Di saat Bang Rendi lagi melanjutkan santap siangnya aku segera masuk kedalam kamar mandi untuk segera mengganti pakaian yang aku kenakan ini dengan gamis yang biasa aku gunakan kalau lagi berada di dalam rumah.Aku lihat Bang Rendi juga sudah melepas jasnya,dia hanya mengenakan kemeja lengan panjang dengan menggulung setengah lengannya.Pemandangan seperti inilah yang selalu membuat jantungku berdebar kencang, penampilan Bang Rendi ini sangat menghipnotis perasaanku.Ada rasa aneh merayapi seluruh relung hatiku,ada rasa kagum, rasa cinta dan juga takut kehilangan,aku tidak tau apakah aku sudah mulai mencintai Bang Rendi seperti dulu lagi, entahlah... Setelah melepaskan pakaian yang tadi aku gunakan pada saat akad,aku langsung mengenakan gamis yang tadi aku sudah siapkan, terakhir aku akan mengenakan jilbab instan untuk menutupi mahkotaku, tiba tiba saja tanganku tertahan sepertinya ada orang yang menahannya.Refleks aku membalikkan badan dan langsung berhadapan dengan Bang Rendi,aku bisa
Melihat kedua orang tuanya Mas Irfan sudah masuk kedalam rumah dan menuju ke kamar pribadi mereka, Alma juga menyeret langkah kakinya menuju kamar yang dia tempati selama menikah dengan Irfan. Alma meletakkan buah hatinya dengan Irfan, seorang putri cantik yang kini sudah berusia kurang lebih 2bulan,di boks bayi yang sengaja di letakkan oleh Irfan di samping tempat tidur mereka berdua. Alma segera melepaskan hijab yang menutupi mahkotanya.Dia juga mulai melepaskan pakaian yang dia kenakan, gerakan tangannya terhenti seketika karena Irfan sang suami sudah memeluk dirinya dari belakang. "Dani...mas sangat menginginkan dirimu saat ini..."Irfan sudah mulai melayangkan kecupan mesra di tengkuk Alma. Seluruh bulu kuduk Alma meremang seketika.Apalagi dia merasakan deru nafas Irfan sudah berhembus dengan kasar di sekitar telinganya. "Mas...ini kan masih siang hari..." "Sejenak kapan ada aturan yang tidak memperbolehkan suami istri memadu kasih di siang hari, setahu Mas tidak ada itu atu
Tok...Tok...Bunyi suara pintu di ketuk dari luar, Humairah langsung membukanya dari dalam.Begitu pintu terbuka Humairah melihat Pak Heri sudah berdiri tegak di depan pintu."Assalamualaikum.. Bu."sapa Pak Heri."Waallaikum salam, silahkan masuk Pak.. silahkan duduk...."Humairah mempersilahlan Pak Heri masuk dan duduk di salah satu sofa yang ada didalam ruangan tempat dia di rawat."Terimakasih banyak Bu....""Maaf Pak Heri.. kalau hari ini aku sudah merepotkan Pak Heri...""Tidak apa-apa... Oh ya Bu selamat ya atas kelahiran putranya semoga menjadi anak yang Sholeh... aamiin.""Aamiin... terimakasih banyak atas doanya Pak..."Di saat Humairah dan Pak Heri lagi ngobrol tiba tiba saja Bang Rendi sudah datang bergabung dan duduk persis di samping Humairah bahkan kelihatannya sangat dekat tidak menyisakan jarak sama sekali."Selamat siang Pak Rendi...apa kabar" Sapa Pak Heri."Selamat siang juga Pak Heri... Alhamdulillah kami sehat..."Bang Rendi langsung menjawab perkataan Pak Heri deng
