Share

Chapter 363

Penulis: MISTERIOUS
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-18 23:06:44

Xuan Li melangkah perlahan memasuki kamar tempat Yan Yue dirawat. Bau tipis herbal spiritual masih menggantung di udara, bercampur dengan aroma tubuhnya. Cahaya lembut dari batu kristal menggantung di sudut ruangan, menerangi wajah pucat sang Ratu Serigala Merah.

Yan Yue masih tertidur, napasnya tenang meski lemah. Meridiannya rusak, racun dari alam luar menggerogoti tubuh spiritualnya dari dalam. Tapi berkat ramuan penstabil yang ia berikan sebelumnya, kondisinya tidak memburuk.

Xuan Li berdiri di tepi ranjang, matanya memandangi wajah wanita itu. Kuat, indah, dan penuh aura pengendali. Tapi dalam keadaan seperti ini, dia terlihat... manusiawi.

Tak seperti Bai Xian, yang menyambutnya dengan kelembutan dan rasa syukur, atau Dewi Kultus Suci yang menyerahkannya tubuh dengan penuh kepercayaan demi kelangsungan sektenya, Yan Yue adalah sosok yang berbeda. Interaksi mereka diawali dengan ancaman dan tekanan, tapi berakhir dengan sesuatu yang tak pernah ia rencanakan.

“Perasaan ini... buka
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 364

    Kabut belum hilang, tapi Xuan Li sudah bergerak.Langkahnya ringan, tapi penuh kewaspadaan. Ia tak lagi mengandalkan mata, melainkan intuisi dan aliran napas spiritual di sekitarnya. Kabut di Taman Kabut Roh bukan kabut biasa. Ia hidup. Menyembunyikan, menggoda, lalu menghapus jejak mereka yang terlalu lama tinggal.Cahaya keperakan dari formasi pelindungnya mulai redup. Waktu hampir habis.Begitu mendekati batas kabut, udara terasa lebih padat, seolah menahan setiap gerakannya. Di balik kabut, suara samar seperti bisikan terdengar, namun Xuan Li tak menggubris. Ia hanya melangkah lurus, menembus lapisan terakhir kabut.Begitu ia benar-benar keluar, langit menjelang pagi. Kabut perlahan lenyap di belakangnya. Formasi memudar lalu runtuh tanpa suara.Ia tidak berhenti.Tubuhnya seperti diatur oleh naluri. Sekali misi selesai, langkahnya langsung menuju Paviliun Gunung Sunyi.Waktu adalah racun yang paling kejam.***Di kamarnya, Yan Yue masih terbaring. Napasnya lemah tapi teratur. Wa

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-18
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 365

    Xuan Li tidak bergerak. Tatapannya tetap tenang saat Yan Yue mendekat, lalu mencium bibirnya tanpa keraguan. Ciuman itu bukan lembut, juga bukan penuh gairah. Ia hanya… nyata. Nyata dan langsung, tanpa keraguan.Xuan Li bisa saja menghindar. Tapi dia tidak melakukannya.Napas mereka tercampur. Dan tanpa kata, Yan Yue menarik tangannya, membimbingnya ke tempat tidur yang baru kemarin menjadi saksi keputusasaan hidupnya.Tubuh mereka bersatu tanpa suara.Sisa racun dari tubuh spiritual Yan Yue perlahan mengalir ke tubuh Xuan Li. Tapi dia tidak mengeluh, tidak mengerang. Justru rune hitam keperakan perlahan muncul di kulitnya, menyerap racun seperti pusaran tanpa dasar.Yan Yue menyadarinya.Tubuhnya menegang, napasnya terhenti sejenak. "Racun itu... mengalir ke tubuhmu," bisiknya. Suaranya penuh kekhawatiran. “Kau... bisa mati.”Xuan Li hanya memandangnya, matanya dalam dan tak terbaca. “Tubuhku menolak semua jenis racun. Tidak perlu khawatir.”Namun Yan Yue tetap diam, menyingkir, mena

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-19
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 366

