Selagi Bang Rendi mengantar papi Yuda dan yang lainnya,aku mau coba cicipin dessertnya bang Rendi, sepertinya enak sekali apalagi Banga Rendi sengaja dia menggabungkan keduanya, es krim dan dessertnya jadi satu,hmm...menggoda selera sekali aku jadi tidak sabaran,ces... akhirnya air liurku menetes juga. 'Waow...rasa memang tidak berbohong,kenapa ya tadi aku tidak kepikiran untuk menyiapkan dessertnya seperti ini,di tumpuk sekaligus dengan es krimnya, padahal ini lebih enak....'aku membatin sambil menikmati dessertnya Bang Rendi. "Nak Rendi...papi bisa minta tolong nggak.."papi Yuda sengaja menahan langkah Bang Rendi agar berhenti sejenak. "Insya Allah bisa Pi... tolong katakan saja tidak usah sungkan." "Maaf Nak...ini sepertinya kurang etis kalau di dengar oleh orang lain,tapi ini sangat terpaksa Papi harus minta tolong sama kamu,karena Papi... juga bingung mau minta tolong sama siapa." "Silahkan Pi... katakan saja." "Begini Nak... papi itu kasian sekali sama Humairah belakang i
Setelah melihat aku sudah mulai tenang dan tidak mengeluh kesakitan lagi, Bang Rendi kembali ke posisinya semula,dia kembali duduk menghadap kearahku. "Bang...kamu bisikin apa tadi, hingga akhirnya sidede tenang tidak bergerak dengan aktif lagi, sepertinya dia sangat senang setelah mendengarkan bisikan Abang..."aku penasaran apa saja yang mereka berdua bicarakan,aku jadi kepo ingin tau. "Rahasia dong .. baby nggak boleh tau,itu menjadi rahasia kami berdua..." "Oh...gitu ya...masih kecil saja,kamu sudah main rahasia rahasiaan de... Bunda jadi penasaran." Sebenarnya aku masih pengen makan dessert punya Bang Rendi tapi aku malu untuk minta.'Bang...kenapa sih kamu nggak peka juga,aku masih pengen makan dessert kamu itu.'batinku bergejolak ingin mencicipi lagi dessertnya Bang Rendi. Apa aku serobot aja ya....aku pengen sekali,atau aku ambil lagi nanti aku tumpuk seperti punya Bang Rendi itu kali ya. Dari pada bayiku ileran lebih baik aku ambil lagi.Aku melangkah mendekati pantry,aku
Bang Rendi lagi mengantar Pak Danuarta keluar,aku menghampiri Pak Heri. "Pak.... untuk laporan hasil pertemuan kita hari ini nanti tolong dikirim lewat email saja, nanti saya periksa kembali." "Baik Bu.... kalau sudah tidak ada lagi yang perlu di bahas, saya pamit undur diri dulu Bu..." "Sepertinya sudah tidak ada... semuanya sudah beres, terimakasih banyak pak atas bantuannya." "Sama sama Bu... selamat siang." "Selamat siang juga pak... hati hati di jalan." Hmm.... akhirnya selesai juga, Alhamdulillah ya Allah semuanya berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan sama sekali.Aku tersenyum bahagia,penuh kepuasan atas hasil kerja kerasnya Mas Brian selama ini mendapat hasil yang maksimal. Aku tidak menyadari kehadiran Bang Rendi yang sudah berdiri di sampingku. "Ngapain senyum senyum sendiri, sepertinya kamu lagi bahagia...."suara Bang Rendi membuatnya aku kaget saja. "Apaan sih Bang....bikin kaget saja..."aku jengkel sekali dengan sikapnya Bang Rendi yang tiba tiba muncul di sam
