Ani menggelengkan kepalanya ia hanya mempersilahkannya untuk menunggu di ruang tamu. Ani menyebutkan ciri-ciri wanita yang datang ingin menemui Sandi. Mendengar ciri-ciri yang disebutkan Ani, Leon langsung siapa dia dan langsung merangku Sandi kalau itu adalah gadis yang diceritakan oleh Martin tadi.
“Sandi sepertinya gadis itu adalah yang dimaksud oleh Martin tadi. Seseorang yang mencintaimu dan selau menunggu kepulanganmu!” seru Leon.
“Aku tidak ingat siapa dia. Terlalu banyak wanita cantik disekelilingku,” jawab Sandi.
“Kalau begitu ayo kita ke ruang tamu apakah kamu masih bisa menolak kecantikan gadis yang datang khusus hanya untuk menemuimu itu,” ajak Martin sambil menggandeng Sandi ke ruang tamu.
Di ruang tamu terlihat seorang wanita cantik dengan kaki jenjang memakai dress sexy dengan belahan di paha memperlihatkan paha mulusnya. Lelaki mana yang tak terpesona dan hasratnya memuncak melihat wanita itu. Tapi tidak dengan Sandi yang hasrat menikmati wanita cantiknya sudah meredup.
“Sandi itu adalah Velope sang model papan atas yang setia menunggumu sampai detik ini. Apa kamu merasa terharu gadis secantik yang berprofesi sebagai model terkenal itu menunggumu Sandi?” tanya Leon.
“Ambil saja kalau kamu mau Leon. Aku juga ingat kalau Martin menaruh hati padanya,” jawab Sandi.
“Aku terus mengejarnya tapi dia tetap tak menerima hatiku yang tulus ini,” balas Martin.
Sandi menertawakan Martin mana ada seorang penggila wanita sepertinya bisa ditolak cintanya oleh seorang wanita. Seorang perwira sepertinya tidak bisa menahklukan satu hati wanita cantik itu sungguh mustahil dan sulit dipercaya. Bukankah dia adalah seorang menantu idaman para mertua yang gila jabatan.
“Sandi … Benarkah itu kamu? Aku tidak bermimpi sedang bertemu lagi denganmu ‘kan?” tanya perempuan beramput panjang hitam legam itu sembari memeluk Sandi.
Sandi masih terpaku karena hatinya sudah mengeras dan tidak bisa sembarangan menaruh hasrat pada wanita lagi. Wanita cantik itu mengeluarkan Kristal bening dari matanya menumpahkan segala kebahagiaan di dalam pelukan Sandi Brawijaya lelaki yang dicintainya bertahun-tahun namun bertepuk sebelah tangan.
“Baju bisa basah jika kau terus menangis dalam pelukanku,” ucap Sandi sambil mengusap rambut Velope.
“Aku bahagia karena akhirnya aku bisa memelukmu kembali. Sandi kamu sungguh pria brengsek kenapa kamu bisa menghilang secara mendadak meninggalkan kami semua?” tanya Velope sambil mengelap air matanya.
Jika tidak ada yang mencoba membunuhnya waktu menikmati liburannya di atas kapal pesiar di sekitar pulau dewata waktu itu dan memukulinya hingga hampir mati dan tak sadarkan diri serta di buang ke pulau bernama Tabuhan. Bagaimana mungkin ia bisa menghilang dan meninggalkan mewahnya kehidupan yang ia jalani.
“Itu tidak penting lagi, yang penting sekarang aku sudah kembali dan akan membalaskan dendam kepada siapa saja yang terlibat dalam kematian papiku,” jawab Sandi dengan nada tegas dan penuh keberanian.
“Aku akan membantumu kawan,” ucap Leon dengan penuh semangat juga.
Martin mendekati wanita yang dicintainya itu. Dia memang sudah lama tidak bertemu degannya, “Apa kabar Velope, sudah lama kita tidak berjumpa kamu semakin cantik saja,”
“Kamu memang pandai merayu Martin. Aku sehat-sehat saja seperti yang kamu lihat,” jawab Velope yang masih memperlihatkan wajah bahagianya.
Sandi mengajak semua sahabatnya termasuk Velope untuk masuk ke dalam rumah. Sepertinya mengobrol didalam rumah sambil minum teh dan menikmati beberapa camilan.