    Setelah Yan Yue pergi, ruangan itu kembali sunyi. Hanya sisa panas di udara dan aroma samar tubuh spiritual yang tertinggal. Xuan Li merapikan jubahnya, lalu berdiri dalam diam. Sekilas, ia menatap tempat tidur di belakangnya, lalu memutar tubuh dan keluar dari kamar tanpa menoleh lagi. Hari ini, pertemuan penting akan digelar. Sebagai Pemimpin Paviliun Gunung Sunyi, setiap keputusan strategis berada di tangannya. Tapi langkahnya menuju aula tidak tergesa. Di lorong batu yang panjang dan sepi, ia bertemu Tabib Hantu Wu. Tatapannya tidak seperti biasanya, ada seberkas sinar geli yang tersembunyi dalam mata tuanya yang redup. Xuan Li menunduk singkat, lalu hendak melangkah melewati gurunya tanpa berkata-kata. Namun Tabib Hantu Wu mengangkat alis. “Semalam kau tidak tidur di ruang meditasi.” Xuan Li tidak menjawab. Wajahnya tetap tenang, tapi rona merah samar melintas di pipinya, hanya sepersekian napas sebelum ia menekannya kembali. “Kalau tak ingin bercerita, tak usah dipaksak

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-19
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 367

    Pertemuan telah selesai, para tetua meninggalkan aula satu per satu. Wajah mereka penuh pertimbangan, membawa beban strategi dan laporan yang baru saja disampaikan. Jian Chen memilih diam, matanya masih mengikuti sosok Xuan Li yang menghilang di balik tirai batu giok.Namun tidak semua orang tenggelam dalam keseriusan, Lin Gong justru muncul sambil menggaruk kepala, wajahnya tampak canggung namun penuh rasa ingin tahu.“Eh... Wu Yu,” panggilnya pelan, lalu beringsut mendekat, “aku nggak salah lihat tadi, kan? Aura tubuhmu... lebih hangat dari biasanya. Jangan bilang kau berhasil menyatu dengan energi Yin murni? Wah, hebat juga kau!”Nada suaranya lebih cocok untuk orang yang sedang mengomentari cuaca daripada pembahasan tentang aura spiritual. Tapi begitulah Lin Gong, manusia naga yang polos, ceroboh, namun jujur.Xuan Li menatapnya sejenak. Tatapannya tenang, tapi tak menghindar. Ia tak menjawab, hanya tersenyum tipis. Sebuah anggukan kecil, lalu kakinya melangkah meninggalkan loron

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-19
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 368

    Xuan Li kembali dari pelatihannya. Langkahnya tenang, napasnya stabil. Ia tampak tak berubah, tapi siapa pun yang peka akan menyadari: kekuatan dan ketenangan itu tumbuh makin dalam.Di tepi paviliun utama, Tabib Hantu Wu sudah menunggunya. Ia duduk di bangku batu, memandangi lembah yang mulai tertutup kabut.“Sudah selesai berlatih?” tanyanya tanpa menoleh.“Sudah.” Xuan Li berdiri di sisinya, memandang arah yang sama.Ada keheningan singkat, sebelum Tabib Hantu Wu berbicara lagi.“Dunia mulai bergerak. Alam Bayangan memperluas jangkauan mereka... dan kita tidak bisa terus bersembunyi.”Ia mengangkat cangkir teh, menyesap sedikit, lalu menatap Xuan Li.“Pernahkah kau berpikir untuk membentuk aliansi bersama sekte atau klan kecil yang memiliki tujuan serupa. Kalau kita ingin melawan Alam Bayangan di masa depan, kita butuh kekuatan gabungan.”Xuan Li tidak langsung menjawab. Tatapannya tetap mengarah ke awan di kaki gunung.“Aku mengerti maksud Guru,” katanya akhirnya. “Tapi aku tidak

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-20
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 369

    Cahaya ungu dari formasi komunikasi terus berputar. Di tengahnya, surat spiritual hitam legam itu melayang diam. Aura kuno mengalir pelan dari permukaannya.Xuan Li berdiri tak jauh darinya. Napasnya tetap tenang, tapi matanya tak pernah lepas dari surat itu.Ia tahu, ini bukan jebakan biasa. Energinya... aneh. Bukan milik Alam Bayangan. Bukan juga salah satu teknik komunikasi sekte besar yang pernah ia pelajari. Tapi sensasinya... menggugah sesuatu yang dalam, sesuatu yang terkubur di dasar ingatannya.‘Apa ini... sesuatu dari masa lalu Tabib Hantu Wu? Atau mungkin... milikku sendiri?’ pikirnya.Ia tidak bergerak. Tak satu jari pun terulur. Tapi sesuatu di dalam dirinya tidak sepenuhnya tunduk pada kehendaknya.Suatu getaran halus merambat di nadi dan meridian, seperti bisikan lembut yang menolak untuk diabaikan.Detik berikutnya, darahnya mendidih.Xuan Li menggertakkan gigi. Tubuhnya tetap diam, namun kehendak spiritual di dalam surat itu menembus lapisan pertahanannya.“...Terlalu

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-21
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 370

