Share

Bab 205

Author: Patricia
last update Last Updated: 2024-12-11 18:00:00
Kamila bertanya, "Menurutmu siapa yang bakal menang?"

Calvin menjawab, "Untuk sementara ini kelihatannya Wilfred lebih unggul."

Kamila tidak berkomentar, jelas sekali dia juga setuju terhadap pendapat Calvin. Saat memasuki menit kelima, Nadine sudah menyelesaikan soal keempat dan baru hendak mulai mengerjakan soal kelima.

Sementara itu, Wilfred kesulitan menyelesaikan soal keempat selama beberapa detik, sehingga dia mulai ketinggalan sedikit. Saat ini, Nadine sedang memimpin pertandingan, tetapi perbedaan waktu mereka tidak jauh.

Saat memasuki menit keenam, kedua orang itu sama-sama kesulitan mengerjakan soal terakhir.

....

Pada menit keenam lima puluh detik, Nadine menuliskan jawaban terakhirnya, selesai.

Dengan keringat tipis di dahinya, Wilfred juga akhirnya berkata, "Selesai!"

Namun sayangnya, dia masih lebih lambat sepuluh detik dibandingkan Nadine. Dia menarik napas lega, mengusap keringatnya, lalu tersenyum percaya diri, "Nggak masalah. Selain kecepatan, yang terpenting adalah a
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 206

    Arnold baru menyelesaikan pelajarannya. Tangannya masih memegang materi pelajaran.Kamila berucap, "Tadi Wilfred dan Nadine lomba berhitung. Yang kalah harus traktir. Makanya, kami lagi mikir mau makan apa."Arnold melirik semua orang. Dia melihat Nadine tersenyum bahagia, seolah-olah dirinya benar-benar telah menyatu dengan lingkungan di sini.Arnold tersenyum tipis. "Oke. Kalau begitu, kita pulang lebih awal hari ini. Wilfred yang traktir.""Eh?" Kamila tampak heran. "Aku belum bilang siapa yang kalah. Kenapa kamu sudah suruh Wilfred traktir?"Arnold bertanya balik, "Memangnya aku salah? Bukan Wilfred yang kalah?""Eee ... nggak sih, kamu benar," timpal Kamila.Wilfred tidak bisa berkata-kata."Olive, kamu ikut nggak?" tanya Kamila."Nggak."....Pada akhirnya, mereka mencari kedai di pinggir jalan. Meskipun Kamila sibuk memberi usul tadi, dia tetap mempertimbangkan keuangan Wilfred.Wilfred bukan berasal dari keluarga berada. Orang tuanya hanya petani. Mereka menghabiskan tabungan m

    Last Updated : 2024-12-11
  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 207

    Awalnya tidak begitu merah, tetapi kemudian merahnya menjalar sampai ke telinga. Nadine mengamati perubahan ini dalam waktu kurang dari 10 detik. Dia sungguh terkejut.Arnold berkata, "Mungkin kepanasan."Nadine segera menurunkan jendela mobil di sampingnya. "Sudah mendingan belum?""Ya."....Setelah mengantar Nadine pulang, Arnold teringat pada hasil penelitiannya yang belum beres. Dia lantas kembali ke laboratorium.Nadine berbaring di sofa. Setelah bersenang-senang tadi, dia merasa sangat lelah. Ketika memejamkan mata, adegan di dalam mobil tadi tiba-tiba muncul di benaknya.Nadine teringat pada tangan Arnold yang menyentuh kepalanya. Sentuhannya yang lembut membuat Nadine merasa terlindungi dan termotivasi.Apa mungkin ini hanya ilusinya? Arnold memang menyemangatinya, tetapi hanya sebatas itu.Nadine perlahan-lahan membuka matanya dan memandang langit-langit. Penyewa sebelumnya tidak merawat rumah ini dengan baik sehingga terlihat kotor.Meskipun Nadine sudah menempel wallpaper u

