Share

Bab 588

Author: Patricia
Suhu air dari gelas meresap ke telapak tangannya, tapi Nadine merasa tidak sehangat genggaman di pinggangnya tadi.

Tiba-tiba, terdengar ketukan di pintu.

"Siapa?" Dia berjalan ke arah pintu dan membukanya.

Arnold berdiri di luar. "Sepatumu."

Nadine tertegun. Dia tidak menyangka pria itu benar-benar mencari dan mengambil kembali sepatunya yang tadi dibawa kabur oleh anjing.

"Terima kasih, Pak Arnold."

"Sama-sama."

....

Sore harinya, Nadine tidur sebentar. Setelah bangun pukul dua, dia lalu pergi ke laboratorium. Saat dia tiba, Darius sudah ada di sana, tapi tidak melihat Mikha.

Darius menjelaskan, "Oh, dia pergi beli minuman."

Belum selesai bicara, Mikha sudah kembali dengan kantong berisi bubble tea. Tentu saja, ada juga untuk Nadine.

Di laboratorium ini, mereka memang sudah membuat sudut kecil di pojok ruangan yang jauh dari meja eksperimen. Tempat itu khusus untuk menyimpan makanan, minuman, dan camilan mereka.

Yang membuat Nadine terkejut adalah ketika Darius menerima bubble tea yan
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (2)
goodnovel comment avatar
Raudah Anis Anis
bagus Arnold, usaha mu pasti akan membuah kan hasil yg memuaskan. Nadine hanya belum sadar, kalau dia sudah mulai jatuh cinta dan bergantung padamu. soal stendy, tabrak ajalah ga usah perduli
goodnovel comment avatar
Dewi Al Fatih
cerita ny seru,keren,gak sabar nunggu kelanjutannya Thor
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 589

    Mereka bertemu di restoran kecil di depan gerbang Universitas Brata. Saat Nadine dan Arnold tiba, Stendy sudah lebih dulu di sana."Nadine datang ...," katanya sambil tersenyum. Tatapannya tertuju penuh pada Nadine, seolah Arnold hanyalah udara."Maaf membuatmu menunggu, Pak Stendy," jawab Nadine sopan.Mendengar panggilan itu, senyum Arnold sedikit terangkat. Setelah itulah, Stendy baru tampak menyadari keberadaannya."Pak Arnold, kita ketemu lagi."Arnold tetap tersenyum ramah. "Iya, sepertinya kita memang sering ketemu, Pak Stendy.""Silakan duduk."Stendy lalu menarik kursi di sampingnya untuk Arnold, sementara kursi di sisi lainnya dia buka untuk Nadine. Kalau mereka duduk sesuai susunan ini, maka posisinya akan menjadi: Arnold - Stendy - NadineNamun ...."Tempat itu menghadap langsung ke pintu masuk. Orang-orang terus berlalu lalang dan buka-tutup pintu, anginnya kencang. Nadine, sebaiknya kamu duduk di sini saja."Arnold menarik kursi di sebelahnya. Nadine berpikir sejenak, men

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 590

    Stendy mulai membahas topik utama. "Minggu ini, kami fokus di pembangunan struktur utama dan saat ini prosesnya sudah mencapai tahap ...."Begitu membahas pembicaraan serius, Nadine langsung mendengarkan dengan saksama, bahkan mengunyah makanannya lebih lambat.Saat itu, piring ayam goreng berputar ke arah Arnold. Dia mengambil sendok dan hendak meletakkan beberapa potong ayam ke piring Nadine.Namun, di saat yang sama, Stendy juga menyodorkan sepotong ikan ke arahnya. Gerakan keduanya berhenti bersamaan. Mereka saling menatap.Udara di sekitar mereka terasa membeku.Stendy tersenyum tipis. "Pak Arnold memang sangat perhatian."Arnold tetap tenang. "Nggak sebanding sama pengamatan Pak Stendy yang tajam."Nadine menatap makanan di depannya. "Terima kasih, berikan saja padaku semua."Setelah itu, Arnold dan Stendy baru menarik kembali pandangan mereka satu sama lain. Stendy berdeham, "Ikan ini tinggi protein, makan lebih banyak."Arnold menambahkan, "Ayam ini nggak pedas, kamu pasti suka