    Di dalam tubuh Xuan Li, pusaran spiritual menyatu dan memurnikan pecahan kristal petir yang ia terima dari warisan misterius itu.Rasa sakit datang tanpa peringatan.Tubuhnya, meski telah mengalami banyak penyiksaan dan pelatihan berat, tetap merespons seperti daging manusia biasa. Kulitnya memucat, meridian bergetar, dan darahnya mendidih seakan hendak meledak dari dalam. Namun, Xuan Li hanya mengerutkan kening. Tak ada teriakan, tak ada keluhan.“Rasa sakit bukan musuh. Ia hanya pengingat,” gumamnya dalam hati.Tubuh gioknya, yang selama ini menjadi berkah sekaligus kutukan, mulai bereaksi. Energi petir dari warisan kuno itu meresap ke dalam lapisan terdalam daging dan tulangnya, memaksa tubuhnya menyesuaikan diri dengan kekuatan yang asing.Tubuhnya seperti terbelah, lalu disatukan kembali dalam bentuk yang lebih kuat. Ketika rasa sakit mencapai puncaknya, ledakan energi spiritual meluap keluar dari tubuhnya, mengguncang formasi pelindung ruang kultivasinya.Jika orang lain berada

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-21
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 371

    Ledakan energi tadi belum sepenuhnya mereda ketika Xuan Li kembali mengambil sikap. Kabut tebal di lembah bergolak, menyelimuti pandangan dan menyamarkan gerakan. Namun, dia tidak bisa membiarkan ketajaman indranya tumpul.Di hadapannya berdiri sosok besar bertopeng besi. Tubuh makhluk itu dilapisi lapisan spiritual hitam pekat, seolah merupakan perpanjangan dari kabut itu sendiri.Ini bukan mayat hidup biasa. Boneka ini memiliki kesadaran.Dan kekuatannya... setara dengan kultivator Formasi Kekosongan puncak.Xuan Li menarik napas pelan, menahan laju amarah dan naluri bertarungnya. Ini bukan pertarungan yang bisa dimenangkan dengan serangan membabi buta.“Makhluk ini... bukan sekadar boneka,” pikirnya. “Ia bisa berpikir. Bisa menyesuaikan taktik. Bahkan mungkin sedang mengukur kekuatanku.”Dari awal, gerakannya tidak sembarangan. Ia menunggu, memancing. Dan sekarang, ia mulai menyerang balik dengan teknik-teknik yang terstruktur.Sebuah pukulan berat meluncur dari arah kiri, menghant

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-21

Bab terbaru

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 379

    Xuan Li terbang di ketinggian rendah, di sekelilingnya hanya tanah retak dan sunyi. Tak ada angin, tak ada suara makhluk hidup, seolah dunia di tempat ini sudah lama mati.Tapi ia tidak peduli. Ia fokus mengikuti sisa simpul energi terakhir dari Alam Bayangan.Setelah beberapa li, medan berubah. Tanah gersang berganti menjadi bukit-bukit batu. Tumbuhan mulai muncul, kering, namun hidup. Tempat ini tampak lebih normal dibanding lembah kematian atau sungai darah yang ia lewati sebelumnya. Tapi Xuan Li tidak lengah. Alam Bayangan dikenal suka menyembunyikan bahaya di balik ilusi ketenangan.Tiba-tiba, tubuhnya berhenti.Ia merasakan hawa manusia.Seseorang mendekat.Xuan Li menoleh dan matanya menyipit. “Mo Xiang?”Laki-laki itu berdiri kaku beberapa langkah di depannya, wajahnya seputih abu. Tubuh kurusnya diselimuti jubah hitam, dan mata yang pernah bersinar ramah itu kini penuh kecemasan.“Wu Yu...?” bisiknya, setengah tak percaya.Sebelum Xuan Li sempat menjawab, Mo Xiang bergerak c

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 378

    Xuan Li menoleh pada Pemimpin Tanah Jiva yang berdiri tidak jauh darinya. Kini dengan tubuh muda dan vitalitas yang pulih, sang pemimpin tampak jauh berbeda dari sebelumnya.“Aku harus pergi,” kata Xuan Li singkat.Pemimpin mengangguk. “Kami berutang banyak padamu. Jika suatu saat kau kembali, tanah ini akan menyambutmu.”Pengawas Ji yang berdiri di sisi kanan sang pemimpin menunduk hormat. Tidak ada pertanyaan, tidak ada permintaan.Xuan Li berjalan melewati jajaran para tetua yang membungkuk di sisi jalan berbatu menuju gerbang. Tidak ada satu pun yang berani mengangkat kepala.Namun gerbang di depannya bukanlah gerbang tempat ia masuk sebelumnya.“Kami tidak membiarkan tamu istimewa keluar dari pintu kematian,” ujar Pengawas Ji seraya menunjuk jalur berlapis formasi ringan yang membelah hutan belantara. “Jalur ini akan membawamu langsung ke perbatasan luar.”Xuan Li tidak menanggapi. Ia hanya mengangguk tipis, lalu melangkah masuk ke lorong cahaya yang terbentuk dari energi spirit

