"Rendi.....mana Cincinnya...masa tidak di pakaikan ke jari manis istrimu...."teriakan Tante membuat heboh seisi ruangan ini. "Maaf...lupa."Bang Rendi langsung cengar-cengir sambil mengeluarkan sebuah kotak kecil dari saku jas yang dia kenakan. "Astagfirullah.... dasar anak tidak tau adab..."Tante Inda masih mengomeli Bang Rendi. Aku hanya senyum senyum saja, melihat muka Bang Rendi yang cemberut karena di omeli Mama Inda. Ku sodorkan tangan kananku kedepan Bang Rendi,tanpa menunggu aba-aba Bang Rendi langsung menyematkan sebuah cincin sangat indah kelihatannya sederhana tapi sangat elegan di jari manisku.Aku juga menyematkan cincin yang sama kepada jari manisnya Bang Rendi. Tiba saatnya untuk sesi foto bersama.Rupanya Bang Rendi sudah menyiapkan seorang fotografer profesional untuk mengabadikan kenangan indah kami hari ini.Yang pertama dari dua orang tuanya Bang Rendi, dilanjutkan dengan yang lainnya semuanya kebagian tidak ada yang ketinggalan. Bang Rendi mendekati sang fotogra
"Ayo.... semuanya kita keruangan sebelah...ada sedikit jamuan yang telah kami siapkan... semoga memuaskan..."Papi Yuda menyuruh semua yang hadir pada acara pernikahan kami untuk menikmati suguhan yang telah di sediakan oleh pihak hotel Shangrila. "Terimakasih banyak Pak...." Papi Yuda mendahului mereka semua menuju ruangan yang bersebelahan dengan tempatku berada sekarang ini.Yang terakhir keluar adalah Winda sahabat karibku. Aku perhatikan tatapan mata Winda tidak lepas dari wajah Alma, sepertinya tengah menyimpan sebuah pertanyaan. "Aku tau kamu ingin menanyakan sesuatu kepadaku.... keluarlah ikut bersama mereka ke ruangan sebelah, nanti aku jelaskan... setelah ini..." "Baiklah... seharusnya begitu...saya tinggal dulu ya... Bang titip sahabatku ya...awas saja kalau Abang macam-macam... " "Iya...aman..." Kini tinggal aku sama Bang Rendi, suasana hening seketika. "Baby.... apakah kamu bahagia dengan pernikahan ini, jawab Abang dengan jujur..."mata hazel Bang Rendi menghujam pe
Semua orang yang datang menghadiri acara pernikahan aku dan Bang Rendi Sud menyelesaikan acara makan siang yang telah di siapkan oleh Papi Yuda. Winda sedari tadi sudah memperhatikan gerak gerik Alma sambil mengingat kembali peristiwa beberapa bulan yang lalu di mana Humairah jatuh pingsan di rumahnya. Winda terlihat sedang menahan emosi karena kehadiran Alma dalam rumah tangganya Humairah hingga berujung maut. "Gimana kabarnya Pak Airlangga dan Bu Rima..."Winda sengaja memancing reaksi Alma dengan kata katanya barusan. Mommy Meta dan juga Pak Hermawan yang duduk bersebelahan dengan Alma sangat kaget dengan perkataan Winda barusan. "Nak.. maksud kamu apa...kenapa kamu menanyakan orang yang telah membunuh putra saya kepada Alma..."Mommy Meta merasa ada yang janggal, sengaja di tutup tutupi. Papi Yuda segera menghentikan aksi Mommy Meta,kerana kalau sampai ini di teruskan bisa berakibat fatal, apalagi ada kedua orang tuanya Bang Rendi,dan juga Almeera dan Al Jazair yang mendengark
