Share

Chapter 101

Penulis: MISTERIOUS
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-15 09:33:59

Setelah kepergian Xu Tang, Xuan Li kembali ke ruangan pribadinya. Di atas meja alkimia sederhana yang terbuat dari batu giok, ia mengeluarkan Bunga Malam Abadi, hadiah berharga dari kompetisi sebelumnya. Kelopak bunga itu memancarkan cahaya lembut berwarna ungu kebiruan, dengan aroma manis yang menenangkan.

“Bunga ini cukup sederhana, tetapi manfaatnya luar biasa,” pikir Xuan Li sambil menyalakan api alkimia di tangannya.

Nyala biru pucat menyelimuti bunga itu, membuat kelopaknya bergetar seolah hidup. Ia mencampurkan bahan-bahan pendukung seperti Serbuk Buluh Perak dan Esensi Matahari Terbenam ke dalam cairan murni yang mulai terbentuk.

Langit malam di luar ruangan perlahan memudar menjadi fajar ketika akhirnya pil itu selesai. Pil berbentuk bulat kecil dengan permukaan yang berkilauan, seperti dipenuhi bintang-bintang. Xuan Li mengamati karyanya dengan puas.

“Sekarang waktunya melihat seberapa jauh aku bisa melangkah.”

Tanpa ragu, ia menelan pil itu. Begitu pil melewati tenggorokann
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
makin misterius
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 102

    Langit di atas Sekte Pilar Langit bergolak. Awan hitam pekat berputar di atas gunung seperti pusaran maut, mengeluarkan suara gemuruh yang menyayat. Ledakan energi spiritual memercik di udara, menciptakan gelombang kejut yang mengguncang tanah di bawahnya. Para murid sekte, meskipun telah dilatih, berdiri terpaku dengan wajah pucat, menatap ke atas dengan ketakutan yang tak mampu mereka sembunyikan.Di tengah hiruk pikuk itu, Xuan Li berdiri di tepi halaman utama, mengenakan jubah hitamnya yang sederhana. Matanya yang tajam mengamati setiap gerakan di langit. "Ini bukan serangan biasa," pikirnya sambil merasakan riak energi spiritual yang membubung seperti badai. "Mereka tidak hanya ingin menghancurkan formasi. Mereka ingin menunjukkan dominasi."Ketua Sekte Ye Tian dan para tetua berdiri di depan aula utama, tangan mereka terangkat ke langit, memperkuat formasi pelindung yang mengelilingi sekte. Namun, meski mereka telah mengerahkan seluruh kekuatan mereka, retakan kecil mulai terli

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-15
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 103

    Tetua Xu Tang terhempas keras ke tanah, hanya beberapa langkah dari tempat Xuan Li berdiri. Tubuhnya penuh luka, darah mengalir membasahi pakaian putihnya yang kini ternoda merah. Meskipun Xu Tang bukan orang yang lemah, serangan brutal itu telah membuatnya kehilangan banyak energi.Xuan Li segera berlutut di samping tubuh Xu Tang. "Tetua, tahanlah," ujarnya dengan nada rendah namun mendesak. Ia mengeluarkan sebutir pil pemulih dari kantong penyimpanannya dan menyisipkannya ke mulut Xu Tang. “Telan ini. Jangan melawan aliran energi obatnya.”Xu Tang dengan susah payah menelan pil itu. Beberapa detik kemudian, wajahnya yang pucat sedikit mendapatkan warna. Namun, tubuhnya masih gemetar, dan napasnya tetap tidak stabil.Xuan Li membantu Xu Tang duduk bersandar pada batu besar yang agak jauh dari arena pertempuran. “Pulihkan dirimu di sini. Jangan pikirkan hal lain,” katanya tegas. Ia berbalik tanpa menunggu balasan, pandangannya menyapu sekeliling. Tubuh-tubuh murid Sekte Pilar Langit

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-15
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 104

    Ujung formasi teleportasi membawa mereka ke sebuah lokasi yang tidak dikenal oleh Xuan Li. Begitu pijakannya menyentuh tanah, hawa dingin bercampur aroma kematian langsung menyergap indra penciumannya.Ia memandang sekeliling dengan waspada. Kota itu dipenuhi reruntuhan, asap hitam mengepul dari bangunan-bangunan yang hancur, dan teriakan penuh rasa sakit terdengar dari kejauhan. Kota ini tidak hanya kacau, tetapi juga dipenuhi hawa pembunuhan yang membuat bulu kuduknya berdiri.“Ini Kekaisaran Neraka Jingga?” pikir Xuan Li, keningnya berkerut. Bayangan masa lalunya saat ditahan oleh Gu Feng di tempat itu seketika muncul di benaknya. Namun, ia segera menyadari bahwa tempat ini berbeda.“Kita berada di Kota Merak,” pria misterius, bernama Jiang Wei itu menjelaskan, seolah bisa membaca pikirannya. “Wilayah ini berbatasan langsung dengan Kekaisaran Bulan Perak. Tempat tanpa hukum. Di sini, hanya yang kuat yang bertahan.”Xuan Li memandangi kota itu dengan perasaan campur aduk. Tempat in

