Share

Berbagi Rahasia

Penulis: Wafa Farha
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-20 06:39:13

“Au!” seruku saat Salsa membersihkan luka-luka di wajahku. Oh God! Wajah kami begitu dekat. Apa dia tak merasakan debaran kencang di dadaku?

“Kamu ini terlalu berani untuk ukuran seorang perempuan, Jun. Aku malah gak enak sendiri, kamu menyerahkan diri dihajar buat selamatin aku.”

“Ehm, ya. Aku tak suka perempuan dilecehkan,” jawabku meringis. Demi kamu bahkan ciuman pertamaku diambil seorang laki-laki, Sa. Sedih kalau ingat itu, merasa harga diriku sedang dicabik-cabik.

“Temenku yang lain gak mungkin kaya kamu, Jun. Mereka pasti kabur dan meninggalkanku sendiri.” Tatapan Salsa kosong. Dia seperti tengah mengenang sesuatu yang buruk terjadi padanya. Apa itu? Aku sangat penasaran.

“Jun,” panggil Salsa yang membuatku seketika menoleh.

“Ya?”

“Apa kamu menyukai Hasan?”

“Hah?” Mataku seketika melebar menatap mata Salsa dalam-dalam. Aku cepat menggeleng. Kukira dia akan bercerita. Gak tahunya malah bahas Hasan.

“Nggak!” Aku menjawab tegas.

Gadis itu lantas tersenyum. Senang sepertinya.

“Ken
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • TUAN MUDA YANG MENYAMAR    Berbagi Rahasia

    “Kalau aku berbagi rahasiaku, apa kamu tetap mau berteman dan dekat denganku?” tanyaku menjawab ajaknnya. Tentu saja aku merasa sangsi atas pernyataan gadis yang memiliki warna favorit ungu.“Ya, aku janji.” Gadis itu menatap mataku dalam. Terlihat keseriusan di kedua mata bulat bening itu.“Katakan. Maka aku akan mengatakannya,” tantangku. Apa Salsa memang Tuhan kirim untuk mempermudah urusanku bertahan hidup. Siapa tahu, dia tetap akan berada di sisiku walau tahu aku seorang laki –laki, toh kami tidak pacaran ‘kan?“Aku adalah anak seorang kiai dan dari keluarga pesantren.”“Apa?!” Aku terperanjat. Mataku hampir saja lepas dari tempatnya karena saking terkejut.“Kenapa kamu terkejut begitu?” tanyanya santai seolah hal itu bukan sesuatu yang mengejutkan.Tentu saja buatku hal besar, juga masalah sangat besar pula. Kalau begini bagaimana aku akan bercerita padanya bahwa aku seorang pria? Sementara dia tak mungkin bisa dekat dengan seorang pria. Aku akan kehilangannya, dan aku belum si

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-20
  • TUAN MUDA YANG MENYAMAR    Kamu Mencintainya, Jun?

    “Kalau aku berbagi rahasiaku, apa kamu tetap mau berteman dan dekat denganku?” tanyaku menjawab ajaknnya. Tentu saja aku merasa sangsi atas pernyataan gadis yang memiliki warna favorit ungu.“Ya, aku janji.” Gadis itu menatap mataku dalam. Terlihat keseriusan di kedua mata bulat bening itu.“Katakan. Maka aku akan mengatakannya,” tantangku. Apa Salsa memang Tuhan kirim untuk mempermudah urusanku bertahan hidup. Siapa tahu, dia tetap akan berada di sisiku walau tahu aku seorang laki –laki, toh kami tidak pacaran ‘kan?“Aku adalah anak seorang kiai dan dari keluarga pesantren.”“Apa?!” Aku terperanjat. Mataku hampir saja lepas dari tempatnya karena saking terkejut.“Kenapa kamu terkejut begitu?” tanyanya santai seolah hal itu bukan sesuatu yang mengejutkan.Tentu saja buatku hal besar, juga masalah sangat besar pula. Kalau begini bagaimana aku akan bercerita padanya bahwa aku seorang pria? Sementara dia tak mungkin bisa dekat dengan seorang pria. Aku akan kehilangannya, dan aku belum si