    Last Updated : 2024-12-11
  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 208

    Nadine buru-buru mengalihkan topik pembicaraan, "Aku lapar. Kamu sudah buat reservasi di restoran, 'kan? Kita pergi makan yuk!"Ada restoran hotpot yang terkenal di sekitar sini. Setiap akhir pekan, restoran itu sangat ramai. Makanya, Kelly memesan dua hari sebelumnya supaya dapat tempat.Di sekitar restoran hotpot ada rumah jaga. Daging sapi yang dipakai restoran langsung diangkut dari rumah jagal itu. Makanya, dagingnya sangat segar.Nadine sangat menyukai hotpot mereka. Apalagi, bahan dasar kuahnya terbuat dari iga sapi. Hanya kuahnya saja sudah sangat wangi.Kelly duduk, lalu menunjuk menu, "Ini, ini, ini juga. Semuanya dua porsi."Berat badan Kelly menurun karena terus bekerja lembur belakangan ini. Dia akhirnya bisa jalan-jalan dan merilekskan diri sehingga harus makan banyak. Kalaupun berat badannya naik nanti, dia tinggal pergi gym.Nadine melihat meja yang dipenuhi daging dan sayuran. Dia menelan ludah dan bertanya, "Apa kita bisa menghabiskan semuanya?"Nadine tidak ingin men

    Last Updated : 2024-12-11
  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 209

    Arnold juga mengemudikan mobil sendiri. Karena sejalan, Nadine pun naik mobil Arnold. Tidak ada basemen di gedung lama sehingga mereka harus parkir di mal seberang.Di perjalanan kembali ke gedung apartemen, keduanya melewati pepohonan. Tiba-tiba, angin berembus kencang. Dedaunan beterbangan."Achoo ...." Nadine bersin. "Maaf, aku ... achoo ...."Arnold tentu tahu Nadine alergi. Dia segera mengeluarkan sebungkus tisu dan mengambil selembar untuk Nadine. "Tutup hidungmu dulu."Nadine mengikuti instruksi Arnold. Seketika, hidungnya tidak begitu gatal lagi. Keduanya pun mempercepat langkah kaki masing-masing.Sesampainya di apartemen, keduanya berpamitan. Nadine langsung menutup pintu dan berbalik untuk bersin. Dia bersin tujuh hingga delapan kali.Setelah berhenti, hidungnya menjadi sangat merah. Dia sangat menyukai semua yang ada di Kota Juanin. Hanya saja, alerginya akan kambuh di musim tertentu. Dia jelas-jelas sudah tinggal lama di sini, tetapi masih belum terbiasa.Setelah menenangk

    Last Updated : 2024-12-12
  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 210

    Reagan menarik tangannya, lalu meminta maaf seperti anak kecil yang membuat kesalahan, "Maaf, Nad. Aku nggak sengaja .... Aku benaran nggak tahu harus gimana lagi .... Aku cuma nggak ingin kamu pergi dariku ....""Jangan mendekat!" Nadine memegang kepalanya. Saking sakitnya, matanya berkaca-kaca.Saat ini, Philip akhirnya tiba. Stendy juga mengikutinya kemari."Kamu baik-baik saja, 'kan?" Stendy langsung berjalan melewati Reagan dan berdiri di samping Nadine. Nada bicaranya terdengar cemas.Ketika menerima panggilan dari Philip, Stendy sedang menghadiri pertemuan bisnis. Jika semua berjalan lancar, malam ini dia bisa menandatangani kontrak senilai 120 miliar.Namun, begitu mendengar Nadine mungkin dalam masalah, Stendy langsung mengabaikan klien itu dan pergi. Hanya dalam waktu 10 menit, Stendy tiba di depan gang dan bertemu Philip.Tanpa berbasa-basi, keduanya langsung menuju ke gedung apartemen Nadine. Sesuai dugaan, mereka melihat Reagan yang sedang menggila.Nadine menolak pendekat