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 591

    Sebelum Reagan sempat berbicara, Jinny sudah tersenyum dan menjawab lebih dulu."Aku yang pilih tempat ini. Lokasinya dekat sama kampus, jadi cukup berjalan kaki tanpa perlu repot naik mobil atau reservasi segala macam. Simpel dan praktis, terus makanannya juga lumayan enak."Stendy mengangguk santai, tidak jelas apakah dia benar-benar percaya atau hanya sekadar menanggapi. "Wah, Pak Reagan beruntung sekali." Selalu dikelilingi orang yang begitu "perhatian".Jinny tetap tersenyum, tatapannya menyapu meja mereka sebelum berkata, "Oh, Pak Arnold juga di sini? Wah, semuanya kenalan ya. Gimana kalau makan sama-sama?"Setelah mengajukan idenya dengan antusias, dia menoleh ke Reagan. "Gimana menurutmu?"Reagan tetap tenang. "Aku sih terserah. Kalau kamu oke, aku juga nggak masalah.""Eh ...." Aditya tiba-tiba berkata, "Maaf ya, tapi kita sudah selesai makan."Jinny terdiam sejenak. "Hah?""Kalian mau duduk sini ya? Kebetulan sekali, nih duduk." Tanpa ragu, dia langsung berdiri, mengambil jak

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 592

    Mikha memasang ekspresi "sudah kuduga ini akan terjadi" sambil melirik ke segala arah.Ketika menoleh, dia mendapati Darius sedang menatapnya. Mikha menelan ludah. "Kenapa ... kenapa kamu lihat aku begitu?"Dengan suara rendah, Darius berkata, "Yang diminta akun Instagram-nya itu Nadine, bukan kamu. Jadi, kenapa kamu yang tegang?""Aku cuma kasihan sama Nadine. Sudah berkali-kali diganggu begini, pasti capek .... Ngomong-ngomong, Darius, kamu benaran nggak tertarik sama Nadine? Dia cantik, pintar, dan punya akademik luar biasa. Masa nggak ada sedikit pun perasaan tertarik?"Tatapan Darius langsung berubah jadi malas menanggapi. "Ngaco saja.""Jadi benaran nggak tertarik?""Nggak.""Hmm, itu berarti ada yang salah sama matamu."Darius menatapnya beberapa detik, lalu tiba-tiba tertawa kecil. "Aku juga merasa mataku bermasalah."Mikha kebingungan.Di sisi lain, Nadine menatap mahasiswa yang berdiri di depannya dan berkata santai, "Maaf, aku bukan mahasiswa di kampus ini.""Nggak masalah,

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 593

    Dosen pembimbing menghela napas, lalu bertanya, "Jadi, kamu kasih kontakmu ke mereka?"Nadine menggeleng. "Nggak.""Ke salah satu dari mereka?""Nggak juga."Baiklah!Sekarang semuanya jelas .... Gadisnya bahkan tidak tertarik, tapi dua pria itu justru berkelahi sendiri.Dosen itu menggeleng pelan. Ini bukan salah Nadine. Yang salah ya ... mahasiswa kampusnya sendiri yang bertindak bodoh."Baiklah, kalau begitu kamu boleh pergi," katanya dengan tenang.Sejak kejadian itu, Nadine memutuskan untuk tidak makan siang di kantin lagi. Dia memilih pesan makanan lewat aplikasi atau meminta Mikha membungkuskan makanannya.Akhirnya, kehidupannya kembali damai.Namun, bagi mahasiswa Universitas Bisnis dan Teknologi, insiden itu masih menjadi topik gosip yang terus diperbincangkan.Akan tetapi, bagi Nadine, semua itu tidak ada hubungannya dengan dirinya. Dia hanya fokus di laboratorium, melakukan eksperimen, mengolah data, dan menulis makalah. Selain itu, baik itu gossip yang baik ataupun buruk di

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 594

    "Arnold, gimana menurutmu? Bagaimanapun, kamu yang rekomendasikan dia." Moesda melemparkan pertanyaan kembali kepadanya.Arnold terdiam sejenak sebelum akhirnya berbicara, "Pertama, aku nggak menganggap ini kesalahan Nadine.""Bunga yang mekar di taman nggak pernah mengundang siapa pun. Tapi lebah dan kupu-kupu tetap akan datang menghampiri. Dalam situasi seperti itu, apa kita bisa menyalahkan bunganya?""Kedua, etika mahasiswa di Universitas Teknik dan Bisnis perlu ditingkatkan.""Bertengkar di tempat umum cuma karena hal kecil bukan hanya memalukan bagi individu yang terlibat, tetapi juga berisiko mencoreng reputasi kampus. Kalau insiden seperti ini tersebar luas, pasti akan berdampak buruk pada nama baik universitas.""Jadi, sudah waktunya bagi universitas untuk meningkatkan kualitas moral dosen dan mahasiswanya."Garis bawah: kualitas moral dosen dan mahasiswanya!"Dan yang terakhir, ini yang paling penting, aku percaya sama Nadine. Dia bukan tipe perempuan yang sembarangan. Dalam

