Mamanya Mas Brian dan Alma memperhatikan penampilanku, dari ujung kaki sampai ke ujung kepala, setahu mama mertuaku selama ini aku tidak pernah memperhatikan penampilan terutama dalam hal berbusana, menurut beliau penampilan ku biasa saja, saking penasarannya kenapa aku berpenampilan modis dan elegan sekali hari ini akhirnya beliau membuka suara juga. "Humaira...kamu dari mana saja kok penampilan kamu tidak seperti biasanya." Tidak mungkin kan aku mengatakan semua yang aku lakukan sebelum ke kantornya Mas Brian. "Benar sekali Bunda... hari cantik sekali,mas pangling lho lihat Bunda berpenampilan seperti ini."aku hanya tersenyum mendengar kata kata Mas Brian. "Trimakasih atas pujiannya Mas..."aku sengaja mengerlingkan sebelah mataku kepada Mas Brian. "Tidak dari mana mana kok... hanya ingin tampil beda saja,nggak lucu kan kalau aku berkunjung ke kantornya Mas Brian hanya berpenampilan biasa saja,Ma.. inikan kantornya Mas Brian,aku harus menjaga imagekan, Mas Brian itu direktur utama
Sebelum aku dan kedua buah hatiku pulang ke rumah,aku menyempatkan diri untuk ngobrol dengan Mas Brian, menanyakan perkembangan perusahaan yang dia pimpin apa semua berjalan dengan lancar, sekalian aku menanyakan perkembangan perusahaan papanya,apa sudah stabil atau situasinya tambah memburuk."Mas...gimana perkembangan perusahaannya Papa, sudah stabil atau tambah memburuk."disaat Aku lagi ngobrol dengan Mas Brian, aku lihat anak anak ku, Almeera sudah tidur tiduran di sofa sementara Al Jazair sibuk memainkan game yang ada di henpon nya,aku tidak tau game apa yang sedang dia mainkan."Untuk sementara waktu ini Mas belum tau perkembangan perusahaan papa, Mas juga belum menanyakan ke papa, akhir akhir ini Mas sibuk sekali, kebanyakan Mas menemui klien di luar kantor."" Oke Mas...kalau begitu sudah tidak ada yang perlu di bahas lagi kami bertiga pamit pulang kasian anak anak sudah capek,itu si Kakak sudah tiduran di sofa,katanya Mas juga mau ada rapat dengan klien di luar.""Eh..iya, un
Selama perjalanan dari kantor Mas Brian menuju ke rumah berbagai macam pikiran yang bergelayut di atas kepalaku, mulai dari kedatangan Mamanya Mas Brian dan Alma ke kantornya Mas Brian sampai dengan apa yang barusan aku dengar dari anak laki laki ku, kenapa semua bertepatan seperti sudah diatur dan di rencanakan. Yang membuat hatiku resah saat ini, apa sebenarnya yang di bicarakan mama mertua ku itu dengan Mas Brian kenapa juga harus membawa Alma ikut serta ke sana.Huff.. aku membuang nafas degan keras berusaha mengurangi pikiranku yang kalut.aku perhatikan kedua buah hatiku sudah tertidur di jok belakang. Memakan waktu 30 menit perjalanan dari kantor Mas Brian sampai di rumah.aku langsung membangun kan kedua buah hatiku. "Kakak... Adik.. ayo bangun kita sudah sampai, ayo turun."aku membukakan pintu mobil untuk ke dua buah hatiku. "Iya Bunda...kami langsung ke kamar ya."mereka menuju kamar masing-masing. Aku hubungi Abah dulu untuk memberitahukan,apa saja hasil rapat secara virtu
