Melihat Almeera tadi menangis karena merindukan Mas Brian, hatiku sangat sakit seperti ada ribuan jarum yang menusuk-nusuknya.'mas...aku harus bagaimana sekarang,putri kita sangat merindukan dirimu..'batinku bergejolak. Mungkin dengan kehadiran Papi Yuda dan Mommy Meta besok di acara pentas seni yang akan di ikuti Almeera dan Al Jazair besok bisa menghapus rasa rindu mereka berdua kepada Mas Brian untuk sejenak.Semoga saja... Aku segera menghubungi Papi Yuda untuk menyampaikan kalau besok Almeera dan Al Jazair akan ikut pentas seni dalam rangka ulang tahun sekolah mereka berdua. Tin... Tin.. Papi Yuda dan Abah Malik sedang ngobrol di ruang keluarga, terhenti sejenak karena terdengar suara notifikasi panggilan masuk di handphonenya Papi Yuda yang tergeletak di atas meja sofa di depan mereka.Papi Yuda langsung menerimanya tanpa melihat siapa yang menghubunginya malam malam begini. "Assalamu'alaikum Pi....apa kabar... Papi sama Mommy sehat.!"aku menyapa Papi Yuda lebih dulu. "Waa
Yang terjadi di kediaman Candra Sanjaya juga tidak kala menghebohkan,gimana tidak sang cucu Kendrick Sanjaya sedang merecoki sang ayah Sony Sanjaya dengan permintaan konyolnya.Tidak lain dan tidak bukan, Kendrick selalu meminta kepada Sony Sanjaya untuk segera memberikan seorang Mommy. Sony Sanjaya memang seorang laki-laki yang sangat mapan,dia punya pekerjaan yang bagus seorang dokter kandungan dan juga seorang CEO sekaligus pewaris tunggal Sanjaya Group.Tapi sayang kehidupan asmaranya sangat menyedihkan, istrinya Clara meninggal beberapa jam setelah melahirkan putra mereka Kendrick Sanjaya yang kini sudah berusia 9 tahun, seumuran dengan Al Jazair putra Brian Aditama dan Al Humairah Razak.Entah kebetulan atau bagaimana mereka berdua satu kelas di sekolah yang sama.Itulah takdir semasa hidupnya Brian Aditama berteman akrab dengan Sony Sanjaya, bahkan di awal awal Brian mendirikan perusahaannya, keluarga Sanjaya lah yang telah banyak membantunya.Kini putra mereka juga berteman akrab
Sony kembali ke ruang keluar kediaman kedua orang tuanya, dengan membuang nafas agak kasar sambil menghempaskan bobot tubuhnya di sofa tempatnya semula. Sony masih kepikiran dengan permintaan sang putra kesayangannya itu.'bagaimana aku bisa mendapatkan seorang Mommy untuk Ken....aku saja tidak pernah memiliki teman wanita, setelah kepergian Clara....aku tidak pernah lagi jalan dengan wanita lain....huh menyebalkan...'gumam Sony dalam hati sambil beberapa kali membuang nafas dengan kasar. "Kendrick....beulah lagi....."tiba-tiba Tante Shinta mengagetkan Sony yang sedang duduk termenung. "Ya... begitulah Mom... makin hari tingkah Ken semakin menjadi....dia tidak pernah berhenti meminta Sony mencarikan seorang Mommy.... Sony pusing dengan keinginan Ken sekarang....dia mulai mengancam Sony Mom... katanya kalau besok Sony tidak membawakan seseorang untuk jadi Mommynya di acara pentas sekolah... Ken akan mogok sekolah.... Sony benar benar pusing Mom...."Sony mengeluhkan permintaan Kendric
Kesadaran Sony pulih kembali setelah mendengarkan suara bariton sang ayah Candra Sanjaya. "Sony.... kenapa diam.... jangan bilang kamu lagi kesambet.... makanya langsung diam seketika...."Pak Candra mengagetkan Sony. "Aha.... iya Daddy.... bukan siapa siapa kok....dia hanya wanita yang sempat Sony kagumi karena memiliki hati yang lembut dan peduli dengan orang lain, lagian juga dia sekarang sudah menikah dan memiliki beberapa orang anak...."Sony menjelaskan kepada sang ayah kalau Humairah sudah menikah lagi. "Oh... Gitu ceritanya, tapi kalau boleh tau siapa wanita beruntung itu yang sudah memporak porandakan hati seorang CEO Sanjaya Group...." "Itu lho Daddy.... istrinya Brian Aditama teman akrabnya Sony.... yang dulu pernah membantu Daddy memenangkan tender karena kepiawaiannya bernegosiasi,dan Daddy juga memberikan sumbangan dana untuk mendirikan sebuah perusahaan yang kini sudah berkembang dengan pesat, kalau tidak salah nama perusahaannya itu Brian Aditama Group....iya kan Son