Setelah ngobrol sebentar dengan kami berdua, akhirnya Pak Heri pamit pulang, masih banyak perusahaan yang harus di selesaikan. "Pak... Bu.... saya kira sudah tidak ada lagi yang perlu di bicarakan, saya pamit undur diri dulu, nanti kalau ada hal hal baru yang ingin ibu ketahui dan butuh penjelasan dari saya,ibu jangan sungkan untuk menghubungi saya... insya Allah saya siap untuk membantu ibu.... maaf Bu karena buru buru saya belum sempat kasih kado untuk si kecil, insya Allah kado dari saya akan menyusul...." "Sekali lagi terimakasih banyak Pak Heri sudah bersedia mau datang menemuiku hari ini, untuk kado si kecil aku rasa tidak perlu, sudah cukup dengan doanya saja..." "Iya Bu... maaf untuk kadonya si boy... tetap akan saya kirimkan, mengingat hubungan antara saya dan almarhum sangat dekat, jadi saya rasa tidak ada salahnya kalau saya mau memberikan sebuah kado untuk si kecil... walaupun harganya tidak semahal yang ibu dan bapak berikan,tapi ini sebagai wujud kasih sayang saya kep
Tidak terasa air mataku sudah jatuh luruh membasahi pipiku 'Mas maafkan aku... kalau selama ini secara tidak sadar aku sudah menyakiti hati dan perasaanmu, sungguh aku tidak bermaksud untuk menyakitimu.... sekali lagi maaf...tapi kenyataannya sekarang ini Mas.... aku sudah menikah dengan Bang Rendi.'rasa sesal menyeruak keseluruh relung hatiku. "Baby....kamu jangan sedih lagi ya... percayalah semuanya akan baik-baik saja...apa yang di rasakan Brian pada saat itu, sama dengan perasaan Abang sewaktu pertama kali mendengarkan kalian akan menikah,kecewa iya, sakit hati apalagi, semuanya campur aduk, hingga mengacaukan semuanya.Tapi Abang salut dengan Brian,dia tidak menyatakan rasa kecewa yang dia rasakan secara langsung, bahkan dia melakukan suatu hal yang sangat membuat hidup kamu sangat berarti..."kata kata Bang Rendi seketika membawa kesadaranku kembali.Bang Rendi menghapus air mataku dengan menggunakan jari jari tangannya, Bang Rendi juga membawa tubuhku kedalam pelukannya. "Bang..
Rasa kantuk juga ikut menyerang Bang Rendi, sekilas dia melirik brangkar tempat Humairah istirahat ada cela sedikit 'seperti muat ini kalau saya ikut gabung tidur dengan Humairah' Bang Rendi langsung naik ke atas brangkar dan berbaring di samping Humairah. Senyum manis tercetak indah di bibirnya Bang Rendi, dengan pelan dia merengkuh tubuh Humairah membawanya ke dalam pelukannya,dan akhirnya mereka tertidur dengan saling berpelukan. Humairah merasakan ada yang memeluk dirinya, karena terlalu mengantuk Humairah hanya menggeliatkan tubuhnya,dan membalas pelukannya Bang Rendi.Ada rasa nyaman merayapi hatinya, Humairah melanjutkan tidurnya kembali. Mereka berdua tertidur selama kurang lebih dua jam, mereka terbangun karena mendengar suara tangisnya Al Keenan yang sangat kencang dan memekakkan gendang telinga mereka berdua. Humairah belum sadar sepenuhnya,dia merasakan ada tangan yang melingkar di atas perutnya 'ini mimpi atau nyata ya,kenapa aku merasakan ada tangan yang sedang memelu
Bang Rendi melihat aku agak canggung pada saat mau menyusui Al Keenan,dia cukup tau diri segera menjauh dari tempatku dan Al Keenan. Bang Rendi duduk di sofa yang masih ada di dalam ruangan ini juga,dia mengeluarkan handponenya dari dalam saku celananya, entah apa yang lagi dia perhatikan karena kedua netranya menatap lekat lekat layar handphonenya. Alhamdulillah Al Keenan sudah kenyang, dengan sedikit menggoyangkan tubuhnya perlahan lahan dia sudah tertidur kembali.Aku langsung membaringkannya di atas brangkar tempat aku istirahat. Apa sih yang di perhatikan oleh Bang Rendi sepertinya serius sekali, bikin aku penasaran saja. "Bang...lagi liatin apa sedari tadi aku perhatikan serius sekali.... Abang lagi menyembunyikan sesuatu ya... bikin aku penasaran saja..."jiwa keingin tahuanku meronta ronta tidak tenang. "Ada deh... rahasia dong...."Bang Rendi bukannya menjawab keinginan tahuanku,malah semakin membuatku aku penasarannya saja. "Hiss...apaan sih...."aku langsung merebahkan tu