Abah Malik dan Ummi Salamah cukup kaget juga mendengar perkataan Winda barusan karena selama kepergiannya Mas Brian, Humairah tidak menceritakan secara mendetailkan perihal rumah tangganya.Yang mereka tau kalau Mas Brian menikahi Alma demi melindungi nyawa Humairah dan anak anaknya. "Pak Hermawan, Pak Afandi... mohon maaf saya harus kedalamnya, saya takut Al Jazair menekan Humairah dengan beberapa pertanyaan, saya khawatir kondisi Humairah belum pulih total jangan sampai dia drop lagi..."Abah Malik pamit kepada keluarganya Bang Rendi untuk masuk ke tempat Humairah istirahat mengikuti Al Jazair. "Silahkan Pak... tidak apa-apa, saya sangat paham dengan situasi dan kondisi Nak Humairah saat ini." "Terimakasih banyak Pak...." Abah Malik dan Ummi Salamah masuk kedalam ruangan tempat Humairah istirahat dengan sangat terburu-buru, benar dugaan mereka berdua Al Jazair sedang memberondong Humairah dengan beberapa pertanyaan yang sangat tajam dan sensitif. Bukan hanya Abah Malik dan Ummi S
"Pi... Humairah bisa minta tolong nggak...tapi kalau Papi keberatan nanti Humairah hubungi Mang Udin saja untuk mengantarkan Almeera dan Al Jazair membeli apa yang tadi mereka sebut."aku minta tolong kepada Papi Yuda agar bisa mengantar Almeera dan Al Jazair keluar, agar perhatian Al Jazair teralihkan."Bisa... Nak, Papi tidak keberatan, yang ada Papi sangat senang karena sudah lama juga Papi tidak mengantar mereka jalan jalan.""Terimakasih banyak ya Pi...."Semua orang yang tadi berada di ruangan sebelah sudah berada di ruangan yang aku tempati sekarang ini.Aku bukannya tidak perduli dengan keadaan di sekitarku, tapi saat ini prioritas utamaku adalah Al Jazair,aku tidak mau dia memikirkan secara terus menerus apa yang dia dengarkan tadi."Mas tolong ambilkan tas Bunda dong...""Iya Bunda...."Al Jazair mendekati nakas tempat aku meletakkan tas yang biasa aku gunakan kalau lagi keluar.Entah bagaimana tiba tiba saja semua isinya tumpah keluar, Al Jazair terlihat sangat gugup, mungkin d
"Kakak... Mas... kalian jangan nakal ya nurut sama grandpa dan grandma, ingat jangan bikin grandpa dan grandma kelelahan...."aku mengingatkan Almeera dan Al Jazair untuk menurut kepada Papi Yuda dan Mommy Meta. "Iya Bunda..."sahut Almeera dan Al Jazair secara bersamaan. "Papi.... Mommy... titip anak anak ya.... maaf kalau Humairah sudah merepotkan Papi dan Mommy...." "Tidak apa-apa Nak... kamu tidak usah pikirkan mereka berdua, Papi dan Mommy ikhlas melakukan semu ini dan tidak merepotkan sama sekali.Kamu harus tenang dan sabar, tidak boleh stress ya...karena kalau kamu banyak pikiran akan mempengaruhi kualitas ASI kamu Nak..." "Iya Pi.... terimakasih banyak sudah mau bantu Humairah..." "Tidak apa-apa... Nak Rendi titip Humairah dan Al Keenan ya..." "Iya Pi..."Bang Rendi menyanggupi permintaan Papi Yuda. "Papi dan Mommy pamit dulu...oh ya sebentar malam Papi dan Mommy mau mengajak mereka berdua untuk bermalam di hotel, siapa tau mereka terhibur... assalamualaikum." "Iya Pi...
