Mobilnya Bang Rendi sudah meninggal area parkiran rumah sakit Bakti Husada.Kami berdua sama sama diam, sibuk dengan pikiran kami masing-masing. "Baby...besok kalau ke rumah sakit lagi tolong kasih tau Abang ya jam berapa, nanti Abang usahain untuk antar kamu.... Abang tidak mau kamu bawa mobil sendiri...."sepertinya bukan ini deh yang di maksud Bang Rendi, pasti masih ada mengganjal di pikirannya.Apa sekalian aja aku kerjain, hitung hitung untuk balas perbuatannya tadi.Aku melayangkan sebuah senyum smirku kepadanya sebelum mengiyakan permintaannya. "Nanti kita liat aja besok.... Abang juga kan kerja...masa mau ijin lagi, tidak enak dengan karyawan yang lain....emang iya sih Abang di sana sebagai bosnya,tapi... alangkah tidak baiknya di lihat oleh para karyawan kalau bos mereka sering ijin....itu kan contoh yang tidak baik Bang...." Criiitttt.... Bang Rendi langsung menghentikan laju mobilnya dengan seketika, cukup membuat aku kaget untung saja aku sudah menggunakan sabuk pengaman
Akhirnya Bang Rendi menghentikan semua aksi liarnya, walaupun dengan sangat terpaksa."Ini hukuman yang pantas untuk kamu.... ingat kamu jangan ulangi lagi sebelum masa nifas kami selesai,lain hal lagi kalau kamu sudah melewati masa itu... Abang akan melakukan dengan sangat senang dan tidak setengah setengah...."tangan Bang Rendi masih berusaha menyentuh bibirnya Humairah yang masih basah dan sedikit bengkak akibat ulahnya sendiri."His.... dasar mesum...."Humaira masih berusaha menormalkan pikirannya."Baby... kamu harus tau Abang tidak suka kalau milik Abang di lirik orang lain dengan tatapan penuh hasrat, Abang tidak akan pernah mau berbagi dengan orang lain walaupun itu hanya dengan menatap wajah kamu ini...ini....ini .... semua milik Abang tidak boleh ada orang yang melirik apalagi ada yang menyentuhnya, kalau sampai itu terjadi Abang tidak segan segan melenyapkan mereka dari muka bumi ini... kamu paham kan maksud Abang...."Bang Rendi meluapkan semua isi hatinya sambil menyentuh
"Bang ...ini rumah siapa besar sekali... sudah begitu modelnya bagus banget...."kedua mata Humairah terlihat sangat takjub dengan pemandangan yang ada di depannya itu.Bagaimana tidak di depannya sudah berdiri kokoh sebuah bangunan yang memilik tiga lantai. "Iya...ini rumah kita lah... Abang sengaja menyiapkan ini semua agar setelah menyelenggarakan resepsi pernikahan kita langsung pindah ke sini, gimana kamu suka kan...."ada rona bahagia di wajah Bang Rendi setelah melihat senyum sumringah di wajah Humairah. "Abang sedang tidak lagi bercanda kan....aku suka banget.... halaman depannya sangat asri.... pasti bikin anak anak betah tinggal di sini."cicit Humairah. "Syukur Alhamdulillah kalau kamu suka....ayo kita masuk kedalam kamu lihat dulu isinya apakah masih ada yang kurang atau tidak sesuai dengan keinginan kamu...kan masih ada waktu beberapa hari lagi untuk merubahnya." "Iya Bang...ayo..."Humairah menggandeng tangan suaminya itu, dia sudah tidak sabar untuk melihat interior ban