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-15
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 105

    Xuan Li duduk bersila di atas tempat tidur kayu kerasnya, mata tertutup rapat. Meski tubuhnya terlihat diam, pikirannya sedang bergerak aktif.“Aku tidak bisa tidur di tempat seperti ini,” gumamnya dalam hati.Ia menarik napas dalam-dalam, mengusir kekhawatirannya. Dengan fokus yang terpusat, Xuan Li menyelam ke dalam lautan kesadarannya. Di dalam dimensi ini, segalanya terasa tenang namun penuh energi.“Sayang sekali aku belum mencapai tingkat di mana aku bisa melepaskan jiwa dari tubuh fisikku,” pikirnya. "Jika aku bisa mencapainya, setidaknya aku punya senjata tambahan."Di dunia nyata, ia mengambil beberapa batu sumber dari kantong penyimpanannya. Batu-batu itu memancarkan cahaya lembut, energi spiritual mengalir perlahan ke dalam tubuhnya. Xuan Li memegang salah satu batu tersebut dengan erat, menyerap energi murninya untuk memperkuat fondasi kultivasinya.“Setiap pertarungan di masa depan akan menjadi ujian,” ia merenung. "Jika aku tidak mempersiapkan diri, aku akan menjadi sala

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-15
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 106

    Pagi itu, hawa dingin menyelinap di antara celah-celah batu yang membentuk lorong-lorong sempit markas Alam Bayangan. Xuan Li melangkah keluar dari kamarnya dengan ragu.Langkah kakinya yang ringan berhenti ketika suara-suara keras terdengar dari aula utama. Ia mendengar seruan, diselingi nada marah dan ejekan. Dengan hati-hati, ia mendekat, membiarkan dinding menyamarkan kehadirannya.“Jiang Wei! Kau pikir kami ini bodoh?” suara seorang pria menggema, diikuti oleh suara benda yang dilemparkan ke lantai dengan keras. “Gulungan pengendalian jiwa ini kosong! Tidak ada pola spiritual ataupun jejak sihir di dalamnya!”“Tidak mungkin!” Jiang Wei membela diri, suaranya serak. “Aku mendapatkan gulungan itu langsung dari Sekte Pilar Langit. Mereka pasti...”“Cukup dengan kebohonganmu!” suara wanita lain memotong dengan dingin, seperti pisau yang mengiris tanpa belas kasihan. “Kau sudah mencoreng nama Alam Bayangan. Hukuman adalah satu-satunya jawaban.”Xuan Li berdiri di balik sebuah pilar, m

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-16
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 107

    Jejak kehadiran menghilang. Xuan Li tetap berjaga-jaga, matanya menyapu bayangan-bayangan di sekelilingnya. Ia tahu, hutan ini menyimpan bahaya yang lebih besar daripada sekadar binatang liar.“Tidak ada yang benar-benar aman di tempat seperti ini,” pikirnya. Ia kembali melangkah perlahan, mengikuti jalur setapak yang samar, hingga suara gaduh mendadak menarik perhatiannya.Suara denting logam, teriakan, dan ledakan energi spiritual memecah keheningan hutan. Xuan Li berhenti sejenak, mempertajam inderanya. Dengan gerakan cepat, ia melompat ke dahan pohon terdekat dan bergerak ke arah suara itu, menyelinap di antara bayangan tanpa menimbulkan suara sedikit pun.Pemandangan yang terbuka di hadapannya membuat alisnya berkerut. Sebuah kereta tandu besar dengan tirai merah yang dihiasi pola naga emas berdiri di tengah jalan. Tiga kelompok manusia terlibat dalam pertempuran sengit.Kelompok pertama adalah para pengawal yang mengenakan zirah merah keemasan dengan rune yang bercahaya samar.

