagi..... bersabarlah 'adik kecil' sebentar lagi kamu akan mendapatkan sangkar baru yang selama ini kamu belum pernah kamu singgahi...."Bang Rendi bergumam sendiri sambil memegang benda pusaka kesayangannya. "Untung saja tadi pagi saya sudah mengirim semua foto Humairah tadi malam ke ponsel saya .... saya tidak bisa bayangkan kalau ada orang yang s
Aku menghampiri Mama Inda yang sedang duduk santai di ruangan keluarga, beliau lagi nonton acara favoritnya yang di siarkan oleh salah satu stasiun televisi di negeri ini.Dengan pelan aku menjatuhkan bobot tubuhku di samping Mama Inda,aku menyampaikan keinginanku secara perlahan-lahan, takut saja jangan sampai beliau tersinggung. "Ma.... sebentar jam 10 Humairah ijin keluar ya,mau menghadiri acara pentas seni yang di ikuti Almeera dan Al Jazair di sekolah mereka..."aku menyampaikan maksud ku kepada Mama Inda, bagaimana pun sekarang beliau sudah menjadi orang tuaku juga. "Iya ... tidak apa-apa, Mama ikut juga ya.... Mama pengen lihat aksi mereka berdua, pasti seru.... nggak apa-apa kan kalau Mama ikut melihat mereka tampil..."Mama Inda ingin ikut juga ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair. "Benar mama mau ikut....mama tidak bercanda kan..."aku senang sekali mendengarkan keinginan ibu mertuaku itu. "Iya benar..... Mama serius.... Almeera dan Al Jazair pasti senang kalau semua Oma dan