Share

Chapter 367

Auteur: MISTERIOUS
last update Dernière mise à jour: 2025-04-19 22:04:43

Pertemuan telah selesai, para tetua meninggalkan aula satu per satu. Wajah mereka penuh pertimbangan, membawa beban strategi dan laporan yang baru saja disampaikan.

Jian Chen memilih diam, matanya masih mengikuti sosok Xuan Li yang menghilang di balik tirai batu giok.

Namun tidak semua orang tenggelam dalam keseriusan, Lin Gong justru muncul sambil menggaruk kepala, wajahnya tampak canggung namun penuh rasa ingin tahu.

“Eh... Wu Yu,” panggilnya pelan, lalu beringsut mendekat, “aku nggak salah lihat tadi, kan? Aura tubuhmu... lebih hangat dari biasanya. Jangan bilang kau berhasil menyatu dengan energi Yin murni? Wah, hebat juga kau!”

Nada suaranya lebih cocok untuk orang yang sedang mengomentari cuaca daripada pembahasan tentang aura spiritual. Tapi begitulah Lin Gong, manusia naga yang polos, ceroboh, namun jujur.

Xuan Li menatapnya sejenak. Tatapannya tenang, tapi tak menghindar. Ia tak menjawab, hanya tersenyum tipis. Sebuah anggukan kecil, lalu kakinya melangkah meninggalkan loron
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé

Related chapter

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 368

    Xuan Li kembali dari pelatihannya. Langkahnya tenang, napasnya stabil. Ia tampak tak berubah, tapi siapa pun yang peka akan menyadari: kekuatan dan ketenangan itu tumbuh makin dalam.Di tepi paviliun utama, Tabib Hantu Wu sudah menunggunya. Ia duduk di bangku batu, memandangi lembah yang mulai tertutup kabut.“Sudah selesai berlatih?” tanyanya tanpa menoleh.“Sudah.” Xuan Li berdiri di sisinya, memandang arah yang sama.Ada keheningan singkat, sebelum Tabib Hantu Wu berbicara lagi.“Dunia mulai bergerak. Alam Bayangan memperluas jangkauan mereka... dan kita tidak bisa terus bersembunyi.”Ia mengangkat cangkir teh, menyesap sedikit, lalu menatap Xuan Li.“Pernahkah kau berpikir untuk membentuk aliansi bersama sekte atau klan kecil yang memiliki tujuan serupa. Kalau kita ingin melawan Alam Bayangan di masa depan, kita butuh kekuatan gabungan.”Xuan Li tidak langsung menjawab. Tatapannya tetap mengarah ke awan di kaki gunung.“Aku mengerti maksud Guru,” katanya akhirnya. “Tapi aku tidak

    Dernière mise à jour : 2025-04-20
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 369

    Cahaya ungu dari formasi komunikasi terus berputar. Di tengahnya, surat spiritual hitam legam itu melayang diam. Aura kuno mengalir pelan dari permukaannya.Xuan Li berdiri tak jauh darinya. Napasnya tetap tenang, tapi matanya tak pernah lepas dari surat itu.Ia tahu, ini bukan jebakan biasa. Energinya... aneh. Bukan milik Alam Bayangan. Bukan juga salah satu teknik komunikasi sekte besar yang pernah ia pelajari. Tapi sensasinya... menggugah sesuatu yang dalam, sesuatu yang terkubur di dasar ingatannya.‘Apa ini... sesuatu dari masa lalu Tabib Hantu Wu? Atau mungkin... milikku sendiri?’ pikirnya.Ia tidak bergerak. Tak satu jari pun terulur. Tapi sesuatu di dalam dirinya tidak sepenuhnya tunduk pada kehendaknya.Suatu getaran halus merambat di nadi dan meridian, seperti bisikan lembut yang menolak untuk diabaikan.Detik berikutnya, darahnya mendidih.Xuan Li menggertakkan gigi. Tubuhnya tetap diam, namun kehendak spiritual di dalam surat itu menembus lapisan pertahanannya.“...Terlalu

