Share

Bab 199

Author: Patricia
Ini seperti ... seorang petani mengajari peternak bagaimana cara mencampur pakan ternaknya. Siapa pun yang mendengar pasti akan sulit percaya!

Nadine menatap Olive yang masih terpaku di tempat, lalu berkata dengan nada tenang, "Terima kasih, atas nasihat Kakak Senior tadi. Aku tentu paham bahwa penelitian itu harus dilakukan dengan hati-hati, jujur, dan praktis. Itu adalah kualitas dasar seorang peneliti."

"Tapi, aku juga berpikir bahwa seorang peneliti seharusnya punya keberanian untuk mendengarkan pendapat orang lain dan menerima saran yang masuk akal. Gimana menurutmu?"

"Seperti kejadian hari ini, siapa pun yang mengusulkan koreksi, apa pun isi koreksinya, seharusnya diverifikasi terlebih dahulu sebelum memutuskan apakah itu benar atau salah. Bukan sekadar mengandalkan perasaan pribadi untuk mengambil kesimpulan."

Nada bicara Nadine sangat datar, seolah-olah hanya menyampaikan fakta objektif. Namun di telinga Olive, setiap ucapannya terasa sangat menusuk. Bukan sekadar teguran, mela
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 200

    Wajah pria itu penuh dengan kegelisahan dan ketidaksabaran. Dia melirik jam, baru pukul sembilan malam, tapi sudah ada empat atau lima panggilan telepon dari rumah. Tiga di antaranya dari ibunya, dan satu dari Eva.Sepertinya Eva tahu Reagan tidak akan mengangkat teleponnya, jadi hanya menelepon sekali dan tidak melanjutkannya. Tindakan itu memang cukup bijaksana, tapi tetap saja membuat Reagan merasa kesal. Apalagi, belakangan ini ada orang luar yang tinggal di vila mereka, membuat suasana semakin tak nyaman.Philip melirik jamnya dan bertanya, "Masih belum terlalu larut, 'kan? Kok cepat banget sudah mau pulang?"Reagan tidak menjawab. Namun, Philip bisa melihat bahwa kemarahan yang terpendam dalam hati Reagan sudah hampir tak bisa dibendung lagi. Karena itu, dia tidak berani banyak bicara lagi."Ada sopir di bawah, aku suruh dia antar kamu pulang," kata Philip."Terima kasih.""Masih perlu pakai basa-basi segala sama aku?" Philip menaruh gelasnya. "Reagan, kuantar kamu keluar."Reaga

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 201

    Reagan baru menyadari bahwa Eva jauh lebih licik daripada yang dia bayangkan. Dulu, dia menganggap gadis itu polos dan baik hati, lugu dan ceria. Namun, kenyataannya? Reagan merasa seperti orang bodoh yang ditipu, dijebak, bahkan sampai kehilangan ... Nadine karena dia.Jika bukan karena Eva, mana mungkin hubungannya dengan Nadine bisa berantakan seperti ini? Memikirkan hal itu, rasa muaknya semakin mendalam. Dia bahkan tidak ingin menginjakkan kaki di tempat yang sama dengan Eva!Sudah beberapa hari dia memilih untuk tidur di kantor. Eva tidak berani meneleponnya langsung, tetapi dia terus memanfaatkan Rebecca untuk mendesak Reagan pulang.Agar bisa menghindari perdebatan dengan ibunya, Reagan terpaksa pulang ke vila. Namun, itu hanya sebatas formalitas!....Ketika tiba di vila, waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam. Begitu dia membuka pintu, Eva sudah berdiri di sana dan berusaha meraih jaket yang dia kenakan. Reagan buru-buru menghindar, lalu berjalan melewatinya dan langsung

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 202

    Nadine terbangun oleh suara ketukan pintu. Dia langsung duduk tegak, memastikan bahwa memang ada seseorang yang sedang mengetuk pintu rumahnya."Siapa itu?" tanyanya dengan nada waspada dari balik pintu.Malam ini Arnold sedang lembur di laboratorium. Jika ada orang jahat yang datang ke rumahnya, tidak ada seorang pun yang bisa membantu Nadine saat ini.Ketukan pintu berhenti sejenak, tetapi orang di luar tidak menjawab. Melihat tidak ada respons, suara ketukan kembali terdengar dan kali ini lebih tegas lagi."Kalau kamu nggak bicara, aku nggak akan membukakan pintu.""Nadine ...." Suara Reagan terdengar dari luar, diiringi dengan senyum getir. Dia masih keras kepala seperti dulu."Ada apa?" tanya Nadine dengan nada dingin dan langsung mengerutkan kening saat mengenali suaranya."Biarkan aku masuk. Kita perlu bicara. Aku janji nggak akan melakukan apa pun. Kalau kamu nggak percaya, kamu bisa membiarkan pintunya terbuka sedikit saja ....""Nggak ada yang perlu kita bicarakan," potong Na