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-20
  • TUAN MUDA YANG MENYAMAR    Syarat dari Hasan

    Keesokan harinya. Aku telah berjanji pada diri sendiri bertekad jadi anak yang baik untuk Paman, terutama keluargaku yang meninggal. Pagi hari menghindari Salsa. Meski gadis itu mengetuk pintu, kubiarkan tanpa membukanya.“Ayo, Jun!” serunya. “Kenapa tak ada jawaban? Apa dia sudah pergi?” tanyanya lirih. Namun, karena aku berada di depan pintu, bisa mendengar suaranya dengan jelas.Tak lama terdengar suara langkah Salsa yang menjauh. Setelah 15 menit dan berpikir dia sudah jauh, aku pun bergegas pergi, tak ingin terlambat masuk kelas.Pagiku terasa hampa tanpa Salsa. Namun, mau bagaimana lagi, aku tak boleh membuat Paman Hamzah bersedih. Biarlah kusimpan dulu cintaku dalam hati, biarlah cerita cintaku tak seindah kisah cinta di dalam novel yang banyak author tulis di platform baca.Tak masalah, aku masih bisa mengawasinya dari kejauhan biar tidak diembat si Hasan.“Hai, Pink!” sapa Hasan yang tiba-tiba berjalan mensejajariku. Baru juga dibicarakan dalam hati, dia sudah nongol saja!Pi

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-20
  • TUAN MUDA YANG MENYAMAR    Jangan Percaya Siapapun

    “Permintaan? Apa itu?” Mataku memicing. Penasaran apa yang dia minta? Sepertinya dia mengajukan sesuatu yang tidak akan mudah untuk kupenuhi. Namun, apa pun itu aku akan melakukannya.Hasan merogoh sesuatu dari kantong. Apa itu? Apa sebuah pisau untuk mengancamku?Detik kemudian benda itu disodorkan begitu saja. “Berikan nomor ponselmu, dengan begitu kita bisa lebih dekat lagi, dan membicarakan perihal keinginanku.”“Nomor? Hah? Jadi nomor telepon saja tidak cukup?”Wah, perlukah ini? Bahkan Salsa saja belum punya nomorku.Namun, aku perlu info tentang Bianca yang sangat mencurigakan, dan berpotensi mengganggu jalanku. Ah, biar saja. Toh, kalau aku muak bisa dengan mudah memblokir nomornya.“Ya. Baiklah.” Kuraih benda pipih tersebut. Tampak jelas raut senang di wajah pria yang telah mencuri hati Salsa itu sekarang.“Mundurlah, kamu membuatku kesulitan dalam bernapas!” ucapku yang mulai merogoh ponsel dan kemudian mengetik nomor ponsel di atas layar. Semua itu kulakukan agar Hasan mera

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-22
  • TUAN MUDA YANG MENYAMAR    Jeruk Makan Jeruk

    Lagian kenapa dia bisa tahu aku sedang berada di sini? Apa dia mengikuti Hasan karena saking tertariknya. Tak mungkin. Salsa bukan gadis semurah itu. Jadi, apa artinya dia datang karena aku?"Nggak, ayo kita pergi dari sini!" jawabku cuek.Sampai tempat lengang di lobi depan perpus. Kami pun memelankan langkah. "Apa kamu sudah jadian dengan cowok itu?" tanya Salsa yang berjalan beriringan denganku."Haah?" Jadian dengan Hasan? Jika itu terjadi berarti aku perlu dibawa ke rumah sakit jiwa, atau mencari donor otak, sebab otakku sudah tak lagi bekerja dengan baik."Hem? Jadi ... emang udah jadian?" Ada kecewa dari nada suara gadis itu. "Nggak. Tentu aja nggak!” Kugerakkan ke dua tangan menyilang dengan gerakan cepat. “Gak mungkin aku jadian dengan pria sepertinya. Dia bukan tipeku sama sekali!" Aku berkilah untuk sesuatu yang memang mustahil akan kulakukan. Entah Salsa percaya atau tidak pada jawabanku? Karena yang aku tahu sesama wanita itu sulit mempercayai sesamanya, apalagi jika m

