Home / Urban / Tajamnya Lidah Istri / Part 38. Rahasia Terbongkar

Share

Part 38. Rahasia Terbongkar

Author: Firda Wati
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
Bantu Subscribe ya..

“Apartemenku berantakan Ma Pa, gimana kalau kita bicara di kafe deket sini saja,” tawar Wisnu pada orang tuanya. Dalam hati ia berharap orang tuanya bersedia menerima ajakannya. Ia belum siap, melihat papa dan mama kecewa setelah mengetahui pernikahannya. 

Semua orang tua tentu bahagia melihat pernikahan anaknya, tapi bukan pernikahan diam-diam, seperti yang dilakukannya. Ia tahu, perbuatannya tidak bisa dimaafkan. Makanya ia lebih memilih diam dan menyembunyikan kebenarannya.

“Makanya buru-buru nikah biar ada yang urus,” celetuk papa cepat. Kamu bukan lagi anak ABG yang mencari cinta, tapi justru mencari istri. Ingat umur,” ucap papa tegas menasehati.

“Tidak apa-apa, kita bicara di Apartemenmu saja, sekalian nanti biar mama bantu merapikan dan menata barang-barang,” timpal mama semangat. Sang mama m
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Tajamnya Lidah Istri   Part 39. Kecewa

    Bantu Subscribe ya... “Kamu ...!” ucap bu Nani terperangah kaget. Spontan badannya terhuyung ke belakang. Perempuan yang di kamar mandi, juga tak kalah kaget melihat kemunculan seorang wanita tua secara tiba-tiba. Perempuan di kamar mandi itu adalah Sari. Untung saja Sari cepat menarik tangan bu Nani, jika tidak bu Nani bisa jatuh terjengkang ke belakang. "Hati-hati ibu, lantainya licin," pesan Sari setelah perempuan tua itu berdiri kokoh. "Terima kasih!" Sahut Bu Nani ketus, ia tak suka melihat ada perempuan di kamar mandi anaknya. Bu Nani kembali menatap nanar perempuan yang tengah hamil itu, dengan berbagai pikiran buruk. Ia tak menyangka di kamar mandi anaknya ada seorang

  • Tajamnya Lidah Istri   Part 40. Bucin

    Bu Nani segera merengkuh Sari dalam pelukan hangat. Tak menyangka nasib Sari setragis ini. Ia tak bisa membayangkan, bagaimana kehidupan Sari, bila Wisnu tidak menolongnya. Itulah skenario dari Allah. Sebaik-sebaik skenario. "Tapi kalian juga salah, karena tidak jujur. Andai kalian langsung berterus terang, mama dan papa pasti akan menyetujuinya. Bagi orang tua itu, melihat anaknya bahagia, apapun maunya pasti akan dituruti. Asal bicara dan komunikasi kuncinya. Jangan salahkan papa, karena papa tidak mengetahui kebenarannya." "Melihat kedekatan kalian dulu, mama sungguh tidak menyangka, jika kalian saling menyayangi satu sama lain. Layaknya sepasang kekasih. Mama dan papa mengira kalian saling menyayangi sebatas kakak dan adik. Ternyata apa yang dikatakan Andi dulu itu benar, kalau kalian saling mencintai dan menyayangi seperti layaknya seorang lelaki dewasa pada seorang perempuan."

  • Tajamnya Lidah Istri   Part 41. Permohonan Dela

    Bantu subscribe, rate, like dan bintang 5 ya... Terima kasih sebelumnya atas, kemurahan hatinya.. “Aku mohon mbak, sekali ini saja. Tolong kabulkan keinginan bang Heru untuk bertemu mbak. Kami tidak mau bang Heru kembali koma. Beberapa kali mama melihat bang Heru memukul kepala, bahkan bang Heru pernah membenturkan kepala ke tembok, untung cepat diketahui suster." "Apa? Kamu tidak asal bicara-kan, biar mbak mau datang ke rumah sakit." Sari membelalakkan mata, terkejut, mendengar pengakuan Dela. Rasanya tidak mungkin bang Heru bisa bertingkah kekanak-kanakan. Mana ada orang yang baru sembuh dari koma sampai membenturkan kepala ke tembok. Hanya orang yang tidak waras bisa melakukannya. Degh, apa bang Heru setelah sadar dari koma jadi gila. Sari bergidik membayangkan orang yang 8 tahun pernah hidup bersamanya. Itulah akibat dari orang tidak pandai bersyukur. Ak