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 203

    Jelas-jelas Reagan yang lebih dulu melepaskannya. Sekarang, ketika Nadine sudah menerima kenyataan dan hampir melangkah keluar dari bayang-bayang masa lalu, Reagan justru kembali dan mencoba menariknya kembali? Bukankah ini sangat lucu?"Reagan, tolong jangan ganggu aku lagi. Jangan paksa aku untuk membencimu." Ketegasan dan keputusan Nadine merobohkan semua kepercayaan diri dan keberanian Reagan."Nadine ... jangan begini, ya?"Namun, Nadine hanya memandangnya dengan tatapan tenang."Aku sudah selesaikan semua halangan di antara kita. Ibuku juga sudah setuju. Asalkan kamu mau, kita bisa langsung pergi ke kantor catatan sipil untuk daftarin pernikahan!" lanjut Reagan.Nadine membalas, "Aku nggak mau."Semua ucapan Reagan tidak lebih dari tipu daya untuk menghibur diri."Nadine ...," panggilnya lagi."Aku sibuk, aku harus pergi." Setelah berkata demikian, Nadine melewatinya dan berjalan menjauh dengan langkah mantap. Reagan tertegun dan berdiri mematung di tempat.Di sekitarnya, orang-o

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 204

    Di laboratorium ....Kamila berkata, "Calvin, kamu jago hitung, 'kan? Tolong bantu aku hitung data ini. Aku butuh mendesak!"Calvin juga sedang sibuk. "Kamu hitung pakai komputer saja, aku lagi sibuk ....""Jangan, punyaku ini lebih penting. Coba kamu lihat dulu. Cepat kok, cuma butuh beberapa menit!"Calvin menunjuk Nadine yang berada di meja eksperimen di seberang. "Tanya dia saja, dia bisa."Sejak kejadian koreksi data sebelumnya, kemampuan Nadine sudah diakui oleh banyak orang di lab. Namun, Olive masih merasa itu hanya keberuntungan semata."Kenapa Kak Kamila? Butuh bantuan?" tanya Nadine berinisiatif.Kamila segera mengiakan. "Iya, butuh bantuan. Coba bantu aku lihat ini ...."Dua menit kemudian, Nadine berkata, "Sudah selesai. Hasilnya sudah kukirimkan ke server internal.""Hah? Cepat sekali?!" seru Kamila.Calvin yang sedang sibuk pun menghentikan pekerjaannya dan langsung meminta data itu dari Kamila, "Coba kulihat datanya ...."Kamila memutar bola matanya. "Waktu kusuruh hitu

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 205

    Kamila bertanya, "Menurutmu siapa yang bakal menang?"Calvin menjawab, "Untuk sementara ini kelihatannya Wilfred lebih unggul."Kamila tidak berkomentar, jelas sekali dia juga setuju terhadap pendapat Calvin. Saat memasuki menit kelima, Nadine sudah menyelesaikan soal keempat dan baru hendak mulai mengerjakan soal kelima.Sementara itu, Wilfred kesulitan menyelesaikan soal keempat selama beberapa detik, sehingga dia mulai ketinggalan sedikit. Saat ini, Nadine sedang memimpin pertandingan, tetapi perbedaan waktu mereka tidak jauh.Saat memasuki menit keenam, kedua orang itu sama-sama kesulitan mengerjakan soal terakhir.....Pada menit keenam lima puluh detik, Nadine menuliskan jawaban terakhirnya, selesai.Dengan keringat tipis di dahinya, Wilfred juga akhirnya berkata, "Selesai!"Namun sayangnya, dia masih lebih lambat sepuluh detik dibandingkan Nadine. Dia menarik napas lega, mengusap keringatnya, lalu tersenyum percaya diri, "Nggak masalah. Selain kecepatan, yang terpenting adalah a