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-22
  • TUAN MUDA YANG MENYAMAR    Doa saat Hujan

    “Wah, ini printer?” tanya Salsa begitu meletakkan jinjingan yang tadi dibawa dari kamarnya. Dua mata bulat itu berbinar.“Ah, ya. Tadi katanya ada yang jual murah ke Paman.” Kuletakkan mesin yang lumayan berat itu ke atas meja yang sudah kukosongkan tadi. “Sekarang, aku tinggal memikirkan laptopnya saja.”“Wah, kebetulan. Aku cuma punya laptopnya, Jun. Jadi kita bisa join –an gimana?” Salsa mendekatkan wajah cantiknya ke arahku dengan dua mata berkedip –kedip. Ya Tuhan, ini menggoda iman.“Ah, ya tentu saja.” Aku bergerak ke arah samping. Hawa panas menjalar ke seluruh tubuhku jika kami terus berdekatan seperti tadi. “O ya ini apa?”“Ah, itu makanan. Tadi ada yang antar ke sini. Sepertinya Umi kepikiran apakah aku makan dengan baik di sini? Padahal mah, pagi sore perutku penuh dengan seblak dan bakso. Ha ha ha.”“Oh.” Aku manggut –manggut. “Tapi, kenapa dibawa ke sini?”“Apa lagi? Tentu saja karena aku ingin berbagi sama kamu.”“Ya, tapi ....” Ucapanku menggantung lantaran Salsa lebih

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-22
  • TUAN MUDA YANG MENYAMAR    Kesepakatan

    Di kampus. Aku sedang duduk di kelas, menunggu pergantian dosen. Namun sudah lebih satu jam menunggu, tapi dosen pembimbing kami belum juga masuk. Itu kenapa kuputuskan untuk mempelajari sendiri buku yang sudah kupinjam dari perpustakaan. Menyiapkan materi yang harus kukerjakan makalahnya nanti malam. Dengan begitu, aku juga akan lebih siap untuk persentasi di depan yang lain.Mulai sekarang aku harus serius belajar untuk masa depanku. Bukan hanya untuk bisa masuk ke dalam keluargaku yang sebenarnya, tapi juga melayakkan diri untuk bisa bersanding dengan gadis sesempurna Salsa. Dia pasti juga memiliki keluarga yang sangat menyayanginya, dan tak mungkin menyerahkan begitu saja dengan mudah putri mereka pada pria yang melamar tanpa memenuhi kriteria yang baik.Setidaknya, aku harus memenuhi kriteria umum dulu. Mereka pasti akan pilih –pilih. Setidaknya setelah nanti aku sukses akan diperhitungkan keberadaanku oleh mereka.Sedang asik menulis poin –poin isi makalah, sebuah panggilan data

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-23
  • TUAN MUDA YANG MENYAMAR    Status Bianca

    “Jadi mulai hari ini kita jadian. Kamu adalah pacarku dan aku adalah pacarmu! Jadi jangan biarkan siapa pun mendekati kamu. Karena aku yakin ada banyak sekali mahasiswa di kelas kamu yang jatuh cinta padamu.” Hasan mewanti –wanti.“Ok. Hanya pria kan? Aku masih boleh bergaul dengan perempuan. Siapa saja dan dekat dengan mereka?” Aku ingin memastikan ucapannya.“Yah, tentu saja, itu tak akan masalah bagiku, Sayang. Bergaullah dengan siapa saja yang kamu inginkan jadi teman dekatmu.” Pria itu menjawab lugas. Benar –benar tanpa pengekangan, berbeda jika yang akan mendekatiku seorang pria.Aku manggut –manggut. Memahami keinginannya sekaligus merasa lega, tak akan ada gangguan saat aku akan mendekati Salsa. Tentu saja itu tak boleh diganggu siapa pun, sebab selama ini dan ke depannya salah satu tujuan hidupku adalah gadis itu.“Sebentar.” Hasan seperti teringat sesuatu, sehingga tampak berpikir keras. “Kamu ... seorang gadis normal kan? Maksudku bukan seorang penyuka sesama jenis atau les