    Dernière mise à jour : 2025-04-21
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 370

    Di dalam tubuh Xuan Li, pusaran spiritual menyatu dan memurnikan pecahan kristal petir yang ia terima dari warisan misterius itu.Rasa sakit datang tanpa peringatan.Tubuhnya, meski telah mengalami banyak penyiksaan dan pelatihan berat, tetap merespons seperti daging manusia biasa. Kulitnya memucat, meridian bergetar, dan darahnya mendidih seakan hendak meledak dari dalam. Namun, Xuan Li hanya mengerutkan kening. Tak ada teriakan, tak ada keluhan.“Rasa sakit bukan musuh. Ia hanya pengingat,” gumamnya dalam hati.Tubuh gioknya, yang selama ini menjadi berkah sekaligus kutukan, mulai bereaksi. Energi petir dari warisan kuno itu meresap ke dalam lapisan terdalam daging dan tulangnya, memaksa tubuhnya menyesuaikan diri dengan kekuatan yang asing.Tubuhnya seperti terbelah, lalu disatukan kembali dalam bentuk yang lebih kuat. Ketika rasa sakit mencapai puncaknya, ledakan energi spiritual meluap keluar dari tubuhnya, mengguncang formasi pelindung ruang kultivasinya.Jika orang lain berada

    Dernière mise à jour : 2025-04-21
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 371

    Ledakan energi tadi belum sepenuhnya mereda ketika Xuan Li kembali mengambil sikap. Kabut tebal di lembah bergolak, menyelimuti pandangan dan menyamarkan gerakan. Namun, dia tidak bisa membiarkan ketajaman indranya tumpul.Di hadapannya berdiri sosok besar bertopeng besi. Tubuh makhluk itu dilapisi lapisan spiritual hitam pekat, seolah merupakan perpanjangan dari kabut itu sendiri.Ini bukan mayat hidup biasa. Boneka ini memiliki kesadaran.Dan kekuatannya... setara dengan kultivator Formasi Kekosongan puncak.Xuan Li menarik napas pelan, menahan laju amarah dan naluri bertarungnya. Ini bukan pertarungan yang bisa dimenangkan dengan serangan membabi buta.“Makhluk ini... bukan sekadar boneka,” pikirnya. “Ia bisa berpikir. Bisa menyesuaikan taktik. Bahkan mungkin sedang mengukur kekuatanku.”Dari awal, gerakannya tidak sembarangan. Ia menunggu, memancing. Dan sekarang, ia mulai menyerang balik dengan teknik-teknik yang terstruktur.Sebuah pukulan berat meluncur dari arah kiri, menghant

    Dernière mise à jour : 2025-04-21
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 372

    Kabut belum benar-benar hilang ketika Xuan Li berdiri di atas tebing, memandangi reruntuhan lembah yang baru saja ditinggalkannya. Sisa-sisa kabut spiritual masih menyusup di antara batu-batu, namun energi pusat kendali sudah benar-benar menghilang.Ia menutup matanya sejenak. Nafas diatur. Lalu, mata spiritualnya dibuka.Dalam sekejap, dunia berubah. Di balik pemandangan biasa, jaring-jaring tipis spiritual terbentang di udara. Seperti sarang laba-laba yang tak terlihat mata biasa, jalur-jalur itu memancar dari titik-titik tertentu, menjalar ke segala arah.“Ini bukan satu titik. Mereka membangun banyak simpul seperti ini,” pikir Xuan Li.Dia mengikuti aliran salah satu jalur yang tampak lebih kuat dibanding yang lain. Ujungnya mengarah ke utara, menyusuri perbukitan tandus yang dilapisi kabut kelabu.Tanpa berkata apa pun, Xuan Li melompat turun dan mulai bergerak mengikuti jalur itu. Jika satu simpul telah dihancurkan, maka simpul berikutnya harus segera ditemukan.Setengah jam ber