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 206

    Arnold baru menyelesaikan pelajarannya. Tangannya masih memegang materi pelajaran.Kamila berucap, "Tadi Wilfred dan Nadine lomba berhitung. Yang kalah harus traktir. Makanya, kami lagi mikir mau makan apa."Arnold melirik semua orang. Dia melihat Nadine tersenyum bahagia, seolah-olah dirinya benar-benar telah menyatu dengan lingkungan di sini.Arnold tersenyum tipis. "Oke. Kalau begitu, kita pulang lebih awal hari ini. Wilfred yang traktir.""Eh?" Kamila tampak heran. "Aku belum bilang siapa yang kalah. Kenapa kamu sudah suruh Wilfred traktir?"Arnold bertanya balik, "Memangnya aku salah? Bukan Wilfred yang kalah?""Eee ... nggak sih, kamu benar," timpal Kamila.Wilfred tidak bisa berkata-kata."Olive, kamu ikut nggak?" tanya Kamila."Nggak."....Pada akhirnya, mereka mencari kedai di pinggir jalan. Meskipun Kamila sibuk memberi usul tadi, dia tetap mempertimbangkan keuangan Wilfred.Wilfred bukan berasal dari keluarga berada. Orang tuanya hanya petani. Mereka menghabiskan tabungan m

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 207

    Awalnya tidak begitu merah, tetapi kemudian merahnya menjalar sampai ke telinga. Nadine mengamati perubahan ini dalam waktu kurang dari 10 detik. Dia sungguh terkejut.Arnold berkata, "Mungkin kepanasan."Nadine segera menurunkan jendela mobil di sampingnya. "Sudah mendingan belum?""Ya."....Setelah mengantar Nadine pulang, Arnold teringat pada hasil penelitiannya yang belum beres. Dia lantas kembali ke laboratorium.Nadine berbaring di sofa. Setelah bersenang-senang tadi, dia merasa sangat lelah. Ketika memejamkan mata, adegan di dalam mobil tadi tiba-tiba muncul di benaknya.Nadine teringat pada tangan Arnold yang menyentuh kepalanya. Sentuhannya yang lembut membuat Nadine merasa terlindungi dan termotivasi.Apa mungkin ini hanya ilusinya? Arnold memang menyemangatinya, tetapi hanya sebatas itu.Nadine perlahan-lahan membuka matanya dan memandang langit-langit. Penyewa sebelumnya tidak merawat rumah ini dengan baik sehingga terlihat kotor.Meskipun Nadine sudah menempel wallpaper u

Latest chapter

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 717

    Baik judul ataupun variasi lagunya, Stendy sama sekali tidak bisa fokus. Cahaya redup di dalam aula konser bisa menjadi penyamaran yang terbaik, sehingga dia bisa menatap Nadine dengan tatapan yang lembut serta penuh perasaan dan tanpa perlu takut ketahuan.Stendy secara refleks menatap tangan Nadine yang putih. Dia berkali-kali ingin menggenggam tangan Nadine dengan erat, lalu tidak pernah melepaskannya lagi. Namun, setelah memberontak dengan pikirannya, pada akhirnya tetap logikanya yang menang. Dia mengingatkan dirinya untuk bertahan sampai melewati malam ini dan jangan gegabah agar tidak menakuti Nadine.Dua jam mungkin adalah siksaan dan ujian kesabaran bagi sebagian orang, tetapi itu adalah pesta untuk memanjakan indra yang langka bagi Nadine. Bahkan setelah konser sudah selesai, dia tetap masih tenggelam dalam suasananya."Apa kamu menyadari sesuatu dari lagu Croatian Rhapsody? Ternyata dia masukkan unsur musik rok juga, romantis dan energik. Terutama di bagian tengah lagunya, s

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 716

    "Uhuk uhuk ...." Nadine langsung tersedak. Mereka sedang makan sambil mendengar cerita yang seru, tetapi topiknya malah tiba-tiba dialihkan ke dirinya. Pokoknya perasaannya tidak enak."Kami bukan sepasang kekasih, tapi makan malam ini bisa dibilang gratis untuk Tuan Stendy karena ...."Setelah mengatakan itu, Nadine tersenyum dan menatap pemilik restoran. "Aku yang traktir."Setelah tertegun sejenak, pemilik restoran itu menatap Stendy dengan tatapan seolah-olah berkata anak ini akhirnya kena batunya dan pantas menerimanya.Begitu selesai makan, Nadine langsung pergi membayar tagihan makanannya.Pemilik restoran itu menarik Stendy ke samping dan berbisik, "Kawan, kamu boleh terus begini. Ayo berusaha, segera dapatkan gadis itu. Kalau lain kali kamu masih nggak dapat gratisan lagi, jangan salahkan aku meremehkanmu."Stendy pun menghela napas. "Kamu pikir aku nggak mau?""Wah, akhirnya ada gadis di dunia ini yang bisa membuatmu kelabakan. Sungguh langka. Baiklah, biar teman lamamu ini y

