Share

Bab 664

Author: Patricia
Kenangan yang tertidur kembali terbangun. Beberapa potongan ingatan melintas di benak Inez. Dia kembali teringat pada sepasang mata putus asa yang penuh air mata, mata yang sudah berkali-kali menghantuinya dalam mimpi buruk.

Dengan suara serak, dia berkata, "Aileen diculik karena musuh keluarga ingin balas dendam. Apa hubungannya denganku? Hanya karena aku pergi bersamanya saat itu, lalu tiba-tiba kehilangan dia? Jadi, ini salahku? Kamu pikir itu adil?"

"Kalau aku tahu ini akan terjadi, lebih baik aku saja yang diculik waktu itu. Mungkin sekarang kakek dan nenekmu akan terus mengingat aku, bukan dia."

Inez tampak terjebak dalam pusaran kenangannya sendiri. Matanya kosong, air matanya mengalir tanpa henti, seakan-akan tenggelam dalam rasa bersalah yang mendalam.

Melihat ibunya menangis seperti ini, Stendy akhirnya merasa tidak tega. Teringat bahwa belakangan ini Safir sangat terobsesi dengan novel misteri berjudul Seven Days, dia pun memberi ibunya sebuah saran.

"Nenek akhir-akhir ini s
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 665

    Di sampingnya, ada Kaeso yang tersenyum patuh sambil membawa termos air. Di belakangnya, Marvin membawa banyak barang bawaan.Nadine mengalihkan pandangannya. Lagi pula, dia tidak begitu akrab dengan Jinny."Kak Nadine!" Mikha berlari dari kejauhan sambil melambaikan tangannya. Di punggungnya, ada tas ransel besar yang terlihat penuh dan berat. Di dalamnya berisikan tabir surya, obat nyamuk, topi, air, dan tentu saja camilan yang tidak boleh ketinggalan.Mikha berkata, "Aku sudah menyiapkan banyak, nanti kita makan bareng ya."Nadine mengangguk. "Oke.""Eh? Darius mana? Dia belum datang?" Karena takut terlambat, Mikha berlari sepanjang jalan dan bahkan tiba 5 menit lebih awal.Darius yang sudah tiba lebih dulu, menatapnya dan membalas, "Dari mana datangnya kepercayaan dirimu kalau aku akan lebih telat darimu?"Mikha mencebik. "Datang 2 menit lebih awal juga bukan sesuatu yang perlu dibanggakan, oke? Aku cuma nggak sengaja ketiduran sebentar tadi. Omong-omong ... kenapa tas kalian kecil

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 666

    Darius sampai tidak tahu harus merespons apa.Nadine berujar, "Masih ada banyak waktu tersisa, kita coba cari tanaman langka saja."Siapa yang tidak ingin mendapatkan nilai penuh?Mikha berkata, "Ayo, ayo! Sebenarnya dapat 100 atau 80 poin itu nggak terlalu penting buatku, yang penting aku bisa jalan-jalan bareng kalian ...."Setelah beristirahat sebentar, mereka bertiga kembali bergerak. Tanaman langka tidak memiliki daftar tetap seperti soal terbuka. Mereka hanya menemukan tanaman yang diakui sebagai spesies langka.Namun, kali ini pencarian mereka tidak semudah sebelumnya. Menjelang senja, langit mulai gelap dan Mikha kelelahan sampai terengah-engah. "Kita sudah menyusuri hampir 10 zona kecil, 'kan? Nggak ada tanaman langka yang terlihat. Kapan kita baru bisa menemukannya? Aku lapar, mau makan dulu ...."Akhir-akhir ini, Mikha sering diajak Darius untuk lari pagi. Entah karena itu atau alasan lain, dia merasa lebih cepat lapar dibanding sebelumnya. Kini, kakinya terasa lemas dan tid

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 667

    Itu adalah hutan entada yang sangat besar!"Ayo cepat ke sini! Di depan ada hutan entada yang sangat besar!" seru Nadine dengan gembira. Mendengar itu, Mikha dan Darius segera berlari mendekat.Entada adalah tanaman kacang yang sangat terkenal. Asalnya dari Provinsi Walo, Florasia, lalu diperkenalkan ke daratan utama. Biasanya, entada tumbuh di lereng gunung atau di hutan campuran, merambat di pohon-pohon besar.Darius mendongak, menatap pohon-pohon entada yang menjulang. Batangnya yang tebal saling melilit, akarnya menjulur hingga 50 meter ke sumber air, membentang di antara pepohonan seperti raksasa yang sedang bersembunyi.Awalnya Darius hanya terkagum, tetapi sekarang dia merasa sangat senang. "Entada bisa tumbuh hingga satu meter panjangnya. Bisa digunakan sebagai obat atau koleksi, dan harganya di pasaran sangat mahal. Ini jelas bisa dihitung sebagai tanaman langka."Nadine mengangguk. "Tapi, hutan entada ini cukup luas. Menemukan entada mungkin nggak mudah. Matahari juga hampir