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 377

    Pemimpin Tanah Jiva masih menatap cahaya yang perlahan memudar dari tubuh Xuan Li. Matanya tak berkedip, tubuhnya tegak, namun napasnya tertahan. Sosok armor perempuan langit yang melingkupi Xuan Li belum sepenuhnya sirna, dan getaran auranya masih terasa di tanah, udara, bahkan formasi pelindung wilayah.“Dewi Kultus Suci…” gumamnya lirih, nyaris tak terdengar.Salah satu tetua di belakangnya bergeser gelisah. “Itu… tidak mungkin. Dewi Kultus Suci adalah sosok mitos. Leluhur dari era sebelum era ini. Armor itu...”“Tidak salah,” potong Pemimpin Tanah Jiva pelan, namun tegas. “Aku pernah melihat lukisan armornya dalam gulungan sejarah. Tidak ada keraguan. Itu adalah warisan kekuatan yang diakui oleh langit…”Mata Pemimpin melembut. Tatapannya beralih kepada Xuan Li, kedua tangannya perlahan menarik diri dari wadah giok.Airnya telah tenang.Xuan Li membuka mata. Ekspresinya tak berubah. Datar, penuh kendali. Ia berdiri perlahan dan menatap langsung ke arah sang pemimpin.“Aku tidak

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 376

    Pengawas Ji berjalan melewati gerbang pusaran angin spiritual yang melingkari pusat Tanah Jiva. Di belakangnya, dua wanita paruh baya membawa gulungan emas dan jimat penguat formasi. Wajahnya tenang, namun di dalam pikirannya, kegelisahan mulai tumbuh.Ia memeriksa formasi pelindung Tanah Jiva. Simbol-simbol kuno terpahat di udara, mengambang di atas batu-batu pelindung yang tertanam di tanah. Aliran spiritual yang keluar dari segel tidak menunjukkan tanda kerusakan.“Masih utuh,” gumamnya pelan.Ia memejamkan mata dan menyentuh tanah. Aura lembut naik dari permukaan dan menyatu dengan tubuhnya.“Tidak ada retakan, tidak ada celah. Tapi dia masuk,” katanya lagi. Suaranya mengeras. “Aku harus bicara dengan Yang Mulia.”Di sisi lain, Xuan Li duduk bersila di paviliun selatan. Empat prajurit wanita berdiri mengelilinginya. Mereka tidak menatapnya langsung, namun jelas sikap mereka lebih waspada dibanding sebelumnya.Bisik-bisik dari luar paviliun semakin keras. Bahkan anak-anak perempuan

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 375

    Xuan Li melangkah meninggalkan tempat itu. Energi dari batu transmisi telah memberinya arah yang jelas. Kabut perlahan mulai menipis seiring langkahnya menurun ke lembah yang sunyi. Uap dari tanah masih sesekali muncul, tetapi kini tak lagi mampu menembus lautan kesadarannya.Setelah berjalan sekitar lima puluh li, sesuatu berubah.Langkah kakinya tiba-tiba terasa ringan. Udara menjadi hangat. Cahaya menyeruak dari sela-sela pepohonan, bukan cahaya spiritual, melainkan sinar matahari biasa.Kabut lenyap.Begitu ia melewati celah dua batu besar di depannya, dunia di baliknya berbeda. Seolah-olah melangkah keluar dari kelamnya neraka menuju dunia lain.Langit biru cerah. Rumput hijau membentang. Burung-burung berwarna terang terbang di udara. Di kejauhan, gunung-gunung menjulang dengan air terjun yang jatuh seperti benang perak. Bunga-bunga mekar tanpa musim.Ini terlalu indah.Xuan Li berhenti sejenak. Matanya menyipit. Dia menyentuh tanah, memeriksa aliran spiritual.“Ini bukan ilus