“Sandi kebetulan ada operasi yang harus aku tangani siang ini. Maafkan aku harus kembali ke rumah sakit,” pamit Hazel.
“Aku juga ada keadaan darurat yang harus aku selesaikan. Anak buahku membutuhkan ku di lapangan, aku harus pamit juga,” ucap Martin.
“yah aku juga ada meeting di perusahaan, Sandi aku juga pamit ya,” sahut Leon sambil melambaikan tangannya bersiap untuk meninggalkan kediaman Brawijaya.
Hanya Velope yang tinggal di kediaman Brawijaya ia masih rindu dengan kehadiran Sandi. Walaupun Sandi terlihat acuh tak acuh padanya dan seperti orang asing. Velope yakin suatu hari nanti Sandi akan membuka hati untuknya.
“Apa kamu tidak ada pekerjaan sehingga masih duduk manis di rumahku?” tanya Sandi dengan ketus.
“Aku masih merindukanmu Sandi. Apakah kamu tidak ingat bagaimana kita menghabiskan waktu bersama saat itu. Sandi tahukah kamu bagaimana aku khawatir saat kamu tidak kunjung ditemukan,” jawab Velope.
Sandi hanya terkekeh mendengar apa yang diucapkan Velope. Ditelinganya bagaikan rayuan wanita jalang yang tak berarti. Sandi mengambil botol wiskhey dan menuangnya pada gelas dan meneguknya sekali habis.
“Mana aku tahu apa yang kamu rasakan,” jawab Sandi sehabis meneguk wiskhey miliknya.
“Kamu memang tidak tahu karena aku yang merasakannya. Siang begini jangan minum wiskhey,” balas Velope sambil merebut botol wiskhey milik Sandi.
“Tidak sampai mabuk. Aku hanya meminumnya segelas untuk merangsang panas tubuh.” Sahut Sandi lalu duduk di sofa dan disusul Velope duduk bersamanya.
Velope menceritakan tentang usahannya mencari Sandi. Harapan dan doa terus ia panjatkan agar pria pujaan hatinya segera ditemukan. Velope juga pernah putus asa saat Sandi tidak kunjung ditemukan.
Velope masih ingat pencarian hari pertama menggunakan kapal ferry buatan terbaru yang di sediakan oleh keluarga Brawijaya. Saat itu dunianya terasa runtuh saat mendengar kabar kapal pesiar yang ditumpangi oleh Sandi dan keluarganya diserang oleh kelompok musuh dan menyebabkan tuan Brawijaya meninggal ditempat sedangkan Sandi mayatnya tidak ditemukan.
Rute-rute pencarian ditentukan oleh para ahli dari tim gabungan SAR, menjadi pedoman team pencari dari pihak pemerintah maupun dari tim khusus yang di sewa oleh keluarga Brawijaya. Suasana hari itu sungguh menegangkan penuh dengan kesedihan.
Velope bersama team SAR, keluarga Brawijaya serta ketiga sahabat Sandi terus berusaha mencari keberadaan Sandi jika meninggal semoga mereka bisa menemukan jasatnya.
“Wanita ini membuatku kesal, lebih baik minum wiskhey daripada mendengar bualannya,” ucap Sandi dalam hati.
“Kamu tidak mendengarkan apa yang aku ceritakan dan hanya menikmati Wiskeymu saja!” gertak Velope karena kesal ia ingin mencari muka di depan Sandi dan berharap ia akan jatuh dalam pelukannya namun sepertinya sia-sia.
“Aku mendengarkan ceritamu siapa tahu aku menemukan sebuah petunjuk ada seseorang yang berpura-pura sedih aku meninggal padahal mereka sangat gembira dengan kematianku. Saking serunya ceritamu aku tak dapat menghentikan minumku,” ucap Sandi.
Sandi menuangkan wiskhey dalam gelas lagi. Tapi Velope menghalanginya agar Sandi tidak melanjutkan minum minuman beralkhohol itu lagi. Sandi merasa risih dengan kehadiran Velope tapi dari ceritanya barusan saat mendengar kabar menghilangnya dirinya membuatnya tersentuh dan juga merasakan kejanggalan.