"Trimakasih atas semua informasi yang telah anda berikan kepada saya, ini bayaran sesuai kesepakatan,tapi itu saya lebihkan, karena saya sangat puas dengan hasil pekerjaan kamu Bro, nanti kalau ada kasus yang akan saya selidiki lagi akan saya hubungi lagi Bro."saya harus menyiapkan sebuah rencana juga untuk melumpuhkan otak dan niat licik mereka, kalian lihat saja siapa yang lebih licik saya atau kalian semua. Di perusahaan Airlangga Aditama Group semua keluarga sudah kumpul semua ada Papa dan mama,ada juga Pak Darsono beserta istri dan putrinya Alma. "Brian bagaimana keputusanmu tentang apa yang telah papa sampaikan kepadamu tentang perusahaan kita saat ini, di sini sudah ada Om Darsono dan keluarga nya.Sudah cukup lama papa memberikan kamu waktu untuk berpikir, Brian kalau sampai perusahaan papa hancur maka papa rela melakukan apa saja, papa akan menghancurkan siapa saja,yang menghalang-halangi urusan Papa,kamu cukup cerdas untuk memahami apa maksud Papa." "Maksud Papa apa... Pa
"Semua keputusan ada di tangan papa dan di tangan Om kalau setuju kita lanjutkan kan kalau tidak kita batalkan saja."ke dua tangan papa dan Om Darsono mengepal karena mereka menahan amarah, sementara Alma mukanya pucat dan tak berdaya.Sambil menunggu jawaban papa, Mas Brian langsung mengirimkan pesan ke pada pengacaranya, untuk segera menyusul ke rumah papa, sengaja mas Brian lakukan semua ini jangan sampai di kemudian hari ada yang melanggar perjanjian yang telah dia buat. "Ada lagi di poin yang paling bawah, untuk waktu dan tempat pelaksanaan pernikahan saya yang tentukan,di hari pernikahan nanti tidak ada kolega bisnis yang hadir, tidak ada wartawan, yang ada Papa, Mama, Om Darsono dan Tante, Alma, Pak penghulu dan satu orang saksi yakni pengacara pribadi saya, cukup itu saja dan jangan coba coba ada di antara kalian menghubungi istri saya kalau sampai Humaira tau semua ini maka siap siap menghadapi kehancuran kalian semua,saya tidak pernah main main dengan apa yang telah saya kat
Didalam kamar Al Jazair lagi berdiskusi dengan Almeera tentang apa yang telah mereka ketahui,apa saja yang di lakukan oleh ayah mereka."Kakak ...sini deh coba lihat apa yang telah adik dapatkan, Kakak jangan beritahu ayah atau Bunda ya, kalau selama ini adik sudah memasang alat penyadap suara di handphonenya dan kamera pengintai di cincin kawinnya Ayah.""Apa.... kenapa Adik lakukan itu nanti Ayah sama Bunda tau gimana."Almeera berteriak tidak sadar karena kaget setelah tau apa yang telah di lakukan oleh adiknya."Kakak... jangan kencang kencang dong suaranya nanti di dengar oleh Bunda, kakak mau tau kenapa adik melakukan semua ini, ingat nggak waktu kita berkunjung ke rumah Opa dan Oma, secara tidak sengaja adik dengar kalau Opa meminta Ayah untuk menikahi Tante Alma karena papanya Tante Alma mau membantu memberikan sejumlah uang kepada Opa, untuk membantu perusahaannya Opa yang lagi ada masalah dengan keuangan, makanya sejak saat itu adik sudah mengawasi semua yang dilakukan oleh a
Tok.tok.tok. Aku langsung menuju pintu,ku lirik jam yang menempel di dinding, ternyata ini sudah malam,sudah jam 7 malam begitu pintu terbuka Aku lihat Mas Brian sudah ada di depan pintu. "Assalamualaikum.. Bunda."aku langsung menyalami tangannya Mas Brian. "Waallaikum salam.... Mas baru pulang, capek banget ya, Mas tunggu sebentar ya Bunda siapkan air hangat di dalam bak mandi dulu."Mas Brian langsung masuk aku perhatikan mukanya kuyu, terlihat sekali kalau Mas Brian kelelahan. "Iya Bunda... Mas capek banget hari ini, Bunda mana anak anak kok sepi sekali, biasanya jam begini mereka berdua bermain sambil bercanda di ruang keluarga"Mas Brian masuk ke kamar sambil menoleh ke kanan dan ke kiri. "Mas...air hangatnya sudah siap ayo cepat bersihkan badanx, buruan jangan sampai air hangatnya keburu dingin,mas aku tinggal dulu ya mau siapkan makan malam,nanti kalau sudah siap semua makanannya aku panggil Mas." Mas Brian langsung masuk bersihkan dirinya. Makam malam kali ini aku buat yan