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 595

    Saat Nadine melewati rak pakaian di dekat pintu, matanya tertuju pada setelan jas yang tergantung rapi di sana. Hitam pekat, sangat formal, bahkan sedikit terlalu kaku. Meskipun Arnold memang sering mengenakan jas, yang satu ini terlihat lebih kuno.Iya, kuno.Nadine melangkah lebih jauh ke dalam ruangan dan berhenti di samping meja makan. Di atas meja, tersaji empat hidangan yang masih mengepul hangat. Dua lauk utama, satu sayuran, dan satu sup.Arnold menjelaskan dengan santai, "Iga sapi kecap dan tumis daging lada hijau aku pelajari dari kamu. Tumis kubis aku lihat dari video. Sup tomat telur memang sudah bisa dari dulu."Setiap hidangan disebutkan asal-usulnya dengan rinci.Nadine tertawa kecil. "Aku pernah mengajarimu? Kenapa aku nggak ingat?""Kamu memang nggak ngajarin. Tapi aku belajar diam-diam." Sambil berbicara, Arnold sudah mengambilkan dua piring nasi. "Duduklah." Dia juga menyerahkan sendok garpu padanya."Terima kasih."Nadine mengambil sepotong iga dan memasukkannya ke

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 596

    Arnold bergerak cepat. Setelah selesai merapikan dapur, dia keluar ke ruang tamu dan melihat Nadine sudah selesai mengupas buah dan menyusunnya di piring."Kubilang jangan melakukan ini, kamu malah melakukan itu ya?" Dia menggeleng dengan pasrah.Nadine menusuk sepotong apel dengan tusuk gigi dan menyerahkannya pada Arnold. "Hidup itu harus aktif bergerak, aku nggak mau jadi pemalas."Arnold menerimanya."Oh ya, aku harus buang sampah. Nanti turun bareng ya?""Oke."Setelah membuang sampah, Nadine teringat bahwa kulkas di rumahnya sudah kosong. Belakangan ini, dia sibuk dan tidak sempat belanja. Jadi, dia mengusulkan untuk pergi ke supermarket.Arnold langsung setuju. Tanpa mereka sadari, begitu mereka pergi, Yenny tiba di ujung gang. "Oke, berhenti di sini saja. Mobil nggak bisa masuk lebih jauh."Sopir mengangguk. "Baik, Nyonya."Yenny membuka pintu mobil, lalu tiba-tiba berhenti sebentar dan mengeluarkan sepatu datar yang sudah disiapkan sebelumnya. Hampir saja dia lupa membawanya.

Pinakabagong kabanata

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 608

    Setelah 1 bulan 23 hari, dengan total biaya 32 miliar, sebuah laboratorium dengan sistem pintar dan dua tingkat sistem keamanan biologis akhirnya resmi selesai dibangun. Salju ketiga musim dingin baru saja berhenti saat proyek ini mencapai tahap akhir.Aditya dan tim rintisannya melakukan pemeriksaan akhir terhadap sistem pintar laboratorium. Sementara itu, berbagai peralatan canggih yang dibeli melalui jalur internasional dari perusahaan teknologi milik Stendy mulai berdatangan satu per satu.Mikha dan Darius benar-benar kewalahan dalam beberapa hari terakhir. Selain harus mempelajari cara mengoperasikan sistem pintar laboratorium bersama Aditya, mereka juga bertanggung jawab untuk memeriksa setiap peralatan yang masuk dan mengatur tata letak ruangannya.Mulai dari posisi meja eksperimen hingga penempatan dispenser air minum, semuanya mereka tangani sendiri. Kecuali untuk waktu kuliah, makan, dan tidur, hampir seluruh waktu mereka dihabiskan di laboratorium.Di rumah Keluarga Lugiman.

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 607

    Di antara semua orang di ruangan itu, yang wajahnya paling suram tidak lain adalah Diana. Begitu mendengar kata laboratorium independen, dia langsung membeku. Tatapannya tampak tak percaya, lalu berubah menjadi seringai dingin yang penuh ejekan.Mendirikan laboratorium sendiri? Kedengarannya memang mudah, tetapi apakah itu semudah yang mereka pikirkan?Jangankan soal biaya, hanya urusan lahan dan persetujuan administratif saja sudah bukan sesuatu yang bisa Nadine dapatkan begitu saja.Dulu saat fakultas lebih memihak Freya, Diana menjalani masa-masa yang sangat sulit. Dia tidak memiliki akses ke mahasiswa terbaik, tidak mendapatkan sumber daya yang cukup, bahkan para petinggi fakultas mengabaikannya, seakan-akan dia tidak pernah ada.Pada saat itu, Diana pernah memiliki pemikiran gila, yaitu mendirikan laboratorium sendiri supaya terlepas dari fakultas. Ketika dia berhasil membuktikan dirinya, fakultas pasti akan membujuknya kembali.Namun, itu hanya sebatas angan-angan pada saat dirin