Bagaimana kabar kapal yang terserang oleh sekelompok musuh begitu cepat terdengar sampai pihak keluarga? Apakah memang sudah ada yang merencanakan penyerangan di kapal pesiar yang ditumpangi oleh keluarga Brawijaya? Lalu siapa yang menerima kabar itu pertama kali? Begitu banyak yang hal yang dipikirkan Sandi saat ini membuat kepa;anya sakit dan berteriak sambil memegangi kepalanya.
"Tolong ... Siapapun tolong panggil Dokter Sandi sedang kesakitan sambil memegangi kepalanya!" seru Velope dengan suara panik.
Nyonya Lusi dan Sonia segera mendatangi sumber suara. Mereka juga memapah Sandi ke kamarnya mereka melihat Sandi memegangi kepalanya yang terlihat sangat kesakitan."Apa yang terjadi sebenarnya Velope?" tanya nyonya Lusi."Aku menceritakan saat pertama kali Sandi hilang tapi tiba-tiba Sandi memegangi kepalanya dan berteriak kesakitan. Tante ini semua salahku aku mau tinggal di sini dan merawat Sandi. Aku takut terjadi apa-apa dengan Sandi," jawab Velope.Dokter yang dipanggil oleh keluarga Brawijaya sudah datang dan memeriksa Sandi. Pria tampan itu sudah tenang dan Dokter menyarankan untuk istirahat."Nyonya Lusi, tuan muda tidak boleh banyak berpikir dulu. Saya rasa di mencoba mengingat segalanya tentang hidupnya dulu. Jadi aku peringatkan pelan-pelan saja menceritakan masa lalunya," ucap Dokter."Aku mengerti Dokter," balas nyonya Lusi sembari mengucapkan terima kasih.Dokter menyarankan jangan mengganggu dulu tuan muda beberapa saat. Biarkan dia istirahat dengan tenang, Dokter juga
Sandi mengatakan dia sudah yakin dengan apa ia tentukan. Menjadikan Jerri sebagai asistennya mungkin akan membuat orang yang menyuruhnay untuk melakukan tindak kejahatan kepada Sandi akan bermunculan satu demi satu. "Aku sudah yakin dengan keputusanku. Aku titipkan dia padamu selama satu bulan nanti aku akan datang menjemputnya sendiri!" tegas Sandi sambil menyesap teh yang disediakan untuknya. "Baik tuan kalau begitu sesuai dengan perintah tuan akan saya didik dia dengan baik," ucap Rudi. Sandi pergi tanpa pamit kepada Jerri sebelumnya ia hanya menitipkan secarik kertas untuk Jerri. Sampai kediaman utama keluarga Brawijaya terlihat keributan kecil di sana. Apa yang sebenarnya terjadi Sandi juga bingung dan langsung mendekati tempat kejadian yang sudah banyak orang itu. "Baru aku tinggal pergi sebentar kenapa kalian sudah ribut di halaman rumah orang?" tanya Sandi sambil menyeka keringatnya. "Lihat itu dia ada disana kenapa kalian menuduhku yang bukan-bukan bahkan Sandi terlihat
Tuan Toni mengatakan bahwa sesulit apapun membawa Velope harus ia dapatkan malam ini. Karena keinginannya hanya satu yakni ingin merebut semua yang dimiliki oleh Sandi Brawijaya keponakannya sendiri. "Aku tidak mau tahu pokoknya malam ini Velope harus menjadi milikku," ucap tuan Toni Brawijaya. "Baik tuan akan saya usahakan," jawab asisten tuan Toni. Joy selaku asisten tuan Toni menyusun siasat untuk membawa Velope apapun yang terjadi malam ini kepada tuannya. Tidak peduli Velope mau menolak dan memberontak seperti apapun dia harus tetap membawa ke kediaman tuannya. *** "Kamu sudah menghabiskan dua botol anggur merah apa perutmu tidak sakit. Dan kamu tidak mengatakan sepatah apapun kalimat padaku. Membuatku kesal saja!" seru Martin. "Sebentar lagi kamu tidak akan merasa kesal karena ada yang membuatmu senang," balas Sandi. Martin mendengus kesal karena tak mengerti apa yang dikatakan oleh sahabatnya itu. Lebih baik ikut minum anggur daripada dibuat gila oleh Sandi. Tak beberapa