Dibelahan bumi yang lain seorang pria sedang terpekur memandang gambar seorang wanita yang sudah lebih dari 10 tahun menghiasi laya handphonenya,dia adalah Rendi Hermawan.Dia seorang direktur utama di perusahaan yang sangat besar dan terkenal kariernya melejit dengan pesat dan sangat handal dalam dunia bisnis,mampu memenangkan beberapa tender besar yang menghasilkan uang puluhan miliar, tapi berbanding terbalik dengan urusan asmaranya.Karena dia anak satu satunya di keluarga Hermawan,demi untuk memajukan perusahaan keluarganya dengan melanjutkan studinya ke luar negeri selama 3 tahun,dia rela meninggalkan wanita yang sangat dia cintai,kini wanita tersebut sudah menjadi milik orang lain.Rendi hanya mampu melihat wanita yang sangat dia cintai dari jauh tanpa mampu menyentuhnya, selama kurang lebih 12 tahun dia selalu menutup hati untuk kehadiran wanita lain dalam hidupnya, untuk menghilangkan rasa rindu yang membuncah di dalam hatinya untuk bidadari pujaan hatinya,dia selalu menenggel
Mobil yang membawa Papi Yuda, Mommy Meta, Abah Malik dan Ummi Salamah sudah berhenti di dalam area parkiran sekolah bersebelahan dengan mobilnya Humairah.Mereka semua sudah turun dari mobil.Secara bersamaan juga mobil orang tuanya Mas Sony, Pak Candra Sanjaya juga parkir tidak jauh dari mobilnya Papi Yuda. Dengan setengah berlari Sony menghampiri sang ayah,dia takut jangan sampai ayahnya mencari cari keberadaannya. "Selamat pagi Daddy...."sapa Mas Sony. "Selamat pagi juga Sony....mana Mommy kamu..."jawab Pak Candra sambil mencari keberadaan sang istri. "Itu Mommy...."jari tangan Mas Sony menunjuk ke arah Mommy Shinta yang sedang berdiri tidak jauh dari Papi Yuda dan Abahnya Humairah. Pak Candra menghampiri sang istri, secara tidak sengaja matanya bersitatap dengan Papi Yuda.Dengan langkah tidak sungkan dia memanggil Papi Yuda. "Selamat pagi Yuda....apa kabar...."sapa Pak Candra tanpa embel-embel Pak di depannya. "Selamat pagi juga Candra.... Alhamdulillah baik, setelah sekian p
Mommy Shinta yang sedang kesal karena sang putra tiba tiba meninggalkan dirinya dalam mobil,menyeret langkah kakinya dengan cepat setelah melihat Sony yang sedang berdiri mematung melihat Humairah dan Kendrick ngobrol. "Sony....kamu tuh ya... keterlaluan masa Mama di tinggal sendiri dalam mobil...mana di sini banyak sekali mobil yang sedang parkir, Mama itu kesulitan mencari kamu, terus lari kemana lagi itu Kendrick...."Mommy Shinta sangat kesal dengan kelakuan sang putra,karena meninggalkan dirinya sendiri dalam mobil. "Maaf mom....tadi Sony kejar Kendrick yang lagi ngambek karena Sony tidak membawakan Mommy untuk menyaksikan penampilannya di acara pentas sebentar...."jawab Sony tanpa mengalihkan perhatiannya dari sang putra. "Oh gitu....kamu liatin apa sih,terus Kendrick lari kemana, kenapa kamu berhenti di sini dan tidak mencari Kendrick... Mama takut jangan sampai dia kenapa-napa,mana banyak sekali mobil yang sedang berseliweran....ayo cepat kita cari dia..."Mommy Shinta dengan
