Di belakang laki-laki itu ada Vania yang pura-pura ketakutan, namun Caca sempat melihat senyum puas di wajah musuhnya yang menandakan seolah sudah menang.
Dia membasahi bibirnya kemudian memasang wajah datar.
"Lo kalau nggak tau kejadian sebenarnya mending diem aja deh, nggak usah ikut campur!" Ujarnya dengan penuh penekanan.
"Kejadian apa lagi? Jelas-jelas lo yang tiba-tiba nampar Vania."
Mendengar Fahry yang terus membentaknya dan bersikap seperti siap melindungi Vania dari bahaya sekecil apapun membuat Caca terkekeh sinis. Disini sebenarnya siapa sih yang salah?
Dasar muka dua, bisanya cuma ngadu domba.
"Heh Fahry! Jangan nyalahin temen gue dong, tanyain aja sama cewek kesayangan lo itu kenapa tiba-tiba jambak Caca," sela Fey dengan ketus.
Enak saja temannya yang disalahkan.
"Lo diem, nggak usah ikut campur! Gue kenal banget sama Vania, nggak mungkin dia berbuat kayak gitu."
"Halah kenal sehari-dua hari aj
Dafa menghentikan mobilnya di depan gerbang rumah Caca yang sebenarnya juga berhadapan dengan rumahnya."Makasih. Boleh aku ngomong sesuatu?" Tanya Caca.Dafa terkekeh, kemudian mengacak rambut sahabatnya dengan gemas."Barusan juga udah ngomong," ucapnya setelah menarik tangan kembali."Aku tau mungkin kamu nggak akan percaya, nggak masalah. Aku cuma berharap kamu nggak marah dan kita nggak berantem lagi setelah kamu denger ucapanku nanti."Satu alis Dafa terangkat, wajahnya menjadi serius."Ngomong aja."Caca menghirup nafas dalam-dalam lalu membuangnya."Pacar kamu sekarang enggak sepolos kelihatannya, intinya kamu nggak boleh terlalu baik dan nurutin semua kemauan dia." Caca menatap Dafa dengan intens, begitupun sebaliknya."Maksudnya nggak polos gimana? Omongan kamu kok sama kayak Bunda sih," balas Dafa sembari terkekeh.Dia ingat ucapan bundanya semalam yang terdengar hampir sama dengan kalimat yang ba
Sepanjang jalan menuju gedung fakultas, perempuan itu merasa semua orang yang ditemui melirik sinis ke arahnya lalu akan saling berbisik. Netranya melirik pakaian yang hari ini dia kenakan, sama seperti biasa dan tidak ada yang aneh. Pandangannya turun ke arah sepatu, kanan dan kiri sama kok, lalu apa yang mereka lihat?Bahkan ketika baru masuk kelas dia masih mendapat tatapan yang sama.Tak mau ambil pusing, Caca langsung menghampiri kedua teman akrabnya yang sedari tadi sudah melambaikan tangan."Orang-orang pada kenapa sih, apa pakaian sama make up gue aneh?" Tanyanya.Spontan teman-temannya menggeleng."Bukan itu, lo nggak baca chat dari gue ya?" Ujar Naya dengan tatapan menyelidik."Emang lo ngirim chat apaan? Sorry, pagi ini gue belum sempet buka hp."Fey dan Naya berdecak kesal. Inilah Caca, terlalu tidak peduli pada keadaan, mau dihujat pun terserah asal belum keterlaluan."Video di kafe kemarin udah kesebar, dan
Caca beserta ketiga member HiDFY, juga Diana, Agam, dan Vika, wanita yang biasanya menjadi fashion stylish sekaligus penata rias HiDFY yang sayangnya jarang ikut ketika mereka biasa bepergian dikarenakan memiliki anak balita. Untuk kali ini dia ikut karena bisa mengajak suami dan anaknya, Caca yang membayar semua biaya keperluan keduanya. Mereka kini duduk di ruang tunggu Bandara.Sejak kejadian di rumah pohon, Caca enggan bertemu dan berbicara dengan Dafa. Susah-susah move on eh tiba-tiba disosor, runtuh sudah pertahanannya."Masih lama banget lagi," keluh Fey sambil menyandarkan tubuh pada sandaran kursi.Sambil menunggu, Caca saling berkirim pesan dengan kedua abangnya. Mereka mengatakan akan pergi ke rumah lama terlebih dahulu, rumah yang selalu dia kunjungi ketika masih ada Carla.[Jangan lupa kalau udah sampai nanti kabarin] Arga.[Oke. Abang juga kasih kabar, kalian juga kan mau pergi] Caca.[Sebelum masuk pesawat nanti jangan l