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-23

Bab terbaru

  • TUAN MUDA YANG MENYAMAR    Bahagia

    “Siapa dia?”“Anak temannya Paman.”“Namanya?”“Salsa.”“Ha ha ha.” Aku tertawa, karena merasa Paman meledekku yang masih menyimpan perasaan kepada Salsa. "Ayolah serius, Paman."“Hem, kamu pasti mendengar kalau dia akan menikah dengan pemuda yang sedang menjalani pendidikannya di Tarim. Namun, kata Hanan, setelah tahu pria itu sudah beristri, Hanan membatalkan rencana pernikahan mereka. Saat itulah paman mengajukan namamu sebagai ganti.” Panjang lebar Paman bicara.Aku menggeleng sambil tertawa miris. "Paman pasti bercanda. Bagus, Paman punya bakat jadi penulis novel. Atau jadi artis saja sekalian karena akting yang sangat bagus!"Bagaimana, ya? Ini terlalu tak masuk akal. Mana bisa semua semudah ini? “Oya?!” Mataku melotot karena masih tak percaya. Tapi juga sangat senang karena tidak mungkin Paman berbohong untuk hal seserius ini.“Untung kamu menolak Hasna. Dengan begitu punya kesempatan menunggu takdir mempertemukan kamu dengan Salsa. Hem, romantis sekali kisah cintamu, Jun.”“I

  • TUAN MUDA YANG MENYAMAR    Aku Ingin Nikah, Paman

    “Ehm, Gus, sebelum pergi, saya ingin bertanya sesuatu.”“Ya?”“Apa benar Ning Salsa sudah punya calon?”“Ah, ya benar. Tapi calon suaminya masih berada di Tarim, jadi kami masih harus bersabar.”Hatiku seperti dicabik –cabik. Kenapa juga aku harus menanyakannya jika niatnya hanya untuk memastikan hal yang sudah pasti.“Ehm, Mas Juna kenal Salsa?”“Ah, ya, kebetulan dulu pernah sekampus jadi tahu begitu saja.”“Oh, ya. Sejak dikhitbah saya memintanya berhenti dan pindah universitas yang kelasnya non reguler.” Gus Hanan menceritakan.Hal itu tentu saja mengejutkan. Kupikir dia berhenti karena marah padaku.“Kalau begitu saya permisi, Gus.” Kuraih tangan pria itu dan menyalami punggungnya.“Ah, ya.”“Assalamualaikum.”“Waalaikumussalam.”"Gus." Aku berbalik karena penasaran terhadap sesuatu yang lain."Ya?""Boleh saya bertanya satu hal lagi.""Ya.""Apa Salsa bukan anak kandung Gus Hanan?""Hah?" Pria itu tampak terkejut. "Salsa mengatakannya? Ah, tidak mungkin. Dia tidak mungkin berint

  • TUAN MUDA YANG MENYAMAR    Abi Salsa

    Usai sholat berjamaah dan wirid bersama, ketika santri –santri lain bertahan untuk menunggu ustaz yang mengisi kajian, aku diam –diam ke luar mengikuti Gus Hanan. Benar saja, bahwa pria yang usianya lebih tua dari Paman Hamzah beberapa tahun itu sedang berjalan menuju rumahnya.Jantungku berpacu lebih kencang. Apa aku akan bertemu dengan Salsa hari ini, setelah sekian lama menahan diri? Atau justru, aku akan menerima hukumanku sekarang, karena orang tuanya akan tahu bahwa aku menipu anak mereka dan sering melakukan hal –hal yang tak seharusnya bersama.Namun, apa pun itu, aku akan menerimanya. Jujur saja, perasaan bersalah ini menyiksa.Aku berjalan santai di belakang Gus Hanan, ketika santri -santri lain satu persatu menyapa kiai itu dengan ta'dzim. Mungkin mereka pikir aku adalah seorang abdi dalem Gus Hanan yang mengikuti beliau untuk membantu. Namun, jika memang itu yang terjadi, alangkah sangat membantuku. Tak perlu mendapat tatapan tak nyaman, bahkan tidak ada yang menegur. Sam