"Rendi.... Papa sama Mama bahagia sekali akhirnya kamu bisa mewujudkan keinginanmu untuk menikahi Humairah, Papa dan Mama doakan semoga rumah tangga kalian langgeng sampai kakek nenek, dalam sebuah rumah tangga, yang namanya pertengkaran itu pasti ada,itu adalah bumbu dalam rumah tangga, hanya saja kadang kala pertengkaran juga bisa memicu keretakan hubungan di antara keduanya, Papa dan Mama harap kalian jangan mengedepankan ego masing-masing dalam menyelesaikan setiap masalah yang datang menghadang rumah tangga kalian, gunakan kepala dingin agar tidak memicu hal hal yang berakibat fatal, Rendi.. dalam sebuah hubungan rumah tangga yang bahagia dan harmonis, pondasi utamanya adalah saling terbuka dan percaya antara satu dengan yang lainnya... jangan saling memojokkan, satu hal lagi Nak yang perlu kamu ingat racun utama dalam rumah tangga adalah perselingkuhan,itu tidak ada obatnya selain perceraian, kenapa Papa harus mengatakan ini Nak.... Papa tidak mau kamu mengalami yang namanya per
"Baby.... Abang antar Mama sama Papa kedepan dulu ya, tidak apa-apa kan Abang tinggal sebentar...."Bang Rendi pamit mau mengantarkan kedua orang tuanya sampai di tempat parkir. "Iya Bang tidak apa apa, maaf aku tidak bisa mengantarkan Mama dan Papa sampai di depan,oh Bang pinjam handphonenya sebentar boleh nggak..."aku mau menghubungi Pak Heri ada hal penting yang harus aku sampaikan. "Boleh kok.... password-nya sama denganku password handphone kamu...."Bang Rendi menyodorkan handphonenya kepadaku. "Makasih ya Bang..."dengan senang hati aku menerima handphone Bang Rendi. "Sama sama baby.... okey Abang kedepan dulu ya..." "Iya Bang..." Selepas kepergian Bang Rendi kedepan mengantarkan kedua orang tuanya, segera aku hubungi Pak Heri pengacara pribadinya Mas Brian dengan menggunakan handphonenya Bang Rendi,aku tidak mau ambil resiko,karena Al Jazair pasti sudah meretas handphoneku dan juga handphonenya Abah serta Ummi, hanya dengan menggunakan handphonenya Bang Rendi aku bisa lelua
Mobil yang membawa Papi Yuda, Mommy Meta, Abah Malik dan Ummi Salamah sudah berhenti di dalam area parkiran sekolah bersebelahan dengan mobilnya Humairah.Mereka semua sudah turun dari mobil.Secara bersamaan juga mobil orang tuanya Mas Sony, Pak Candra Sanjaya juga parkir tidak jauh dari mobilnya Papi Yuda. Dengan setengah berlari Sony menghampiri sang ayah,dia takut jangan sampai ayahnya mencari cari keberadaannya. "Selamat pagi Daddy...."sapa Mas Sony. "Selamat pagi juga Sony....mana Mommy kamu..."jawab Pak Candra sambil mencari keberadaan sang istri. "Itu Mommy...."jari tangan Mas Sony menunjuk ke arah Mommy Shinta yang sedang berdiri tidak jauh dari Papi Yuda dan Abahnya Humairah. Pak Candra menghampiri sang istri, secara tidak sengaja matanya bersitatap dengan Papi Yuda.Dengan langkah tidak sungkan dia memanggil Papi Yuda. "Selamat pagi Yuda....apa kabar...."sapa Pak Candra tanpa embel-embel Pak di depannya. "Selamat pagi juga Candra.... Alhamdulillah baik, setelah sekian p
Mommy Shinta yang sedang kesal karena sang putra tiba tiba meninggalkan dirinya dalam mobil,menyeret langkah kakinya dengan cepat setelah melihat Sony yang sedang berdiri mematung melihat Humairah dan Kendrick ngobrol. "Sony....kamu tuh ya... keterlaluan masa Mama di tinggal sendiri dalam mobil...mana di sini banyak sekali mobil yang sedang parkir, Mama itu kesulitan mencari kamu, terus lari kemana lagi itu Kendrick...."Mommy Shinta sangat kesal dengan kelakuan sang putra,karena meninggalkan dirinya sendiri dalam mobil. "Maaf mom....tadi Sony kejar Kendrick yang lagi ngambek karena Sony tidak membawakan Mommy untuk menyaksikan penampilannya di acara pentas sebentar...."jawab Sony tanpa mengalihkan perhatiannya dari sang putra. "Oh gitu....kamu liatin apa sih,terus Kendrick lari kemana, kenapa kamu berhenti di sini dan tidak mencari Kendrick... Mama takut jangan sampai dia kenapa-napa,mana banyak sekali mobil yang sedang berseliweran....ayo cepat kita cari dia..."Mommy Shinta dengan
