Hawa masih kepikiran soal kedatangan Mahendra menemui Fadel suaminya. Dengan begitu mudah Fadel menceritakan siapa Selina sesungguhnya di depan Mahendra bahwa Selina bukan adik kandung dan tentang proses taaruf yang berhenti karena ibu kandung Selina seorang wanita tuna susila.Hawa memberengut seketika melihat kelakuan suaminya seperti itu. Meskipun Mahendra temannya tetapi alangkah lebih baik tidak menceritakan soal Selina padanya. Hal tersebut adalah masalah pribadi.Sepulang dari puskesmas Hawa menghampiri Fadel yang sedang ngaso dekat balkon di lantai dua. Dia sedang menikmati secangkir kopi torabika dan sepotong strudel apel yang dibeli di minimarket di jalan sewaktu pulang. Aroma kopi tercium hingga ke ruang keluarga di lantai dua.“Bang, aku ingin bicara,” ucap Hawa menenggelamkan kepalanya di ceruk leher sang suami yang baru saja menghabiskan strudel apel kesukaannya hingga tak bersisa. Lalu dia meneguk kembali kopi hangat sehingga terlihat jakunnya naik turun dan tampak seks
“Pa, jadi kapan kita akan bertemu dengan teman Papa itu yang katanya punya anak gadis setipe dengan Selina?” tanya Ayu yang sibuk meratakan foundation ke wajahnya. Mereka saat ini tengah bersiap-siap akan pergi meeting dengan Mr Liam.“Tenang saja Mama, sesegera mungkin. Ada keuntungan jika mereka meminta dijodohkan dengan anak kita. Dia pengusaha bahan bangunan dan pasir yang cukup sukses. Jika keluarga kita bersatu, kita bisa saling simbiosis mutualisme. Mama ngerti ‘kan?”“Apa-apa bisnis! Aqsa bukan barang Papa. Jangan seenaknya memperlakukannya. Mama cuma pengen Aqsa menikahi perempuan yang jelas nasabnya, baik akhlaknya, cantik parasnya, karir atau tidak tak masalah. Ya, mirip Mama begitu …”Oh hoRakha terbatuk mendengar perkataan istrinya. Setahu dia kedua anaknya mewarisi keindahan paras darinya sebanyak tujuh puluh persen.“Kenapa Papa terbatuk?” sergah Ayu sembari melototi suaminya.“Ya batuk Ma, emang kenapa …”Rakha berkelit.“Bohong!”“Apa sih Ma? Ayo buruan make up nya j
Sebulan kemudian, di luar dugaan Adam lebih cepat pulih pasca operasi. Dia pun mulai beraktifitas seperti biasa. Dalam sebulan itu Selina memperoleh progress dalam pencarian ibu kandungnya. Ada yang menyebutkan sang ibu berada di daerah Jakarta pusat, tinggal di sebuah apartemen kelas menengah. Namun Selina belum bisa menyambanginya. Dia sedang menunggu waktu yang tepat karena sibuk urusan sekolah.Di sudut ruang tamu kini keluarga Ustaz Bashor berencana akan mengadakan syukuran atas kesembuhan Mohammad Adam Husain di masjid di mana pesantren keluarganya berada. Masjid megah itu pula yang sering dipakai kajian oleh para ustaz yang masih memiliki ikatan keluarga dengan Ustaz Bashor.Pesantren itu dulunya didirikan oleh kakeknya Ustaz Bashor lalu diturunkan ke ayahnya. Karena keduanya telah meninggal pondok pesantren dikelola oleh Ustaz Bashor dan kedua adiknya dibantu menantu adik-adiknya. Namun karena Ustaz Bashor yang paling tua sehingga dia menjadi pemimpin pesantren itu.“Jadi, sia