Setelah menghubungi Papi Yuda dan Abahnya, Humairah kembali mendekati sang suami yang sedang duduk diatas tempat tidur sambil bersandar di salah satu sisi ranjang mereka. Pandangan mata Humairah menyiratkan sebuah ketakutan, bagaimana tidak Bang Rendi duduk dengan santainya tanpa menggunakan baju,dia hanya mengenakan celana booxernya saja. Humairah bingung mau lanjut duduk di atas kasur atau duduk di kursi sofa yang ada di dalam ruangan itu.Humairah memutuskan untuk duduk di atas tempat tidur dengan posisi agak menepi menyisakan jarak antara dirinya dengan sang suami. Humairah masih memainkan ponselnya. Bang Rendi melihat posisi duduk Humairah yang sengaja menjauhinya, dengan serta merta menggeser pantatnya mendekati Humairah.Rasa gugup langsung menghinggapi hati Humairah.'aduh....kenapa juga Bang Rendi mendekatiku, padahal aku sudah berusaha untuk menjauh darinya,aku jadi takut.... jangan sampai di memaksakan kehendaknya untuk meminta haknya sekarang juga, Tuhan....gimana ini'bat
Bang Rendi tetap melanjutkan pemotretannya walaupun dengan sedikit gemetar.'sial....sepertinya Humairah sengaja menggodaku...gara gara perkataan saya yang tadi sore.... jangan harap kamu bisa lolos setelah ini tunggu saja...' batin Bang Rendi sambil memamerkan senyum smirknya.Humairah menyadari perubahan wajah Bang Rendi nyalinya menciut,dia pura pura tenang agar Bang Rendi tidak curiga dengan perubahan ekspresinya. Setelah mengambil beberapa gambar Humairah, Bang Rendi langsung meletakkan kameranya pada tiang tongsisnya persis di depan tempat tidur mereka dengan kameranya mengarah ke atas ranjang. Bang Rendi langsung naik di atas tempat tidur menghampiriku Humairah.Dia memposisikan tubuhnya berada persis di belakang Humairah.Bang Rendi sengaja mengekspos perut kotak kotaknya seperti roti sobek itu. "Ayo .. sekarang kita foto berdua...ini merupakan kenangan pertama kita sayang..."Bang Rendi mulai meraih tubuh Humairah, bukan hanya itulah dia juga mulai mengecup punggung Humaira den
Humairah mulai ketar ketir, jangan sampai Al Jazair ikut menggoda Bang Rendi, Humairah tau persis kelakuan putranya itu paling suka menjahili orang.Mas Brian saja sempat di buat kesal sama kejahilannya Al Jazair.Semoga saja kali ini dia tidak ikut nimbrung, kalau sampai itu terjadi maka Humairah akan kerepotan menangani Bang Rendi. "Berarti.... sekarang Opa sudah tidak memiliki putra lagi dong, kalau nama papa Rendi di hapus dari kartu keluarga Opa....aduh miris sekali nasib Papa... setiap hari banting tulang kerja menghasilkan uang milyaran rupiah, pada akhirnya di coret juga dari daftar kartu keluarga....gimana nasibnya papa kesayangan mas ini..." akhirnya yang di takutkan Humairah terjadi juga, Al Jazair sudah mulai menjahili Bang Rendi dengan banyolan banyolan konyolnya. "Uhuk...uhuk..." "Uhuk...uhuk..." Humairah dan Bang Rendi tersedak secara bersamaan karena mendengarkan perkataan Al Jazair barusan.Mereka berdua langsung meraih Air minum yang masih tersisa di gelas masing-ma
Almeera juga akhirnya ikut bersuara. "Mas....kamu nggak boleh jahilin orang lagi, emangnya mas tidak kapok di marahin sama ayah.... dulu juga kamu menjahilin ayah sampai di ancam akan tinggal sama Opa Airlangga dan Oma Rima,masa sekarang kamu ulangi lagi....mas nggak baik lho suka menyakiti hati orang lain,iya kalau orang itu langsung maafin kesalahan kamu kalau nggak... bisa panjang kan urusannya misalnya dia mau menggunakan kekerasan fisik...iya kalau kamu bisa berkelahi,di hajar iya balas enggak....di suruh latihan saja sama Bunda selalu malas ada ada saja alasan kamu mas, gimana caranya melindungi diri kamu sendiri kalau seperti ini..."Almeera sepertinya agak kesal juga dengan ulahnya sang adik yang sudah menjahili Bang Rendi sang ayah sambung. Semua mata tertuju pada Almeera karena kaget mendengarkan perkataannya kepada Al Jazair,terutama Humairah karena selama ini sejahil apapun adiknya itu dia tidak pernah komentar,tapi kali ini akhirnya Almeera ikut mengingatkan sang adik.