Setelah menemui suster dan mendapatkan informasi kalau besok pagi Humaira sudah bisa pulang Bang Rendi langsung memerintahkan beberapa orang anak buahnya untuk menyiapkan sebuah boks bayi untuk Al Keenan dan beberapa furniture lainnya untuk dia letakkan di dalam kamar tidur Humairah tentunya bersama dirinya juga, gimanapun sekarang ini Bang Rendi sudah resmi menjadi suami Humairah jadi wajar kalau mereka tidur sekamar. Tapi sebelum Bang Rendi mengubah desain interior tempat tidur mereka terlebih dahulu dia minta izin dulu kepada Papi Yuda pemilik rumah, lewat pesan singkat. ("Assalamualaikum Pi.... maaf mengganggu waktu istirahat Papi sebentar....") ("Waallaikum salam Nak Rendi... tidak apa-apa, apakah ada sesuatu yang penting..") ("Iya Pi....saya mau menyampaikan insya Allah besok pagi Humairah sudah bisa pulang, sekalian saya mau minta izin sama Papi....") ("Syukur Alhamdulillah kalau begitu Nak, Papi sangat senang mendengarkan berita ini, Nak Rendi mau minta izin apa.... silah
Mobil yang membawa Papi Yuda, Mommy Meta, Abah Malik dan Ummi Salamah sudah berhenti di dalam area parkiran sekolah bersebelahan dengan mobilnya Humairah.Mereka semua sudah turun dari mobil.Secara bersamaan juga mobil orang tuanya Mas Sony, Pak Candra Sanjaya juga parkir tidak jauh dari mobilnya Papi Yuda. Dengan setengah berlari Sony menghampiri sang ayah,dia takut jangan sampai ayahnya mencari cari keberadaannya. "Selamat pagi Daddy...."sapa Mas Sony. "Selamat pagi juga Sony....mana Mommy kamu..."jawab Pak Candra sambil mencari keberadaan sang istri. "Itu Mommy...."jari tangan Mas Sony menunjuk ke arah Mommy Shinta yang sedang berdiri tidak jauh dari Papi Yuda dan Abahnya Humairah. Pak Candra menghampiri sang istri, secara tidak sengaja matanya bersitatap dengan Papi Yuda.Dengan langkah tidak sungkan dia memanggil Papi Yuda. "Selamat pagi Yuda....apa kabar...."sapa Pak Candra tanpa embel-embel Pak di depannya. "Selamat pagi juga Candra.... Alhamdulillah baik, setelah sekian p
Mommy Shinta yang sedang kesal karena sang putra tiba tiba meninggalkan dirinya dalam mobil,menyeret langkah kakinya dengan cepat setelah melihat Sony yang sedang berdiri mematung melihat Humairah dan Kendrick ngobrol. "Sony....kamu tuh ya... keterlaluan masa Mama di tinggal sendiri dalam mobil...mana di sini banyak sekali mobil yang sedang parkir, Mama itu kesulitan mencari kamu, terus lari kemana lagi itu Kendrick...."Mommy Shinta sangat kesal dengan kelakuan sang putra,karena meninggalkan dirinya sendiri dalam mobil. "Maaf mom....tadi Sony kejar Kendrick yang lagi ngambek karena Sony tidak membawakan Mommy untuk menyaksikan penampilannya di acara pentas sebentar...."jawab Sony tanpa mengalihkan perhatiannya dari sang putra. "Oh gitu....kamu liatin apa sih,terus Kendrick lari kemana, kenapa kamu berhenti di sini dan tidak mencari Kendrick... Mama takut jangan sampai dia kenapa-napa,mana banyak sekali mobil yang sedang berseliweran....ayo cepat kita cari dia..."Mommy Shinta dengan