Sandi sengaja membiarkan pamannya melihat sendiri asisten dan beberapa pengawal yang ia siapkan untuk melindunginya. Mereka sudah di lumpuhkan oleh Sandi di buat pingsan di depan kamar hotel yang disewa oleh sang paman. "Dasar manusia tidak berguna kenapa tidak becus mengurus dua anak muda saja!" seru tuan Toni yang kesal. "Kamu yang tidak berguna karena memilih pengawal tidak profesional." balas Sandi sambil meninju pamannya sampai pingsan. Martin mengurus Velope yang sedang berpenampilan tidak seharusnya. Mungkin sekarang dia sudah malu karena tubuhnya hampir saja telanjang dalam sekejap Martin melepaskan ikatan tangan Velope dan menutupnay dengan mantel yang ia kenakan. "Martin aku sudah kotor," ucap Velope lirih. "Tenang saja Velope aku akan membalas apa yang pria tua itu lakukan padamu," balas Martin sambil membopong Velope untuk pergi dari Kamar itu. Sandi mengode Martin untuk membawa wanita pujaan hatinya itu dulu. Sedangkan tuan Toni di urus oleh Sandi dengan memanggil b
Sandi menatap tajam tuan Toni Brawijaya serta pak Harun yang dulu merupakan seorang staff keuangan kepercayaan papinya. Namun dia berhianat dan menjadi kaki tangan Toni setelah papinya meninggal dan mengeruk kekayaan perusahaan bersama."Sandi ini hanya laporan keuangan yang sudah lalu. Bukannya kamu perlu memeriksa laporan keuangan yang baru?" tanya tuan Toni yang berpikiran ingin mengelabuhi Sandi."Paman aku ini bukan anak kecil lugu yang bisa di bodohi seenaknya. Kalau begitu ayo kita lihat bersama laporan keuangan yang baru!" seru Sandi dengan tatapan tajam penuh tekanan.Deg ... Deg ... Deg ... Jantung tuan Toni seakan berdetak semakin cepat seakan mau copot. Entah kenapa ia merasa Sandi memberikan aura tekanan yang kuat dan menandakan dia bukan pemuda lemah yang suka foya-foya seperti dulu."Sandi kamu baru saja kembali bagaimana jika aku bawa kamu berkeliling dulu?" tanya tuan Toni."Tuan muda pamanmu benar semua karyawan harus tahu kalau tuan muda sudah kembali," imbuh pak Ha
Sandi menggaruk kepalanya sambil memikirkan alasan yang tepat untuk menjawab pertanyaan nyonya Lusi. Akhirnya ia menemukan alasan yang tepat untuk menjawab penasaran nyonya Lusi. "Pistol ini aku memungut dari seorang pembunuh yang berada di pesta penyambutan kala itu," jawab Sandi. "Tapi bidikanmu saat menembak tangan pamanmu sebanyak dua kali sangat tepat. Apakah sebelumya kamu ada berlatih menembak?" tanya nyonya Lusi. Sandi menggelengkan kepalanya ia hanya membawa pistol untuk berjaga dan juga untuk menakuti pihak lawan. Tapi berhubung sang paman nekat untuk menjadikan nyonya Lusi sebagi tameng jadinya Sandi mencoba memakai pistol itu. "Jadi begitu mi kejadiannya. Maafkan aku karena membuat mami berpikir terlalu jauh," ucap Sandi. "Kalau begitu kamu tidak boleh membawanya setiap saat karena itu terlalu berbahaya," balas nyonya Lusi. Nyonya Lusi tidak penasaran lagi tentang pistol yang dibawanya. Saat beliau memanggil Ani untuk membantunya kembali ke kamar tiba-tiba nyonya Lus