Mobil yang di kendarai oleh Humairah sudah memasuki gerbang sekolah.Petugas keamanan yang kerja di sekolahnya Almeera dan Al Jazair ini berhubungan baik dengan Humairah dan almarhum Brian semasa hidupnya.Brian adalah salah satu orang yang menjadi donatur tetap sekolah ini dan dia juga sering berbagi rezeki dengan para petugas keamanan di sekolah ini. Jadi tidak heran lagi begitu melihat mobil yang di gunakan oleh Humairah petugas itu langsung berlari menghampirinya dan mengarahkan Humairah agar memarkirkan mobilnya di dalam area sekolah persis di tempat parkir mobil kepala sekolah.Tadinya Humaira sudah bingung mau parkir di mana karena didalam halaman sekolah maupun lahan kosong yang berada di luar pagar sekolah sudah penuh dengan mobil mobil orang tua wali murid yang datang menyaksikan acara pentas seni hari ini. Humairah melangkah dengan anggun keluar dari mobil dan menghampiri pintu yang ada di sebelahnya, dengan sekali hentakan dia sudah membukakan pintu untuk sang ibu mertua
Bang Rendi langsung memasukkan handphonenya kedalam saku jas yang dia kenakan,dan kembali masuk menemui para dewan direksi yang sedang menunggu dirinya di dalam ruangan khusus untuk melakukan rapat rapat penting yang berhubungan dengan perusahaannya. Bang Rendi langsung memutuskan untuk mengakhiri rapat kali ini, karena masih ada hal penting lainnya yang harus di kerjakan,dia harus ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair,dia sudah berjanji akan menyaksikan penampilan kedua anak sambungnya itu. "Saya kira pertemuan kita kali ini cukup sampai di sini, nanti kita lanjutkan lagi di kesempatan berikutnya,apa yang telah kita bahas tadi... semua laporannya tolong serahkan kepada sektretaris saya Pak Wira.... terimakasih sudah mau memenuhi undangan saya untuk ikut rapat hari ini."Bang Rendi menyampaikan rasa terimakasihnya kepada seluruh dewan direksi yang hadir pada rapat hari ini. Dengan langkah terburu buru Bang Rendi kembali ke ruangannya di ikuti oleh Pak Wira sekretaris pribadinya. "Maa
Dalam perjalanan Mama Inda langsung sibuk dengan handphonenya.Aku hanya memperhatikan lewat lirikan ekor mata saja,karena kedua netraku fokus kedepan, takut jangan sampai aku menabrak kendaraan orang lain, semua orang yang berada di dalam mobil yang aku kemudikan saat ini adalah tanggung jawabku. Bibir Mama Inda tidak pernah lepas dari senyum manisnya,pada saat menatap layar handphonenya yang sedang berada di dalam genggaman tangannya.Karena Al Keenan sudah tertidur kembali, Mama Inda langsung menyerahkannya kepada Bi Jumi untuk di gendong. Mama Inda sangat sibuk mengirimkan pesan singkat kepada orang lain,aku sendiri tidak tau dengan siapa di berkirim pesan singkat,aku diam saja ,karena untuk menanyakannya secara langsung sepertinya tidak mungkin,itu sama saja aku mencampuri urusan orang lain, Mama Inda juga butuh privasi. 'Mama kerjain aja itu anak nakal...gimana ya reaksinya setelah melihat foto Humairah ini,mama mau lihat apakah dia diam saja atau langsung menghubungi Humairah
Setelah merasa cukup bersih,aku langsung keluar dan segera masuk kedalam walk in closet untuk segera berpakaian, semua aku lakukan dengan cepat karena waktu sudah menunjukkan jam 9.30,kami harus segera ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair.Terakhir tinggal aku memulaskan makeup secara tipis agar kelihatan natural dan juga hijabku, dengan segera aku hampiri Bi Jumi,aku mengatakan agar beliau siap siap juga."Bi.... silahkan bersiap siap,aku sudah selesai hanya tinggal memulaskan makeup dan mengenakan hijab saja, Al Keenan di tinggal saja.... nanti aku yang jagain..."segera aku suruh bi Jumi untuk bersiap-siap."Iya Bu....bibi tinggal dulu ya...."jawab Bi Jumi."Iya Bi.... silahkan...."Setelah Bi Jumi berlalu menuju kamarnya meninggalkan aku dan Al Keenan.Segera aku memulaskan makeup yang telah tersedia di atas meja rias yang di siapkan oleh Bang Rendi untuk meletakkan semua peralatan makeup milikku.Aku hanya memulaskan makeup secara tipis agar kelihatan natural dan tidak menor,ini aku