    Dernière mise à jour : 2025-04-22
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 373

    Kabut belum reda saat altar itu runtuh. Batu-batu spiritual berserakan, pilar-pilar hancur menjadi debu, dan lubang pemrosesan jiwa itu kini tertutup puing-puing. Gelombang energi spiritual yang meledak menghantam para penjaga hitam, melemparkan mereka hingga puluhan langkah. Xuan Li berdiri di kejauhan. Jubahnya berkibar pelan oleh angin spiritual yang masih tersisa dari ledakan. Ia memandang sekeliling. Barisan manusia yang tadinya dikendalikan kini berhenti bergerak. Mereka berdiri kaku di tempat masing-masing, tatapan kosong, tubuh gemetar ringan. Simbol spiritual di belakang kepala mereka masih ada, tapi koneksinya terputus. Mereka seperti wayang tanpa dalang. “Masih belum sadar... tapi sudah tidak terikat,” gumamnya. Namun tak ada waktu untuk merenung. Angin spiritual bergetar. Dari reruntuhan altar, lima penjaga hitam bangkit. Wajah mereka dipenuhi retakan darah, mata kehijauan bersinar tajam. Aura spiritual mereka melonjak, membentuk pusaran energi pekat. “Peny

    Dernière mise à jour : 2025-04-22
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 374

    Kabut yang menyelimuti daerah ini jauh lebih tebal dibanding wilayah altar sebelumnya. Cahaya spiritual matahari pun tidak bisa menembusnya. Langit dan bumi seperti menyatu dalam kelabu yang membungkam segalanya.Tak ada angin.Tak ada suara.Tak ada kehidupan.Xuan Li terus berjalan.Aura kehidupannya menyala samar di tengah kesunyian itu.Namun setelah puluhan li melangkah, aliran spiritual di tubuhnya mulai terasa aneh. Peredaran energi spiritualnya melambat, pikirannya terasa mengambang.Satu langkah...Dua langkah...Tiba-tiba, suara samar muncul di telinganya.“Wu Yu... kenapa kau pergi begitu saja...?”Langkah Xuan Li terhenti.Suara itu... suara perempuan. Lembut. Penuh kesedihan. Terlalu akrab.Ia mengerutkan alis. "Ilusi."Namun langkah berikutnya membawa suara lain. Suara tawa kecil. Suara anak-anak.“Guru, lihat! Aku bisa terbang!”Gigi Xuan Li mengatup. Jemarinya mengepal.Dia tahu benar bahwa itu bukan kenyataan. Orang-orang yang suaranya dia dengar sudah lama tiada atau

    Dernière mise à jour : 2025-04-23
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 375

    Xuan Li melangkah meninggalkan tempat itu. Energi dari batu transmisi telah memberinya arah yang jelas. Kabut perlahan mulai menipis seiring langkahnya menurun ke lembah yang sunyi. Uap dari tanah masih sesekali muncul, tetapi kini tak lagi mampu menembus lautan kesadarannya.Setelah berjalan sekitar lima puluh li, sesuatu berubah.Langkah kakinya tiba-tiba terasa ringan. Udara menjadi hangat. Cahaya menyeruak dari sela-sela pepohonan, bukan cahaya spiritual, melainkan sinar matahari biasa.Kabut lenyap.Begitu ia melewati celah dua batu besar di depannya, dunia di baliknya berbeda. Seolah-olah melangkah keluar dari kelamnya neraka menuju dunia lain.Langit biru cerah. Rumput hijau membentang. Burung-burung berwarna terang terbang di udara. Di kejauhan, gunung-gunung menjulang dengan air terjun yang jatuh seperti benang perak. Bunga-bunga mekar tanpa musim.Ini terlalu indah.Xuan Li berhenti sejenak. Matanya menyipit. Dia menyentuh tanah, memeriksa aliran spiritual.“Ini bukan ilus