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 668

    Nadine hanya bisa mencari tempat untuk berteduh. Semua orang tahu bahwa pohon dapat menarik petir, jadi berlindung di bawahnya bukan pilihan.Dalam kilatan cahaya saat petir menyambar, langit sesaat menjadi terang. Nadine melihat tidak jauh dari sana ada sebuah batu besar setinggi pinggang, dengan bagian tengahnya cekung membentuk celah alami. Meskipun sempit, jika dipaksakan, mungkin cukup untuk satu orang berteduh.Hujan semakin deras. Rintikannya menghantam tubuh Nadine hingga terasa agak menyakitkan. Dia mempercepat langkahnya, berusaha berjalan menuju batu itu sesuai perkiraan arah.Namun, tepat saat hampir sampai, dia malah terpeleset. Dia kehilangan keseimbangan, tubuhnya terjatuh ke depan.Tempat ini adalah lereng yang cukup curam. Begitu jatuh, tubuhnya langsung terguling ke bawah tanpa bisa dihentikan. Dia refleks menutup kepala dan wajah dengan tangan, mencoba melindungi diri.Satu-satunya hal yang sedikit melegakan adalah lereng ini ditumbuhi tanaman sehingga terasa cukup e

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 669

    "Oke!"Tanpa membuang waktu, Mikha dan Darius langsung berlari ke arah zona A, area terdekat yang kemungkinan masih ramai.Di tengah jalan, mereka berpapasan dengan Kaeso dan rombongannya. Melihat wajah keduanya yang panik, Kaeso segera menebak ada sesuatu yang terjadi. Akan tetapi, mengingat hubungan mereka selama ini tidak akur, dia sengaja menghalangi jalan mereka."Eh, kenapa buru-buru begitu? Mau ke mana sih? Cerita dong," ucapnya dengan nada mengejek.Mikha sudah malas berurusan dengannya. Kalau ini situasi biasa, dia pasti akan membalas dengan beberapa sindiran tajam. Namun, sekarang yang ada di kepalanya hanya keselamatan Nadine.Namun, dia tiba-tiba teringat sesuatu. Kaeso ini sangat pintar cari muka. Di perjalanan tadi, Kaeso terus mengobrol dengan dosen pembimbing. Mungkin dia punya nomor kontaknya?"Kaeso, kamu tahu nomor dosen pembimbing nggak? Kita butuh bantuan mereka, ini benar-benar darurat!"Kaeso mengangkat alis dan memutar bola matanya. Darurat ya .... "Kebetulan ba

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 670

    Rasanya Kaeso ingin melompat untuk memberikannya tamparan. "Kamu bodoh ya? Sudah jam segini, staf kebun pasti sudah pulang! Kamu kira bisa ketemu mereka?"Marvin menggaruk kepala, ragu sejenak. Dia akhirnya memutuskan, "Entah bisa atau nggak, tetap harus dicoba. Kita nggak bisa cuma diam saja!"Tanpa menunggu tanggapan dari Kaeso, dia langsung berbalik dan berlari ke tempat staf biasanya berada.Menyadari tidak akan mendapatkan jawaban yang mereka harapkan dari Kaeso, Darius dan Mikha memutuskan untuk terus melanjutkan pencarian mereka.Namun, ini aneh. Sepanjang perjalanan, mereka sudah melintasi hampir seluruh zona A, tetapi tak menemukan satu orang pun.Mikha hampir menangis. "Gimana ini? Kak Nadine hilang hampir 2 jam dan kita masih mutar-mutar tanpa solusi!"Melihat air mata Mikha mulai berlinang, Darius yang awalnya masih bisa tenang, akhirnya benar-benar panik juga."Kamu ... kamu jangan nangis, kita 'kan sedang berusaha ....""Tapi, sudah ada solusinya belum? Belum! Hiks .... A