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-17
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 108

    "Tunggu!" panggil wanita itu.Langkah Xuan Li terhenti. Ia tidak menoleh, hanya mendengarkan tanpa memberikan respon apa pun."Aku harus pergi," ucapnya sesaat kemudian. "Misiku... belum selesai."Saat ia berbalik, matanya bertemu dengan tatapan wanita itu, campuran antara kebingungan dan keingintahuan."Apakah kita pernah bertemu sebelumnya?" Wanita itu melangkah maju. "Namaku Liang Xue."Sejenak Xuan Li tidak menjawab. Ia menatap wanita itu dengan ekspresi datar, mencoba mencari makna dari perasaan aneh yang muncul di hatinya."Wu Yu," jawabnya singkat, menyebutkan nama samaran yang telah ia gunakan selama ini. Tanpa menunggu tanggapan lebih lanjut, ia berbalik dan melangkah pergi, meninggalkan Liang Xue yang masih terdiam di tempatnya."Wu Yu..." Liang Xue mengulang nama itu dengan pelan, seperti mencoba mengukirnya dalam ingatan.Ketika melihat Xuan Li pergi, sebuah perasaan aneh menyelimuti hatinya, sebuah kehampaan yang tak bisa ia jelaskan. Ada sesuatu tentang pria itu yang te

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-17
  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 109

    Tuan Muda Huo membawa Xuan Li keluar dari gedung opera menuju sebuah meja yang telah disiapkan untuk permainan dadu. Meja itu terletak di ruang terbuka, dikelilingi kerumunan orang yang tampak antusias.Beberapa bersorak, sementara yang lain berbisik-bisik, menduga siapa yang akan menang dalam taruhan tersebut.Xuan Li mengambil tempat duduknya dengan tenang, wajahnya tetap datar tanpa emosi. Sementara itu, Tuan Muda Huo menyeringai penuh percaya diri, meyakini bahwa kemenangan sudah pasti berada di tangannya.“Siapkan dirimu, pengemis lusuh,” ejek Tuan Muda Huo. “Aku akan memastikan kau tidak akan berani lagi mengangkat wajahmu.”Xuan Li tidak menanggapi provokasi itu. Ia melirik ke arah seorang pria yang ditugaskan sebagai pelempar dadu, seorang bandar lokal yang netral dan dipercaya untuk memastikan permainan berjalan adil.Bandar itu mengambil dadu di depannya dan melemparkannya ke udara, gerakannya cepat namun terkontrol.Ketika dadu pertama kali dilempar, suasana di sekeliling m

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-17

Bab terbaru

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 212

    Mayat para prajurit bergelimpangan, tubuh mereka tertusuk, terkoyak, atau hangus terbakar. Bau besi dari darah yang masih hangat bercampur dengan asap dari reruntuhan yang terbakar, memenuhi udara.Xuan Li berdiri di antara kehancuran itu tanpa ekspresi. Matanya menatap dingin, tak ada sedikit pun emosi dalam sorotnya. Baginya, ini hanya pemandangan biasa, sebuah pertunjukan brutal di dunia kultivasi di mana yang kuat memangsa yang lemah.Prajurit terakhir merangkak dengan sisa tenaganya, darah menetes dari sudut bibirnya. Tangannya berusaha meraih pedang yang jatuh tak jauh darinya, tetapi sebelum jari-jarinya menyentuhnya, sepatu pria berjubah hitam menginjak punggung tangannya."Kuharap kau tahu bahwa keberadaanmu tidak lebih dari sekadar debu di jalan."Suara berat pria itu terdengar dingin sebelum ia mengangkat kakinya dan menghempaskan tubuh prajurit itu dengan satu tendangan keras. Jeritan singkat terdengar sebelum tubuh itu menghantam dinding dan diam selamanya.Xuan Li hanya

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 211

    Seorang prajurit melangkah maju, ekspresinya mulai menunjukkan ketidaksabaran."Orang yang tidak bersalah tidak akan takut untuk menunjukkan siapa dirinya," katanya, suaranya tajam dan penuh keyakinan.Xuan Li menyipitkan mata, sorot matanya sedingin bilah pedang."Dan orang yang benar-benar mencari tersangka tidak akan sembarangan menuduh setiap orang yang lewat," balasnya, suaranya tetap tenang, namun mengandung ketajaman yang membuat lawan bicara terdiam sejenak.Prajurit itu mengernyit, tetapi tetap pada pendiriannya."Ikut kami. Ini hanya pemeriksaan rutin."Namun, nada suaranya jelas mengisyaratkan bahwa ini lebih dari sekadar pemeriksaan biasa.Xuan Li tetap berdiri di tempatnya. Suasana seketika menegang. Para prajurit mulai menggenggam senjata mereka lebih erat, dan orang-orang yang masih berada di sekitar segera menjauh, enggan terlibat dalam konfrontasi yang tampaknya tak terelakkan.Akhirnya, Xuan Li menghela napas perlahan."Baiklah," katanya ringan. "Tapi jangan sampai k

