Share

Bab 644

Author: Patricia
"Jam segini .... Kalau memang mau jenguk kami, biasanya bukan di waktu begini. Nggak seperti kamu."

Stendy tersenyum, lalu menuntun Corwin ke ruang tamu. "Aku datang kalau mau, memangnya harus ada waktu khusus? Seperti pertemuan resmi begitu?"

"Tentu saja. Kamu ini orang sibuk, bisa meluangkan waktu sebentar saja sudah luar biasa."

"Kakek, ini sindiran atau pujian?"

Corwin tertawa terbahak-bahak.

Stendy duduk di sofa, tapi tiba-tiba merasakan ada sesuatu yang mengganjal di bawahnya. Dia meraba ke bawah dan mengeluarkan sebuah buku. Saat melihat sampulnya, dia langsung terkejut.

"Eh? Bukankah ini buku yang ada di mobilku?"

Judul yang tertera di sampulnya adalah ....

[ Seven Days ]

Stendy langsung mengenalinya. Itu bukunya sendiri. Stendy memang punya kebiasaan melipat sudut halaman sebagai penanda, dan lipatan itu masih ada di sana.

"Benar sekali! Aku ambil dari mobilmu waktu itu. Nggak nyangka isinya menarik sekali!" ujar Corwin dengan santai.

Stendy mengangkat alis. "Kakek baca buku i
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Wahyubeautyshoop Wahyubeautyshoop Wayubeautyshoop
penuh kejutan
goodnovel comment avatar
Abdul Halim
Semoga Safir çepat bertemu dengan Irene atau Ailen. Thanks upnyà thor ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 645

    "Penulisnya bernama Irene. Irene ... Aileen ... bukankah terdengar mirip?"Itulah alasan mengapa Safir langsung tertarik dengan buku ini sejak awal.Saat melihat nama penulis di sampul, dia sempat terdiam. Sementara itu, Corwin hanya bisa menghela napas. Sepertinya, dia juga membaca buku ini karena alasan yang sama. Namun, semakin dibaca, dia semakin terhanyut dalam ceritanya.Awalnya, Safir hanya bertanya dengan santai. Lagi pula, Stendy tidak mungkin tahu segalanya. Namun, tak disangka ...."Aku kenal."Stendy menjelaskan secara singkat hubungannya dengan Irene. Corwin pun langsung mengingat sesuatu. Rupanya, gadis yang dia lihat di Toko Buku Gramilia waktu itu adalah putri Irene. Hari itu sedang diadakan acara penandatanganan buku untuk novel ini di lantai atas.Corwin tak kuasa tersenyum. "Nggak nyangka ternyata ada hubungan seperti ini."Safir juga teringat pada gadis yang dia lihat saat itu. Suaranya lembut, tutur katanya sopan, dan penuh kesantunan. Hatinya tiba-tiba merasa hang

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 646

    Lauren memiliki puluhan orang penulis seperti itu di bawah kontraknya!"Astaga! Bisa gitu ya? Para penulis itu bodoh ya? Bukannya menjual hak cipta harus dengan persetujuan dan tanda tangan mereka?"Jihan mendengus. "Kamu nangani dokumen setiap hari, tapi nggak pernah baca detail kontraknya?""Maksudnya?""Waktu Lauren merekrut seorang penulis, dia langsung mengamankan hak eksklusif atas seluruh karya mereka! Jadi, dia nggak perlu minta tanda tangan penulis setiap kali menjual hak cipta.""Asalkan ada cap resmi studio kita saja sudah cukup. Kalau benar-benar butuh tanda tangan? Ya tinggal siapa aja yang tanda tangan, toh pembeli nggak mungkin mengecek langsung ke penulisnya.""Jadi, Lauren bahkan nggak perlu berbagi royalti sama mereka? Penulis nggak tahu, uangnya masuk ke kantong sendiri, dan nggak ada yang mempermasalahkan?"Jihan menyesap kopinya dengan santai. "Tentu saja! Kamu pikir dia dapat uang dari mana buat beli mobil mewah, tinggal di rumah mahal? Dari ujung kepala sampai uj