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 715

    Stendy menyahut, "Aku pikir-pikir dulu, nanti baru kita putuskan setelah ketemu.""Oke." Nadine mengakhiri panggilan, lalu langsung memakai jaket bulu tebal dan sepatu bot musim dingin, juga mengambil tas. Dia keluar dalam waktu kurang dari tiga menit!Cuaca tidak sedingin sebelumnya lagi, tetapi matahari masih tidak muncul.Begitu turun, Nadine langsung melihat Stendy berdiri di ujung gang, bersandar santai di samping mobil Maybach edisi terbatas. Pria yang memakai mantel hitam itu pun memutar-mutar kunci mobilnya.Begitu melihat Nadine, tubuh Stendy langsung tegak. Nadine tersenyum dan berjalan mendekat. Wajah Stendy yang tadi terlihat agak dingin langsung berubah cerah, bibirnya tersenyum.Begitu masuk mobil, Stendy menyerahkan sekantong sarapan, "Nih, susu kedelai dan roti, makan selagi masih hangat."Nadine menaikkan alisnya. "Pak Stendy bukan cuma jadi sopir, tapi juga beliin aku sarapan? Ini layanan bintang lima sih. Aku nggak berani menikmatinya."Stendy terkekeh-kekeh. "Kenapa

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 714

    "Nad, sejak pertama kali kita ketemu di kafe, aku ....""Eh? Pak Arnold, Nadine, kok berdiri di sana? Nggak naik?" Tetangga mereka yang tinggal di lantai bawah, datang dengan membawa banyak kantong belanjaan. Begitu melihat mereka, dia langsung menyapa dengan ramah."Dingin banget ya hari ini, aku hampir beku .... Tapi karena diskon, aku tetap keluar malam-malam begini!"Supermarket besar di dekat sana memang sering mengadakan diskon besar setelah pukul 9 malam. Sebagai orang yang pintar mengatur uang, wanita ini sering keluar malam untuk belanja hemat.Situasi sekarang jelas tidak cocok untuk melanjutkan obrolan mereka. Arnold terpaksa menelan kembali semua yang ingin dia ucapkan tadi."Ayo, kita sama-sama naik!" ajak wanita itu.Nadine melangkah maju, langsung mengambil salah satu kantong belanjaan dari tangan wanita itu. "Biar kubantu ...."Namun, Arnold langsung mengambil alih kantong belanjaan itu dari tangan Nadine. Dengan cepat, dia berjalan di depan mereka. "Biar aku saja."Wan

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 713

    Nadine tersenyum mencela dirinya sendiri.Arnold tiba-tiba terdiam, napasnya tercekat. Entah kenapa, senyuman kecil di ujung bibir gadis itu membuat hatinya terasa panik. Seolah-olah dia baru saja melewatkan sesuatu yang sangat penting.Mereka meninggalkan pabrik saat senja hari. Satpam yang berjaga sudah berganti. Paman ramah penuh canda tawa tadi sudah pulang, digantikan oleh seorang pemuda yang tampak pemalu.Setelah menerima kunci dari mereka, pemuda itu meletakkannya, lalu membukakan pintu gerbang untuk mereka.Langit belum sepenuhnya gelap. Cahaya senja menyelimuti cakrawala dalam warna kelabu suram. Di sepanjang jalan, cabang-cabang pohon yang gundul menambah kesan sepi.Nadine dan Arnold berjalan berdampingan tanpa berbicara. Keheningan mengisi jarak di antara mereka. Arnold sempat membuka mulut, tetapi tidak tahu harus mulai dari mana.Dia bisa merasakan perubahan suasana hati Nadine, tetapi tidak tahu penyebabnya. Jadi, yang bisa dia lakukan hanyalah diam dan berhati-hati aga

