"Rendi.... Papa sama Mama bahagia sekali akhirnya kamu bisa mewujudkan keinginanmu untuk menikahi Humairah, Papa dan Mama doakan semoga rumah tangga kalian langgeng sampai kakek nenek, dalam sebuah rumah tangga, yang namanya pertengkaran itu pasti ada,itu adalah bumbu dalam rumah tangga, hanya saja kadang kala pertengkaran juga bisa memicu keretakan hubungan di antara keduanya, Papa dan Mama harap kalian jangan mengedepankan ego masing-masing dalam menyelesaikan setiap masalah yang datang menghadang rumah tangga kalian, gunakan kepala dingin agar tidak memicu hal hal yang berakibat fatal, Rendi.. dalam sebuah hubungan rumah tangga yang bahagia dan harmonis, pondasi utamanya adalah saling terbuka dan percaya antara satu dengan yang lainnya... jangan saling memojokkan, satu hal lagi Nak yang perlu kamu ingat racun utama dalam rumah tangga adalah perselingkuhan,itu tidak ada obatnya selain perceraian, kenapa Papa harus mengatakan ini Nak.... Papa tidak mau kamu mengalami yang namanya per
"Baby.... Abang antar Mama sama Papa kedepan dulu ya, tidak apa-apa kan Abang tinggal sebentar...."Bang Rendi pamit mau mengantarkan kedua orang tuanya sampai di tempat parkir. "Iya Bang tidak apa apa, maaf aku tidak bisa mengantarkan Mama dan Papa sampai di depan,oh Bang pinjam handphonenya sebentar boleh nggak..."aku mau menghubungi Pak Heri ada hal penting yang harus aku sampaikan. "Boleh kok.... password-nya sama denganku password handphone kamu...."Bang Rendi menyodorkan handphonenya kepadaku. "Makasih ya Bang..."dengan senang hati aku menerima handphone Bang Rendi. "Sama sama baby.... okey Abang kedepan dulu ya..." "Iya Bang..." Selepas kepergian Bang Rendi kedepan mengantarkan kedua orang tuanya, segera aku hubungi Pak Heri pengacara pribadinya Mas Brian dengan menggunakan handphonenya Bang Rendi,aku tidak mau ambil resiko,karena Al Jazair pasti sudah meretas handphoneku dan juga handphonenya Abah serta Ummi, hanya dengan menggunakan handphonenya Bang Rendi aku bisa lelua
Abah Malik, Ummi Salamah dan juga Bang Rendi sangat kaget setelah mendengar semua pembicaraan Humairah dengan Pak Heri barusan.Ummi Salamah syok setelah mengetahui alasan sesungguhnya Pak Airlangga kenapa sampai dia menghabisi nyawa anak mantunya yang sebelumnya.'Humairah...kenapa kamu tidak menceritakan semuanya kepada kami,kamu memilih menyimpan semuanya sendiri... kenapa Nak kamu melakukan ini...'batin Ummi Salamah.Hal yang sama juga di rasakan oleh Bang Rendi,dia berpikir kalau selama ini Humairah baik baik saja, kenyataan yang sesungguhnya Humairah sangat rapuh dan hancur 'maafkan Abang baby... kalau selama ini Abang tidak memahami isi hatimu..' Bang Rendi juga bermonolog sendiri dalam hatinya.Ummi Salamah dengan tergesa-gesa menghampiri brangkar Humairah, terlihat di raut wajahnya kalau Ummi Salamah tidak baik-baik saja."Nak... kenapa kamu tidak mengatakan semuanya kepada kami berdua, kenapa kamu memendamnya sendiri.... maafkan kami Nak... selama beberapa bulan ini tidak ber
Ummi Salamah dan Abah Malik pamit istirahat ke ruangan yang bersebelahan dengan tempat Humairah istirahat. "Humairah.... apakah kamu benar benar sudah baikan, Ummi khawatir Nak... jangan sampai kamu drop lagi...."Ummi masih khawatir dengan kondisinya Humairah. "Alhamdulillah Humairah sudah lebih baik Ummi.... terimakasih banyak Ummi dan Abah sudah menjaga dan merawat Humairah dengan baik..." "Tidak apa-apa Nak... sudah menjadi kewajiban kami Nak untuk menjaga dan merawat kamu dalam kondisi seperti ini... syukurlah kalau begitu." "Ummi dan Abah kalau mau istirahat silahkan..., Humairah tidak apa-apa... sekarang sudah leluasa bergerak kesana-kemari, kasian Abah sepertinya sangat kelelahan..." "Iya Nak.... baiklah, Ummi sama Abah tinggal dulu ya... Nak Rendi titip Humairah ya..."sebelum keluar Ummi menitipkan Humairah kepada sang suami Rendi Hermawan. "Iya.... Ummi sama Abah silahkan istirahat, tidak usah khawatirkan Humairah,dia sudah menjadi tanggung jawab saya, lagi pula kami su