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 671

    Langit telah gelap sepenuhnya. Jarum jam hampir menunjukkan pukul tujuh dan konferensi akademik itu pun sampai pada penghujung acara. Saat pembawa acara menyebutkan nama Arnold, semua mata tertuju padanya. Dia melangkah ke atas panggung, bersiap menyampaikan pidato penutup.Di tengah pidatonya, ponselnya bergetar dua kali. Namun, dia tidak punya kesempatan untuk menjawab.Entah mengapa, sebuah firasat buruk tiba-tiba menyelinap masuk ke dalam hatinya. Kelopak matanya juga berkedut tanpa henti. Arnold buru-buru merangkum beberapa topik utama konferensi. Gaya penyampaiannya tetap mantap, pandangannya luas, dan isi pidatonya berbobot.Para hadirin mendengarkan dengan antusias dan terus mengangguk.Namun, bagi mereka yang sudah terbiasa mendengarkan laporan-laporannya, jelas merasakan ada sesuatu yang berbeda dari Arnold. Biasanya, Arnold memaparkan materi dengan runtut dan terperinci. Namun hari ini, dia seperti ingin buru-buru menyelesaikan semuanya.Setelah mengakhiri pidatonya dengan s

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 672

    Cahaya bulan bersinar terang, angin malam berembus kencang dan menusuk. Namun di dalam bar, suasananya hangat seperti musim panas .... Philip mengadakan acara minum-minum dan sekelompok orang sedang seru-serunya bermain kartu."Pair dua! Menang! Hahaha, Ferrari-mu jadi milikku sekarang!""Curang! Curang! Ayo ulang satu ronde lagi!""Eh, kalah sedikit saja langsung teriak curang? Ya sudah deh, kasih kamu satu ronde. Tapi kalau ronde selanjutnya aku menang lagi, rumahmu yang di Bayview Residence juga masuk taruhan!""Oke!"Hanya sebuah rumah dan satu mobil, bukannya tidak mampu!Philip sendiri tidak ikut bertaruh. Dia hanya duduk di samping menikmati keramaian. Saat satu ronde kartu selesai, dia menoleh dan melihat Reagan duduk sendirian di sofa sambil menenggak minuman dengan wajah muram."Kak, baru datang kenapa langsung minum? Tuh, yang lain lagi main gede-gedean. Nggak mau ikutan satu ronde?"Reagan tidak terlalu berminat. "Kalian saja yang main."Sambil bicara, dia kembali menuang a

Pinakabagong kabanata

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 717

    Baik judul ataupun variasi lagunya, Stendy sama sekali tidak bisa fokus. Cahaya redup di dalam aula konser bisa menjadi penyamaran yang terbaik, sehingga dia bisa menatap Nadine dengan tatapan yang lembut serta penuh perasaan dan tanpa perlu takut ketahuan.Stendy secara refleks menatap tangan Nadine yang putih. Dia berkali-kali ingin menggenggam tangan Nadine dengan erat, lalu tidak pernah melepaskannya lagi. Namun, setelah memberontak dengan pikirannya, pada akhirnya tetap logikanya yang menang. Dia mengingatkan dirinya untuk bertahan sampai melewati malam ini dan jangan gegabah agar tidak menakuti Nadine.Dua jam mungkin adalah siksaan dan ujian kesabaran bagi sebagian orang, tetapi itu adalah pesta untuk memanjakan indra yang langka bagi Nadine. Bahkan setelah konser sudah selesai, dia tetap masih tenggelam dalam suasananya."Apa kamu menyadari sesuatu dari lagu Croatian Rhapsody? Ternyata dia masukkan unsur musik rok juga, romantis dan energik. Terutama di bagian tengah lagunya, s

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 716

    "Uhuk uhuk ...." Nadine langsung tersedak. Mereka sedang makan sambil mendengar cerita yang seru, tetapi topiknya malah tiba-tiba dialihkan ke dirinya. Pokoknya perasaannya tidak enak."Kami bukan sepasang kekasih, tapi makan malam ini bisa dibilang gratis untuk Tuan Stendy karena ...."Setelah mengatakan itu, Nadine tersenyum dan menatap pemilik restoran. "Aku yang traktir."Setelah tertegun sejenak, pemilik restoran itu menatap Stendy dengan tatapan seolah-olah berkata anak ini akhirnya kena batunya dan pantas menerimanya.Begitu selesai makan, Nadine langsung pergi membayar tagihan makanannya.Pemilik restoran itu menarik Stendy ke samping dan berbisik, "Kawan, kamu boleh terus begini. Ayo berusaha, segera dapatkan gadis itu. Kalau lain kali kamu masih nggak dapat gratisan lagi, jangan salahkan aku meremehkanmu."Stendy pun menghela napas. "Kamu pikir aku nggak mau?""Wah, akhirnya ada gadis di dunia ini yang bisa membuatmu kelabakan. Sungguh langka. Baiklah, biar teman lamamu ini y