  • Tajamnya Lidah Istri   Part 42. Heru Meminta Sari Rujuk

    Bantu Subscribe ya... “Kalau begitu aku tidak usah makan saja,” balas Heru merajuk. Heru tetap menginginkan Sari yang menyuapinya. Ia rindu pelayanan dari mantan istrinya kayak dulu saat mereka masih bersama. Semua yang hadir di ruangan itu melongo, Heru bersikap kekanak-kanakan. Termasuk Bu Sri, tidak menyangka anaknya sekarang tidak punya rasa malu. Apakah memang begitu sifat orang karena cinta. Bu Sri menitikkan air mata melihat kondisi Heru yang terpuruk semakin dalam. Sedangkan Sari jadi bingung sendiri, ia terdiam sejenak. Kebimbangan melanda hatinya, ia tak tega melihat Heru terus saja menolak makan. Tapi ia juga tidak mau menyuapi pria lain, kecuali pria itu suaminya. Walaupun Heru mantan suaminya, tetap aja, baginya Heru adalah orang lain sekarang. Tidak ada kewajibannya untuk melayani semua kebutuhan Heru. Wisnu yang

  • Tajamnya Lidah Istri   Part 43. Menyesal

    Hari demi hari berlalu dengan cepat. Tak terasa si kembar telah memasuki usia 2 tahun, hari ini adalah hari ulang tahun mereka. Sari dan Wisnu merayakan ulang tahun putra putrinya dengan sangat meriah. Nama yang disematkan untuk si kembar adalah Fando Pradana dan Fania Pradani. Semua keluarga dan kerabat diundang untuk merayakannya. Tak terkecuali keluarga bu Sri dan Dela ikut serta, kecuali Heru. Jangan harap Wisnu mengizinkan Heru bertemu si kembar. Seperti janjinya dulu, jika Heru tetap tidak mau mempercayai janin dalam kandungan Sari, jangan harap ia bisa menemui bayi itu setelah lahir. Janjinya dulu ia tepati sekarang. Hampir dua tahun ini Heru tidak diizinkan bertemu si kembar. Walaupun Heru memohon untuk bertemu, Wisnu menolak tegas keinginan Heru itu. Meskipun Heru bersujud di kakinya, Wisnu tetap teguh pada pendiriannya. Janji itu sudah terlanjur diikrarkan, maka Wisnu tak bisa mengingkarinya.

  • Tajamnya Lidah Istri   Part 44. Cari Fando

    “Maaf bu, Fando hilang,” ucap Mila takut sekaligus cemas. Matanya awas mengamati area sekitar, seraya bicara dengan Sari melalui sambungan telepon, siapa tahu ia melihat Fando. Mila si art tergugu menangis terisak-isak pilu. Ia sangat khawatir dengan keadaan Fando, makanya dia terus menangis. Apa lagi sekarang, Fando itu sangat dekat dengan dirinya, bahkan saking dekatnya, tidurpun sekarang harus ia temani. Ia pun sama, terlanjur sayang sama Fando. Gemas dan lucu. Mila merasa bersalah pada majikannya yang begitu baik padanya. Ia ingat bagaimana dulu bu Sari itu mau membantunya saat ia tengah terpuruk dan butuh bantuan. Dengan mudah tanpa curiga, Bu Sari memberinya pekerjaan, akhirnya ia bertahan sampai 3 tahun lebih. Apa ini balasan yang harus ia berikan pada orang yang telah berjasa padanya. Dengan kelalaiannya, menyebabkan Fa