"Gimana kamu suka baby...."tanya Bang Rendi sambil memeluk tubuh Humairah dari belakang."Aku suka.... rumahnya sangat besar dan mewah seperti hotel bintang lima yang ada di luar negeri... pokoknya aku suka semuanya... terimakasih banyak ya Bang...atas semua yang telah Abang siapkan untuk aku dan anak anak..."Humairah tau apa yang dimaksudkan oleh sang suami,dia sengaja mengalihkannya kepada seisi rumah yang akan mereka huni nanti."Maksud Abang... yang ada di depan kamu itu,kamu suka nggak...."Bang Rendi sambil menunjuk semua isi lemari yang ada di depan mereka berdua saat ini."His...apa apaan sih...kenapa juga Abang beli baju seperti...mana banyak lagi.... tidak mungkin kan aku pakai baju itu siang malam....hiii nggak banget deh... emangnya Abang tidak malu beli baju seperti ini...."Humairah langsung kesal dengan semua isi lemari itu."Iya ini semua Abang belikan untuk kamu pakai, nanti setelah kita pindah di sini wajib kamu pakai setiap malam, Abang tidak menerima penolak pokoknya
Setelah puas mengelilingi semua area halaman rumah yang telah di bangun Bang Rendi untuk mereka tinggali nanti mulai dari halaman depan sampai pada halaman belakangan, tidak lupa juga mereka melihat kolam renang yang berada di sampingnya kanan bangun ini hm...rasanya puas sekali.Semua pemandangan yang ada di depannya itu, Humairah tidak lupa mengabadikan dengan ponsel pintarnya. Akhirnya mereka berdua memutuskan untuk segera pulang, hari juga sudah mulai gelap, sebelum pulang Bang Rendi menyempatkan diri untuk shalat Maghrib dulu rumah mewah mereka itu. Menempuh perjalanan kurang lebih 30 menit mobilnya Bang Rendi sudah berhenti dengan mulus di area parkiran rumah kediaman orang tuanya. Mereka jalan beriringan sampai di dalam rumah. "Bang...aku langsung ke atas ya,mau lihat anak anak dulu, sekalian aku mau bersih bersih,ini rasanya sudah pada lengket semua..."Humairah segera berlalu menuju kamar tidur mereka berdua. "Hmm iya... nanti sebentar baru Abang nyusul...." Ceklek... Te
Papa Hermawan dan Mama Inda sudah berdiri meninggalkan meja makan, Bang Rendi juga sudah menyusul kedua orang tuanya menuju ruang keluarga untuk bercengkrama sambil bercanda.Sejenak aku perhatikan muka putri pertamaku itu sepertinya ada membebani pikirannya.Sementara Al Jazair sudah pamit masuk ke kamar dulu katanya mau mengerjakan tugas sekolahnya."Kakak... kenapa mukanya di tekuk seperti itu.... apakah ada yang perlu di bicarakan dengan Bunda atau..."belum sempat aku melanjutkan ucapanku Almeera sudah memotongnya."Tidak ada Bunda..... kakak hanya kecapean saja .. Bunda tidak usah khawatir kakak baik baik saja.... baiklah Bunda, kakak masuk istrahat duluan...."Almeera langsung berdiri dengan lesu dan menyeret langkah kakinya menaiki anak tangga dengan gontai seperti tidak bertenaga."Baiklah.... sebelum tidur jangan lupa shalat isya dulu... sekalian ingatkan mas ya..."aku sengaja tidak mendesak Almeera,aku tau dia sedang tidak baik-baik saja."Iya Bunda..."suara Almeera semakin m
Aku kembali teringat dengan wajah Almeera tadi sepertinya ada yang akan dia sampaikan kepadaku, sebaiknya aku samperin saja,aku tidak mau anak anakku merasa terabaikan karena aku telah menikah lagi dengan Bang Rendi. "Bang.... titip Al Keenan sebentar ya,aku mau menemui Almeera dulu sepertinya ada sesuatu yang membebani pikirannya sedari tadi...."aku pamit sama Bang Rendi untuk menemui Almeera putri pertamaku itu. "Iya... silahkan." Segera aku menemui Almeera di kamarnya kebetulan kamar mereka berdua hanya bersebelahan dengan kamar kami, masih di lantai dua juga. Tok...tok...to.... "Kakak...bunda masuk ya..." "Iya Bunda... pintunya tidak di kunci kok, langsung masuk saja." Aku langsung masuk kedalam kamar Almeera,aku lihat muka Almeera sedang tertunduk sedang menyembunyikan perasaannya. "Kakak.... angkat kepalanya lihat Bunda...ada apa.... kenapa diam saja, jangan buat Bunda khawatir."aku menangkupkan wajah Almera agar melihat kearah mukaku. "Maaf Bunda.... kakak tidak bermak