Tak terasa sudah seminggu mereka berada di Labuan Bajo. Berbagai tempat wisata pun telah disinggahi, seperti Pulau Padar, Wae Rebo, Pulau Rinca, Cunca Wulang, dan sebagainya. Kini waktunya mereka pulang."Aku mau langsung ke Bali. Kak Fey, Kak Kia sama Kak Nay jadi ikut nggak?" Tanya Caca setelah selesai menata barang bawaannya."Jadi dong," balas ketiganya dengan semangat."Kalau jadi siapa-siap, dong, Kak. Kalian ini udah mau pergi juga masih santai aja," ujar Caca dengan gemas.Ketiga temannya terkekeh, lantas mengikuti ucapan Caca.Tak berapa lama hingga mereka selesai dan kini sudah berada di mobil sewaan."Kalian serius nggak mau langsung pulang?" Tanya Diana dengan khawatir."Enggak, kita mau ikut Caca dulu," jawab Naya."Enggak pa-pa, Kak Di ... kita nggak akan hilang kok," sahut Caca meyakinkan.Berangkat bersama tapi pulangnya sendiri-sendiri, tentu dia tau ketakutan Diana. Perempuan yang selama ini selal
Malam harinya, Caca dan kedua abangnya, juga semua teman-temannya barbeque-an. Disini,mereka bisa menikmati semilir angin malam sambil melihat bintang yang bertaburan di langit.Sejauh ini, Vania, Ela dan Angel belum membuat ulah. Caca tidak habis pikir, kenapa Fahry mau-maunya berpacaran dengan perempuan penuh drama seperti itu?"Abang lo lagi PDKT," bisik Naya.Caca seketika memandang ke arah yang ditunjuk Naya. Disana, Kiara dan Arga sedang memanggang daging berdua.Ketika di Labuan Bajo Kiara memang bilang sudah putus dengan Satria, namun perempuan itu tidak menyertakan alasan putusnya.Naya dan Caca sontak saling berpandangan kemudian cekikikan."Heh! Ngapain ketawa-ketawa gitu, kerasukan ya?" Fey datang bersama Arga.Arga memberikan satu piring berisi sosis, daging sapi dan jagung bakar pada adiknya. Tadinya akan dia tambahkan bakso, tapi adiknya itu langsung menolak. Tumben!Fey pun melakukan hal serupa, memberikan
Setelah kenyang, beberapa orang memisahkan diri. Ada yang duduk sendiri sambil chating entah dengan siapa, ada yang bermain sosmed, bergerombol bermain game. Si kembar bersama teman-teman Caca dan beberapa orang lainnya asik bermain gitar sambil bernyanyi, sedangkan Caca dan Dafa duduk berdua sambil bercerita. "Kamu dari tadi kayaknya banyak diem ya?" Tanya pemuda berlesung pipi tersebut dengan dahi berkerut bingung. Caca menggeleng, mana mungkin dia bilang kalau waktu berduaan gini dia jadi canggung karena mengingat kejadian saat makan pentol di rumah pohon beberapa waktu lalu. "Kenapa sih Ca, kamu sariawan? Eh tapi kayaknya nggak mungkin deh, tadi aja habis makan pedes biasa aja tuh." "Besok kita ulang tahun," cetus Caca tiba-tiba. "Oh ... jadi dari tadi kamu mikirin itu?" Dafa lalu tersenyum, "emang kenapa, kamu mau hadiah apa?" Tanyanya. "Jangan suka bikin aku nangis, berhenti jadi playboy, udah itu aja permintaan aku
"Carla ...." Dengan mata terpejam Caca terus menggumamkan nama sang sahabat.Kepalanya bergerak ke kanan-kiri dengan tidak nyaman, air mata pun mulai menetes."Tolong Carla ... jangan tinggalin Carla ...."Naya yang tidur disampingnya menjadi terbangun, matanya langsung melotot saat melihat Caca menangis sambil mengigau."Tolongin Carla, Om. Jangan tinggalin Carla ..."Tangan Naya bergerak menepuk pipi teman akrabnya."Ca, bangun. Hey Ca, jangan nangis dong, gue takut nih."Beberapa kali dia melakukan hal yang sama, hingga usahanya membuahkan hasil. Caca terbangun dengan nafas memburu, tepat pada saat itu Kiara juga ikut terbangun karena mendengar suara mereka yang sangat mengganggu."Minum dulu, Ca." Naya memberikan segelas air putih."Caca kenapa?" Tanya Kiara saat melihat Naya membantu menghapus air mata Caca."Mimpi buruk," balas Kiara sekenanya, meski dia sendiri tidak tau penyebab Caca seperti ini.Se
Tak terasa waktu sudah sore. Seharian tadi Caca dan yang lain hanya menghabiskan waktu di mansion dan di sekitar pantai."Daf, lihat sunset yuk," ajak Caca.Dafa menghentikan gamenya, lalu menoleh."Boleh, yuk!""Eh, mau kemana?" Tanya Gara saat melihat kedua orang itu berdiri."Lihat sunset," jawab Caca."Ikut dong," pinta Naya."Yuk, Nay. Gue juga pingin lihat," sahut Kiara.Akhirnya mereka semua pergi."Fotoin dong, Fey," ujar Kiara sambil menyerahkan kameranya."Tapi nanti gantian," jawa Fey sebelum mengambil kamera itu.Kiara mengangguk, mereka lalu bergantian berfoto. Begitupun dengan Naya, lalu Caca dan Dafa juga meminta diambil gambarnya. Keduanya bahkan beberapa kali berpose romantis, membuat Kiara yang berdiri di dekatnya menjerit heboh.Tak jauh berbeda, anggota UKS dan Vania beserta kedua temannya pun saling bergantian mengambil foto. Namun diantara mereka ada Fahry dan Deka yang ha