“Abah, rajin amat jenguk Adam. Adam saja sudah sembuh,” seru Ummi Sarah pada Ustaz Bashor.Mereka pun keluar menyambut kedatangan Mahendra.“Assalamualaikum, Ustaz dan Ummi!” seru Mahendra langsung mencium tangan Ustaz Bashor.“Waalaikumsalam warahmatullah,” jawab mereka serempak.“Kenalkan Ustaz dan Ummi, mereka kedua orang tua saya,” seru Mahendra memperkenalkan ke dua orang tuanya.“Salam semuanya, saya Darius, papanya Mahendra dan ini istri saya bernama Saraswati,” ucap papa Mahendra bernama Darius.“Oh begitu, terima kasih sudah sudi mampir ke rumah kami yang sederhana ini,” ucap Ummi Sarah merendah. “Saya biasa dipanggil Ummi Sarah dan suami saya Ustaz Bashor,”“Mahendra sudah memberitahu kalian pada kami,” ucap Darius lagi.“Eh, kok, ngobrol di luar, mari masuk!” tawar Ustaz Bashor.Para tamu pun masuk ke ruang tamu rumah mereka.“Maaf, sebelumnya kedatangan kami yang begitu mendadak,” ucap Darius lebih dulu.“Tidak apa-apa Pak Darius.”Ummi Sarah berkomentar.Ummi Sarah pun la
“Um, sebetulnya Selina bukan anak kandung saya …” cetus Ustaz Bashor. Ummi Sarah langsung melirik suaminya, dia merasa cemas karena kejadian taaruf lalu bisa saja terulang. Jantungnya berdegup kencang.“Ustaz, saya sudah tahu. Tenang saja, kami tidak mempermasalahkan soal itu,” sahut Mahendra dengan tenang. “Saya sudah tahu dari dr Fadel,”“Iya, Ustaz kami sudah tahu, Andra sudah cerita. Kami percaya tidak ada manusia di dunia ini dilahirkan sempurna menjadi baik atau dalam kondisi baik. Beberapa orang terlahir tidak beruntung. Justru keberadaan mereka menjadi salah satu bentuk syukur kita pada apa yang kita peroleh, takdir yang baik. Saya malah salut dengan Ustaz Bashor yang memiliki keluasan dan kebaikan hati merawat Selina,” papar Darius.Ustaz Bashor dan Ummi Sarah pun saling lirik dan merasa lega dalam hati masing-masing. Mereka memang bukan orang-orang religius tetapi mereka bahkan lebih paham akan arti kehidupan.“Masyaallah, Pak Darius,” desis Ustaz Bashor. “Anda sangat baik d
Shiza langsung menelpon Zahrana saat itu juga. Zahrana pun sudah memprediksi akan terjadi hal itu. Dia tak jadi berkunjung ke rumah Selina dan langsung memanaskan motornya agar menjauh dari lingkungan pesantren dan segera mengangkat telepon dari Shiza.“Sial! Motor kok malah macet,”Beberapa kali Zahrana menyalakan mesin motor tetapi mendadak motornya tidak merespon.“Apa ini karma ya Allah? Aku pura-pura bilang motorku mogok sampe-sampe aku harus rela keserempet motor demi bertemu dengan Aqsa,” gerutu Zahrana sembari terus berusaha menyalakan mesin motor. Tak kunjung menyala, dia pun berinisiatif mendorong motornya hingga menjauh dari pondok pesantren.Karena telepon dari Shiza sudah mati dari tadi, dia pun menelpon balik Shiza.[Halo, assalamualaikum Shiza!] seru Zahrana setelah mengatur suaranya agar terdengar lebih tenang.[Waalaikumsalam warohmatullah,] jawab Shiza dengan suara yang terkesan cemas.[Zahra, maaf saya mau tanya, siapa yang taaruf?][Um, anu Za, ] jawab Zahrana terg
“Ada apa Abah?” tanya Selina dengan raut serba salah.“Selina, menurut Abah, kamu harus harus shalat istikharah dulu. Abah tidak tahu siapa kelak jodohmu. Tapi tolong, kerjakan shalat istikharah dulu. Abah sudah melihat kedua pemuda yang sama-sama serius ingin melamarmu,”“Abah, aku hanya berjanji untuk membaca CV itu. Dan aku sudah selesai,”“Tidak seperti itu! Kamu hanya mengandalkan perasaan saja Selina. Coba kamu pikirkan dengan matang-matang dan berdoa. Kerjakan shalat istikharah maka kamu akan menemukan jawaban yang terbaik untukmu,”Selina tampak kesal dengan permintaan kedua orang tuanya. Ummi Sarah meminta dirinya untuk melihat CV Mahendra dan Ustaz Bashor sekarang meminta untuk shalat istikharah.“Abah!” seru Selina bernada kesal.“Lakukanlah karena Allah,” ucap Ustaz Bashor dengan tenang.“Abah!”Selina merengek.“Lakukan!” seru Ustaz Bashor lagi membuat Selina tak berkutik.‘Iya, aku akan lakukan Abah! Aku tahu Abah dan Ummi tak mau aku jadi perawan tua karena nasabku yang