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 647

    Saat itu, Jeremy sedang pergi ke kampus untuk mengajar dan di rumah hanya ada Irene seorang diri.Sejak kembali dari Kota Juanin, dia sudah menyusun kerangka novel barunya. Dia berencana menulis sebuah kisah horor bertema cerita mistis di sekolah.Di tengah kesibukannya, Nadine sempat menelepon untuk mengundang mereka menghadiri peresmian laboratorium barunya. Namun, Jeremy dan Irene terpaksa menolaknya dengan berat hati.Jeremy harus mengajar dan tidak bisa meninggalkan kampus; sementara Irene sedang dalam masa perenungan dan tidak ingin terganggu.Kini, cerita yang sedang dikerjakannya sudah hampir rampung. Bab terakhir sebentar lagi akan selesai, jadi belakangan ini dia benar-benar mengurung diri untuk fokus menulis.Ketika terdengar suara ketukan di pintu, Irene tidak terlalu memikirkan siapa yang datang. Dalam perjalanan menuju pintu, pikirannya masih hanyut dalam plot novelnya. "Kenapa hari ini cepat sekali datangnya? Bukankah ...."Namun, saat pintu terbuka, Irene langsung memat

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 648

    "Nggak usah pura-pura lagi. Bicara terus terang saja.""Aku sudah tanda tangan kontrak samm apenerbit lain. 'Seven Days'yang kamu lihat diterbitkan sama mereka. Jadi, nggak mungkin aku perpanjang kontrak denganmu. Demi hubungan kita selama 10 tahun terakhir, lebih baik kita berpisah baik-baik.""Pisah baik-baik?" Lauren tertawa dingin. Kali ini, dia tidak lagi berpura-pura ramah. "Kamu mau pergi begitu saja? Lalu siapa yang akan mengganti kerugianku?"Irene menatapnya dengan ekspresi tidak percaya. "Kerugian? Kerugian apa?""Aku sudah menghabiskan banyak uang untuk mengontrakmu! Sepuluh tahun, Irene! Selama sepuluh tahun penuh, nggak satu pun buku bestseller yang kamu hasilkan. Tapi begitu kontrak kita habis, kamu langsung menerbitkan buku sama penerbit lain dan sukses besar? Kamu sengaja mau mempermainkanku, ya?""Apa kamu pikir aku nggak mau nulis? Kamu yang selama ini selalu menolak setiap konsep yang kuberikan dan nggak ngasih kesempatan untuk menerbitkannya buatku. Selama sepuluh

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 649

    Kota Juanin, Laboratorium Absolut.Untuk ketiga kalinya, Nadine berdiri di depan meja eksperimen untuk mengubah data. Darius dan Mikha saling bertukar pandang. Ada yang tidak beres!"Nad, kamu tadi malam kurang tidur ya? Aku lihat kamu hari ini kayak nggak fokus.""Nggak tahu kenapa, dari tadi mataku terus berkedut, rasanya gelisah sekali.""Mata kiri atau mata kanan?""Dua-duanya."Saat siang, Nadine sempat tidur sebentar dan berharap kondisinya membaik. Namun, matanya tetap terus berkedut, seolah-olah ada sesuatu yang buruk akan terjadi.Sore hari, setelah akhirnya menyelesaikan pekerjaannya dan memastikan semua data sudah benar, Nadine meregangkan tubuhnya sambil menghela napas."Huh ... akhirnya selesai juga."Mikha berseru, "Aku juga hampir selesai. Darius gimana?""Aku juga sudah beres.""Bagus! Malam ini kita akhirnya bisa tidur nyenyak. Yuk, makan di luar! Aku traktir!"Nadine menggeleng sambil melambaikan tangan. "Kalian saja, aku nggak ikut."Belakangan ini dia benar-benar le

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 650

    Pengacara menekan tombol putar ...."Kamu pikir kenapa Lauren setiap tahun mengontrak begitu banyak penulis terkenal? Kalau nggak ada keuntungan .... Dengan hak cipta buku-buku berkualitas ini .... Nggak usah kasih tahu penulis .... Uang langsung masuk kantong sendiri ...."Semakin lama Lauren mendengarkan, wajahnya semakin pucat. Dia langsung mengenali suara dalam rekaman itu. Itu adalah pegawainya sendiri!"Dasar nggak tahu balas budi!" Lauren menggertakkan giginya dengan marah. "Dari mana mereka dapat rekaman ini?"Pengacara menjawab dengan tenang, "Putri korban yang memberikannya. Selain itu, dua pegawai dalam rekaman ini juga setuju untuk bersaksi di pengadilan dan menyerahkan bukti yang cukup kuat untuk memberatkan posisi Anda.""Jadi ... situasi saat ini benar-benar nggak menguntungkan bagi Anda."Lauren sebelumnya mengira bahwa Irene paling hanya akan menuntutnya atas tindak penganiayaan. Lagi pula, dia tidak pernah benar-benar mendorongnya. Lauren mengira, kemungkinan terburu