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 210

    "Tak ada yang bisa membukanya, tapi tetap diperebutkan... Menarik."Xuan Li menyandarkan punggungnya ke kursi, tatapannya tetap tenang di tengah riuhnya pelelangan. Ia menangkap percakapan lirih di belakangnya.“Kau lihat itu? Artefak itu muncul lagi.”“Hah, ini sudah ketiga kalinya dalam setahun! Siapa pun yang membelinya pasti akan kecewa.”“Dengar-dengar, segelnya menggunakan formasi larangan tingkat tinggi. Tak ada satu pun ahli formasi atau tetua sekte yang berhasil membukanya. Aku yakin benda itu akan muncul lagi di pelelangan Kota Bintang dalam beberapa hari ke depan.”Xuan Li menyipitkan matanya, sudut bibirnya melengkung samar. 'Jadi benda itu hanya berpindah tangan tanpa pernah benar-benar dimiliki...'Pelelangan terus berlanjut, tapi pikirannya tetap tertuju pada artefak itu. 'Jika benar tak ada yang bisa membukanya, mengapa benda itu terus dilelang? Apakah ini hanya strategi pelelangan, atau ada sesuatu yang lebih dalam?'Pandangan matanya melirik sekilas ke pria berambut

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 209

    'Apakah dia sudah pergi? Atau hanya bersembunyi lebih dalam?'Xuan Li tidak gegabah. Ia menunggu beberapa saat, merasakan aliran energi di sekitarnya, namun tidak ada tanda-tanda bahaya yang tersisa. Setelah memastikan situasi aman, ia melanjutkan langkahnya kembali ke penginapan.Begitu tiba di kamarnya, tanpa ragu ia membentuk segel formasi penghalang. Cahaya redup berpendar di udara, membentuk lapisan perlindungan tak kasatmata yang akan memperingatkannya jika ada penyusup.Xuan Li tidak ingin terganggu lagi.Dengan tenang, ia duduk bersila dan mulai berkultivasi.Saat fajar menyingsing, Xuan Li membuka matanya. Energi spiritual yang ia serap semalaman terasa mengalir stabil dalam tubuhnya, sedikit memperkuat fondasi kultivasinya.Tanpa membuang waktu, ia segera bersiap menuju pelelangan di tengah kota. Jika tidak ada yang menarik perhatiannya di sana, ia akan kembali ke gua persembunyiannya dan membatalkan rencananya menuju Kota Bintang.Jalanan sudah ramai saat ia melangkah kelua

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 208

    "Keluar." Suara Xuan Li terdengar datar, tetapi ada ancaman tersembunyi di dalamnya.Tak ada jawaban.Namun, udara di sekitarnya berubah. Dingin yang awalnya menggigit kini terasa seperti belati yang menyelinap ke dalam tulang. Embun di dedaunan membeku dalam sekejap, lapisan es tipis mulai menutupi tanah.Dari balik kabut yang berputar, sesosok bayangan melangkah maju.Jubah biru tua membalut tubuhnya, tudungnya rendah, menyembunyikan sebagian besar wajahnya. Sepasang mata dingin menatap tanpa ekspresi, seperti pemangsa yang mengamati buruannya.Tidak ada sapaan. Tidak ada peringatan.Pria itu mengangkat tangannya.Udara berhenti bergerak.Kristal-kristal es muncul dari ketiadaan, melayang di udara seperti bilah pisau yang siap menebas. Dalam sekejap, mereka meluncur ke arah Xuan Li, tajam dan mematikan.Xuan Li melangkah ke samping, menghindari serangan pertama. Beberapa pecahan es masih mengarah ke titik vitalnya, tetapi telapak tangannya yang dilapisi api spiritual membakar mereka