    Dernière mise à jour : 2025-04-23

Latest chapter

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 384

    Tarikan itu berhenti.Tubuh Xuan Li melayang sesaat, lalu...Brak!Ia jatuh menghantam permukaan keras. Suara benturan menggema pendek di udara yang sunyi.Xuan Li berguling sekali sebelum segera bangkit, mata waspada menyapu sekeliling. Platform batu abu-abu membentang di bawah kakinya, penuh dengan ukiran-ukiran aneh yang berkilau samar dalam gelap.Di depannya, Mo Xiang terkapar.Tubuh pemuda itu berlumuran darah. Napasnya tersengal, seakan tinggal menunggu waktu untuk padam. Tidak jauh dari Mo Xiang, dua tubuh lain — anggota Alam Bayangan — tergeletak tak bergerak. Darah menggenang di sekitar mereka. Tidak jelas apakah mereka masih hidup atau sudah menjadi mayat.Xuan Li menghampiri Mo Xiang tanpa banyak pikir. Ia berlutut, memeriksa denyut nadinya.Lemah. Sangat lemah. Tapi masih ada.Wajah Xuan Li tetap tanpa ekspresi. Ia mengeluarkan dua pil dari kantong penyimpanannya. Pil pemulih energi kelas tinggi, berwarna putih kehijauan, menguarkan aroma pahit khas ramuan spiritual murni

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 383

    Xuan Li berdiri kaku mata tajam tak lepas dari empat anggota Alam Bayangan di hadapannya. Di antara mereka, Mo Xiang berlutut, tubuhnya gemetar, darah menetes dari sudut mulutnya.Salah satu dari mereka, seorang pria bertubuh kurus dengan jubah hitam compang-camping, menyeringai. Ia menendang Mo Xiang tanpa ampun.Bugh!Tubuh Mo Xiang terhempas ke lantai batu. Erangan tertahan keluar dari bibirnya.Wajah Xuan Li mengeras.Tangannya sempat bergerak. Aura membunuhnya melonjak. Namun, sebelum serangannya meluncur, pria itu menginjak punggung Mo Xiang, membuat tubuh yang sudah lemah itu memuntahkan darah lagi."Gerakkan satu jari lagi," kata si pria kurus, "dan kami remukkan kepalanya di depanmu."Xuan Li membeku.Matanya penuh bara, tapi pedangnya tetap tergenggam erat. Otot-otot tubuhnya menegang, seolah menahan gelombang kekuatan yang hendak meledak."Ayo," ejek pria berambut putih pendek, "buang pedangmu. Ikut kami dengan baik. Atau dia mati."Mo Xiang mengangkat kepalanya dengan susa

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 382

    Kabut yang semula menggantung kini menyibak pelan, menampakkan sosok berjubah panjang dengan tudung menutupi wajahnya. Auranya berat, gelap, seolah menarik semua cahaya di ruangan itu.Xuan Li tidak bergerak. Sorot matanya tetap dingin, meski napasnya belum sepenuhnya stabil. Tubuhnya baru saja memulihkan diri dari pertarungan berat dengan para penjaga segel, tapi ia tahu... sosok ini bukan lawan biasa."Sudah kuduga," ujar orang itu. Suaranya dalam, datar, namun terasa seperti paku menusuk tulang. "Tubuh giok... akhirnya muncul juga."Xuan Li menyipitkan mata."Jadi kau datang bukan karena simpul, tapi karena aku.""Aku merasakan ledakan aura tubuh giokmu dari jauh. Bahkan para penatua Alam Bayangan yang bersemedi di lembah terdalam ikut terguncang. Kau tidak bisa lagi bersembunyi."Xuan Li menggertakkan gigi. Sial, kekuatan tubuh gioknya memang baru saja ia gunakan secara penuh untuk mengatasi penjaga terakhir. Dia terlalu terburu-buru."Apa yang akan kau lakukan?" tanya Xuan Li, da

