Sandi menatap tajam tuan Toni Brawijaya serta pak Harun yang dulu merupakan seorang staff keuangan kepercayaan papinya. Namun dia berhianat dan menjadi kaki tangan Toni setelah papinya meninggal dan mengeruk kekayaan perusahaan bersama."Sandi ini hanya laporan keuangan yang sudah lalu. Bukannya kamu perlu memeriksa laporan keuangan yang baru?" tanya tuan Toni yang berpikiran ingin mengelabuhi Sandi."Paman aku ini bukan anak kecil lugu yang bisa di bodohi seenaknya. Kalau begitu ayo kita lihat bersama laporan keuangan yang baru!" seru Sandi dengan tatapan tajam penuh tekanan.Deg ... Deg ... Deg ... Jantung tuan Toni seakan berdetak semakin cepat seakan mau copot. Entah kenapa ia merasa Sandi memberikan aura tekanan yang kuat dan menandakan dia bukan pemuda lemah yang suka foya-foya seperti dulu."Sandi kamu baru saja kembali bagaimana jika aku bawa kamu berkeliling dulu?" tanya tuan Toni."Tuan muda pamanmu benar semua karyawan harus tahu kalau tuan muda sudah kembali," imbuh pak Ha
Sandi menggaruk kepalanya sambil memikirkan alasan yang tepat untuk menjawab pertanyaan nyonya Lusi. Akhirnya ia menemukan alasan yang tepat untuk menjawab penasaran nyonya Lusi. "Pistol ini aku memungut dari seorang pembunuh yang berada di pesta penyambutan kala itu," jawab Sandi. "Tapi bidikanmu saat menembak tangan pamanmu sebanyak dua kali sangat tepat. Apakah sebelumya kamu ada berlatih menembak?" tanya nyonya Lusi. Sandi menggelengkan kepalanya ia hanya membawa pistol untuk berjaga dan juga untuk menakuti pihak lawan. Tapi berhubung sang paman nekat untuk menjadikan nyonya Lusi sebagi tameng jadinya Sandi mencoba memakai pistol itu. "Jadi begitu mi kejadiannya. Maafkan aku karena membuat mami berpikir terlalu jauh," ucap Sandi. "Kalau begitu kamu tidak boleh membawanya setiap saat karena itu terlalu berbahaya," balas nyonya Lusi. Nyonya Lusi tidak penasaran lagi tentang pistol yang dibawanya. Saat beliau memanggil Ani untuk membantunya kembali ke kamar tiba-tiba nyonya Lus
Sandi mengangkat teleponnya. Suara dari balik telepon itu terlihat sangat panik siapa lagi dia kalau bukan Martin sahabatnya."Sandi dimana kamu sekarang. Apa kamu hidup aku akan segera kesana menjengukmu. Aku dengar kamu terluka apakah betul?" tanya Martin."Kenapa kamu menyumpahiku untuk mati. Kalau sudah mati aku aku tak bisa menjawab teleponmu, ini hanya luka ringan saja kamu tak perlu khawatir," jawab Sandi.Mendengar itu Martin sedikit lega dan menutup telepon untuk segera bekerja lagi. Sandi lega akhirnya tak ada lagi yang mengganggunya ia bisa tidur siang sekarang dengan tenang."Aku butuh istirahat semoga tidak ada yang menggangguku lagi," gumam Sandi sambil merebahkan tubuhnya."Sandi apa kamu baik-baik saja? Aku dengar kamu sedang dikeroyok orang pamanmu!" seru Leon yang buru-buru masuk kamar Sandi.Sandi kesal dan berteriak mengumpat kesal. Ia hanya ingin istirahat tapi kenapa tidak dapat istirahat dengan tenang."Bisakah kalian membiarkanku istirahat dengan tenang dulu. A