Aku berusaha memahami semua penjelasan yang disampaikan Bang Rendi barusan. Secara tidak sengaja aku menatap lurus kedepan,apa yang aku lihat cukup membuat aku syok, bagaimana tidak disana ada Tante Inda dan juga Pak Hermawan orang tua dari bang Rendi sendiri.Kebetulan ruang ballroom yang kami gunakan tadi memiliki dinding kaca semua,tentu saja orang bisa melihat kami dengan leluasa dari arah mana saja. Aku hanya mengulas sebuah senyum kepada mereka berdua,aku malu sekali, berarti kedua orang tuanya Bang Rendi sedari tadi sudah memperhatikan kami berdua selama ngobrol di dalam sini. Rupanya Bang Rendi mengikuti arah tatapan mataku,dia hanya mengulas sebuah senyum sumringah kearah kedua orang tuanya. "Kenapa Abang tidak bilang kalau Om Hermawan dan Tante Inda ada di sini juga,aku jadi malu, berarti mereka berdua sudah memperhatikan kita berdua dari tadi...." "Maaf... Abang juga tidak tau kalau mereka ada disini, lagian kenapa kamu harus malu....toh kita juga tidak ngapa-ngapain,ki
Masih di hotel yang sama,di sebuah kamar ada empat pasang mata dengan fokus melihat layar notebook milik Al Jazair yang sengaja dia letakkan di atas kasur. Mereka semua sedang melihat apa saja yang di lakukan oleh Humairah dan juga Bang Rendi.Mereka berempat mendengarkan semua percakapan antara Humairah dan juga Bang Rendi. Terlihat dari wajah papi Yuda dan Mommy Meta,ada kebahagiaan di sana setidaknya mereka lega setelah mengetahui kalau Bang Rendi masih sangat mencintai Humairah dan juga mau berjuang untuk mendapatkan izin dari kedua anaknya. "Kakak...mas... grandpa boleh nanya nggak..." "Boleh kok grandpa...mau tanya apa."Almeera lebih dulu menjawab permintaan sang kakek. "Seandainya Om Rendi... suatu saat nanti menjadi pengganti ayah kalian, kalian mau tidak..."tanya Papi Yuda dengan sangat hati-hati. "Grandpa... kakak sama mas setuju setuju saja kalau Om Rendi menjadi pengganti ayah, yang penting Om Rendi bisa menyayangi Bunda,dan tidak membuat Bunda menangis,kerana kami be
"Bang.... boleh nggak kita mampir ke makamnya Mas Brian, sebulan belakangan ini aku sibuk sekali sampai tidak ada waktu untuk mengunjungi makamnya."aku menyampaikan keinginanku kepada Bang Rendi untuk nyekar ke makamnya Mas Brian. "Boleh.... nanti Abang antara kesana."Bang Rendi menyanggupi permintaan Humairah. "Terimakasih banyak ya... sudah mau antar aku ke sana, nanti di depan ada penjual bunga tabur, nanti kita mampir ya...." "Tidak apa-apa...iya..." Mobilnya Bang Rendi sudah berhenti di depan toko penjual bunga Bang Rendi sudah turun duluan untuk membukakan pintu mobil,aku segera turun membeli bunga tabur untuk aku taburkan di atas makamnya Mas Brian.Bang Rendi hanya menunggu aku di depan pintu mobil yang masih terbuka setelah membayar semuanya aku kembali masuk kedalam mobil dan Bang Rendi kembali menutupnya. Bang Rendi sudah kembali menjalankan mobil menuju TPU tempat Mas Brian dimakamkan.Aku melangkah mendahului Bang Rendi berjalan mendekati makan Mas Brian. Makam Mas B
Aku sudah kembali masuk kedalam mobilnya Bang Rendi, untuk kembali melanjutkan perjalanan menuju tujuan kami selanjutnya. "Bang.... gimana kalau kita mampir ke rumah lama, kebetulan bi Jumi menghubungi aku katanya mangga yang aga di belakang rumah sudah pada matang semua dan juga buah rambutannya sudah siap di panen,aku ingin sekali bikin jus mangga dengan menggunakan buah yang langsung di petik dari pohonnya, sekalian kita bikin rujak sepertinya enak kalau sore sore begini kita minum yang segar segar dan dingin." "Siap baby.... Abang akan antar kesana yang penting kamu bahagia dan tidak sedih lagi... Abang akan turutin semua kemauan kamu baby...." "Makasih ya Bang.... untuk semua yang kamu lakukan hari ini untuk aku ..."aku mengulaskan sebuah senyum kearah bang Rendi. "Iya... tidak apa-apa... yang penting kamu bahagia...."Bang Rendi juga ikut tersenyum. "Bang...aku istirahat sebentar ya...aku ingin tidur aku capek sekali... nanti kalau sudah sampai di ruma tolong Abang bangunin