  • TUAN MUDA YANG MENYAMAR    Melayakkan Diri

    Satu tahun kemudian ....“Kenapa wajahmu tertekuk begitu?” tanya Paman Hamzah. Pria yang mengenakan setelan kemeja dibalut jas mahal itu membuka tutup botol minuman untukku. “Bukankah ini pilihanmu, harusnya kamu berbahagia dengan ini.”Aku menghela napas berat. Bagaimana aku bisa bahagia? Sudah hampir setahun di pesantren ini, tapi belum pernah sekali pun bertemu Salsa. Terakhir kali kudengar dia bahkan akan menikah. Namun, bahkan sampai sekarang aku belum mendengar kabar pernikahannya. Apa keluarga pesantren memang memiliki budaya tidak memeriahkan resepsi besar –besaran?Entahlah. Untuk sesaat aku tak ingin tahu. Bahkan ketika bertanya, santri lain selalu saja menjawab tidak tahu. Saat itu aku sadar, bahwa ada di pesantren ini bukan cara tepat untuk mendekati Salsa, melainkan menempa diriku sendiri agar semakin kembali pada Tuhan. Belajar menyadari dan memperbaiki diri.Semakin hari, aku semakin takut bertemu dengan Salsa. Bukan hanya takut kabar buruk dia jadi milik orang lain, tap

  • TUAN MUDA YANG MENYAMAR    Aku Senang Dia Mati

    "Pa -pa?" Mataku melebar mendengar kata yang Salsa ucap. Apa maksudnya? Papa siapa? Yang mengejutkan, Salsa merangkak ke arah Om Rudi yang akan dievakuasi oleh anak buah Louis. Ini membingungkan? Kenapa Salsa harus melakukan itu?Mataku sampai menyipit memikirkan ini. Apa mungkin Salsa adalah anak Om Rudi? Tidak mungkin! Itu tidak mungkin! Tapi kenapa gadis itu .....Tak ingin penasaran seorang diri, aku pun mendekati mereka. "Papa? Apa maksudnya? Bukannya kamu putrinya Hanan? Kiai di Pesantren?" tanya Paman. Rupanya pria dewasa itu juga terkejut dan berpikiran sama denganku. Yah, siapa pun yang mengenal Salsa juga Om Rudi akan sangat terkejut. Bagaimana bisa seorang gadis Sholehah dari pesantren ada hubungan darah dengan pria dari dunia mafia yang kejamnya tak bisa dicapai oleh nalar orang normal. Salsa tak menjawab, dan malah meraung memeluk tubuh gembul yang sudah tak berdaya di depan kami. Tubuh yang diisi roh jahat dan membunuh ibuku serta seluruh keluargaku. Meski bukan aku

  • TUAN MUDA YANG MENYAMAR    Tumbangnya Musuh

    Flashback kejadian sebelum masuk gedung ....Begitu melihatnya, hal tersebut membuatku bernapas lega. Semua tak seperti dalam bayanganku. Hal yang sering kali ditakutkan memang tak terjadi. Hanya manusia saja yang yang memiliki kecemasan berlebih untuk masa depannya. Paman Hamzah sudah berdiri di depanku, tersenyum mematikan ponsel kemudian menyimpannya dalam saku. Dan beberapa orang ada di belakangnya. Ada sekitar sepuluh orang. Namun, yang membuatku sempat gagal fokus adalah seorang pria yang menarikku tadi pagi dari Om Rudi. D an ternyata pria itu adalah anak buah Kakek yang kulihat dalam rekaman CCTV.“Paman mengagetkan saja,” keluhku sembari mengusap dada. Pria itu datang tanpa suara, dan tiba-tiba sudah berada di belakangku. Seperti musuh yang menemukan lawannya. “Arahkan teropongmu ke sana!” Paman mengarahkan telunjuk ke arah dekat gerbang. Ada tiga truk besar yang parkir di tempat itu. Dahiku mengerut dipenuhi tanya. Namun, seketika dua mataku melebar sempurna ketika melihat