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 715

    Stendy menyahut, "Aku pikir-pikir dulu, nanti baru kita putuskan setelah ketemu.""Oke." Nadine mengakhiri panggilan, lalu langsung memakai jaket bulu tebal dan sepatu bot musim dingin, juga mengambil tas. Dia keluar dalam waktu kurang dari tiga menit!Cuaca tidak sedingin sebelumnya lagi, tetapi matahari masih tidak muncul.Begitu turun, Nadine langsung melihat Stendy berdiri di ujung gang, bersandar santai di samping mobil Maybach edisi terbatas. Pria yang memakai mantel hitam itu pun memutar-mutar kunci mobilnya.Begitu melihat Nadine, tubuh Stendy langsung tegak. Nadine tersenyum dan berjalan mendekat. Wajah Stendy yang tadi terlihat agak dingin langsung berubah cerah, bibirnya tersenyum.Begitu masuk mobil, Stendy menyerahkan sekantong sarapan, "Nih, susu kedelai dan roti, makan selagi masih hangat."Nadine menaikkan alisnya. "Pak Stendy bukan cuma jadi sopir, tapi juga beliin aku sarapan? Ini layanan bintang lima sih. Aku nggak berani menikmatinya."Stendy terkekeh-kekeh. "Kenapa

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 714

    "Nad, sejak pertama kali kita ketemu di kafe, aku ....""Eh? Pak Arnold, Nadine, kok berdiri di sana? Nggak naik?" Tetangga mereka yang tinggal di lantai bawah, datang dengan membawa banyak kantong belanjaan. Begitu melihat mereka, dia langsung menyapa dengan ramah."Dingin banget ya hari ini, aku hampir beku .... Tapi karena diskon, aku tetap keluar malam-malam begini!"Supermarket besar di dekat sana memang sering mengadakan diskon besar setelah pukul 9 malam. Sebagai orang yang pintar mengatur uang, wanita ini sering keluar malam untuk belanja hemat.Situasi sekarang jelas tidak cocok untuk melanjutkan obrolan mereka. Arnold terpaksa menelan kembali semua yang ingin dia ucapkan tadi."Ayo, kita sama-sama naik!" ajak wanita itu.Nadine melangkah maju, langsung mengambil salah satu kantong belanjaan dari tangan wanita itu. "Biar kubantu ...."Namun, Arnold langsung mengambil alih kantong belanjaan itu dari tangan Nadine. Dengan cepat, dia berjalan di depan mereka. "Biar aku saja."Wan

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 713

    Nadine tersenyum mencela dirinya sendiri.Arnold tiba-tiba terdiam, napasnya tercekat. Entah kenapa, senyuman kecil di ujung bibir gadis itu membuat hatinya terasa panik. Seolah-olah dia baru saja melewatkan sesuatu yang sangat penting.Mereka meninggalkan pabrik saat senja hari. Satpam yang berjaga sudah berganti. Paman ramah penuh canda tawa tadi sudah pulang, digantikan oleh seorang pemuda yang tampak pemalu.Setelah menerima kunci dari mereka, pemuda itu meletakkannya, lalu membukakan pintu gerbang untuk mereka.Langit belum sepenuhnya gelap. Cahaya senja menyelimuti cakrawala dalam warna kelabu suram. Di sepanjang jalan, cabang-cabang pohon yang gundul menambah kesan sepi.Nadine dan Arnold berjalan berdampingan tanpa berbicara. Keheningan mengisi jarak di antara mereka. Arnold sempat membuka mulut, tetapi tidak tahu harus mulai dari mana.Dia bisa merasakan perubahan suasana hati Nadine, tetapi tidak tahu penyebabnya. Jadi, yang bisa dia lakukan hanyalah diam dan berhati-hati aga