Jerri ingin mengejar Joy yang kabur tapi di hadang oleh Sandi dan dia menggelengkan kepalanya. Lebih baik mengurus sisanya dirumah."Jangan kabur kamu!" teriak Jerri."Biarkan saja dia kabur. Aku ingin lihat bagaimana pamanku gelisah tak bisa tidur malam ini," ucap Sandi.Sandi mengangguk lalu mengobrol dengan Rudi dan Jerri dulu. Identitas mereka masih belum boleh terungkap. Sandi meminta Rudi membawa anak buahnya segera pergi dari rumahnya."Rudi bawa pergi orang kita. Aku tak mau identitas kalian ketahuan oleh banyak orang saat ini," bisik Sandi."Baik tuan. Bagaimana dengan jerri?" tanya Rudi."Jerri akan tetap di sini menemaniku. Lekaskah pergi dan segera kontak aku setelah kamu sampai di markas," balas Sandi.Rudi segera memberikan kode agar anak buahnya segera meninggalkan rumah Brawijaya. Martin hampir saja menghajar Jerri tapi dicegah oleh Sandi."Martin jangan sentuh dia. Sekarang dia orangku tadi dia yang menyelamatkanku!" seru Sandi."Maafkan aku Sandi. Aku pikir dia kabur
Jerri menggelengkan kepalanya baginya dia tak pantas untuk minum bersama bosnya. Dia hanya orang rendahan yang dipungut Sandi untuk dijadikan asitennya."Tuan muda maaf saya tidak pantas minum bersama anda," ucap Jerri."Kamu bicara apa. Kamu adalah asistenku sekarang. Minumlah segelas dan kamu boleh istirahat," balas Sandi.Sandi menyerahkan satu gelas wiskey untuk jerri. Lalu Sandi memanggil Ani untuk menyiapkan satu kamar tidur untuk Jerri. Mulai hari ini dia akan menjadi asisten sekaligus pelindung untuknya."Sandi apa kamu yakin menempatkan lelaki yang hampir saja membunuhmu berada di sisimu?" tanya Leon."Tentu saja dia berhutang budi padaku. Bahkan aku menyelamatkan nyawa ibunya. Juga memberi keluarganya tempat tinggal yang layak. Sudah sepantasnya dia membalas jasaku ini dengan baik," jawab Sandi.Martin tetap tidak setuju dengan Sandi. Bisa saja lelaki itu membahayakan hidupnya lagi. Apalagi sekarang dia sudah menyinggung paman yang memang menginginkan nyawanya."Kamu harus t
Dokter mengatakan kalau luka di punggung Sandi beberapa terluka kembali akibat mengeluarkan banyak tenaga tenaga dan terbentur lantai sangat keras."Beberapa luka di punggungnya terbuka kembali dan mengeluarkan banyak darah. Bagaimana kalaian tidak menyadarinya? Beberapa hari ini jangan biarkan tuan muda Sandi melakukan aktivitas fisik yang berat!" seru Dokter."Luka di punggung? Kalau begitu terima kasih Dokter Kami akan menuruti nasehat Dokter," jawab Nyonya Sandi.Dokter juga mengingatkan kalau Sandi mengalami trauma yang sangat dalam tentang pertengkaran. Kejadian ini juga membuatnya syok mungkin kejadian lima tahun lalu teringat kembali dan kepala tuan muda Sandi menjadi kesakitan akhirnya dia pingsan."Jangan lupa biarkan Sandi istirahat dan minum obat secara teratur!" seru Dokter."Aku mengerti kalau begitu bolehkan aku menjenguknya malam ini sebelum tidur biar hatiku tenang?" tanya nyonya Lusi.Dokter mengangguk tapi ia meminta hanya sebentar saja menjenguk Sandi takutnya nyon
Selesai mengganti perban Sandi Ani terpaksa menunggu sampai Sandi terlelap barulah ia akan pergi dari kamar tuan mudanya. Namun apa yang menjadi ekspektasinya terhalang rasa kantuk yang amat berat. Ani tertidur di samping tempat tidur Sandi. Dasar tuan mudanya yang jahil ia memindahkan Ani yang sedang tidur nyenyak itu di atas ranjangnya tepat di sampingnya untuk tidur. "Begini lebih baik bukan? Ada wanita cantik yang menemaniku tidur aku akan lebih nyenyak!" seru Sandi. Sandi memejamkan matanya dan tidur pulas disamping Ani. Hingga keributan di pagi haripun terjadi dan Ani menjadi merasa bersalah sekaligus malu dengan apa yang terjadi padanya. Pagi itu di kediaman Brawijaya artis terkenal Velope yang merupakan wanita dimasa lalu Sandi datang menjenguk Sandi karena mendengar kabar bahwa kediamannya di serang banyak berandalan yang menyebabkan Sandi harus pingsan menghadapi mereka. "Bibi Lusi aku datang khusus untuk menjenguk Sandi di saat jadwal syutingku padat. Aku mohon bibi Lu