Di saat Bang Rendi lagi melanjutkan santap siangnya aku segera masuk kedalam kamar mandi untuk segera mengganti pakaian yang aku kenakan ini dengan gamis yang biasa aku gunakan kalau lagi berada di dalam rumah.Aku lihat Bang Rendi juga sudah melepas jasnya,dia hanya mengenakan kemeja lengan panjang dengan menggulung setengah lengannya.Pemandangan seperti inilah yang selalu membuat jantungku berdebar kencang, penampilan Bang Rendi ini sangat menghipnotis perasaanku.Ada rasa aneh merayapi seluruh relung hatiku,ada rasa kagum, rasa cinta dan juga takut kehilangan,aku tidak tau apakah aku sudah mulai mencintai Bang Rendi seperti dulu lagi, entahlah... Setelah melepaskan pakaian yang tadi aku gunakan pada saat akad,aku langsung mengenakan gamis yang tadi aku sudah siapkan, terakhir aku akan mengenakan jilbab instan untuk menutupi mahkotaku, tiba tiba saja tanganku tertahan sepertinya ada orang yang menahannya.Refleks aku membalikkan badan dan langsung berhadapan dengan Bang Rendi,aku bisa
Melihat kedua orang tuanya Mas Irfan sudah masuk kedalam rumah dan menuju ke kamar pribadi mereka, Alma juga menyeret langkah kakinya menuju kamar yang dia tempati selama menikah dengan Irfan. Alma meletakkan buah hatinya dengan Irfan, seorang putri cantik yang kini sudah berusia kurang lebih 2bulan,di boks bayi yang sengaja di letakkan oleh Irfan di samping tempat tidur mereka berdua. Alma segera melepaskan hijab yang menutupi mahkotanya.Dia juga mulai melepaskan pakaian yang dia kenakan, gerakan tangannya terhenti seketika karena Irfan sang suami sudah memeluk dirinya dari belakang. "Dani...mas sangat menginginkan dirimu saat ini..."Irfan sudah mulai melayangkan kecupan mesra di tengkuk Alma. Seluruh bulu kuduk Alma meremang seketika.Apalagi dia merasakan deru nafas Irfan sudah berhembus dengan kasar di sekitar telinganya. "Mas...ini kan masih siang hari..." "Sejenak kapan ada aturan yang tidak memperbolehkan suami istri memadu kasih di siang hari, setahu Mas tidak ada itu atu
Tok...Tok...Bunyi suara pintu di ketuk dari luar, Humairah langsung membukanya dari dalam.Begitu pintu terbuka Humairah melihat Pak Heri sudah berdiri tegak di depan pintu."Assalamualaikum.. Bu."sapa Pak Heri."Waallaikum salam, silahkan masuk Pak.. silahkan duduk...."Humairah mempersilahlan Pak Heri masuk dan duduk di salah satu sofa yang ada didalam ruangan tempat dia di rawat."Terimakasih banyak Bu....""Maaf Pak Heri.. kalau hari ini aku sudah merepotkan Pak Heri...""Tidak apa-apa... Oh ya Bu selamat ya atas kelahiran putranya semoga menjadi anak yang Sholeh... aamiin.""Aamiin... terimakasih banyak atas doanya Pak..."Di saat Humairah dan Pak Heri lagi ngobrol tiba tiba saja Bang Rendi sudah datang bergabung dan duduk persis di samping Humairah bahkan kelihatannya sangat dekat tidak menyisakan jarak sama sekali."Selamat siang Pak Rendi...apa kabar" Sapa Pak Heri."Selamat siang juga Pak Heri... Alhamdulillah kami sehat..."Bang Rendi langsung menjawab perkataan Pak Heri deng
Setelah ngobrol sebentar dengan kami berdua, akhirnya Pak Heri pamit pulang, masih banyak perusahaan yang harus di selesaikan. "Pak... Bu.... saya kira sudah tidak ada lagi yang perlu di bicarakan, saya pamit undur diri dulu, nanti kalau ada hal hal baru yang ingin ibu ketahui dan butuh penjelasan dari saya,ibu jangan sungkan untuk menghubungi saya... insya Allah saya siap untuk membantu ibu.... maaf Bu karena buru buru saya belum sempat kasih kado untuk si kecil, insya Allah kado dari saya akan menyusul...." "Sekali lagi terimakasih banyak Pak Heri sudah bersedia mau datang menemuiku hari ini, untuk kado si kecil aku rasa tidak perlu, sudah cukup dengan doanya saja..." "Iya Bu... maaf untuk kadonya si boy... tetap akan saya kirimkan, mengingat hubungan antara saya dan almarhum sangat dekat, jadi saya rasa tidak ada salahnya kalau saya mau memberikan sebuah kado untuk si kecil... walaupun harganya tidak semahal yang ibu dan bapak berikan,tapi ini sebagai wujud kasih sayang saya kep