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 374

    Kabut yang menyelimuti daerah ini jauh lebih tebal dibanding wilayah altar sebelumnya. Cahaya spiritual matahari pun tidak bisa menembusnya. Langit dan bumi seperti menyatu dalam kelabu yang membungkam segalanya.Tak ada angin.Tak ada suara.Tak ada kehidupan.Xuan Li terus berjalan.Aura kehidupannya menyala samar di tengah kesunyian itu.Namun setelah puluhan li melangkah, aliran spiritual di tubuhnya mulai terasa aneh. Peredaran energi spiritualnya melambat, pikirannya terasa mengambang.Satu langkah...Dua langkah...Tiba-tiba, suara samar muncul di telinganya.“Wu Yu... kenapa kau pergi begitu saja...?”Langkah Xuan Li terhenti.Suara itu... suara perempuan. Lembut. Penuh kesedihan. Terlalu akrab.Ia mengerutkan alis. "Ilusi."Namun langkah berikutnya membawa suara lain. Suara tawa kecil. Suara anak-anak.“Guru, lihat! Aku bisa terbang!”Gigi Xuan Li mengatup. Jemarinya mengepal.Dia tahu benar bahwa itu bukan kenyataan. Orang-orang yang suaranya dia dengar sudah lama tiada atau

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 373

    Kabut belum reda saat altar itu runtuh. Batu-batu spiritual berserakan, pilar-pilar hancur menjadi debu, dan lubang pemrosesan jiwa itu kini tertutup puing-puing. Gelombang energi spiritual yang meledak menghantam para penjaga hitam, melemparkan mereka hingga puluhan langkah. Xuan Li berdiri di kejauhan. Jubahnya berkibar pelan oleh angin spiritual yang masih tersisa dari ledakan. Ia memandang sekeliling. Barisan manusia yang tadinya dikendalikan kini berhenti bergerak. Mereka berdiri kaku di tempat masing-masing, tatapan kosong, tubuh gemetar ringan. Simbol spiritual di belakang kepala mereka masih ada, tapi koneksinya terputus. Mereka seperti wayang tanpa dalang. “Masih belum sadar... tapi sudah tidak terikat,” gumamnya. Namun tak ada waktu untuk merenung. Angin spiritual bergetar. Dari reruntuhan altar, lima penjaga hitam bangkit. Wajah mereka dipenuhi retakan darah, mata kehijauan bersinar tajam. Aura spiritual mereka melonjak, membentuk pusaran energi pekat. “Peny

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 372

    Kabut belum benar-benar hilang ketika Xuan Li berdiri di atas tebing, memandangi reruntuhan lembah yang baru saja ditinggalkannya. Sisa-sisa kabut spiritual masih menyusup di antara batu-batu, namun energi pusat kendali sudah benar-benar menghilang.Ia menutup matanya sejenak. Nafas diatur. Lalu, mata spiritualnya dibuka.Dalam sekejap, dunia berubah. Di balik pemandangan biasa, jaring-jaring tipis spiritual terbentang di udara. Seperti sarang laba-laba yang tak terlihat mata biasa, jalur-jalur itu memancar dari titik-titik tertentu, menjalar ke segala arah.“Ini bukan satu titik. Mereka membangun banyak simpul seperti ini,” pikir Xuan Li.Dia mengikuti aliran salah satu jalur yang tampak lebih kuat dibanding yang lain. Ujungnya mengarah ke utara, menyusuri perbukitan tandus yang dilapisi kabut kelabu.Tanpa berkata apa pun, Xuan Li melompat turun dan mulai bergerak mengikuti jalur itu. Jika satu simpul telah dihancurkan, maka simpul berikutnya harus segera ditemukan.Setengah jam ber

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 371

    Ledakan energi tadi belum sepenuhnya mereda ketika Xuan Li kembali mengambil sikap. Kabut tebal di lembah bergolak, menyelimuti pandangan dan menyamarkan gerakan. Namun, dia tidak bisa membiarkan ketajaman indranya tumpul.Di hadapannya berdiri sosok besar bertopeng besi. Tubuh makhluk itu dilapisi lapisan spiritual hitam pekat, seolah merupakan perpanjangan dari kabut itu sendiri.Ini bukan mayat hidup biasa. Boneka ini memiliki kesadaran.Dan kekuatannya... setara dengan kultivator Formasi Kekosongan puncak.Xuan Li menarik napas pelan, menahan laju amarah dan naluri bertarungnya. Ini bukan pertarungan yang bisa dimenangkan dengan serangan membabi buta.“Makhluk ini... bukan sekadar boneka,” pikirnya. “Ia bisa berpikir. Bisa menyesuaikan taktik. Bahkan mungkin sedang mengukur kekuatanku.”Dari awal, gerakannya tidak sembarangan. Ia menunggu, memancing. Dan sekarang, ia mulai menyerang balik dengan teknik-teknik yang terstruktur.Sebuah pukulan berat meluncur dari arah kiri, menghant

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status