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 712

    Diskusi akademik antara keduanya akhirnya mencapai akhir. Kelly tidak bisa menahan diri untuk menghela napas panjang."Lain kali jangan ajak aku ke acara akademik kayak gini lagi ya. Buat capek saja ...." Kelly bergumam pelan, lalu mengangkat tangan memberi isyarat kepada pramusaji untuk menyajikan makanan.Seperti yang sudah diduga, semuanya adalah makanan favorit Nadine!Selesai makan, Kelly awalnya ingin jalan-jalan sebentar. Namun, baru saja keluar dari restoran, dia langsung menerima telepon kerja. "Iya, iya! Tunggu sehari lagi bisa mati ya?"Meskipun mengomel, dia tetap buru-buru pergi ke kantor setelah menutup telepon. Sebelum pergi, dia tidak lupa berpesan, "Kak Arnold, hari ini ulang tahun Nadine, kamu temani dia ya! Pokoknya turuti semua yang dia mau!""Oke." Setelah melihat Kelly pergi, Arnold tersenyum menatap Nadine. "Mau ke mana?""Benaran bisa ke mana saja?" Mata Nadine berbinar.Arnold berpikir sebentar. "Selama masih dalam batas kemampuanku.""Kalau begitu, boleh nggak

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 711

    "Ayo, biar aku pakaikan untukmu." Kelly memasangkan gelang itu ke pergelangan tangan Nadine yang ramping. Gelang itu membuat kulit putih Nadine terlihat semakin bersinar. "Aku tahu model dan warna ini cocok banget sama kamu!"Nadine menunduk melihatnya, semakin dilihat semakin suka.Kelly tiba-tiba bertanya, "Kamu kira ini udah selesai?""Hm?" Nadine mengangkat kepala dengan bingung. Masih ada acara lain?Kelly tersenyum tanpa menjawab, lalu mengangguk kecil ke arah pramusaji. Detik berikutnya, lagu ulang tahun mulai mengalun di dalam ruang privat.Diiringi musik yang lembut, Arnold mendorong masuk sebuah kue dan berjalan ke arah mereka. Di atas krim putih dan merah muda, berdiri boneka fondan yang sangat cantik.Matanya besar, ekspresinya penuh percaya diri dan ceria. Jelas, itu versi kartun dari Nadine sendiri. Di sekelilingnya pun dihiasi mutiara merah muda. Sederhana, tetapi sangat indah."Pak Arnold?" Nadine tak bisa menyembunyikan keterkejutannya.Arnold menatapnya, bibirnya meny

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 710

    Irene berkata, "Sayang, selamat ulang tahun! Sebenarnya, aku dan ayahmu mau datang ke Kota Juanin dua hari lebih awal untuk merayakan ulang tahunmu.""Tapi, penerbit mendadak kasih tahu Seven Days akan dicetak ulang dan mereka mengirim 3 kotak penuh halaman depan untuk kutandatangani. Jadi, setelah berdiskusi dengan ayahmu, kami memutuskan untuk menunda kunjungan dan akan datang lain kali."Irene juga merasa tidak berdaya. Buku barunya laris manis dan sudah cetakan ketiga. Sekarang di ruang kerjanya, masih ada ribuan halaman depan yang menunggu tanda tangannya. Kadang, punya buku yang laris juga menjadi tantangan tersendiri.Nadine mengedipkan matanya dengan penuh pengertian. "Ibuku terkenal! Wajar dong kalau sibuk!"Nada dan ekspresi bangganya membuat Irene tertawa."Duh, kamu nggak tahu! Sekarang ibumu benar-benar terkenal! Beberapa waktu lalu, ada seorang penggemar fanatik berhasil mendapat nomor telepon ibumu.""Begitu menelepon, dia langsung bilang ingin mendapat buku dengan tanda

  • Tak Sudi Merajut Cinta Dengan Mantan   Bab 709

    Di tengah musim dingin yang menusuk, kompleks apartemen tua mulai sepi setelah pukul 9 malam. Lampu jalan di sekitar sering mati. Karena khawatir akan keselamatannya, Arnold selalu turun menunggunya setiap kali ada waktu.Meskipun waktu kepulangan Nadine tidak selalu sama, biasanya hanya selisih 20 atau 30 menit. Namun, malam ini dia terlambat hingga 2 jam, bahkan turun dari mobil Stendy. Arnold menebak, pasti ada sesuatu yang terjadi di jalan.Angin malam bertiup, membawa hawa dingin yang menusuk. Melihat ujung hidung Nadine yang merah karena kedinginan, Arnold berkata, "Ayo masuk, di luar terlalu dingin. Kita bicara di dalam saja."Nadine mengangguk, meniup telapak tangannya yang dingin, lalu berbalik untuk mengucapkan selamat tinggal kepada Stendy.Di bawah sorot lampu malam, dua sosok berjalan berdampingan, langkah mereka pun seirama. Lampu di tangga menyala satu per satu, samar-samar terdengar percakapan ringan.Stendy tetap berdiri di tempatnya, menatap ke arah mereka pergi. Dala

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status