  • Tajamnya Lidah Istri   Part 45. Saling Percaya dan Pengertian

    Wisnu kembali menatap wajah dokter Anggita yang belum juga siuman. Hampir 4 jam ia menunggu. ‘Semoga tidak terjadi sesuatu yang parah pada dokter Anggita’ gumam Wisnu dalam hati. Ia sangat menyesal, telah membuat dokter Anggita celaka.Sesekali Wisnu melirik jam di pergelangan tangan, jam menunjukkan pukul 06.00 Sore. Seharusnya jam segini, Wisnu berada di rumah berkumpul dengan keluarganya. Tapi apa daya, kecelakaan kecil karena ulahnya terpaksa dia masih berada di rumah sakit.Untung istrinya mengerti situasi dan keadaannya. Tidak marah dan kesal, karena perhatiannya lebih tertuju pada dokter Anggita, dibanding mencari Fando anaknya yang hilang tak tau rimbanya.Wisnu menarik napas perlahan-lahan dan menyugar rambutnya kasar. Sesekali ia melirik ke wajah dokter Anggita yang terbalut perban.Kala Wisnu menatap wajah dokter Anggita, teringat olehnya

  • Tajamnya Lidah Istri   Part 46. Bau Bawang

    Sari dan Wisnu baru saja selesai sholat subuh berjamaah. Keduanya tengah berdoa, meminta ampunan dan keberkahan dalam membina mahligai rumah tangga. Besar harapan mereka supaya menjadi keluarga sakinah mawaddah warohmah.“Aamiin,” bisik Sari sendu dengan linangan air mata. Kala ingat bagaimana dulu mantan suami menuduhnya selingkuh, bagaimana mertua dan adik ipar memperlakukannya. Meskipun sekarang mereka telah berubah menjadi baik. Tetap saja kenangan itu akan membekas selama hidupnya.Semoga pernikahannya yang sekarang membawa kebahagiaan untuk keluarga kecilnya. Inilah harapan terbesar dalam hidupnya, mengarungi riak gelombang yang penuh dengan ujian dan cobaan.Selesai berdoa, Wisnu menoleh ke belakang. Tampak olehnya mata Sari berkaca-kaca.“Dek, kok matanya berlinang, habis nangis.” Tanya Wisnu ser

Latest chapter

  • Tajamnya Lidah Istri   Part 55

    Dua jam kemudian keluarga Wisnu berpamitan pulang. Pak Santoso dan istrinya sedih karena harus berpisah lagi dengan cucu-cucu kesayangannya. Padahal belum lama mereka bercengkerama, sekarang cucunya harus pulang. Andai mereka mau tinggal di sini betapa bahagianya pasangan kakek nenek itu.“Kalian kenapa sih buru-buru amat perginya. Padahal mama masih kangen kumpul dengan kalian, apalagi sama cucu kesayangan nenek yang ganteng dan cantik ini.” Keluh sang mama sedih dan kecewa seraya merangkul dan memeluk sang cucu. Seakan enggan untuk berpisah. "Kalian nginap aja malam ini di sini, besok pagi kakek yang antar pulang ke rumah kalian," sambung sang nenek berusaha membujuk sang cucu. "Iya-kan besok pagi bisa antar mereka?Belum juga mendapat jawaban dari sang suami, pertanyaan itu terputus oleh permintaan maaf Sari. “Maaf Ma, kami meninggalkan seseorang di rumah, tadi dia tidak mau ikut. Sementara Fando gelisah terus pingin cepat pulang.”Ya, selama berada di rumah neneknya, perasaan Fand

  • Tajamnya Lidah Istri   Part 54. Saling melindungi

    Bismillahirrahmanirrahim.“Fando, akhirnya kamu pulang juga, Nak. Kemana aja sih! lama banget pulangnya,” ceracau Sari kesal sekaligus tampak senang.Perempuan yang masih terlihat cantik di usianya yang tidak lagi muda itu, langsung memburu anaknya dan memeluknya erat. Fando yang mendapat serangan mendadak jadi terperanjat kaget. Tidak biasanya sang mama bertindak berlebihan seperti hari ini. Bukan kali ini saja dia pulang terlambat. Dulu ia juga pernah pulang terlambat, karena keasyikan main bola, respon mamanya biasanya. Fando menepuk jidatnya saat menyadari sesuatu. Situasi dulu dan sekarang berbeda. Kalau dulu dia pulang terlambat karena sang mama tahu dia sedang berada di mana dan sedang melakukan apa. Kali ini tidak, apalagi pagi tadi mamanya sudah mengingatkan untuk pulang lebih cepat dari biasanya. Salahnya juga sih tadi! tidak memberitahukan kepergiannya. Bisa kirim pesan atau telpon.Ibu mana yang tidak senang, melihat anak yang ditunggu-tunggu, pulang dalam keadaan baik-

  • Tajamnya Lidah Istri   Part 53. Jangan Tinggalkan Mama Nak!