Mobil yang di kendarai oleh Humairah sudah memasuki gerbang sekolah.Petugas keamanan yang kerja di sekolahnya Almeera dan Al Jazair ini berhubungan baik dengan Humairah dan almarhum Brian semasa hidupnya.Brian adalah salah satu orang yang menjadi donatur tetap sekolah ini dan dia juga sering berbagi rezeki dengan para petugas keamanan di sekolah ini. Jadi tidak heran lagi begitu melihat mobil yang di gunakan oleh Humairah petugas itu langsung berlari menghampirinya dan mengarahkan Humairah agar memarkirkan mobilnya di dalam area sekolah persis di tempat parkir mobil kepala sekolah.Tadinya Humaira sudah bingung mau parkir di mana karena didalam halaman sekolah maupun lahan kosong yang berada di luar pagar sekolah sudah penuh dengan mobil mobil orang tua wali murid yang datang menyaksikan acara pentas seni hari ini. Humairah melangkah dengan anggun keluar dari mobil dan menghampiri pintu yang ada di sebelahnya, dengan sekali hentakan dia sudah membukakan pintu untuk sang ibu mertua
Bang Rendi langsung memasukkan handphonenya kedalam saku jas yang dia kenakan,dan kembali masuk menemui para dewan direksi yang sedang menunggu dirinya di dalam ruangan khusus untuk melakukan rapat rapat penting yang berhubungan dengan perusahaannya. Bang Rendi langsung memutuskan untuk mengakhiri rapat kali ini, karena masih ada hal penting lainnya yang harus di kerjakan,dia harus ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair,dia sudah berjanji akan menyaksikan penampilan kedua anak sambungnya itu. "Saya kira pertemuan kita kali ini cukup sampai di sini, nanti kita lanjutkan lagi di kesempatan berikutnya,apa yang telah kita bahas tadi... semua laporannya tolong serahkan kepada sektretaris saya Pak Wira.... terimakasih sudah mau memenuhi undangan saya untuk ikut rapat hari ini."Bang Rendi menyampaikan rasa terimakasihnya kepada seluruh dewan direksi yang hadir pada rapat hari ini. Dengan langkah terburu buru Bang Rendi kembali ke ruangannya di ikuti oleh Pak Wira sekretaris pribadinya. "Maa
Dalam perjalanan Mama Inda langsung sibuk dengan handphonenya.Aku hanya memperhatikan lewat lirikan ekor mata saja,karena kedua netraku fokus kedepan, takut jangan sampai aku menabrak kendaraan orang lain, semua orang yang berada di dalam mobil yang aku kemudikan saat ini adalah tanggung jawabku. Bibir Mama Inda tidak pernah lepas dari senyum manisnya,pada saat menatap layar handphonenya yang sedang berada di dalam genggaman tangannya.Karena Al Keenan sudah tertidur kembali, Mama Inda langsung menyerahkannya kepada Bi Jumi untuk di gendong. Mama Inda sangat sibuk mengirimkan pesan singkat kepada orang lain,aku sendiri tidak tau dengan siapa di berkirim pesan singkat,aku diam saja ,karena untuk menanyakannya secara langsung sepertinya tidak mungkin,itu sama saja aku mencampuri urusan orang lain, Mama Inda juga butuh privasi. 'Mama kerjain aja itu anak nakal...gimana ya reaksinya setelah melihat foto Humairah ini,mama mau lihat apakah dia diam saja atau langsung menghubungi Humairah