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 651

    "Semua yang kamu lakukan sudah tersebar di internet. Sekarang, puluhan penulis yang pernah kamu kontrak, bergabung untuk menggugatmu! Mereka sudah punya cukup bukti untuk menuntutmu ke jalur hukum. Kalau ini berlanjut ke pengadilan, aku bisa pastikan, kita pasti kalah!"Mata Lauren membelalak seketika. "Ke ... kenapa begini? Siapa yang sebarin ke internet? Bukannya cuma Irene yang menuntutku? Kenapa yang lain juga ....""Waktu kamu menolak untuk berdamai, apa kamu nggak pernah berpikir bahwa begitu kabar ini bocor, semua penulis yang pernah kamu rugikan juga akan mengetahuinya dan menuntut ganti rugi?"Puluhan orang ... menuntut kompensasi ....Sebodoh apa pun Lauren, dia tahu betul bahwa jumlah ganti rugi ini bukanlah angka kecil!"Pak Winarko, segera hubungi Irene! Aku setuju untuk berdamai! Berapa pun kompensasi yang dia minta, aku akan bayar!""Terlambat. Sebelum datang ke sini, aku sudah menghubungi putri Irene. Mereka menolak untuk berdamai.""Ke ... kenapa? Bukankah sebelumnya m

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 652

    Setelah menyelesaikan urusan Irene, Nadine segera terbang kembali ke Kota Juanin.Ujian akhir sudah semakin dekat. Perkuliahan telah dihentikan dan mahasiswa resmi memasuki minggu revisi. Meskipun hanya pergi selama dua hari, keberangkatannya tidak terlalu berdampak pada jadwal kelas. Namun, progres eksperimen sempat tertunda cukup banyak.Mikha dan Darius masih menunggu Nadine untuk memverifikasi data mereka. Jadi, begitu tiba di Kota Juanin, dia langsung menuju laboratorium tanpa menunda-nunda.Dua hari penuh dia berkutat di sana, bahkan nyaris tidak keluar. Untungnya, koper dan barang-barangnya masih rapi seperti sebelum berangkat, jadi dia tidak perlu repot mengurusnya. Setelah menyelesaikan semua data yang tertunda, barulah dia teringat bahwa masih ada pembayaran akhir yang belum dia selesaikan untuk Aditya dan Stendy.Malam itu, dia menghubungi keduanya dan mengatur pertemuan.Tempatnya masih sama, restoran di luar kampus Universitas Brata.Saat bertemu, Aditya yang sudah mendeng

Latest chapter

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 717

    Baik judul ataupun variasi lagunya, Stendy sama sekali tidak bisa fokus. Cahaya redup di dalam aula konser bisa menjadi penyamaran yang terbaik, sehingga dia bisa menatap Nadine dengan tatapan yang lembut serta penuh perasaan dan tanpa perlu takut ketahuan.Stendy secara refleks menatap tangan Nadine yang putih. Dia berkali-kali ingin menggenggam tangan Nadine dengan erat, lalu tidak pernah melepaskannya lagi. Namun, setelah memberontak dengan pikirannya, pada akhirnya tetap logikanya yang menang. Dia mengingatkan dirinya untuk bertahan sampai melewati malam ini dan jangan gegabah agar tidak menakuti Nadine.Dua jam mungkin adalah siksaan dan ujian kesabaran bagi sebagian orang, tetapi itu adalah pesta untuk memanjakan indra yang langka bagi Nadine. Bahkan setelah konser sudah selesai, dia tetap masih tenggelam dalam suasananya."Apa kamu menyadari sesuatu dari lagu Croatian Rhapsody? Ternyata dia masukkan unsur musik rok juga, romantis dan energik. Terutama di bagian tengah lagunya, s

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 716

    "Uhuk uhuk ...." Nadine langsung tersedak. Mereka sedang makan sambil mendengar cerita yang seru, tetapi topiknya malah tiba-tiba dialihkan ke dirinya. Pokoknya perasaannya tidak enak."Kami bukan sepasang kekasih, tapi makan malam ini bisa dibilang gratis untuk Tuan Stendy karena ...."Setelah mengatakan itu, Nadine tersenyum dan menatap pemilik restoran. "Aku yang traktir."Setelah tertegun sejenak, pemilik restoran itu menatap Stendy dengan tatapan seolah-olah berkata anak ini akhirnya kena batunya dan pantas menerimanya.Begitu selesai makan, Nadine langsung pergi membayar tagihan makanannya.Pemilik restoran itu menarik Stendy ke samping dan berbisik, "Kawan, kamu boleh terus begini. Ayo berusaha, segera dapatkan gadis itu. Kalau lain kali kamu masih nggak dapat gratisan lagi, jangan salahkan aku meremehkanmu."Stendy pun menghela napas. "Kamu pikir aku nggak mau?""Wah, akhirnya ada gadis di dunia ini yang bisa membuatmu kelabakan. Sungguh langka. Baiklah, biar teman lamamu ini y