  • TUAN MUDA YANG MENYAMAR    Kemarahan Seseorang yang Dicintai

    Anak buah Om Rudi menggiringku dan Paman Hamzah masuk ke dalam. Rupanya tak menunggu lama, meski berusaha mengendap –endap masuk, aku dan Paman Hamzah langsung tertangkap.Tadinya kupikir ini ide yang sangat berani. Namun, juga sangat beresiko. Jujur saja, aku tak yakin bisa bertemu Salsa, karena Om Rudi pasti tidak akan tinggal diam begitu saja. Bisa saja aku lebih dulu terbunuh sebelum bertemu dengan Salsa.Paman menjawil tanganku, yang membuatku seketika menoleh ke arahnya. Pria itu memberi isyarat dari matanya, agar aku tenang. Dan bahwa semua akan baik –baik saja.Di dalam sebuah ruangan terbuka, orang –orang yang membawa kami melempar tubuh kami dengan kasar. Saat itulah, seorang pria dengan tubuh tambun di depan jendela terlihat.“Hem, kalian sudah tiba. Aku sudah sangat lama menunggu moment ini.” Suara beratnya terdengar. Aku tak bisa melihatnya dengan jelas, karena silau akibat cahaya dari jendela –jendela besar tanpa tirai itu langsung menyorot ke mata.Begitu pria itu berba

  • TUAN MUDA YANG MENYAMAR    Perang Sesungguhnya

    "Ini gila, meski bisa berkelahi, aku tak menguasai teknik karate. Jadi bagaimana aku akan mengalahkan pria tua itu?"Aku tersenyum miris. Melihat diri sendiri. Meski sosokku sekarang adalah pemuda yang gagah, tapi bahkan tak punya jurus bayangan seperti yang Hasan punya. Aku jadi berpikir, kalau saja yang jadian dengan hati itu adalah Salsa, setidaknya harapan menang naik 40 persen. "Bagaimana ini, Sa? Maafkan pemuda bodoh ini! Seharusnya aku berlatih sejak awal. Bukan hanya untuk melindungi diri sendiri tapi juga wanita yang aku cintai. "Maafkan pemuda bodoh, yang tak mampu melindungi wanitanya. Meski begitu, kamu harus tahu, aku tak akan menyerah. Walaupun sedikit saja."Banyaknya kejadian buruk yang kualami, setiap kesulitan karenanya dan kegagalan demi kegagalan saat berjuang, memberiku banyak pelajaran berharga. Aku bisa belajar dari itu. Tak mudah menyerah. Karena nyatanya setelah kehilangan satu jalan, Tuhan masih mempersiapkan jalan lain agar aku menempuh. Tinggal mau atau t

  • TUAN MUDA YANG MENYAMAR    Kejahatan Tidak Termaafkan

    “Jun?” tanyanya.Dia pasti langsung sadar kalau itu adalah panggilan untuk Junia. Duh, Paman ini. Kenapa bisa seceroboh itu? Bagaimana kalau Pak Ujang tahu bahwa aku adalah Junia?Aku pun lekas menatap ke arah Paman dan memberikan isyarat agar pria itu juga sadar. Paman melebarkan mata ke arahku seolah tak mengerti. Namun, setelah mengerutkan kening, pria itu lekas meralat ucapannya.“Oh, ya, Jang. Kenalkan ini ponakanku juga, namanya Arjuna. Em, kadang saat kami bersama, Junia suka noleh kalau aku memanggilnya “Jun!” Paman Hamzah menepuk bahuku. Menutupi kebohongan yang selama ini sudah kami lakukan. Saking lama waktu yang kulalui dengan berbohong dengan alasan ingin selamat, kami menjadi mahir dalam hal menipu.“Oh, ya, ya. Jadi saudaranya Mbak Junia?” tebak Pak Ujang.Aku dan Paman tak menjawab, hanya sebuah senyuman setelah kami saling tatap. Seolah kami sedang membenarkan pertanyaan sekaligus pernyataan itu. Seakan ini tidak sedang berbohong. Entah, apakah ini bisa dibenarkan dan

DMCA.com Protection Status