Ummi Sarah dan Ustaz Bashor tengah ngaso di ruang tamu. Mereka masih membicarakan soal Selina. Tak hanya Selina, mereka pun merasa gamang.“Abah, apakah kita membuat keputusan salah? Meminta Selina mempertimbangkan dr Andra?” tanya Ummi Sarah dengan raut wajah yang tak biasa.“Tidak, Ummi. Baik Aqsa dan dr Andra masih dalam tahap taaruf. Menurut Abah, justru istikharah adalah jawabannya. Sebagaimana kita ketahui apa yang menurut kita baik belum tentu baik menurut pandangan Allah. Begitupula sebaliknya. Dan, keputusan terbaik adalah hasil dari sujud dan doa kita. Kita tak melulu mengandalkan perasaan,” papar Ustaz Bashor. Seketika pikirannya berkelana pada memori silam di mana dia jatuh cinta pada Dewi Rahma, ibunda Selina tetapi takdir tidak berpihak padanya sehingga dia memutuskan untuk shalat istikharah mengikuti saran ayahnya. Dia tak menyesal karena pada akhirnya dia memiliki istri yang shalihah dan memiliki visi dan misi yang sama dalam berumah tangga yakni Ummi Sarah.“Ah lumaya
Sebulan kemudian Hari paling bahagia telah tiba. Pernikahan Dave dan Selina berlangsung meriah, dilaksanakan di sebuah resort milik Meliani di mana memiliki konsep nature atau alam. Selina sangat menyukai pemandangan alam sehingga dia memilih mengadakan acara walimah dan resepsi di ruangan outdoor atau terbuka. Ada banyak pepohonan pinus yang rimbun dan hijau. Dekorasi didominasi warna putih dengan aneka bunga mawar warna-warni di mana-mana. Sebuah lantunan sholawat syahdu dan merdu terdengar. Acara ijab qabul dilaksanakan terpisah. Hanya dihadiri oleh penghulu, calon mempelai lelaki Davendra Diraya,wali Selina yang tak lain Rayyan Sanjaya, saksi yaitu Ustaz Bashor dan Adam serta kerabat. “Qobiltu Nikahaha Wa Tazwijaha Hafla Selina Almaqhvira binti Rayyan Sanjaya Alal Mahril wa madzkuur ala radhiitu bihi wallahu waliyyu taufiq,” Dave mengucapkan kalimat ijab kabul dalam bahasa Arab dengan lantang. Dia mengucapkan puji syukur karena lancar membaca ijab qabul. Terlihat dia begitu bah
Selina memasukkan surat tersebut ke dalam amplopnya lagi. Selepas sekolah dia meremas surat tersebut lalu membuangnya ke tempat sampah. Tidak ada waktu meladeninya.Jika Selina mau membuktikan foto tersebut dia hanya perlu meminta bantuan Dave dan Arman. Dave akan menjelaskan soal foto-foto tersebut dengan lebih gamlang. Mungkin di resort milik ibunya Dave ada CCTV yang akan menampilkan sosok orang yang diam-diam menguntitnya dan mencuri foto dirinya dengan angle yang menyudutkan posisi Selina.Adapun Arman akan menjelaskan soal foto dirinya saat keluar dari dokter kandungan. Selina hanya mengantar Nunik Nirmala dan Arman mengetahui hal tersebut.Selina merasa tidak terima perlakuan Ummi Sarah yang seolah meragukannya. Hatinya perih saat diinterogasi olehnya. Jalan yang terbaik adalah Selina ingin keluar dari kehidupan ke dua orang tua asuhnya dan menjalani kehidupannya sendiri. Dia tak ingin menjadi beban keluarga apalagi mereka adalah keluarga agamis.Sudah beberapa hari Selina tin