Bang Rendi sudah menuai shalat ashar, wajahnya juga terlihat sudah segar, mungkin karena efek dari guyuran air pada saat berwudhu tadi.Dengan santai Bang Rendi melangkah menuju dapur,dia mendapati bi Jumi lagi beberes pantry dapur. "Permisi Bi... maaf saya boleh ke kebun yang ada di halaman belakang bi..."Bang ingin melihat pohon mangga yang ada di halaman belakang rumahnya Humairah. "Silahkan Pak... kebetulan buah mangganya sudah pada matang semua..." "Terimakasih bi... Maaf bisa nggak saya minta tolong.."tanya Bang Rendi dengan ragu ragu. "Insya Allah bisa.. Pak... katakan saja..."Bi Jumi menyanggupi permintaannya bang Rendi. "Tolong sekalian di buatkan bumbu rujak, tadi ibu Humairah bilang ingin makan rujak,dan ingin minum jus mangga yang langsung di petik dari pohonnya." "Baiklah Pak....nanti saya bikin kan, tolong bapak petik saja buah mangganya, petik yang sudah matang sekali untuk jus dan setengah matang untuk di buat rujak." "Iya Bi...." Bang Rendi langsung menuju poho
Mobil yang membawa Papi Yuda, Mommy Meta, Abah Malik dan Ummi Salamah sudah berhenti di dalam area parkiran sekolah bersebelahan dengan mobilnya Humairah.Mereka semua sudah turun dari mobil.Secara bersamaan juga mobil orang tuanya Mas Sony, Pak Candra Sanjaya juga parkir tidak jauh dari mobilnya Papi Yuda. Dengan setengah berlari Sony menghampiri sang ayah,dia takut jangan sampai ayahnya mencari cari keberadaannya. "Selamat pagi Daddy...."sapa Mas Sony. "Selamat pagi juga Sony....mana Mommy kamu..."jawab Pak Candra sambil mencari keberadaan sang istri. "Itu Mommy...."jari tangan Mas Sony menunjuk ke arah Mommy Shinta yang sedang berdiri tidak jauh dari Papi Yuda dan Abahnya Humairah. Pak Candra menghampiri sang istri, secara tidak sengaja matanya bersitatap dengan Papi Yuda.Dengan langkah tidak sungkan dia memanggil Papi Yuda. "Selamat pagi Yuda....apa kabar...."sapa Pak Candra tanpa embel-embel Pak di depannya. "Selamat pagi juga Candra.... Alhamdulillah baik, setelah sekian p
Mommy Shinta yang sedang kesal karena sang putra tiba tiba meninggalkan dirinya dalam mobil,menyeret langkah kakinya dengan cepat setelah melihat Sony yang sedang berdiri mematung melihat Humairah dan Kendrick ngobrol. "Sony....kamu tuh ya... keterlaluan masa Mama di tinggal sendiri dalam mobil...mana di sini banyak sekali mobil yang sedang parkir, Mama itu kesulitan mencari kamu, terus lari kemana lagi itu Kendrick...."Mommy Shinta sangat kesal dengan kelakuan sang putra,karena meninggalkan dirinya sendiri dalam mobil. "Maaf mom....tadi Sony kejar Kendrick yang lagi ngambek karena Sony tidak membawakan Mommy untuk menyaksikan penampilannya di acara pentas sebentar...."jawab Sony tanpa mengalihkan perhatiannya dari sang putra. "Oh gitu....kamu liatin apa sih,terus Kendrick lari kemana, kenapa kamu berhenti di sini dan tidak mencari Kendrick... Mama takut jangan sampai dia kenapa-napa,mana banyak sekali mobil yang sedang berseliweran....ayo cepat kita cari dia..."Mommy Shinta dengan