Sandi mengangkat teleponnya. Suara dari balik telepon itu terlihat sangat panik siapa lagi dia kalau bukan Martin sahabatnya."Sandi dimana kamu sekarang. Apa kamu hidup aku akan segera kesana menjengukmu. Aku dengar kamu terluka apakah betul?" tanya Martin."Kenapa kamu menyumpahiku untuk mati. Kalau sudah mati aku aku tak bisa menjawab teleponmu, ini hanya luka ringan saja kamu tak perlu khawatir," jawab Sandi.Mendengar itu Martin sedikit lega dan menutup telepon untuk segera bekerja lagi. Sandi lega akhirnya tak ada lagi yang mengganggunya ia bisa tidur siang sekarang dengan tenang."Aku butuh istirahat semoga tidak ada yang menggangguku lagi," gumam Sandi sambil merebahkan tubuhnya."Sandi apa kamu baik-baik saja? Aku dengar kamu sedang dikeroyok orang pamanmu!" seru Leon yang buru-buru masuk kamar Sandi.Sandi kesal dan berteriak mengumpat kesal. Ia hanya ingin istirahat tapi kenapa tidak dapat istirahat dengan tenang."Bisakah kalian membiarkanku istirahat dengan tenang dulu. A
Jerri ingin mengejar Joy yang kabur tapi di hadang oleh Sandi dan dia menggelengkan kepalanya. Lebih baik mengurus sisanya dirumah."Jangan kabur kamu!" teriak Jerri."Biarkan saja dia kabur. Aku ingin lihat bagaimana pamanku gelisah tak bisa tidur malam ini," ucap Sandi.Sandi mengangguk lalu mengobrol dengan Rudi dan Jerri dulu. Identitas mereka masih belum boleh terungkap. Sandi meminta Rudi membawa anak buahnya segera pergi dari rumahnya."Rudi bawa pergi orang kita. Aku tak mau identitas kalian ketahuan oleh banyak orang saat ini," bisik Sandi."Baik tuan. Bagaimana dengan jerri?" tanya Rudi."Jerri akan tetap di sini menemaniku. Lekaskah pergi dan segera kontak aku setelah kamu sampai di markas," balas Sandi.Rudi segera memberikan kode agar anak buahnya segera meninggalkan rumah Brawijaya. Martin hampir saja menghajar Jerri tapi dicegah oleh Sandi."Martin jangan sentuh dia. Sekarang dia orangku tadi dia yang menyelamatkanku!" seru Sandi."Maafkan aku Sandi. Aku pikir dia kabur
Ani menatap tajam wajah tampan Sandi yang sedang cemburu itu. Lelaki itu gantian menatap kesal Ani yang senyam senyum sendiri di hadapannya."Ani kenapa tak memberiku jawaban tapi kamu malah senyum tidak jelas begini!" seru Sandi."Kamu menanyakan hal yang konyol. Mana mungkin aku masih menyimpan rasa pada lelaki yang sudah bertunangan. Sedangkan aku sendiri sudah memilikimu," jawab Ani.Sandi merasa lega saat Ani menjawab pertanyaannya. Ada perasaan lega saat ia mendengar jawaban Ani yang sangat membuatnya bahagia. Ternyata dia juga berarri di hatinya. "Terima kasih Ani, aku sangat ingin bersanding denganmu selamanya," ucap Sandi."Kalau begitu kamu juga harus berjanji padaku hanya aku yang ada di hatimu," balas Ani.Sandi mengangguk pelan. Ia sangat setuju kalau Ani memang saat ini yang ada di hatinya. Sandi sangat mencintai Ani ingin berada bersamanya sepanjang waktu."Ani, aku pastikan hanya kamu yang ada di hatiku. Aku mencintaimu, Ani," ucap Sandi."Aku juga mencintaimu, hati-h
Ani menerima bunga mawar yang di berikan olwh nicolas kemudian membuangnya ke tempat sampah."Terima kasih telah bersedia susah payah mengantar bunga mawar ini untukku. Tapi maaf sepertinya aku tak bisa menerima bunga dari dua pria sekaligus," ucap Ani."Kenapa kamu tega melakukan ini padaku, Ani?" tanya Nicolas.Ani menggandeng Sandi yang ada di sampingnya. Dia menegaskan kalau saat ini Sandi adalah calon suaminya. Yang menemaninya saat susah maupun senang. Sandi secara tegas melamar Ani di hadapan semua keluarga dan sahabatnya.Tak seperti Nicolas yang ingin menjalin hubungan tersembunyi walau sudah bertunangan."Aku mempunyai lelaki yang sangat menyayangiku. Dia adalah, Sandi," jawab Ani."Kalian belum menikah aku juga belum. Aku akan segera menahklukkan hatimu kembali," ucap Nicolas seraya pergi meninggalkan kantor Sandi.Sandi merangkul Ani dengan kuat lalu mengatakan, "Jangan takut, aku akan selalu bersamamu," ucap Sandi."Terima kasih Sandi, ayo kita pulang," balas Ani.Ani dan