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 606

    Konan bertanya, "Semua kelompok sudah menyelesaikan laporan mereka, 'kan? Apakah ada hal lain yang perlu diajukan?"Sesuai kebiasaan, setelah setiap kelompok menyampaikan laporan mereka, akan ada waktu untuk mengumumkan pengajuan resmi dari fakultas.Pengajuan ini bukanlah hal sepele yang bisa dibicarakan sembarangan dalam rapat, melainkan sesuatu yang berkaitan dengan perubahan personel, laporan pelanggaran, atau pemecatan, yang menyangkut hal-hal besar yang harus diumumkan secara transparan.Biasanya, sesi ini hanya formalitas belaka karena tidak ada pengajuan yang perlu dibahas. Awalnya semua orang mengira hari ini juga akan sama, tetapi siapa sangka ....Perwakilan dari tim pengawas yang duduk di atas panggung tiba-tiba berdiri. "Ada satu pengajuan."Ruangan langsung riuh. Bahkan, Konan pun cukup terkejut dan mengangkat alisnya."Pengajuan ini berkaitan dengan pemberitahuan dari kelompok penelitian Nadine mengenai pendirian laboratorium independen di luar kampus. Kami telah menerim

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 605

    Nadine tidak mengatakan apa-apa. Renovasi laboratorium adalah fakta. Tidak ada hasil penelitian juga adalah fakta. Tidak ada yang perlu diperdebatkan.Dia duduk kembali. Kebetulan, kursi di sebelahnya ditempati oleh Clarine. Clarine tidak bisa menahan tawa. "Nadine, akhirnya kamu juga merasakan ini.""Hidup selalu ada pasang surut, siapa yang nggak pernah mengalami masa sial? Tapi, seperti kata pepatah, roda kehidupan selalu berputar. Hari ini giliranku, bisa jadi besok giliranmu.""Sok bijak!"Nadine menatap lurus ke depan, tanpa sedikit pun ekspresi marah di wajahnya.Melihat sikap tenangnya, Clarine justru semakin kesal. "Kamu pikir kamu bisa menang melawan Bu Diana? Freya mungkin bisa saat masih muda, tapi dia sudah tua sekarang. Dia nggak bisa bersaing lagi. Sebagai muridnya, kamu sendirian dan lemah. Kamu cuma akan ditindas.""Dulu aku bersaing mati-matian denganmu untuk menjadi mahasiswa bimbingan Freya. Akhirnya kamu yang menang dan aku yang kalah. Tapi lihat sekarang, siapa sa

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 604

    Akhir Desember, Kota Juanin menyambut salju kedua setelah memasuki musim dingin. Salju kali ini jauh lebih lebat dibanding sebelumnya, turun tanpa henti selama 2 hari, menyelimuti seluruh kota.Pagi-pagi, Nadine mengetuk pintu apartemen Arnold dengan sedikit rasa bersalah. "Pak ...." Suaranya terdengar ragu.Arnold yang masih mengenakan piama dengan rambut berantakan, langsung merasa cemas. "Ada apa?""Nggak, nggak ada apa-apa!" Mungkin menyadari bahwa waktu masih terlalu pagi dan tidak pantas, Nadine semakin merasa bersalah, bahkan wajahnya sedikit memerah. "Aku ... apa aku membangunkanmu?"Arnold menjawab, "Nggak, aku memang sudah seharusnya bangun. Ada perlu apa?""Alat main salju yang waktu itu ... masih ada?"Arnold termangu sejenak. Dia menoleh ke luar jendela. Benar saja, salju sudah berhenti. "Pagi-pagi begini mau main salju?" tanyanya ragu.Nadine mengangguk dengan mata berbinar. "Ya! Kalau pagi-pagi, saljunya masih bersih, belum ada yang injak."Arnold terkekeh-kekeh. "Kenapa