Sandi mengatakan dengan tegas kalau Ani bukan wanita rendahan seperti apa yang dikatakan oleh Velope. Ani wanita berpendidikan yang tegas dan tidak akan pernah menggoda lelaki demi kesenangan sesaat."Tutup mulutmu Velope. Setidaknya Ani tidak seperti dirimu yang tidak tahu malu sudah tidur dengan sahabatku masih saja punya muka untuk membuat keonaran di rumahku. Memangnya kamu pikir siapa dirimu?" gertak Sandi sambil menggeser kursi duduk di bangku meja makan."Sa-sandi apa maksudmu aku sama sekali tidak mengerti apa yang kamu maksud," jawab Velope terbata.Sandi menyeringai tipis dan meminta Jerri menjelaskan pada Velope dengan apa yang barusan ia katakan. Jerri membisikkan sesuatu pada nona Velope yang terkenal sebagai artis mahal itu. Bahkan ia memperlihatkan sebuah foto dirinya sedang berpelukan mesra dengan tuan muda Marin di dalam sebuah kamar hotel. Terlihat juga di dalam foto itu busana mereka berceceran di bawah ranjang."Kamu sudah tahu maksud tuan muda Sandi sekarang 'kan
Ani menatap tajam wajah tampan Sandi yang sedang cemburu itu. Lelaki itu gantian menatap kesal Ani yang senyam senyum sendiri di hadapannya."Ani kenapa tak memberiku jawaban tapi kamu malah senyum tidak jelas begini!" seru Sandi."Kamu menanyakan hal yang konyol. Mana mungkin aku masih menyimpan rasa pada lelaki yang sudah bertunangan. Sedangkan aku sendiri sudah memilikimu," jawab Ani.Sandi merasa lega saat Ani menjawab pertanyaannya. Ada perasaan lega saat ia mendengar jawaban Ani yang sangat membuatnya bahagia. Ternyata dia juga berarri di hatinya. "Terima kasih Ani, aku sangat ingin bersanding denganmu selamanya," ucap Sandi."Kalau begitu kamu juga harus berjanji padaku hanya aku yang ada di hatimu," balas Ani.Sandi mengangguk pelan. Ia sangat setuju kalau Ani memang saat ini yang ada di hatinya. Sandi sangat mencintai Ani ingin berada bersamanya sepanjang waktu."Ani, aku pastikan hanya kamu yang ada di hatiku. Aku mencintaimu, Ani," ucap Sandi."Aku juga mencintaimu, hati-h
Ani menerima bunga mawar yang di berikan olwh nicolas kemudian membuangnya ke tempat sampah."Terima kasih telah bersedia susah payah mengantar bunga mawar ini untukku. Tapi maaf sepertinya aku tak bisa menerima bunga dari dua pria sekaligus," ucap Ani."Kenapa kamu tega melakukan ini padaku, Ani?" tanya Nicolas.Ani menggandeng Sandi yang ada di sampingnya. Dia menegaskan kalau saat ini Sandi adalah calon suaminya. Yang menemaninya saat susah maupun senang. Sandi secara tegas melamar Ani di hadapan semua keluarga dan sahabatnya.Tak seperti Nicolas yang ingin menjalin hubungan tersembunyi walau sudah bertunangan."Aku mempunyai lelaki yang sangat menyayangiku. Dia adalah, Sandi," jawab Ani."Kalian belum menikah aku juga belum. Aku akan segera menahklukkan hatimu kembali," ucap Nicolas seraya pergi meninggalkan kantor Sandi.Sandi merangkul Ani dengan kuat lalu mengatakan, "Jangan takut, aku akan selalu bersamamu," ucap Sandi."Terima kasih Sandi, ayo kita pulang," balas Ani.Ani dan