    Bismillahirrahmanirrahim.“Saya teman dari gadis pemilik rumah ini. Terus Bapak sendiri,kenapa mau mendobrak pintu? Mau ngerampok ya,” tuding Fando datar, tiadagentar.Sebenarnya Fando cemas dan takut kedua pria itu melukainya. Apalagimelihat tubuh dua pria di depannya itu bertubuh besar dan dipenuhi tato. Tapisetelah ia melapor polisi, ia merasa lebih tenang. Berharap, di saat yang tepatpolisi datang menolongnya.Shanum yang berada dibalik pintu, kaget mendengar suara seorangpria yang mengaku sebagai temannya. Tak ayal, Shanum mengintip dari lubangkunci. Hanya itu tempat yang bisa mengetahui siapa orang yang mengaku sebagaitemannya. Tidak ada jendela di sisi pintu. Mengintip dari tempat lain pun tidakbisa karena pintu ini lebih condong menjorok ke dalam.Setelah mengintip, Shanum tidak bisa melihat jelas, pandangannyahanya mengarah ke bagian dada. Pria itu memakai seragam putih.Siapa pemuda berpakaian seragam sekolah itu, desis Shanum dalamhati.“Jangan asal bicara kamu ya, menuduh

  • Tajamnya Lidah Istri   Part 52. Tawanan

    Sementara di tempat lain. Tepatnya di ruang kerja Wisnu, Sarisedang menunggu suaminya yang sedang memeriksa pasien.Tak lama menunggu, terdengar suara pintu dibuka. Sari segera menoleh ke arah pintu. Benar saja, suaminya muncul seraya tersenyum senang.“Tumben Mama datang ke sini, pasti ada sesuatu yang mau dibicarakan.”“Iya Pa, ini masalah sangat penting.” Sahut Sari membetulkan posisi duduknya.“Masalah apa lagi, apa ada kaitan dengan Fando atau Luna?”“Bukan? Tapi masalah lain.”Wisnu mengenyit bingung, menunggu istrinya bercerita.Tanpa menunda lagi Sari mulai menceritakan info yang baru iadapatkan kemaren malam. Sebenarnya malam itu ia ingin langsung cerita pada Wisnu, tapi karena suaminya baru pulang tengah malam, urung ia cerita.Makanya pagi ini ia datang ke rumah sakit. Tidak ingin menunda lagi, secepatnya ia harus tahu kebenaran tentang gadis yang bernama Shanum itu.

  • Tajamnya Lidah Istri   Part 51. Kita Teman!

    Fando tidak akan bertingkah seperti cewek yang keganjenan padaumumnya, karena ia tahu bagaimana rasanya ditolak.Baginya memperhatikan Shanum diam-diam, adalah cara terbaik yang ia punya. Bak sebuah magnet, ia akan buat Shanum meliriknya. Tidak akan sulit baginya, menarik perhatian Shanum. Bukan dengan cara seperti gaya cewek menarik perhatiannya pada umumnya. Justru dengan sikap dingin Shanum itu membuatnya terpacu untuk menaklukkan hati gadis berwajah datar itu.Tak lama kemudian Fando sampai di kelasnya. Setelah meletakkan tas, Fando mendekati Kamil dan Aksan sahabat karibnya di bangku belakang. Sementara ia sendiri lebih seneng duduk dibarisan depan. Tidak ada yang menghalangi pandangan, alasan yang selalu ia berikan jika kedua temannya meminta penjelasan, kenapa ia tidak mau duduk di belakang.“Heh Fan, tumben kamu datang pagi, aneh tidak biasanya.” Tanya Kamil mulai mencium gelagat yang tidak baik.Bukan tidak ada alasan Fando data