Mobil yang di kendarai oleh Humairah sudah memasuki gerbang sekolah.Petugas keamanan yang kerja di sekolahnya Almeera dan Al Jazair ini berhubungan baik dengan Humairah dan almarhum Brian semasa hidupnya.Brian adalah salah satu orang yang menjadi donatur tetap sekolah ini dan dia juga sering berbagi rezeki dengan para petugas keamanan di sekolah ini. Jadi tidak heran lagi begitu melihat mobil yang di gunakan oleh Humairah petugas itu langsung berlari menghampirinya dan mengarahkan Humairah agar memarkirkan mobilnya di dalam area sekolah persis di tempat parkir mobil kepala sekolah.Tadinya Humaira sudah bingung mau parkir di mana karena didalam halaman sekolah maupun lahan kosong yang berada di luar pagar sekolah sudah penuh dengan mobil mobil orang tua wali murid yang datang menyaksikan acara pentas seni hari ini. Humairah melangkah dengan anggun keluar dari mobil dan menghampiri pintu yang ada di sebelahnya, dengan sekali hentakan dia sudah membukakan pintu untuk sang ibu mertua
Bang Rendi langsung memasukkan handphonenya kedalam saku jas yang dia kenakan,dan kembali masuk menemui para dewan direksi yang sedang menunggu dirinya di dalam ruangan khusus untuk melakukan rapat rapat penting yang berhubungan dengan perusahaannya. Bang Rendi langsung memutuskan untuk mengakhiri rapat kali ini, karena masih ada hal penting lainnya yang harus di kerjakan,dia harus ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair,dia sudah berjanji akan menyaksikan penampilan kedua anak sambungnya itu. "Saya kira pertemuan kita kali ini cukup sampai di sini, nanti kita lanjutkan lagi di kesempatan berikutnya,apa yang telah kita bahas tadi... semua laporannya tolong serahkan kepada sektretaris saya Pak Wira.... terimakasih sudah mau memenuhi undangan saya untuk ikut rapat hari ini."Bang Rendi menyampaikan rasa terimakasihnya kepada seluruh dewan direksi yang hadir pada rapat hari ini. Dengan langkah terburu buru Bang Rendi kembali ke ruangannya di ikuti oleh Pak Wira sekretaris pribadinya. "Maa
Dalam perjalanan Mama Inda langsung sibuk dengan handphonenya.Aku hanya memperhatikan lewat lirikan ekor mata saja,karena kedua netraku fokus kedepan, takut jangan sampai aku menabrak kendaraan orang lain, semua orang yang berada di dalam mobil yang aku kemudikan saat ini adalah tanggung jawabku. Bibir Mama Inda tidak pernah lepas dari senyum manisnya,pada saat menatap layar handphonenya yang sedang berada di dalam genggaman tangannya.Karena Al Keenan sudah tertidur kembali, Mama Inda langsung menyerahkannya kepada Bi Jumi untuk di gendong. Mama Inda sangat sibuk mengirimkan pesan singkat kepada orang lain,aku sendiri tidak tau dengan siapa di berkirim pesan singkat,aku diam saja ,karena untuk menanyakannya secara langsung sepertinya tidak mungkin,itu sama saja aku mencampuri urusan orang lain, Mama Inda juga butuh privasi. 'Mama kerjain aja itu anak nakal...gimana ya reaksinya setelah melihat foto Humairah ini,mama mau lihat apakah dia diam saja atau langsung menghubungi Humairah
Setelah merasa cukup bersih,aku langsung keluar dan segera masuk kedalam walk in closet untuk segera berpakaian, semua aku lakukan dengan cepat karena waktu sudah menunjukkan jam 9.30,kami harus segera ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair.Terakhir tinggal aku memulaskan makeup secara tipis agar kelihatan natural dan juga hijabku, dengan segera aku hampiri Bi Jumi,aku mengatakan agar beliau siap siap juga."Bi.... silahkan bersiap siap,aku sudah selesai hanya tinggal memulaskan makeup dan mengenakan hijab saja, Al Keenan di tinggal saja.... nanti aku yang jagain..."segera aku suruh bi Jumi untuk bersiap-siap."Iya Bu....bibi tinggal dulu ya...."jawab Bi Jumi."Iya Bi.... silahkan...."Setelah Bi Jumi berlalu menuju kamarnya meninggalkan aku dan Al Keenan.Segera aku memulaskan makeup yang telah tersedia di atas meja rias yang di siapkan oleh Bang Rendi untuk meletakkan semua peralatan makeup milikku.Aku hanya memulaskan makeup secara tipis agar kelihatan natural dan tidak menor,ini aku