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 381

    Sebelum kembali menghancurkan segel, Xuan Li mengeluarkan sebuah pil untuk memulihkan luka-lukanya terlebih dahulu."Pil Pemulih Jiwa... semoga cukup untuk tahap ini."Tanpa ragu, ia menelannya. Dalam sekejap, aliran hangat menjalar dari dada ke seluruh tubuh. Retakan di tulangnya menyatu, otot-otot yang sobek menegang kembali, dan luka di punggungnya tertutup seperti tak pernah ada. Napasnya kembali stabil.Tak ingin membuang waktu, ia bangkit dan menggerakkan tangannya dengan pola tertentu untuk menggunakan teknik pengendalian jiwa.Tangannya membentuk rune sederhana, lalu mengarahkannya ke penjaga segel simpul selanjutnya yang berdiri di kejauhan. Wujud penjaga itu bukan makhluk hidup, melainkan entitas roh kuno hasil pemanggilan, namun tetap memiliki sedikit kesadaran."Jiwa yang terbelenggu waktu, dengarlah panggilanku..." bisiknya lirih.Aura gelap keluar dari matanya, menyebar seperti kabut pekat. Penjaga itu mendadak menggigil, tubuhnya goyah. Cahaya biru yang membalut tubuhny

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 380

    Xuan Li berdiri di hadapan lorong yang memanjang ke bawah tanah, di mana simpul terakhir dari jalur energi Alam Bayangan tersembunyi.Ia memejamkan mata sejenak, lalu menghela napas pelan. Di bawah sana ada segel tujuh lapis, masing-masing dirancang untuk mencegah penyusup masuk.‘Segel tujuh lapis... tidak bisa dibuka tanpa energi spiritual,’ pikirnya. ‘Tapi sekali aku menggunakannya, mereka akan tahu aku di sini.’Ia merapat ke dinding, bergerak perlahan menuruni lorong. Tanpa suara. Ta Langkahnya setenang air, menyatu dengan kegelapan. Tapi meski begitu, tekanan dari segel pertama sudah terasa meskipun jaraknya masih beberapa puluh zhang. Itu bukan hanya penghalang fisik, itu adalah medan pembunuh.Xuan Li merogoh lengan jubahnya dan mengeluarkan dua pil kecil. Yang satu pil penekan aura, satunya lagi untuk menyamarkan denyut spiritual dalam tubuh. Tanpa ragu, ia telan keduanya.Tubuhnya bergetar sebentar, lalu tenang. Aura hidupnya tenggelam. Energi spiritualnya seolah lenyap. Kin

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 379

    Xuan Li terbang di ketinggian rendah, di sekelilingnya hanya tanah retak dan sunyi. Tak ada angin, tak ada suara makhluk hidup, seolah dunia di tempat ini sudah lama mati.Tapi ia tidak peduli. Ia fokus mengikuti sisa simpul energi terakhir dari Alam Bayangan.Setelah beberapa li, medan berubah. Tanah gersang berganti menjadi bukit-bukit batu. Tumbuhan mulai muncul, kering, namun hidup. Tempat ini tampak lebih normal dibanding lembah kematian atau sungai darah yang ia lewati sebelumnya. Tapi Xuan Li tidak lengah. Alam Bayangan dikenal suka menyembunyikan bahaya di balik ilusi ketenangan.Tiba-tiba, tubuhnya berhenti.Ia merasakan hawa manusia.Seseorang mendekat.Xuan Li menoleh dan matanya menyipit. “Mo Xiang?”Laki-laki itu berdiri kaku beberapa langkah di depannya, wajahnya seputih abu. Tubuh kurusnya diselimuti jubah hitam, dan mata yang pernah bersinar ramah itu kini penuh kecemasan.“Wu Yu...?” bisiknya, setengah tak percaya.Sebelum Xuan Li sempat menjawab, Mo Xiang bergerak c