Mobil yang di kendarai oleh Humairah sudah memasuki gerbang sekolah.Petugas keamanan yang kerja di sekolahnya Almeera dan Al Jazair ini berhubungan baik dengan Humairah dan almarhum Brian semasa hidupnya.Brian adalah salah satu orang yang menjadi donatur tetap sekolah ini dan dia juga sering berbagi rezeki dengan para petugas keamanan di sekolah ini. Jadi tidak heran lagi begitu melihat mobil yang di gunakan oleh Humairah petugas itu langsung berlari menghampirinya dan mengarahkan Humairah agar memarkirkan mobilnya di dalam area sekolah persis di tempat parkir mobil kepala sekolah.Tadinya Humaira sudah bingung mau parkir di mana karena didalam halaman sekolah maupun lahan kosong yang berada di luar pagar sekolah sudah penuh dengan mobil mobil orang tua wali murid yang datang menyaksikan acara pentas seni hari ini. Humairah melangkah dengan anggun keluar dari mobil dan menghampiri pintu yang ada di sebelahnya, dengan sekali hentakan dia sudah membukakan pintu untuk sang ibu mertua
Bang Rendi langsung memasukkan handphonenya kedalam saku jas yang dia kenakan,dan kembali masuk menemui para dewan direksi yang sedang menunggu dirinya di dalam ruangan khusus untuk melakukan rapat rapat penting yang berhubungan dengan perusahaannya. Bang Rendi langsung memutuskan untuk mengakhiri rapat kali ini, karena masih ada hal penting lainnya yang harus di kerjakan,dia harus ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair,dia sudah berjanji akan menyaksikan penampilan kedua anak sambungnya itu. "Saya kira pertemuan kita kali ini cukup sampai di sini, nanti kita lanjutkan lagi di kesempatan berikutnya,apa yang telah kita bahas tadi... semua laporannya tolong serahkan kepada sektretaris saya Pak Wira.... terimakasih sudah mau memenuhi undangan saya untuk ikut rapat hari ini."Bang Rendi menyampaikan rasa terimakasihnya kepada seluruh dewan direksi yang hadir pada rapat hari ini. Dengan langkah terburu buru Bang Rendi kembali ke ruangannya di ikuti oleh Pak Wira sekretaris pribadinya. "Maa
Dalam perjalanan Mama Inda langsung sibuk dengan handphonenya.Aku hanya memperhatikan lewat lirikan ekor mata saja,karena kedua netraku fokus kedepan, takut jangan sampai aku menabrak kendaraan orang lain, semua orang yang berada di dalam mobil yang aku kemudikan saat ini adalah tanggung jawabku. Bibir Mama Inda tidak pernah lepas dari senyum manisnya,pada saat menatap layar handphonenya yang sedang berada di dalam genggaman tangannya.Karena Al Keenan sudah tertidur kembali, Mama Inda langsung menyerahkannya kepada Bi Jumi untuk di gendong. Mama Inda sangat sibuk mengirimkan pesan singkat kepada orang lain,aku sendiri tidak tau dengan siapa di berkirim pesan singkat,aku diam saja ,karena untuk menanyakannya secara langsung sepertinya tidak mungkin,itu sama saja aku mencampuri urusan orang lain, Mama Inda juga butuh privasi. 'Mama kerjain aja itu anak nakal...gimana ya reaksinya setelah melihat foto Humairah ini,mama mau lihat apakah dia diam saja atau langsung menghubungi Humairah
Setelah merasa cukup bersih,aku langsung keluar dan segera masuk kedalam walk in closet untuk segera berpakaian, semua aku lakukan dengan cepat karena waktu sudah menunjukkan jam 9.30,kami harus segera ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair.Terakhir tinggal aku memulaskan makeup secara tipis agar kelihatan natural dan juga hijabku, dengan segera aku hampiri Bi Jumi,aku mengatakan agar beliau siap siap juga."Bi.... silahkan bersiap siap,aku sudah selesai hanya tinggal memulaskan makeup dan mengenakan hijab saja, Al Keenan di tinggal saja.... nanti aku yang jagain..."segera aku suruh bi Jumi untuk bersiap-siap."Iya Bu....bibi tinggal dulu ya...."jawab Bi Jumi."Iya Bi.... silahkan...."Setelah Bi Jumi berlalu menuju kamarnya meninggalkan aku dan Al Keenan.Segera aku memulaskan makeup yang telah tersedia di atas meja rias yang di siapkan oleh Bang Rendi untuk meletakkan semua peralatan makeup milikku.Aku hanya memulaskan makeup secara tipis agar kelihatan natural dan tidak menor,ini aku