Melihat Almeera tadi menangis karena merindukan Mas Brian, hatiku sangat sakit seperti ada ribuan jarum yang menusuk-nusuknya.'mas...aku harus bagaimana sekarang,putri kita sangat merindukan dirimu..'batinku bergejolak. Mungkin dengan kehadiran Papi Yuda dan Mommy Meta besok di acara pentas seni yang akan di ikuti Almeera dan Al Jazair besok bisa menghapus rasa rindu mereka berdua kepada Mas Brian untuk sejenak.Semoga saja... Aku segera menghubungi Papi Yuda untuk menyampaikan kalau besok Almeera dan Al Jazair akan ikut pentas seni dalam rangka ulang tahun sekolah mereka berdua. Tin... Tin.. Papi Yuda dan Abah Malik sedang ngobrol di ruang keluarga, terhenti sejenak karena terdengar suara notifikasi panggilan masuk di handphonenya Papi Yuda yang tergeletak di atas meja sofa di depan mereka.Papi Yuda langsung menerimanya tanpa melihat siapa yang menghubunginya malam malam begini. "Assalamu'alaikum Pi....apa kabar... Papi sama Mommy sehat.!"aku menyapa Papi Yuda lebih dulu. "Waa
Mobil yang membawa Papi Yuda, Mommy Meta, Abah Malik dan Ummi Salamah sudah berhenti di dalam area parkiran sekolah bersebelahan dengan mobilnya Humairah.Mereka semua sudah turun dari mobil.Secara bersamaan juga mobil orang tuanya Mas Sony, Pak Candra Sanjaya juga parkir tidak jauh dari mobilnya Papi Yuda. Dengan setengah berlari Sony menghampiri sang ayah,dia takut jangan sampai ayahnya mencari cari keberadaannya. "Selamat pagi Daddy...."sapa Mas Sony. "Selamat pagi juga Sony....mana Mommy kamu..."jawab Pak Candra sambil mencari keberadaan sang istri. "Itu Mommy...."jari tangan Mas Sony menunjuk ke arah Mommy Shinta yang sedang berdiri tidak jauh dari Papi Yuda dan Abahnya Humairah. Pak Candra menghampiri sang istri, secara tidak sengaja matanya bersitatap dengan Papi Yuda.Dengan langkah tidak sungkan dia memanggil Papi Yuda. "Selamat pagi Yuda....apa kabar...."sapa Pak Candra tanpa embel-embel Pak di depannya. "Selamat pagi juga Candra.... Alhamdulillah baik, setelah sekian p
Mommy Shinta yang sedang kesal karena sang putra tiba tiba meninggalkan dirinya dalam mobil,menyeret langkah kakinya dengan cepat setelah melihat Sony yang sedang berdiri mematung melihat Humairah dan Kendrick ngobrol. "Sony....kamu tuh ya... keterlaluan masa Mama di tinggal sendiri dalam mobil...mana di sini banyak sekali mobil yang sedang parkir, Mama itu kesulitan mencari kamu, terus lari kemana lagi itu Kendrick...."Mommy Shinta sangat kesal dengan kelakuan sang putra,karena meninggalkan dirinya sendiri dalam mobil. "Maaf mom....tadi Sony kejar Kendrick yang lagi ngambek karena Sony tidak membawakan Mommy untuk menyaksikan penampilannya di acara pentas sebentar...."jawab Sony tanpa mengalihkan perhatiannya dari sang putra. "Oh gitu....kamu liatin apa sih,terus Kendrick lari kemana, kenapa kamu berhenti di sini dan tidak mencari Kendrick... Mama takut jangan sampai dia kenapa-napa,mana banyak sekali mobil yang sedang berseliweran....ayo cepat kita cari dia..."Mommy Shinta dengan