Nicolas kembali menatap Sandi dengan tatapan penuh dendam. Bisa-bisanya dia mengatakan hal itu padanya padahal ia tahu wanita yang ia cintai adalah Ani. Lalu dia melirik bunga yang ada di tangan Sandi. Dia menertawakan Sandi dalam hati dan mengatakan kalau dia sangat bodoh karena memilih bunga yang tak Ani sukai. Dari segi seperti ini tetap Nicolas pemenangnya."Kamu benar seleraku sangat bagus. Dia menyukai bunga mawar merah ini," balas Nicolas."Syukurlah kalau kamu sangat mencintai tunanganmu. Aku juga sangat mencintai calon istriku. Bunga Aster merah muda ini mewakilinya," ucap Sandi sambil memamerkan bunganya."Apa kamu yakin Ani menyukai bunga model itu?" tanya Nicolas mengejeknya."Aku paham sekali apa yang Ani suka. Karena semua bunga di rumahku dia yang menanamnya," balas Sandi.Sandi melewati Nicolas yang sepertinya kehabisan kata-kata itu. Dia tersenyum penuh kemenangan. Nicolas hanya orang di masa lalu Ani untuk apa dia seperti itu ingin mendekatinya lagi."Satu lagi Tuan
Nicolas mencari sumber suara yang ia rasa sangat familiar. Tapi sayang sekali saat ia mendekat itu bukan orang yang ia kenal."Ani, apakah itu kamu?" ucap Nicolas sembari memegang tangan wanita itu."Maaf tuan, aku bukan Ani," jawabnya."Maafkan aku yang tak sengaja mengenali," ucap Nicolas yang kecewa karena wanita yang di temuinya bukan Ani.Martin yang melihatnya menertawakannya. Ia seharunya fokus pada dirinya sendiri dan jangan mengganggu kehidupan orang lain yang sudah bahagua dengan pilihannya."Aku rasa Tuan Nicolas harus istirahat dengan baik. Karena mencintai istri orang itu butuh kesehatan mental," ledek Martin."Apa maksudmu Tuan Martin. Aku yakin Ani belum menikah aku akan mengejarnya dan mendapatkan cintanya kembali. Wajar aku sangat merindukannya karena sudah lama tidak bertemu!" seru Nicolas.Martin memperingatkan pada Nicolas untuk menyimpan segala rindu yang tertanam di hatinya karena Sandi bukan lawan Nicolas. Bisa saja perusahaannya hancur di tangan Sandi dalam sek
Nicolas tak menghiraukan perkataan Velope ia terus melakukan apa yang menurutnya benar yakni mencicipi tubuh Velope."Hentikan tuan. jangan terbawa napsu," ucap Velope lagi."Bukankah ini yang kamu inginkan. Selebriti sepertimu mana mungkin tidak pernah melakukan hal ini, aku tahu kamu mempunyai backingan sebelum terkenal bukan. Seseorang yang memeliharamu," balas Nicolas sambil terus menggerayangi tubuh Velope.Velope terus meronta dia bahkan belum siap melakukan hal seperti ini. Sekeras apapun dia menolak Nicolas tak menghiraukannya. Dia pikir Velope sendiri yang sudah datang ke tempatnya. Mengajaknya bekerja sama untuk mendapatkan seseorang yang ia cintai."Tuan Nicolas aku sungguh tak ingin melakukan hal ini padamu. Aku memang mempunyai pendukung tapi aku bukan wanita simpanan yang bisa seenaknya dinikmati," ucap Velope."Jadi aku harus menjadi pendukungmu dulu baru bisa menikmatimu? Oke mulai sekarang kamu adalah wanita peliharaanku!" tegas Nicolas.Nicolas sudah tak bisa menahan
Nicolas menertawakan Sandi yang begitu percaya diri bahwa Ani juga akan memilihnya di masa depan untuk menjadi suaminya."Tuan Muda Sandi, kamu jangan keterlaluan. Masih banyak waktu untuk Ani berpikir. Kamu belim menjadi suaminya maka kamu tidak bisa menentukan segalanya sekarang," ucap Nicolas."Memang masih banyak waktu. Dan aku tak akan membiarkan sedikit saja waktu Ani untuk memikirkanmu," balas Sandi.Sandi menegaskan kalau Ani adalah miliknya, saat ini dan selamanya. Apalagi keluarga besar dan sahabatnya sangat mendukung kedekatan dan hubungan asmara mereka. Tidak seperti seseorang yang hubungannya ditentang keluarga lalu mereka mengirim orang itu ke luar negeri dan bertunangan dengan wanita lain. Sandi sudah menyelidiki segalanya tentang Nicolas ini. Jadi dia sengaja menantangnya hari ini."Aku sudah kembali dan juga sudah mempunyai posisi yang kuat. Aku tidak akan membiarkan Ani jatuh ke pelukan pria lain," ucap Nicolas lalu pergi dari perusahaan Sandi."Sandi jangan hirauka