Aku menghampiri Mama Inda yang sedang duduk santai di ruangan keluarga, beliau lagi nonton acara favoritnya yang di siarkan oleh salah satu stasiun televisi di negeri ini.Dengan pelan aku menjatuhkan bobot tubuhku di samping Mama Inda,aku menyampaikan keinginanku secara perlahan-lahan, takut saja jangan sampai beliau tersinggung. "Ma.... sebentar jam 10 Humairah ijin keluar ya,mau menghadiri acara pentas seni yang di ikuti Almeera dan Al Jazair di sekolah mereka..."aku menyampaikan maksud ku kepada Mama Inda, bagaimana pun sekarang beliau sudah menjadi orang tuaku juga. "Iya ... tidak apa-apa, Mama ikut juga ya.... Mama pengen lihat aksi mereka berdua, pasti seru.... nggak apa-apa kan kalau Mama ikut melihat mereka tampil..."Mama Inda ingin ikut juga ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair. "Benar mama mau ikut....mama tidak bercanda kan..."aku senang sekali mendengarkan keinginan ibu mertuaku itu. "Iya benar..... Mama serius.... Almeera dan Al Jazair pasti senang kalau semua Oma dan
Sepanjang perjalanan menuju perusahaannya Bang Rendi wajahnya berseri seri, senyum indahkan tidak lepas dari bibirnya.Walaupun tadi dia sempat dongkol karena ulah jahil sang papa,tapi kini moodnya sudah baik kembali.Masih segar dalam ingatannya.... melihat wajah Humairah yang ketangkap basah olehnya karena secara diam-diam mencium bibirnya tadi malam. "Sudah sebulan saya menikah Humairah... baru tadi malam saya menyentuh kulitnya halus sekali seperti pualam.... argkhhh....kenapa juga benda pusaka kesayangan saya ini langsung bereaksi, padahal saya hanya mengingat kelakuan Humairah tadi malam, rasanya saya sudah tidak sabar menunggu 5 hari lagi..... bersabarlah 'adik kecil' sebentar lagi kamu akan mendapatkan sangkar baru yang selama ini kamu belum pernah kamu singgahi...."Bang Rendi bergumam sendiri sambil memegang benda pusaka kesayangannya. "Untung saja tadi pagi saya sudah mengirim semua foto Humairah tadi malam ke ponsel saya .... saya tidak bisa bayangkan kalau ada orang yang s
Humairah setelah mengantar kedua buah hatinya sampai mobil yang membawa mereka berdua keluar dari pekarangan rumahnya Bang Rendi, hendak masuk kembali kedalam untuk menyamperin sang suami, tiba-tiba saja langkah kakinya terhenti karena dia melihat sang suami sudah berada persis di depan pintu utama. "Baby.... Abang berangkat dulu ya .. insya Allah jam10 nanti Abang langsung ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair....kamu nggak apa-apa kan ke sekolah mereka di antar oleh sopir....atau Abang jemput kamu kesini baru kita berangkat bareng bareng kesana..."Bang Rendi merasa tidak enak kalau Humairah berangkat ke sekolahnya Almeera dan Al Jazair di antar oleh sopir,dan akhirnya menawarkan diri untuk datang menjemputnya. "Iya tidak apa-apa.... Abang tidak usah jemput lagi ke sini, Abang langsung saja dari kantor ke sekolahan anak anak, nanti aku diantar sama sopir saja..."Humairah menolak di jemput oleh sang suami.Rencananya Humairah akan bawa mobil sendiri,karena Mang Udin nanti sore akan men