“Tentu saja Dokter. Saya akan memberi restu. Andra sudah menceritakan segalanya. Saya ingin Anda menjaganya dan menyayanginya dengan tulus. Saya merasa menyesal karena terlambat mengetahuinya. Nasi sudah menjadi bubur. Mungkin ini hukuman dunia bagi saya karena telah menyia-nyiakan orang yang mencintai saya dengan tulus,”Rayyan menunduk lesu.“Sabar ya Pak Rayyan, Anda sudah bertindak benar. Menyadari kesalahan dan ingin memperbaikinya. Yang terpenting sudah berusaha.”“Kamu masih muda, terlihat dewasa cara berpikirnya,”Dave menaikkan alisnya sebelah. “Masih muda? Yang benar saja Pak. Saya sudah kepala tiga,”Beberapa orang sering mengatakan hal serupa.“Serius?”“Iya, covernya saja terlihat dua puluh,”Akhirnya ke dua pemuda tampan yang berbeda usia tersebut tertawa bersama untuk pertama kalinya. Mereka berjalan beriringan keluar dari lobi apartemen sembari terus berbincang.“Ngomong-ngomong, apa hubungan Pak Rayyan dengan Andra?”“Andra anak teman saya, Darius. Saya, Darius dan Di
Mahendra mengunjungi Dave di apartemennya. Dia ingin mempertemukan seseorang padanya.“Seseorang ingin bertemu denganmu,” ucap Mahendra merangkul pundak sahabatnya.“Siapa? Sejak kapan kamu bikin penasaran,”“Ayah kandung Selina,” bisik Mahendra ke telinga Dave. Dave terkejut sekali mendengar perkataan temannya. “Bela-belain langsung terbang dari Singapura. Padahal kakinya masih sakit akibat kecelakaan.”“Jangan bercanda, Andra!”Dave tertawa renyah.“Kalian bisa mengobrol empat mata,”“Baiklah,”Dave melirik sekilas pada lelaki paruh baya yang sangat tampan di belakang Mahendra. Dia berjalan dengan langkah lamban seperti tengah kesakitan. Dave mengulurkan tangannya terlebih dahulu padanya dan memperkenalkan diri.“Saya Davendra Diraya. Biasa dipanggil Dave,” ucap Dave dengan menampilkan senyum terbaiknya.“Saya Rayyan Sanjaya,” ucapnya dengan penuh wibawa.Dave seketika tertegun melihat penampilan Rayyan dan cara bicaranya. Dia bukan lelaki biasa. Dari penampilannya saja terlihat ber
Dave merasa bersalah karena telah membuat Selina menunggu kabar darinya. Mendadak, dia memiliki urusan penting di mana dia harus menangani pasien yang ternyata salah satu karyawan sang ibu-yang tengah berusaha mengakhiri hidupnya akibat depresi dengan meloncat dari rooftop gedung. Dengan kemampuannya Dave berhasil membujuk karyawan tersebut untuk mengurungkan niatnya. Padahal masalahnya sepele. Lelaki yang baru berusia dua puluh lima tahun itu baru saja memergoki kekasihnya selingkuh.Setelah semua masalahnya usai, Dave langsung memencet nomor Selina. Namun Selina tidak mengangkat teleponnya sebab dia tidak mengaktifkannya.‘Pasti my Selin marah,’ gumamnya.Tak menyerah, kali ini Dave benar-benar nekad. Dia mengirim voice note.[Assalamualaikum Sel, maaf aku baru bisa menghubungimu sebab ada urusan yang harus aku selesaikan.Sel, maaf, aku tak bisa bertemu apalagi berbincang denganmu langsung. Suatu hal yang sulit sebab aku tahu kamu begitu menjaga jarak dengan lawan jenis. Maaf, aku
“Ummi, ada lagi yang bisa saya bantu?” tanya Rois.“Tidak ada, makasih Kang! Tolong jangan sampe bocor ya!” Sekali lagi Ummi Sarah menegaskan. Dia masih tidak percaya dengan foto-foto yang menampilkan wajah putri cantiknya.“Iya, Ummi, tenang aja. Seperti yang Ustaz katakan, jika kita menutup aib orang lain kelak di akhirat Allah akan menutup aib kita, Ummi,” ucapnya dengan begitu sopan.“Masyaallah, betul Kang,”Ummi Sarah kagum dengan respon Rois tersebut. Sempat terpikir ingin menjodohkan Selina dengan pemuda itu tetapi usianya jauh di bawah Selina.Selepas ashar, Ummi Sarah langsung menghampiri Selina yang baru saja pulang mengajar. Selina terlihat sudah mandi dan tengah duduk seperti biasa di meja belajar sembari memainkan kelopak bunga mawar warna-warni dalam vas bunga kaca.“Ummi boleh masuk?” ujar Ummi Sarah di ambang pintu kamarnya.“Ya,” jawab Selina singkat.“Ummi ingin bicara denganmu,”“Ya, bicaralah!” “Ummi percaya padamu. Tapi Ummi hanya ingin kamu menjelaskan soal fo