Nicolas kembali menatap Sandi dengan tatapan penuh dendam. Bisa-bisanya dia mengatakan hal itu padanya padahal ia tahu wanita yang ia cintai adalah Ani. Lalu dia melirik bunga yang ada di tangan Sandi. Dia menertawakan Sandi dalam hati dan mengatakan kalau dia sangat bodoh karena memilih bunga yang tak Ani sukai. Dari segi seperti ini tetap Nicolas pemenangnya."Kamu benar seleraku sangat bagus. Dia menyukai bunga mawar merah ini," balas Nicolas."Syukurlah kalau kamu sangat mencintai tunanganmu. Aku juga sangat mencintai calon istriku. Bunga Aster merah muda ini mewakilinya," ucap Sandi sambil memamerkan bunganya."Apa kamu yakin Ani menyukai bunga model itu?" tanya Nicolas mengejeknya."Aku paham sekali apa yang Ani suka. Karena semua bunga di rumahku dia yang menanamnya," balas Sandi.Sandi melewati Nicolas yang sepertinya kehabisan kata-kata itu. Dia tersenyum penuh kemenangan. Nicolas hanya orang di masa lalu Ani untuk apa dia seperti itu ingin mendekatinya lagi."Satu lagi Tuan
Nicolas mencari sumber suara yang ia rasa sangat familiar. Tapi sayang sekali saat ia mendekat itu bukan orang yang ia kenal."Ani, apakah itu kamu?" ucap Nicolas sembari memegang tangan wanita itu."Maaf tuan, aku bukan Ani," jawabnya."Maafkan aku yang tak sengaja mengenali," ucap Nicolas yang kecewa karena wanita yang di temuinya bukan Ani.Martin yang melihatnya menertawakannya. Ia seharunya fokus pada dirinya sendiri dan jangan mengganggu kehidupan orang lain yang sudah bahagua dengan pilihannya."Aku rasa Tuan Nicolas harus istirahat dengan baik. Karena mencintai istri orang itu butuh kesehatan mental," ledek Martin."Apa maksudmu Tuan Martin. Aku yakin Ani belum menikah aku akan mengejarnya dan mendapatkan cintanya kembali. Wajar aku sangat merindukannya karena sudah lama tidak bertemu!" seru Nicolas.Martin memperingatkan pada Nicolas untuk menyimpan segala rindu yang tertanam di hatinya karena Sandi bukan lawan Nicolas. Bisa saja perusahaannya hancur di tangan Sandi dalam sek
Nicolas tak menghiraukan perkataan Velope ia terus melakukan apa yang menurutnya benar yakni mencicipi tubuh Velope."Hentikan tuan. jangan terbawa napsu," ucap Velope lagi."Bukankah ini yang kamu inginkan. Selebriti sepertimu mana mungkin tidak pernah melakukan hal ini, aku tahu kamu mempunyai backingan sebelum terkenal bukan. Seseorang yang memeliharamu," balas Nicolas sambil terus menggerayangi tubuh Velope.Velope terus meronta dia bahkan belum siap melakukan hal seperti ini. Sekeras apapun dia menolak Nicolas tak menghiraukannya. Dia pikir Velope sendiri yang sudah datang ke tempatnya. Mengajaknya bekerja sama untuk mendapatkan seseorang yang ia cintai."Tuan Nicolas aku sungguh tak ingin melakukan hal ini padamu. Aku memang mempunyai pendukung tapi aku bukan wanita simpanan yang bisa seenaknya dinikmati," ucap Velope."Jadi aku harus menjadi pendukungmu dulu baru bisa menikmatimu? Oke mulai sekarang kamu adalah wanita peliharaanku!" tegas Nicolas.Nicolas sudah tak bisa menahan