    Last Updated : 2024-12-12
  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 211

    Tubuh Reagan terhuyung untuk sesaat. "Apa ... maksudmu?""Kamu nggak ngerti maksudku? Ya, kamu kira kamu menutupinya dengan sangat baik. Tapi, Nadine nggak bodoh," sahut Stendy.Reagan bisa memahami maksudnya. Dia sontak meraih kerah baju Stendy, lalu bertanya dengan galak, "Sebenarnya apa saja yang kamu katakan padanya?""Heh, sepertinya sampai sekarang kamu belum memahami penyebab kalian putus.""Jangan bicara seolah-olah kamu tahu semuanya!""Aku tentu tahu ....""Tutup mulutmu!" sela Reagan.Stendy mengempaskan tangan Reagan, lalu merapikan kerah bajunya. Dia menatap Regan dengan angkuh dan mencela, "Lihat dulu gayamu yang sekarang. Kamu seperti anjing penjilat ....""Cukup! Kalian berdua bisa mati kalau diam ya? Kita ini sahabat! Untuk apa saling melukai seperti ini?" hardik Philip."Siapa juga yang mau jadi sahabatnya!" balas Reagan."Aku juga nggak punya sahabat seperti dia," ujar Stendy dengan tidak acuh.Reagan menunjuk Stendy dan memperingatkan, "Jangan coba-coba mendekati Na

    Last Updated : 2024-12-12
  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 212

    Reagan seolah-olah tidak mendengarnya.Ketika Reagan tiba di depan gedung apartemen, Philip telah menyusulnya. Dia buru-buru menahan Reagan dan membujuk, "Sudahlah, jangan membuat keributan lagi. Kak Nadine juga nggak bakal buka pintu untukmu.""Ada yang ingin kuberikan padanya."Philip termangu. "Apa itu?"Reagan mengeluarkan salep anti rhinitis alergi di sakunya. "Dia alergi di musim ini. Aku harus memberikan salep ini kepadanya."Seketika, Philip merasa sedih. Jelas-jelas keduanya pernah saling mencintai. Kenapa hasilnya malah menjadi seperti ini?"Ya, Obat ini harus diberikan kepadanya .... Harus ...." Reagan mengangguk.Suara Reagan menjadi makin kecil. Tiba-tiba, pandangannya menggelap. Tubuh Reagan pun perlahan-lahan terjatuh.Philip buru-buru maju untuk menangkap Reagan. Kemudian, dia hanya bisa menarik Reagan ke mobil. Ketika melihat mobil yang berhenti jauh di depan gang, Philip tak kuasa mengembuskan napas panjang.Ketika Philip dan Reagan tiba di vila, waktu sudah menunjukk

    Last Updated : 2024-12-12
  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 213

    'Nad, aku rindu sekali padamu .... Tolong kembali padaku ya?'Sayangnya, yang membalas Reagan hanya kegelapan di ruang tamu dan deru angin di luar jendela.....Keesokan hari, Nadine bangun pagi-pagi. Dia mandi, masak, dan berkemas sebelum berangkat ke laboratorium.Ketika menutup pintu, Nadine menemukan sebuah kantong kertas di gagang pintunya. Di dalamnya adalah salep anti rhinitis alergi. Selain itu, merek ini yang selalu digunakan oleh Nadine.Nadine mengamati ke sekeliling. Siapa yang memberinya salep ini? Tiba-tiba, tatapan Nadine tertuju pada pintu di seberang. Nadine menatap salep itu dan kantong kertasnya untuk mencari tahu.Ketika Nadine hendak mengetuk pintu untuk bertanya kepada Arnold, tiba-tiba pintu di seberangnya terbuka. Arnold keluar dengan wajah datar. Saat melihat Nadine, langkah kakinya terhenti.Nadine bisa merasakan kejanggalan pada ekspresi Arnold. Dia lantas bertanya, "Apa ada masalah?"Arnold menyahut dengan serius, "Kita berangkat ke laboratorium dulu. Nanti