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 715

    Stendy menyahut, "Aku pikir-pikir dulu, nanti baru kita putuskan setelah ketemu.""Oke." Nadine mengakhiri panggilan, lalu langsung memakai jaket bulu tebal dan sepatu bot musim dingin, juga mengambil tas. Dia keluar dalam waktu kurang dari tiga menit!Cuaca tidak sedingin sebelumnya lagi, tetapi matahari masih tidak muncul.Begitu turun, Nadine langsung melihat Stendy berdiri di ujung gang, bersandar santai di samping mobil Maybach edisi terbatas. Pria yang memakai mantel hitam itu pun memutar-mutar kunci mobilnya.Begitu melihat Nadine, tubuh Stendy langsung tegak. Nadine tersenyum dan berjalan mendekat. Wajah Stendy yang tadi terlihat agak dingin langsung berubah cerah, bibirnya tersenyum.Begitu masuk mobil, Stendy menyerahkan sekantong sarapan, "Nih, susu kedelai dan roti, makan selagi masih hangat."Nadine menaikkan alisnya. "Pak Stendy bukan cuma jadi sopir, tapi juga beliin aku sarapan? Ini layanan bintang lima sih. Aku nggak berani menikmatinya."Stendy terkekeh-kekeh. "Kenapa

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 714

    "Nad, sejak pertama kali kita ketemu di kafe, aku ....""Eh? Pak Arnold, Nadine, kok berdiri di sana? Nggak naik?" Tetangga mereka yang tinggal di lantai bawah, datang dengan membawa banyak kantong belanjaan. Begitu melihat mereka, dia langsung menyapa dengan ramah."Dingin banget ya hari ini, aku hampir beku .... Tapi karena diskon, aku tetap keluar malam-malam begini!"Supermarket besar di dekat sana memang sering mengadakan diskon besar setelah pukul 9 malam. Sebagai orang yang pintar mengatur uang, wanita ini sering keluar malam untuk belanja hemat.Situasi sekarang jelas tidak cocok untuk melanjutkan obrolan mereka. Arnold terpaksa menelan kembali semua yang ingin dia ucapkan tadi."Ayo, kita sama-sama naik!" ajak wanita itu.Nadine melangkah maju, langsung mengambil salah satu kantong belanjaan dari tangan wanita itu. "Biar kubantu ...."Namun, Arnold langsung mengambil alih kantong belanjaan itu dari tangan Nadine. Dengan cepat, dia berjalan di depan mereka. "Biar aku saja."Wan

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 713

    Nadine tersenyum mencela dirinya sendiri.Arnold tiba-tiba terdiam, napasnya tercekat. Entah kenapa, senyuman kecil di ujung bibir gadis itu membuat hatinya terasa panik. Seolah-olah dia baru saja melewatkan sesuatu yang sangat penting.Mereka meninggalkan pabrik saat senja hari. Satpam yang berjaga sudah berganti. Paman ramah penuh canda tawa tadi sudah pulang, digantikan oleh seorang pemuda yang tampak pemalu.Setelah menerima kunci dari mereka, pemuda itu meletakkannya, lalu membukakan pintu gerbang untuk mereka.Langit belum sepenuhnya gelap. Cahaya senja menyelimuti cakrawala dalam warna kelabu suram. Di sepanjang jalan, cabang-cabang pohon yang gundul menambah kesan sepi.Nadine dan Arnold berjalan berdampingan tanpa berbicara. Keheningan mengisi jarak di antara mereka. Arnold sempat membuka mulut, tetapi tidak tahu harus mulai dari mana.Dia bisa merasakan perubahan suasana hati Nadine, tetapi tidak tahu penyebabnya. Jadi, yang bisa dia lakukan hanyalah diam dan berhati-hati aga