Ummi Sarah menarik nafas dalam setelah melihat foto-foto Selina yang dia peroleh dari tangan Ceu Sari. Dilihatnya lekat-lekat foto tersebut satu per satu. Betul memang foto tersebut foto-foto Selina. Namun lelaki yang bersamanya tidak terlihat wajahnya. Hanya terlihat saja tubuhnya yang menjulang tinggi.“Bagaimana Ummi? Foto itu fitnah bukan?” seru wanita yang melempar foto tersebut ke arahnya. Lalu dia pergi meninggalkan kerumunan.“Sepertinya telah terjadi kesalahpahaman. Silahkan bubar kalian semua!” seru Ummi Sarah pasrah pada para orang tua santri. Mereka tidak bisa diajak kompromi lagi terlebih adanya foto-foto tersebut yang semakin membuat spekulasi yang di luar kendali. Ummi Sarah langsung melambaikan tangannya pada Rois, menyuruhnya untuk membubarkan mereka setelah membawa anak mereka.Beberapa anak menolak dijemput oleh ke dua orang tua mereka. Bahkan ada yang sampai menangis tak ingin pulang karena sudah betah tinggal di pesantren. Mereka berlarian pada Ummi Sarah, mencium
“Ceu, Ummi mau mendatangi mereka saja,” ucap Ummi Sarah seraya merapikan kerudungnya. Perlahan, Ummi Sarah menggerakan tangannya untuk menarik knop pintu rumah. Saat pintu terbuka tampaklah pemandangan para orang tua murid santri kelas tsanawiyah atau setingkat SMP tengah berkerumun di halaman rumah. Mereka langsung mendelik pada pintu dan menatap Ummi Sarah dengan tatapan yang tajam. “Ummi, saya mau mencabut anak saya dari pondok. Namanya Syamsul Hamid,” seru salah satu ayah santri. “Saya juga mau menjemput anak saya, Putri Annisa Lavina,” “Sebentar, sebentar, mohon maaf Ayah dan Bunda. Mari masuk terlebih dahulu. Kita bicara di dalam,” tawar Ummi Sarah bersikap sopan. Yang benar saja, mereka mengobrol masih di halaman itu pun dalam keadaan berdiri. “Tidak! Kami tidak sudi masuk ke rumah Anda, Ummi,” pekik salah satu orang tua murid yang lain. “Iya, jangan banyak basa-basi! Sudahlah jangan munafik kalau jadi orang! Saya sebagai orang tua murid sangat kecewa pada Ummi dan Ustaz
Sambungan telepon dari Davendra Diraya kembali terdengar di telinga Selina. Gegas, Selina menyambar ponselnya dengan kecepatan sepersekian detik. Terlihat sangat bersemangat. Tanpa ba-bi-bu Dave berucap salam lalu mengatakan maksud pembicaraannya yang tertunda.[Aku hanya ingin mengatakan bahwa aku … suka sama kamu, Sel! Aku jatuh cinta padamu. Aku ingin melamarmu,] ucap Dave dengan serius.[Apa?]Selina yang mendengar perkataan Dave via telepon benar-benar terkejut. Tak percaya jika memang dokter yang menjelma guardian angel yang selalu menolongnya tersebut menyatakan cinta padanya. Dia mengipasi wajahnya yang bersemu merah beberapa kali.[Maukah kamu menerima cintaku? Kamu tidak perlu menjawab sekarang. Aku bersedia menunggu. Jika kamu bersedia, aku akan merasa menjadi seorang lelaki yang paling beruntung di dunia ini. Aku akan melamarmu langsung pada Abahmu, kalau perlu hari ini juga,] katanya begitu bersemangat.[Um … ][Baiklah, kamu pasti syok aku menembakmu melalui sambungan te