    Last Updated : 2024-12-13

Latest chapter

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 330

    Karen yang begitu galak tidak mungkin menerima kerugian seperti itu. Hari itu juga, dia langsung pergi ke kantor agen properti itu, menuntut agar agen muda itu keluar.Namun, penanggung jawab memberitahukan bahwa agen itu sudah mengundurkan diri tiga hari yang lalu.Karena tidak punya cara lain, Karen datang ke kantor dan membuat keributan setiap hari, bahkan mengajak kerabat dan teman-temannya membawa spanduk di luar. Dengar-dengar, kejadian ini sangat heboh.Manajer tidak bisa berbuat apa-apa, jadi akhirnya memberi tahu Karen alamat tempat tinggal Devin. Karen mengikuti petunjuk itu dan datang ke rumahnya.Namun, Devin sama sekali tidak merasa bersalah dan berkata dengan percaya diri, "Ngapain kamu ribut? Lagian, rumahmu sudah kubeli. Uangnya sudah kubayar dan sekarang namaku yang tertera di sertifikat kepemilikan. Ribut juga nggak ada gunanya."Karen duduk di depan pintu rumahnya dan menangis kencang, menggunakan semua trik yang dia kuasai.Devin juga orang yang keras kepala. Ketika

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 329

    Nadine lantas mengangkat ujung terusannya dan lebih berhati-hati kali ini.Orang-orang tidak menganggap serius insiden kecil tadi. Perhatian mereka lebih terfokus pada Nadine terluka atau tidak.Calvin langsung mengulurkan tangannya. "Nadine, kupinjamkan tanganku. Ada ototnya lho! Aku jamin kamu nggak akan jatuh."Hanya Olive yang memandang pinggang Nadine, seolah-olah ingin menembusnya dengan tatapannya.Saat makan, Wilfred memperhatikan bahwa Olive hanya makan sedikit. Dia khawatir Olive merasa tidak enak badan, jadi bertanya, "Kenapa hari ini makan sedikit sekali? Maagmu kambuh lagi?"Olive sering melewatkan waktu makan dan Wilfred sudah terbiasa mengingatkannya."Makanan hari ini nggak pedas atau berminyak kok. Bagus untuk pencernaan. Nah, ini makanan favoritmu ....""Bisa diam nggak sih?" Olive mendorong tangan Wilfred. "Aku cuma nggak mau makan saja. Kenapa kamu cerewet sekali? Apa aku nggak boleh memutuskan sendiri mau makan atau nggak?"Tangan Wilfred yang sedang mengambil maka

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 328

    "Duduklah. Jangan terlalu sungkan, aku nggak terbiasa," ucap Arnold.Nadine pun tertawa dan akhirnya duduk.Arnold berkata, "Aku suka masakanmu, traktiranmu ini adalah ucapan terima kasih terbaik."Setelah itu, Arnold mengangkat mangkuk sup dan membenturkannya dengan ringan ke mangkuk Nadine.Kemudian, Arnold mengambil sepotong sayap ayam yang digoreng hingga keemasan. Kulitnya renyah dengan tepi yang sedikit terbakar dan bagian dalamnya yang berair. Perpaduan ini begitu seimbang dan rasanya sangat kaya."Di luar sana, belum tentu ada sayap ayam seenak ini."Nadine tertawa karena merasa lucu. "Kalau begitu, kamu habiskan saja semua sayap ayamnya."Arnold mengangkat alis dan senyumannya semakin lebar. "Bukan masalah."Makan siang selesai. Sekarang sudah pukul 2 siang. Mereka sama-sama membereskan dapur dan keluar.Arnold akan pergi ke laboratorium, sementara Nadine pergi ke perpustakaan. Karena sejalan, mereka pun berangkat bersama.Sesampainya di persimpangan jalan, Arnold berbelok ke