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 207

    Feng Rui segera melangkah ke depan, berdiri di antara Xuan Li dan pria yang baru saja muncul. Sorot matanya tajam, menunjukkan bahwa ia sudah memperkirakan situasi ini sejak awal."Kakak Feng Han," kata Feng Rui dengan suara tenang, meskipun ada ketegangan yang jelas dalam nadanya. "Aku membawa tamu, dan Guru sendiri sudah membenarkan kehadirannya."Pria bernama Feng Han itu menyipitkan mata, tatapannya menyapu Xuan Li dari kepala hingga kaki. Sikapnya penuh waspada, seakan masih meragukan keputusan adik sepupunya."Tamu, katamu?" Feng Han mendengus pelan. "Jangan bilang dia orang luar yang kau undang untuk bermain-main dengan nyawa Guru?"Xuan Li tetap diam, tidak merasa perlu membela diri. Baginya, pertikaian ini hanyalah urusan internal keluarga Feng.Feng Rui mengepalkan tangannya. "Jika bukan karena dia, Guru mungkin sudah tidak ada sekarang. Apa kau masih ingin mempertanyakan keputusanku?"Suasana di ruangan itu semakin menegang. Mata Feng Han berkilat, tapi sebelum ia bisa men

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 206

    Xuan Li mengikuti pemuda berjubah hitam melewati jalanan Kota Seribu Lilin yang semakin lengang. Mereka berhenti di depan sebuah kediaman megah. Plakat besar tergantung di atas gerbang utama, dengan huruf emas yang bertuliskan Paviliun Bintang.Dari luar, bangunan ini tampak seperti kediaman keluarga terpandang. Namun, saat mereka melangkah masuk setelah penjaga membukakan pintu, Xuan Li segera menyadari sesuatu yang berbeda. Aroma obat-obatan bercampur dengan hawa gelap yang samar, membentuk atmosfer yang tidak lazim."Aku yang membawamu dan bertanggung jawab sepenuhnya atasmu. Jangan pedulikan ucapan orang lain," bisik pemuda itu tanpa menoleh. Setelah beberapa langkah, ia menambahkan, "Oh, iya. Siapa namamu?""Wu Yu," jawab Xuan Li singkat.Pemuda itu menoleh dan tersenyum tipis. "Panggil aku Feng Rui."Xuan Li hanya mengangguk kecil. Ia tidak tertarik dengan basa-basi yang tidak perlu.Mereka berjalan semakin dalam ke dalam kediaman. Cahaya lentera di sepanjang lorong mulai redup

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 205

    Xuan Li menajamkan instingnya. Ada sesuatu yang tidak beres.Udara malam di Kota Seribu Lilin seharusnya tenang. Namun, kali ini, ada sesuatu yang lain, sesuatu yang mengusik kewaspadaannya.Sebuah bayangan melintas di kejauhan. Cepat, nyaris tak kasatmata.Xuan Li langsung berdiri dari duduknya, lalu berjalan ke jendela dengan langkah ringan. Dari celah tirai, ia mengamati jalanan di luar. Lampu-lampu minyak masih menyala redup di beberapa sudut, tapi tidak ada yang tampak mencurigakan.Namun, firasatnya tak pernah salah.Tanpa ragu, ia segera menutup jendela rapat-rapat. Suara kait besi yang terkunci terdengar lirih di dalam kamar. Ia tidak ingin menarik perhatian.'Untuk saat ini, lebih baik berpura-pura tidak menyadarinya.'Xuan Li kembali duduk di ranjang . Untuk mengisi waktu, ia memilih untuk berkultivasi.Dalam keheningan kamar, ia memejamkan mata dan mulai menarik energi spiritual dari udara. Aliran hangat meresap ke dalam tubuhnya, mengalir melalui meridian dan terhimpun dal

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 204

    Di tempat lain, Di dalam goa tersembunyi, Xuan Li duduk bersila di hadapan kuali pilnya. Aroma herbal memenuhi udara, bercampur dengan uap tipis yang mengepul dari permukaan kuali. Lin Gong dan Jian Cheng duduk di sisi lain ruangan, menatap cairan dalam kuali yang mulai berpendar lembut.Pil penerobosan tingkat tinggi telah selesai dibuat. Butiran pil itu berwarna keemasan, memancarkan aura energi yang murni. Xuan Li mengambilnya dengan hati-hati sebelum menyerahkannya kepada dua rekannya."Setelah mengonsumsinya, kalian akan mengalami lonjakan energi yang besar. Pastikan untuk menstabilkan fondasi kalian sebelum mencoba menerobos ke tingkat berikutnya," ucapnya dengan nada serius.Jian Cheng mengambil pil itu dengan ekspresi antusias. "Akhirnya! Aku sudah menunggu ini sejak lama!"Lin Gong mengamati pil di tangannya, lalu menatap Xuan Li. "Bagaimana denganmu? Bukankah kau juga membutuhkan pil ini?"Xuan Li menggeleng pelan. "Pil ini bukan untukku. Aku masih membutuhkan satu bahan la

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status