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 712

    Diskusi akademik antara keduanya akhirnya mencapai akhir. Kelly tidak bisa menahan diri untuk menghela napas panjang."Lain kali jangan ajak aku ke acara akademik kayak gini lagi ya. Buat capek saja ...." Kelly bergumam pelan, lalu mengangkat tangan memberi isyarat kepada pramusaji untuk menyajikan makanan.Seperti yang sudah diduga, semuanya adalah makanan favorit Nadine!Selesai makan, Kelly awalnya ingin jalan-jalan sebentar. Namun, baru saja keluar dari restoran, dia langsung menerima telepon kerja. "Iya, iya! Tunggu sehari lagi bisa mati ya?"Meskipun mengomel, dia tetap buru-buru pergi ke kantor setelah menutup telepon. Sebelum pergi, dia tidak lupa berpesan, "Kak Arnold, hari ini ulang tahun Nadine, kamu temani dia ya! Pokoknya turuti semua yang dia mau!""Oke." Setelah melihat Kelly pergi, Arnold tersenyum menatap Nadine. "Mau ke mana?""Benaran bisa ke mana saja?" Mata Nadine berbinar.Arnold berpikir sebentar. "Selama masih dalam batas kemampuanku.""Kalau begitu, boleh nggak

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 711

    "Ayo, biar aku pakaikan untukmu." Kelly memasangkan gelang itu ke pergelangan tangan Nadine yang ramping. Gelang itu membuat kulit putih Nadine terlihat semakin bersinar. "Aku tahu model dan warna ini cocok banget sama kamu!"Nadine menunduk melihatnya, semakin dilihat semakin suka.Kelly tiba-tiba bertanya, "Kamu kira ini udah selesai?""Hm?" Nadine mengangkat kepala dengan bingung. Masih ada acara lain?Kelly tersenyum tanpa menjawab, lalu mengangguk kecil ke arah pramusaji. Detik berikutnya, lagu ulang tahun mulai mengalun di dalam ruang privat.Diiringi musik yang lembut, Arnold mendorong masuk sebuah kue dan berjalan ke arah mereka. Di atas krim putih dan merah muda, berdiri boneka fondan yang sangat cantik.Matanya besar, ekspresinya penuh percaya diri dan ceria. Jelas, itu versi kartun dari Nadine sendiri. Di sekelilingnya pun dihiasi mutiara merah muda. Sederhana, tetapi sangat indah."Pak Arnold?" Nadine tak bisa menyembunyikan keterkejutannya.Arnold menatapnya, bibirnya meny

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 710

    Irene berkata, "Sayang, selamat ulang tahun! Sebenarnya, aku dan ayahmu mau datang ke Kota Juanin dua hari lebih awal untuk merayakan ulang tahunmu.""Tapi, penerbit mendadak kasih tahu Seven Days akan dicetak ulang dan mereka mengirim 3 kotak penuh halaman depan untuk kutandatangani. Jadi, setelah berdiskusi dengan ayahmu, kami memutuskan untuk menunda kunjungan dan akan datang lain kali."Irene juga merasa tidak berdaya. Buku barunya laris manis dan sudah cetakan ketiga. Sekarang di ruang kerjanya, masih ada ribuan halaman depan yang menunggu tanda tangannya. Kadang, punya buku yang laris juga menjadi tantangan tersendiri.Nadine mengedipkan matanya dengan penuh pengertian. "Ibuku terkenal! Wajar dong kalau sibuk!"Nada dan ekspresi bangganya membuat Irene tertawa."Duh, kamu nggak tahu! Sekarang ibumu benar-benar terkenal! Beberapa waktu lalu, ada seorang penggemar fanatik berhasil mendapat nomor telepon ibumu.""Begitu menelepon, dia langsung bilang ingin mendapat buku dengan tanda

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 709

    Di tengah musim dingin yang menusuk, kompleks apartemen tua mulai sepi setelah pukul 9 malam. Lampu jalan di sekitar sering mati. Karena khawatir akan keselamatannya, Arnold selalu turun menunggunya setiap kali ada waktu.Meskipun waktu kepulangan Nadine tidak selalu sama, biasanya hanya selisih 20 atau 30 menit. Namun, malam ini dia terlambat hingga 2 jam, bahkan turun dari mobil Stendy. Arnold menebak, pasti ada sesuatu yang terjadi di jalan.Angin malam bertiup, membawa hawa dingin yang menusuk. Melihat ujung hidung Nadine yang merah karena kedinginan, Arnold berkata, "Ayo masuk, di luar terlalu dingin. Kita bicara di dalam saja."Nadine mengangguk, meniup telapak tangannya yang dingin, lalu berbalik untuk mengucapkan selamat tinggal kepada Stendy.Di bawah sorot lampu malam, dua sosok berjalan berdampingan, langkah mereka pun seirama. Lampu di tangga menyala satu per satu, samar-samar terdengar percakapan ringan.Stendy tetap berdiri di tempatnya, menatap ke arah mereka pergi. Dala

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status