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 327

    Nadine tertawa sambil bercanda, "Jangan, jangan. Masa tamu disuruh kerja?""Tamu bilang dia sangat senang bisa membantu."Berkat bantuan Arnold, pekerjaan menjadi lebih cepat selesai.Setelah semua beres, Nadine mengangkat ikan kakap dari air jahe daun bawang, lalu meletakkannya di piring dan mengeringkannya dengan tisu dapur. Kemudian, dia mengoleskan minyak goreng di permukaannya untuk mengunci kesegaran.Pekerjaan Arnold sudah beres Dia hanya bisa berdiri di samping dan menonton. "Perlu bantuan?""Bisa tolong ambilkan kukusan di atas sana?""Oke."Arnold bertubuh tinggi, jadi bisa meraihnya dengan mudah. Hanya saja, kukusan digantung agak tinggi tepat di atas kepala Nadine. Artinya, jika Arnold ingin mengambilnya, dia harus berdiri di belakang Nadine.Begitu Arnold menjulurkan tangan, dia merasa dirinya seperti memeluk Nadine. Untungnya, prosesnya sangat cepat sehingga tidak ada rasa canggung meskipun jarak mereka sangat dekat."Kemarikan kukusannya." Nadine mengulurkan tangannya.A

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 326

    Nadine yang sekarang sangat tenang, tidak seperti saat baru-baru putus. Dulu dia sering teringat pada Reagan dan mudah terbawa emosi olehnya.Waktu adalah obat yang ampuh. Luka yang dalam sekalipun bisa sembuh. Kini, Nadine sudah melepaskan semuanya.Seiring berjalannya waktu, rasa sakit yang disebabkan oleh Reagan pun perlahan-lahan memudar hingga akhirnya terlupakan."Ada urusan apa?" tanya Nadine."Apa kita bisa ngobrol di tempat lain?""Aku rasa nggak ada yang perlu dibicarakan di antara kita.""Nad ....""Apa yang kubilang salah?"Reagan merasa agak frustrasi. Dia melirik Arnold. Orang-orang yang peka pasti tahu mereka harus menjauh untuk sekarang. Namun, Arnold tetap diam di tempatnya tanpa peduli dengan tatapan Reagan yang memberinya isyarat.Mengingat Reagan yang selalu berbuat nekat, Nadine sama sekali tidak berani berduaan dengannya."Kalau nggak ada yang penting, kami pergi dulu," ucap Nadine menatap Arnold. Arnold mengangguk ringan."Kalian berdua? Lalu gimana denganku?" Wa

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 325

    Keesokan paginya, Nadine keluar untuk jogging pagi. Setelah punya lebih banyak waktu luang, dia kembali pada kebiasaan lari pagi. Setiap kali selesai lari dan mandi, dia merasa segar dan bertenaga sepanjang hari."Pagi, Pak Arnold.""Pagi."Arnold baru saja selesai berlari dan bersiap pulang. Namun, melihat Nadine, dia berbalik arah. "Ayo, kutemani kamu lari sebentar.""Nggak mengganggu jadwalmu di laboratorium?""Proyek baru sekarang ditangani sama Calvin, jadi aku nggak terlalu sibuk belakangan ini.""Wah, Pak Calvin pasti punya banyak keluhan," canda Nadine."Keluhan nggak akan berguna, tetap saja dia harus bekerja," jawab Arnold dengan wajah serius. Kalau Calvin mendengar itu, dia mungkin akan langsung frustasi.Keduanya berlari mengelilingi taman dua putaran. Ketika Nadine mulai terlihat kelelahan, Arnold menyadari hal itu."Atur napas, perhatikan ritme. Ikuti aku ... tarik, hembus, tarik, hembus ...."Nadine mengikuti instruksinya dan merasa lebih baik. "Wah, jadi lebih ringan!"