Ani kaget mendengar ada yang mencarinya. Kira-kira siapa yang mencari Ani. Ia meminta ijin pada Sandi untuk turun sebentar menemui siapa yang mencarinya."Sandi, bolehkah aku turun sebentar menemui siapa yang mencariku?" tanya Ani."Turunlah dan lekas kembali, aku sudah memesan makan siang untuk kita berdua," balas Sandi.Sandi sangat tak rela melepas Ani. Entah apa yang terjadi hatinya terasa sakit saat ada orang yang mencari Ani. Apakah itu adalah Nicolas, kenapa dia tahu Ani bekerja di sini. Apakah lelaki itu sengaja mengejar Ani kembali.Banyak pertanyaan yang berkeliaran di kepala Sandi. Dia sangat takut kehilangan Ani di sampingnya."Kalau kamu tak rela melepasnya. Seharusnya kamu mengantarnya ke bawah dan mencari tahu siapa tamu yang mencari Ani," tegur Jerri sambil menepuk pundak Sandi."Jerri kamu benar dari pada hatiku sesak lebih baik turun ke bawah dan melihat siapa yang datang," ucap Sandi lalu segera turun ke lantai bawah.Ani turun dan berjumpa dengan seseorang yang tam
Sandi sangat kacau pikirannya karena selalu teringat Kedekatan Ani dan juga Nicolas. Dia semakin pusing karena memikirkan kemungkinan yang akan terjadi nantinya. Alhasil jadinya saat datang bekerja ke perusahaan wajahnya sangat terlihat lelah dan mata pandanya sangat jelas terlihat "Sandi, apa kamu tak tidur nyenyak semalam?" tanya Ani."Aku semalam memang tak bisa tidur karana memikirkanmu," balas Sandi sambil menyandarkan punggungnya di kursi kerja."Kenapa tak video call seperti biasanya, sekarang istirahatlah dahulu sebelum memulai kerja," ucap Ani.Sandi menuruti perkataan Ani lalu dia tidur di ruangan istirahat kantornya. Ani sementara yang menggantikannya mengurus beberapa pekerjaannya dibantu dengan Jerri."Terima kasih Jerri telah membantuku menyelesaikan tugas Sandi," ucap Ani."Ini sudah menjadi tugasku membantu Tuan Muda, tidak perlu berterima kasih. Nona Ani kalau boleh tahu apa hubunganmu dengan Pria yang semalam kamu temui di pesta?" tanya Jerri."Maksudmu Nicolas? Di
Sandi melepaskan genggamannya lalu melihat Ani yang sedikit kesakitan. Ia memeluknya erat seraya meminta maaf."Ani, tolong maafkan Aku yang bertingkah seperti ini padamu," ucap Sandi."Sebenarnya kamu kenapa, Sandi?" tanya Ani.Sandi menjelaskan kalau dia sangat khawatir dan cemburu pada Ani.saat berdekatan dengan peia lain. Melihat Ani tertawa lepas bersama pria lain membuat hatinya sakit."Tak tahukah kamu kalau aku sedang cemburu?" tanya Sandi masih memeluk Ani."Aku hanya menyapa kawan lama saja. Kenapa harus cemburu diantara kami tidak ada apa-apa," ucap Ani."Tapi dari tatapannya seperti dia sedang menginginkanmu," balas Sandi."Sandi, ayo kita pulang. Di hatiku saat ini hanya ada kamu seorang tidak ada pria lain," ajak Ani.Sandi mengantar Ani pulang. Saat sudah sampai rumahnya dia memeluk Ani sebentar dan mengatakan jangan sampai chatingan dengan pria yang sudah lama tidak dia jumpai."Aku sarankan kamu jangan sampai menerima telepon atau membalas pesan pria yang kamu temui t