Aku menghampiri Mama Inda yang sedang duduk santai di ruangan keluarga, beliau lagi nonton acara favoritnya yang di siarkan oleh salah satu stasiun televisi di negeri ini.Dengan pelan aku menjatuhkan bobot tubuhku di samping Mama Inda,aku menyampaikan keinginanku secara perlahan-lahan, takut saja jangan sampai beliau tersinggung. "Ma.... sebentar jam 10 Humairah ijin keluar ya,mau menghadiri acara pentas seni yang di ikuti Almeera dan Al Jazair di sekolah mereka..."aku menyampaikan maksud ku kepada Mama Inda, bagaimana pun sekarang beliau sudah menjadi orang tuaku juga. "Iya ... tidak apa-apa, Mama ikut juga ya.... Mama pengen lihat aksi mereka berdua, pasti seru.... nggak apa-apa kan kalau Mama ikut melihat mereka tampil..."Mama Inda ingin ikut juga ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair. "Benar mama mau ikut....mama tidak bercanda kan..."aku senang sekali mendengarkan keinginan ibu mertuaku itu. "Iya benar..... Mama serius.... Almeera dan Al Jazair pasti senang kalau semua Oma dan
Sepanjang perjalanan menuju perusahaannya Bang Rendi wajahnya berseri seri, senyum indahkan tidak lepas dari bibirnya.Walaupun tadi dia sempat dongkol karena ulah jahil sang papa,tapi kini moodnya sudah baik kembali.Masih segar dalam ingatannya.... melihat wajah Humairah yang ketangkap basah olehnya karena secara diam-diam mencium bibirnya tadi malam. "Sudah sebulan saya menikah Humairah... baru tadi malam saya menyentuh kulitnya halus sekali seperti pualam.... argkhhh....kenapa juga benda pusaka kesayangan saya ini langsung bereaksi, padahal saya hanya mengingat kelakuan Humairah tadi malam, rasanya saya sudah tidak sabar menunggu 5 hari lagi..... bersabarlah 'adik kecil' sebentar lagi kamu akan mendapatkan sangkar baru yang selama ini kamu belum pernah kamu singgahi...."Bang Rendi bergumam sendiri sambil memegang benda pusaka kesayangannya. "Untung saja tadi pagi saya sudah mengirim semua foto Humairah tadi malam ke ponsel saya .... saya tidak bisa bayangkan kalau ada orang yang s
Humairah setelah mengantar kedua buah hatinya sampai mobil yang membawa mereka berdua keluar dari pekarangan rumahnya Bang Rendi, hendak masuk kembali kedalam untuk menyamperin sang suami, tiba-tiba saja langkah kakinya terhenti karena dia melihat sang suami sudah berada persis di depan pintu utama. "Baby.... Abang berangkat dulu ya .. insya Allah jam10 nanti Abang langsung ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair....kamu nggak apa-apa kan ke sekolah mereka di antar oleh sopir....atau Abang jemput kamu kesini baru kita berangkat bareng bareng kesana..."Bang Rendi merasa tidak enak kalau Humairah berangkat ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair di antar oleh sopir,dan akhirnya menawarkan diri untuk datang menjemputnya. "Iya tidak apa-apa.... Abang tidak usah jemput lagi ke sini, Abang langsung saja dari kantor ke sekolahan anak anak, nanti aku diantar sama sopir saja..."Humairah menolak di jemput oleh sang suami.Rencananya Humairah akan bawa mobil sendiri,karena Mang Udin nanti sore akan men