Nicolas menertawakan Sandi yang begitu percaya diri bahwa Ani juga akan memilihnya di masa depan untuk menjadi suaminya."Tuan Muda Sandi, kamu jangan keterlaluan. Masih banyak waktu untuk Ani berpikir. Kamu belim menjadi suaminya maka kamu tidak bisa menentukan segalanya sekarang," ucap Nicolas."Memang masih banyak waktu. Dan aku tak akan membiarkan sedikit saja waktu Ani untuk memikirkanmu," balas Sandi.Sandi menegaskan kalau Ani adalah miliknya, saat ini dan selamanya. Apalagi keluarga besar dan sahabatnya sangat mendukung kedekatan dan hubungan asmara mereka. Tidak seperti seseorang yang hubungannya ditentang keluarga lalu mereka mengirim orang itu ke luar negeri dan bertunangan dengan wanita lain. Sandi sudah menyelidiki segalanya tentang Nicolas ini. Jadi dia sengaja menantangnya hari ini."Aku sudah kembali dan juga sudah mempunyai posisi yang kuat. Aku tidak akan membiarkan Ani jatuh ke pelukan pria lain," ucap Nicolas lalu pergi dari perusahaan Sandi."Sandi jangan hirauka
Ani kaget mendengar ada yang mencarinya. Kira-kira siapa yang mencari Ani. Ia meminta ijin pada Sandi untuk turun sebentar menemui siapa yang mencarinya."Sandi, bolehkah aku turun sebentar menemui siapa yang mencariku?" tanya Ani."Turunlah dan lekas kembali, aku sudah memesan makan siang untuk kita berdua," balas Sandi.Sandi sangat tak rela melepas Ani. Entah apa yang terjadi hatinya terasa sakit saat ada orang yang mencari Ani. Apakah itu adalah Nicolas, kenapa dia tahu Ani bekerja di sini. Apakah lelaki itu sengaja mengejar Ani kembali.Banyak pertanyaan yang berkeliaran di kepala Sandi. Dia sangat takut kehilangan Ani di sampingnya."Kalau kamu tak rela melepasnya. Seharusnya kamu mengantarnya ke bawah dan mencari tahu siapa tamu yang mencari Ani," tegur Jerri sambil menepuk pundak Sandi."Jerri kamu benar dari pada hatiku sesak lebih baik turun ke bawah dan melihat siapa yang datang," ucap Sandi lalu segera turun ke lantai bawah.Ani turun dan berjumpa dengan seseorang yang tam
Sandi sangat kacau pikirannya karena selalu teringat Kedekatan Ani dan juga Nicolas. Dia semakin pusing karena memikirkan kemungkinan yang akan terjadi nantinya. Alhasil jadinya saat datang bekerja ke perusahaan wajahnya sangat terlihat lelah dan mata pandanya sangat jelas terlihat "Sandi, apa kamu tak tidur nyenyak semalam?" tanya Ani."Aku semalam memang tak bisa tidur karana memikirkanmu," balas Sandi sambil menyandarkan punggungnya di kursi kerja."Kenapa tak video call seperti biasanya, sekarang istirahatlah dahulu sebelum memulai kerja," ucap Ani.Sandi menuruti perkataan Ani lalu dia tidur di ruangan istirahat kantornya. Ani sementara yang menggantikannya mengurus beberapa pekerjaannya dibantu dengan Jerri."Terima kasih Jerri telah membantuku menyelesaikan tugas Sandi," ucap Ani."Ini sudah menjadi tugasku membantu Tuan Muda, tidak perlu berterima kasih. Nona Ani kalau boleh tahu apa hubunganmu dengan Pria yang semalam kamu temui di pesta?" tanya Jerri."Maksudmu Nicolas? Di
Sandi melepaskan genggamannya lalu melihat Ani yang sedikit kesakitan. Ia memeluknya erat seraya meminta maaf."Ani, tolong maafkan Aku yang bertingkah seperti ini padamu," ucap Sandi."Sebenarnya kamu kenapa, Sandi?" tanya Ani.Sandi menjelaskan kalau dia sangat khawatir dan cemburu pada Ani.saat berdekatan dengan peia lain. Melihat Ani tertawa lepas bersama pria lain membuat hatinya sakit."Tak tahukah kamu kalau aku sedang cemburu?" tanya Sandi masih memeluk Ani."Aku hanya menyapa kawan lama saja. Kenapa harus cemburu diantara kami tidak ada apa-apa," ucap Ani."Tapi dari tatapannya seperti dia sedang menginginkanmu," balas Sandi."Sandi, ayo kita pulang. Di hatiku saat ini hanya ada kamu seorang tidak ada pria lain," ajak Ani.Sandi mengantar Ani pulang. Saat sudah sampai rumahnya dia memeluk Ani sebentar dan mengatakan jangan sampai chatingan dengan pria yang sudah lama tidak dia jumpai."Aku sarankan kamu jangan sampai menerima telepon atau membalas pesan pria yang kamu temui t