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 324

    "Astaga!" Kelly langsung menepis tangan Teddy dari pundaknya, berdiri tegak, sambil diam-diam bersyukur karena sudah membuang puntung rokok lebih awal.Nadine butuh usaha besar untuk menutup mulutnya yang ternganga. "Ehm .... Kel, kamu lupa tasmu tadi."Dia sebenarnya cuma mau mengembalikan tas, tapi malah menyaksikan apa ini? Kelly terlihat bersandar mesra dengan seorang pria? Punggung pria itu ... kenapa rasanya tidak asing?Saat keduanya berbalik, teka-teki itu terjawab.Itu Teddy?!Jadi ... ini yang disebut Kelly sebagai "mitra kerja samanya"?Kelly berjalan mendekat dan mengambil tas dari tangan Nadine. "Makasih ya, Nadine! Malam-malam begini masih repot-repot ngantarin tasku. Cepat naik ke atas, sudah malam, bahaya di luar. Aku tunggu di sini sampai kamu di balkon, ya. Kalau sudah sampai, lambaikan tangan biar aku yakin.""Oke."Nadine berbalik dan pulang ke apartemennya. Dia tahu betul siapa Kelly. Meskipun temannya terlihat santai dan tanpa beban, dia selalu punya rencana matan

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 323

    "Kalau nggak mau nunggu, ya pergi saja. Siapa juga yang mau ketemu kamu?" Kelly mendengus sambil memutar bola matanya. "Lihat sikapmu itu. Kamu yang butuh bantuan, 'kan?"Teddy menarik napas dalam-dalam, menahan diri. Wanita ini bisa bela diri. Kalau dia sampai membuat wanita ini marah, yang rugi adalah dirinya sendiri."Jangan marah dong," Teddy langsung mengganti wajahnya dengan senyuman, "Aku sudah bilang ini kasus darurat. Kamu santai begini, gimana aku nggak curiga?""Ada apa, langsung bilang." Kelly melirik ke dalam mobilnya. "Eh, itu ... ada rokok nggak?""Buat apa?""Kasih aku satu."Teddy terdiam. Dengan pasrah, dia kembali ke mobil, mengambil rokok dan korek api, lalu menyerahkannya. Namun, Kelly tidak langsung menerima. Dia menyilangkan tangan di depan dada dan menatapnya dengan senyum mengejek."Oke," Teddy mengangguk dan memasang ekspresi sabar. "Aku ini bukan cari pacar, aku malah cari majikan." Dia lalu menyalakan rokok untuk Kelly.Ini pertama kalinya Teddy menyalakan r

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 322

    "Di mana kamu? Kenapa selama beberapa hari ini teleponku nggak kamu angkat?! Apa sekarang kamu bahkan nggak peduli lagi sama ibumu?"Tiga pertanyaan berturut-turut. Nada bicaranya semakin tajam di setiap kalimat.Reagan menjawab dengan tenang, "Aku lagi dinas. Sibuk, jadi nggak sempat angkat telepon.""Kamu sekarang juga harus pulang! Sekarang! Kalau kamu nggak pulang, jangan pernah anggap aku sebagai ibumu lagi!"Mendengar nada bicara ibunya yang tidak seperti biasanya, Reagan tahu ada sesuatu yang tidak beres. Tanpa banyak bertanya, dia menutup telepon dan langsung menuju rumah lama keluarganya.Begitu sampai di depan pintu, dia mendengar suara pecahan vas bunga. Reagan berhenti sejenak, lalu masuk ke dalam rumah. "Ibu, aku sudah pulang."Mendengar suaranya, Rebecca muncul dari dalam. Tanpa menunggu, dia langsung memarahi Reagan habis-habisan."Orang macam apa yang kamu pilih?! Kalau Eva itu memang murahan, aku masih bisa terima, tapi keluarganya juga seperti preman pasar! Terutama i

DMCA.com Protection Status