  • Tajamnya Lidah Istri   Part 50. Shanum Meilani

    Jam istirahat baru saja berdentang. Siswa siswi SMA Harapan Bangsa berhamburan keluar kelas. Tak terkecuali Fando. “Yuk Aksan, Fando, kita ke kantin.” Ajak Kamil antusias seraya mengelus pelan perutnya. “Kalian duluan aja, nanti aku nyusul.” Sahut Fando tetap diam bergeming dibangkunya. “Ok, tak tunggu di sana, tempat biasa.” Sahut Aksan dan Kamil berbarengan seraya meninggalkan kelas dengan riang dan gembira. Fando pun menyusul tak lama kemudian. Sebelum keluar kelas, Fando masih sempat melirik bangku Shanum. Shanum tengah mengeluarkan bekal dari tasnya. Cewek itu asyik sendiri, tidak perduli dengan orang di sekit

  • Tajamnya Lidah Istri   Part 49. Murid Pindahan

    “Sekarang Fania pasti sudah besar ya Pa. Kapan ya kita bisa bertemu dengannya. Mama merindukan dia Pa."Papa mengerti, jangan putus berdoa, keajaiban itu pasti ada. Semoga suatu hari nanti kita menemukan Fania.”“Aamiin.”“Oh Mama dan Papa ada di kamar, dicariin dari tadi.” Tiba-tiba Fando muncul dengan tas masih berada di punggungnya.“Kamu baru pulang Nak, kok sore sekali. Ini udah menjelang magrib lho.” Tanya sang Mama khawatir.“Maaf Ma, Pa, tadi ada latihan, besokkan mau tanding sama sekolah lain. Jadi harus persiapkan dengan serius.”“Besok mau tanding? Terus sekarang latihan tanpa istirahat juga tidak bisa dibenarkan Fan, kalian bisa kecape’an. Latihan harus dilakukan jauh-jauh hari.”

  • Tajamnya Lidah Istri   Part 48. Fania Diculik

    Bismillahirrahmanirrahim.Satu jam kemudian, terdengar sirene mobil ambulance memasuki halaman rumah keluarga Bang Heru. Sepertinya jenazah pria korban kebakaran itu sudah sampai.Kami segera menyusul keluar. Tampak beberapa pria berpakaian putih membuka pintu mobil ambulance, lalu mengeluarkan peti jenazah. Mayat Bang Heru sudah tidak bisa dikenali lagi. Tubuhnya hangus terbakar, kata salah seorang yang mewakili pihak rumah sakit dan juga pihak kepolisian.Tidak ada yang bisa menduga, kecelakaan tragis itu menelan korban yang tidak sedikit. Termasuk Bang Heru. Semua korban hangus terbakar.Peti jenazah telah diletakkan di tengah rumah. Mama dan Dela tampak histeris dan terpukul menerima kenyataan itu. Kehilangan salah satu anggota keluarga, tentu saja membuat mereka berduka. Apa lagi Bang Heru sebagai tulang

  • Tajamnya Lidah Istri   Part 47. Kebakaran Angkot

    Sari mulai menaburkan bawang merah dan bawang putih ke wajan dan mulai mengaduknya. Keringat dingin mulai bercucuran, rasa mual kembali menyerang, tapi lebih kuat dari tadi. Hoek... Hoek.. Tiba-tiba Sari berasa hendak muntah. Langsung saja Sari berlari ke kamar mandi, dan tak lama kemudian, ia memuntahkan cairan bening. Bau gosong mulai tercium oleh Wisnu, segera saja Wisnu menyusul Sari ke dapur. Tak lupa mengendong Fando di sebelah tangan kiri. Sesampainya di dapur, Wisnu tidak melihat keberadaan Sari. Ia segera mematikan kompor dan menyusul Sari yang tak berhenti muntah di kamar mandi. “Ma, kamu kenapa? Kok muntah-muntah. Mukamu pucat sekali.” Ucap Wisnu cemas. Tangan kanannya mengusap-ngusap punggung Sari dengan lembut. Hoek... Hoek... “Kayaknya masuk angin Pa, aneh sekali, tidak biasanya mama muntah karena mencium aroma bawang putih, apa lagi yang sedang di goreng.” Keluhnya lesu dengan sisa kepenatan mengeluarkan cairan b

DMCA.com Protection Status