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 712

    Diskusi akademik antara keduanya akhirnya mencapai akhir. Kelly tidak bisa menahan diri untuk menghela napas panjang."Lain kali jangan ajak aku ke acara akademik kayak gini lagi ya. Buat capek saja ...." Kelly bergumam pelan, lalu mengangkat tangan memberi isyarat kepada pramusaji untuk menyajikan makanan.Seperti yang sudah diduga, semuanya adalah makanan favorit Nadine!Selesai makan, Kelly awalnya ingin jalan-jalan sebentar. Namun, baru saja keluar dari restoran, dia langsung menerima telepon kerja. "Iya, iya! Tunggu sehari lagi bisa mati ya?"Meskipun mengomel, dia tetap buru-buru pergi ke kantor setelah menutup telepon. Sebelum pergi, dia tidak lupa berpesan, "Kak Arnold, hari ini ulang tahun Nadine, kamu temani dia ya! Pokoknya turuti semua yang dia mau!""Oke." Setelah melihat Kelly pergi, Arnold tersenyum menatap Nadine. "Mau ke mana?""Benaran bisa ke mana saja?" Mata Nadine berbinar.Arnold berpikir sebentar. "Selama masih dalam batas kemampuanku.""Kalau begitu, boleh nggak

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 711

    "Ayo, biar aku pakaikan untukmu." Kelly memasangkan gelang itu ke pergelangan tangan Nadine yang ramping. Gelang itu membuat kulit putih Nadine terlihat semakin bersinar. "Aku tahu model dan warna ini cocok banget sama kamu!"Nadine menunduk melihatnya, semakin dilihat semakin suka.Kelly tiba-tiba bertanya, "Kamu kira ini udah selesai?""Hm?" Nadine mengangkat kepala dengan bingung. Masih ada acara lain?Kelly tersenyum tanpa menjawab, lalu mengangguk kecil ke arah pramusaji. Detik berikutnya, lagu ulang tahun mulai mengalun di dalam ruang privat.Diiringi musik yang lembut, Arnold mendorong masuk sebuah kue dan berjalan ke arah mereka. Di atas krim putih dan merah muda, berdiri boneka fondan yang sangat cantik.Matanya besar, ekspresinya penuh percaya diri dan ceria. Jelas, itu versi kartun dari Nadine sendiri. Di sekelilingnya pun dihiasi mutiara merah muda. Sederhana, tetapi sangat indah."Pak Arnold?" Nadine tak bisa menyembunyikan keterkejutannya.Arnold menatapnya, bibirnya meny

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 710

    Irene berkata, "Sayang, selamat ulang tahun! Sebenarnya, aku dan ayahmu mau datang ke Kota Juanin dua hari lebih awal untuk merayakan ulang tahunmu.""Tapi, penerbit mendadak kasih tahu Seven Days akan dicetak ulang dan mereka mengirim 3 kotak penuh halaman depan untuk kutandatangani. Jadi, setelah berdiskusi dengan ayahmu, kami memutuskan untuk menunda kunjungan dan akan datang lain kali."Irene juga merasa tidak berdaya. Buku barunya laris manis dan sudah cetakan ketiga. Sekarang di ruang kerjanya, masih ada ribuan halaman depan yang menunggu tanda tangannya. Kadang, punya buku yang laris juga menjadi tantangan tersendiri.Nadine mengedipkan matanya dengan penuh pengertian. "Ibuku terkenal! Wajar dong kalau sibuk!"Nada dan ekspresi bangganya membuat Irene tertawa."Duh, kamu nggak tahu! Sekarang ibumu benar-benar terkenal! Beberapa waktu lalu, ada seorang penggemar fanatik berhasil mendapat nomor telepon ibumu.""Begitu menelepon, dia langsung bilang ingin mendapat buku dengan tanda

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 709

    Di tengah musim dingin yang menusuk, kompleks apartemen tua mulai sepi setelah pukul 9 malam. Lampu jalan di sekitar sering mati. Karena khawatir akan keselamatannya, Arnold selalu turun menunggunya setiap kali ada waktu.Meskipun waktu kepulangan Nadine tidak selalu sama, biasanya hanya selisih 20 atau 30 menit. Namun, malam ini dia terlambat hingga 2 jam, bahkan turun dari mobil Stendy. Arnold menebak, pasti ada sesuatu yang terjadi di jalan.Angin malam bertiup, membawa hawa dingin yang menusuk. Melihat ujung hidung Nadine yang merah karena kedinginan, Arnold berkata, "Ayo masuk, di luar terlalu dingin. Kita bicara di dalam saja."Nadine mengangguk, meniup telapak tangannya yang dingin, lalu berbalik untuk mengucapkan selamat tinggal kepada Stendy.Di bawah sorot lampu malam, dua sosok berjalan berdampingan, langkah mereka pun seirama. Lampu di tangga menyala satu per satu, samar-samar terdengar percakapan ringan.Stendy tetap berdiri di tempatnya, menatap ke arah mereka pergi. Dala

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status