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 378

    Xuan Li menoleh pada Pemimpin Tanah Jiva yang berdiri tidak jauh darinya. Kini dengan tubuh muda dan vitalitas yang pulih, sang pemimpin tampak jauh berbeda dari sebelumnya.“Aku harus pergi,” kata Xuan Li singkat.Pemimpin mengangguk. “Kami berutang banyak padamu. Jika suatu saat kau kembali, tanah ini akan menyambutmu.”Pengawas Ji yang berdiri di sisi kanan sang pemimpin menunduk hormat. Tidak ada pertanyaan, tidak ada permintaan.Xuan Li berjalan melewati jajaran para tetua yang membungkuk di sisi jalan berbatu menuju gerbang. Tidak ada satu pun yang berani mengangkat kepala.Namun gerbang di depannya bukanlah gerbang tempat ia masuk sebelumnya.“Kami tidak membiarkan tamu istimewa keluar dari pintu kematian,” ujar Pengawas Ji seraya menunjuk jalur berlapis formasi ringan yang membelah hutan belantara. “Jalur ini akan membawamu langsung ke perbatasan luar.”Xuan Li tidak menanggapi. Ia hanya mengangguk tipis, lalu melangkah masuk ke lorong cahaya yang terbentuk dari energi spirit

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 377

    Pemimpin Tanah Jiva masih menatap cahaya yang perlahan memudar dari tubuh Xuan Li. Matanya tak berkedip, tubuhnya tegak, namun napasnya tertahan. Sosok armor perempuan langit yang melingkupi Xuan Li belum sepenuhnya sirna, dan getaran auranya masih terasa di tanah, udara, bahkan formasi pelindung wilayah.“Dewi Kultus Suci…” gumamnya lirih, nyaris tak terdengar.Salah satu tetua di belakangnya bergeser gelisah. “Itu… tidak mungkin. Dewi Kultus Suci adalah sosok mitos. Leluhur dari era sebelum era ini. Armor itu...”“Tidak salah,” potong Pemimpin Tanah Jiva pelan, namun tegas. “Aku pernah melihat lukisan armornya dalam gulungan sejarah. Tidak ada keraguan. Itu adalah warisan kekuatan yang diakui oleh langit…”Mata Pemimpin melembut. Tatapannya beralih kepada Xuan Li, kedua tangannya perlahan menarik diri dari wadah giok.Airnya telah tenang.Xuan Li membuka mata. Ekspresinya tak berubah. Datar, penuh kendali. Ia berdiri perlahan dan menatap langsung ke arah sang pemimpin.“Aku tidak

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 376

    Pengawas Ji berjalan melewati gerbang pusaran angin spiritual yang melingkari pusat Tanah Jiva. Di belakangnya, dua wanita paruh baya membawa gulungan emas dan jimat penguat formasi. Wajahnya tenang, namun di dalam pikirannya, kegelisahan mulai tumbuh.Ia memeriksa formasi pelindung Tanah Jiva. Simbol-simbol kuno terpahat di udara, mengambang di atas batu-batu pelindung yang tertanam di tanah. Aliran spiritual yang keluar dari segel tidak menunjukkan tanda kerusakan.“Masih utuh,” gumamnya pelan.Ia memejamkan mata dan menyentuh tanah. Aura lembut naik dari permukaan dan menyatu dengan tubuhnya.“Tidak ada retakan, tidak ada celah. Tapi dia masuk,” katanya lagi. Suaranya mengeras. “Aku harus bicara dengan Yang Mulia.”Di sisi lain, Xuan Li duduk bersila di paviliun selatan. Empat prajurit wanita berdiri mengelilinginya. Mereka tidak menatapnya langsung, namun jelas sikap mereka lebih waspada dibanding sebelumnya.Bisik-bisik dari luar paviliun semakin keras. Bahkan anak-anak perempuan

Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status