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 603

    Aditya tidak bisa merespons!Nadine berkata, "Pak Stendy, kamu sudah bisa melepaskan tanganmu sekarang."Stendy tersenyum tipis, seolah-olah baru menyadari sesuatu. Namun, bukannya melepaskan, tangannya yang tadi hanya menggantung di udara kini benar-benar merangkul bahu Nadine.Tubuhnya ramping dan mungil. Bahkan melalui jaket tebal, dia masih bisa merasakan betapa kurusnya gadis itu.Aroma samar dari tubuh Nadine tanpa sadar menyusup ke dalam hidung. Seluruh tubuh Stendy menegang.Detik berikutnya, Nadine berputar dengan lincah dan meloloskan diri dari pelukannya. Stendy bereaksi cepat. Begitu melihatnya kabur, dia segera mengulurkan tangan, berniat menariknya kembali.Yang satu kabur, yang satu mengejar. Yang satu menghindar, yang satu memburu.Nadine akhirnya kesal. "Stendy! Kamu belum selesai juga?"Stendy tersenyum semakin lebar. "Bagus, akhirnya kamu nggak memanggilku Pak Stendy lagi."Di saat keduanya sedang berselisih, tak jauh dari sana di bawah cahaya lampu jalan, Arnold ber

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 602

    Di bawah cahaya lampu jalan, Nadine, Aditya, dan Stendy berjalan sambil mengobrol. Angin malam berembus kencang. Napas mereka berubah menjadi uap putih yang melayang di udara."Nad, mau minum teh susu? Aku traktir." Aditya tersenyum lebar, memperlihatkan giginya yang putih.Nadine hendak menjawab. Tiba-tiba, seorang pemuda berjalan ke arahnya dan berhenti di depan mereka.Di bawah tatapan bingung mereka bertiga, pria itu seperti sedang melakukan trik sulap. Dia mengeluarkan sebuket mawar dari belakangnya dan menyodorkannya kepada Nadine."Ha ... halo! Aku mahasiswa pascasarjana tahun ketiga di Universitas Teknologi dan Bisnis. A ... aku sudah memperhatikanmu sejak lama. Ini bunga untukmu, semoga kamu suka!""A ... apa kita boleh bertukar kontak? Sejak pertama kali melihatmu, aku langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. Aku tahu ini terlalu mendadak. Aku sendiri juga nggak bisa percaya, tapi ... memang itu yang terjadi. Aku harap kamu bisa memberiku kesempatan ...."Nadine sama seka

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 601

    "Semua berkat dua tim konstruksi dari Pak Stendy yang sangat membantu."Awalnya, mereka hanya dipinjam untuk pekerjaan konstruksi dasar. Namun, Aditya segera menyadari bahwa dirinya telah meremehkan kemampuan mereka. Selain pekerjaan konstruksi, tim ini juga sangat ahli dalam renovasi dan evaluasi material.Jadi, setelah pekerjaan konstruksi dasar selesai, Aditya memutuskan untuk tidak mengembalikan mereka kepada Stendy. Sebaliknya, mereka langsung melanjutkan ke tahap renovasi interior dan pemasangan sistem kontrol pintar."Pak Stendy nggak masalah, 'kan?"Mendengar itu, Nadine juga menoleh ke arah Stendy mengikuti Aditya.Ketika Stendy bertemu dengan tatapan Nadine, dia tersenyum tipis. "Aku nggak masalah." Selama Nadine meminta, berapa pun orang yang dibutuhkan, dia bisa mengaturnya."Terima kasih, Pak Stendy.""Panggil Kak Stendy."Nadine termangu. Lagi-lagi ini.Aditya bersuara, "Hehe .... Terima kasih, Kak Stendy."Stendy seketika tidak bisa berkata-kata.Setelah hampir selesai m

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 600

    Setelah menenangkan Freya, Nadine membantunya membersihkan tubuh. Sebelum pergi, dia juga mengingatkan agar Freya menunggu sampai infusnya habis dulu sebelum mengurus administrasi kepulangan.Sebelum meninggalkan rumah sakit, Nadine memanggil Tasyi dan berkata, "Aku sudah bicara dengan Bu Freya. Besok akan ada mobil yang menjemput kalian ke tempat pemulihan. Selama di sana, aku titip beliau padamu ya."Tasyi langsung tersenyum lega. "Memang cuma kamu yang bisa mengatasinya! Aku sudah mencoba membujuk dan menasihati berulang kali, tapi dia tetap nggak mau mendengar. Untung ada kamu! Tenang saja, aku pasti menjaga Bu Freya dengan baik!""Terima kasih, Kak Tasyi.""Ah, nggak usah berterima kasih. Ini memang tugasku."Setelah Nadine pergi, Tasyi masuk kembali ke kamar pasien. Freya melirik ke arah pintu. "Dia sudah pergi?""Iya, sudah. Sebelum pergi, dia menitip pesan agar aku menjagamu baik-baik. Nadine benar-benar perhatian."Freya mengangguk pelan. "Dia anak yang baik. Aku yang nggak gu

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status