Setelah merasa cukup bersih,aku langsung keluar dan segera masuk kedalam walk in closet untuk segera berpakaian, semua aku lakukan dengan cepat karena waktu sudah menunjukkan jam 9.30,kami harus segera ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair.Terakhir tinggal aku memulaskan makeup secara tipis agar kelihatan natural dan juga hijabku, dengan segera aku hampiri Bi Jumi,aku mengatakan agar beliau siap siap juga."Bi.... silahkan bersiap siap,aku sudah selesai hanya tinggal memulaskan makeup dan mengenakan hijab saja, Al Keenan di tinggal saja.... nanti aku yang jagain..."segera aku suruh bi Jumi untuk bersiap-siap."Iya Bu....bibi tinggal dulu ya...."jawab Bi Jumi."Iya Bi.... silahkan...."Setelah Bi Jumi berlalu menuju kamarnya meninggalkan aku dan Al Keenan.Segera aku memulaskan makeup yang telah tersedia di atas meja rias yang di siapkan oleh Bang Rendi untuk meletakkan semua peralatan makeup milikku.Aku hanya memulaskan makeup secara tipis agar kelihatan natural dan tidak menor,ini aku
Aku menghampiri Mama Inda yang sedang duduk santai di ruangan keluarga, beliau lagi nonton acara favoritnya yang di siarkan oleh salah satu stasiun televisi di negeri ini.Dengan pelan aku menjatuhkan bobot tubuhku di samping Mama Inda,aku menyampaikan keinginanku secara perlahan-lahan, takut saja jangan sampai beliau tersinggung. "Ma.... sebentar jam 10 Humairah ijin keluar ya,mau menghadiri acara pentas seni yang di ikuti Almeera dan Al Jazair di sekolah mereka..."aku menyampaikan maksud ku kepada Mama Inda, bagaimana pun sekarang beliau sudah menjadi orang tuaku juga. "Iya ... tidak apa-apa, Mama ikut juga ya.... Mama pengen lihat aksi mereka berdua, pasti seru.... nggak apa-apa kan kalau Mama ikut melihat mereka tampil..."Mama Inda ingin ikut juga ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair. "Benar mama mau ikut....mama tidak bercanda kan..."aku senang sekali mendengarkan keinginan ibu mertuaku itu. "Iya benar..... Mama serius.... Almeera dan Al Jazair pasti senang kalau semua Oma dan
Sepanjang perjalanan menuju perusahaannya Bang Rendi wajahnya berseri seri, senyum indahkan tidak lepas dari bibirnya.Walaupun tadi dia sempat dongkol karena ulah jahil sang papa,tapi kini moodnya sudah baik kembali.Masih segar dalam ingatannya.... melihat wajah Humairah yang ketangkap basah olehnya karena secara diam-diam mencium bibirnya tadi malam. "Sudah sebulan saya menikah Humairah... baru tadi malam saya menyentuh kulitnya halus sekali seperti pualam.... argkhhh....kenapa juga benda pusaka kesayangan saya ini langsung bereaksi, padahal saya hanya mengingat kelakuan Humairah tadi malam, rasanya saya sudah tidak sabar menunggu 5 hari lagi..... bersabarlah 'adik kecil' sebentar lagi kamu akan mendapatkan sangkar baru yang selama ini kamu belum pernah kamu singgahi...."Bang Rendi bergumam sendiri sambil memegang benda pusaka kesayangannya. "Untung saja tadi pagi saya sudah mengirim semua foto Humairah tadi malam ke ponsel saya .... saya tidak bisa bayangkan kalau ada orang yang s
Humairah setelah mengantar kedua buah hatinya sampai mobil yang membawa mereka berdua keluar dari pekarangan rumahnya Bang Rendi, hendak masuk kembali kedalam untuk menyamperin sang suami, tiba-tiba saja langkah kakinya terhenti karena dia melihat sang suami sudah berada persis di depan pintu utama. "Baby.... Abang berangkat dulu ya .. insya Allah jam10 nanti Abang langsung ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair....kamu nggak apa-apa kan ke sekolah mereka di antar oleh sopir....atau Abang jemput kamu kesini baru kita berangkat bareng bareng kesana..."Bang Rendi merasa tidak enak kalau Humairah berangkat ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair di antar oleh sopir,dan akhirnya menawarkan diri untuk datang menjemputnya. "Iya tidak apa-apa.... Abang tidak usah jemput lagi ke sini, Abang langsung saja dari kantor ke sekolahan anak anak, nanti aku diantar sama sopir saja..."Humairah menolak di jemput oleh sang suami.Rencananya Humairah akan bawa mobil sendiri,karena Mang Udin nanti sore akan men