Aku menghampiri Mama Inda yang sedang duduk santai di ruangan keluarga, beliau lagi nonton acara favoritnya yang di siarkan oleh salah satu stasiun televisi di negeri ini.Dengan pelan aku menjatuhkan bobot tubuhku di samping Mama Inda,aku menyampaikan keinginanku secara perlahan-lahan, takut saja jangan sampai beliau tersinggung. "Ma.... sebentar jam 10 Humairah ijin keluar ya,mau menghadiri acara pentas seni yang di ikuti Almeera dan Al Jazair di sekolah mereka..."aku menyampaikan maksud ku kepada Mama Inda, bagaimana pun sekarang beliau sudah menjadi orang tuaku juga. "Iya ... tidak apa-apa, Mama ikut juga ya.... Mama pengen lihat aksi mereka berdua, pasti seru.... nggak apa-apa kan kalau Mama ikut melihat mereka tampil..."Mama Inda ingin ikut juga ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair. "Benar mama mau ikut....mama tidak bercanda kan..."aku senang sekali mendengarkan keinginan ibu mertuaku itu. "Iya benar..... Mama serius.... Almeera dan Al Jazair pasti senang kalau semua Oma dan
Sepanjang perjalanan menuju perusahaannya Bang Rendi wajahnya berseri seri, senyum indahkan tidak lepas dari bibirnya.Walaupun tadi dia sempat dongkol karena ulah jahil sang papa,tapi kini moodnya sudah baik kembali.Masih segar dalam ingatannya.... melihat wajah Humairah yang ketangkap basah olehnya karena secara diam-diam mencium bibirnya tadi malam. "Sudah sebulan saya menikah Humairah... baru tadi malam saya menyentuh kulitnya halus sekali seperti pualam.... argkhhh....kenapa juga benda pusaka kesayangan saya ini langsung bereaksi, padahal saya hanya mengingat kelakuan Humairah tadi malam, rasanya saya sudah tidak sabar menunggu 5 hari lagi..... bersabarlah 'adik kecil' sebentar lagi kamu akan mendapatkan sangkar baru yang selama ini kamu belum pernah kamu singgahi...."Bang Rendi bergumam sendiri sambil memegang benda pusaka kesayangannya. "Untung saja tadi pagi saya sudah mengirim semua foto Humairah tadi malam ke ponsel saya .... saya tidak bisa bayangkan kalau ada orang yang s
Humairah setelah mengantar kedua buah hatinya sampai mobil yang membawa mereka berdua keluar dari pekarangan rumahnya Bang Rendi, hendak masuk kembali kedalam untuk menyamperin sang suami, tiba-tiba saja langkah kakinya terhenti karena dia melihat sang suami sudah berada persis di depan pintu utama. "Baby.... Abang berangkat dulu ya .. insya Allah jam10 nanti Abang langsung ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair....kamu nggak apa-apa kan ke sekolah mereka di antar oleh sopir....atau Abang jemput kamu kesini baru kita berangkat bareng bareng kesana..."Bang Rendi merasa tidak enak kalau Humairah berangkat ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair di antar oleh sopir,dan akhirnya menawarkan diri untuk datang menjemputnya. "Iya tidak apa-apa.... Abang tidak usah jemput lagi ke sini, Abang langsung saja dari kantor ke sekolahan anak anak, nanti aku diantar sama sopir saja..."Humairah menolak di jemput oleh sang suami.Rencananya Humairah akan bawa mobil sendiri,karena Mang Udin nanti sore akan men