Mobil yang di kendarai oleh Humairah sudah memasuki gerbang sekolah.Petugas keamanan yang kerja di sekolahnya Almeera dan Al Jazair ini berhubungan baik dengan Humairah dan almarhum Brian semasa hidupnya.Brian adalah salah satu orang yang menjadi donatur tetap sekolah ini dan dia juga sering berbagi rezeki dengan para petugas keamanan di sekolah ini. Jadi tidak heran lagi begitu melihat mobil yang di gunakan oleh Humairah petugas itu langsung berlari menghampirinya dan mengarahkan Humairah agar memarkirkan mobilnya di dalam area sekolah persis di tempat parkir mobil kepala sekolah.Tadinya Humaira sudah bingung mau parkir di mana karena didalam halaman sekolah maupun lahan kosong yang berada di luar pagar sekolah sudah penuh dengan mobil mobil orang tua wali murid yang datang menyaksikan acara pentas seni hari ini. Humairah melangkah dengan anggun keluar dari mobil dan menghampiri pintu yang ada di sebelahnya, dengan sekali hentakan dia sudah membukakan pintu untuk sang ibu mertua
Bang Rendi langsung memasukkan handphonenya kedalam saku jas yang dia kenakan,dan kembali masuk menemui para dewan direksi yang sedang menunggu dirinya di dalam ruangan khusus untuk melakukan rapat rapat penting yang berhubungan dengan perusahaannya. Bang Rendi langsung memutuskan untuk mengakhiri rapat kali ini, karena masih ada hal penting lainnya yang harus di kerjakan,dia harus ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair,dia sudah berjanji akan menyaksikan penampilan kedua anak sambungnya itu. "Saya kira pertemuan kita kali ini cukup sampai di sini, nanti kita lanjutkan lagi di kesempatan berikutnya,apa yang telah kita bahas tadi... semua laporannya tolong serahkan kepada sektretaris saya Pak Wira.... terimakasih sudah mau memenuhi undangan saya untuk ikut rapat hari ini."Bang Rendi menyampaikan rasa terimakasihnya kepada seluruh dewan direksi yang hadir pada rapat hari ini. Dengan langkah terburu buru Bang Rendi kembali ke ruangannya di ikuti oleh Pak Wira sekretaris pribadinya. "Maa
Dalam perjalanan Mama Inda langsung sibuk dengan handphonenya.Aku hanya memperhatikan lewat lirikan ekor mata saja,karena kedua netraku fokus kedepan, takut jangan sampai aku menabrak kendaraan orang lain, semua orang yang berada di dalam mobil yang aku kemudikan saat ini adalah tanggung jawabku. Bibir Mama Inda tidak pernah lepas dari senyum manisnya,pada saat menatap layar handphonenya yang sedang berada di dalam genggaman tangannya.Karena Al Keenan sudah tertidur kembali, Mama Inda langsung menyerahkannya kepada Bi Jumi untuk di gendong. Mama Inda sangat sibuk mengirimkan pesan singkat kepada orang lain,aku sendiri tidak tau dengan siapa di berkirim pesan singkat,aku diam saja ,karena untuk menanyakannya secara langsung sepertinya tidak mungkin,itu sama saja aku mencampuri urusan orang lain, Mama Inda juga butuh privasi. 'Mama kerjain aja itu anak nakal...gimana ya reaksinya setelah melihat foto Humairah ini,mama mau lihat apakah dia diam saja atau langsung menghubungi Humairah
Setelah merasa cukup bersih,aku langsung keluar dan segera masuk kedalam walk in closet untuk segera berpakaian, semua aku lakukan dengan cepat karena waktu sudah menunjukkan jam 9.30,kami harus segera ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair.Terakhir tinggal aku memulaskan makeup secara tipis agar kelihatan natural dan juga hijabku, dengan segera aku hampiri Bi Jumi,aku mengatakan agar beliau siap siap juga."Bi.... silahkan bersiap siap,aku sudah selesai hanya tinggal memulaskan makeup dan mengenakan hijab saja, Al Keenan di tinggal saja.... nanti aku yang jagain..."segera aku suruh bi Jumi untuk bersiap-siap."Iya Bu....bibi tinggal dulu ya...."jawab Bi Jumi."Iya Bi.... silahkan...."Setelah Bi Jumi berlalu menuju kamarnya meninggalkan aku dan Al Keenan.Segera aku memulaskan makeup yang telah tersedia di atas meja rias yang di siapkan oleh Bang Rendi untuk meletakkan semua peralatan makeup milikku.Aku hanya memulaskan makeup secara tipis agar kelihatan natural dan tidak menor,ini aku
Aku menghampiri Mama Inda yang sedang duduk santai di ruangan keluarga, beliau lagi nonton acara favoritnya yang di siarkan oleh salah satu stasiun televisi di negeri ini.Dengan pelan aku menjatuhkan bobot tubuhku di samping Mama Inda,aku menyampaikan keinginanku secara perlahan-lahan, takut saja jangan sampai beliau tersinggung. "Ma.... sebentar jam 10 Humairah ijin keluar ya,mau menghadiri acara pentas seni yang di ikuti Almeera dan Al Jazair di sekolah mereka..."aku menyampaikan maksud ku kepada Mama Inda, bagaimana pun sekarang beliau sudah menjadi orang tuaku juga. "Iya ... tidak apa-apa, Mama ikut juga ya.... Mama pengen lihat aksi mereka berdua, pasti seru.... nggak apa-apa kan kalau Mama ikut melihat mereka tampil..."Mama Inda ingin ikut juga ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair. "Benar mama mau ikut....mama tidak bercanda kan..."aku senang sekali mendengarkan keinginan ibu mertuaku itu. "Iya benar..... Mama serius.... Almeera dan Al Jazair pasti senang kalau semua Oma dan
Sepanjang perjalanan menuju perusahaannya Bang Rendi wajahnya berseri seri, senyum indahkan tidak lepas dari bibirnya.Walaupun tadi dia sempat dongkol karena ulah jahil sang papa,tapi kini moodnya sudah baik kembali.Masih segar dalam ingatannya.... melihat wajah Humairah yang ketangkap basah olehnya karena secara diam-diam mencium bibirnya tadi malam. "Sudah sebulan saya menikah Humairah... baru tadi malam saya menyentuh kulitnya halus sekali seperti pualam.... argkhhh....kenapa juga benda pusaka kesayangan saya ini langsung bereaksi, padahal saya hanya mengingat kelakuan Humairah tadi malam, rasanya saya sudah tidak sabar menunggu 5 hari lagi..... bersabarlah 'adik kecil' sebentar lagi kamu akan mendapatkan sangkar baru yang selama ini kamu belum pernah kamu singgahi...."Bang Rendi bergumam sendiri sambil memegang benda pusaka kesayangannya. "Untung saja tadi pagi saya sudah mengirim semua foto Humairah tadi malam ke ponsel saya .... saya tidak bisa bayangkan kalau ada orang yang s
Humairah setelah mengantar kedua buah hatinya sampai mobil yang membawa mereka berdua keluar dari pekarangan rumahnya Bang Rendi, hendak masuk kembali kedalam untuk menyamperin sang suami, tiba-tiba saja langkah kakinya terhenti karena dia melihat sang suami sudah berada persis di depan pintu utama. "Baby.... Abang berangkat dulu ya .. insya Allah jam10 nanti Abang langsung ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair....kamu nggak apa-apa kan ke sekolah mereka di antar oleh sopir....atau Abang jemput kamu kesini baru kita berangkat bareng bareng kesana..."Bang Rendi merasa tidak enak kalau Humairah berangkat ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair di antar oleh sopir,dan akhirnya menawarkan diri untuk datang menjemputnya. "Iya tidak apa-apa.... Abang tidak usah jemput lagi ke sini, Abang langsung saja dari kantor ke sekolahan anak anak, nanti aku diantar sama sopir saja..."Humairah menolak di jemput oleh sang suami.Rencananya Humairah akan bawa mobil sendiri,karena Mang Udin nanti sore akan men