Bisa mampir ke ceritaku yang lain, ya. Udah tamat kok. Judulnya YOU ARE MY BRIDE
Joel mondar mandir di kamarnya. Satu jam lalu dia tiba di penthouse-nya, berusaha menenangkan dirinya, tetapi sampai detik ini dia masih gagal. Joel memikirkan permintaan Brittany. Dia tidak menyangka wanita itu akan meminta pertemuan keluarga. Dia memang merencanakannya tetapi ini lebih cepat dari yang dia duga.“Apa yang harus aku lakukan? Aku tidak bisa mempertemukan Brittany dengan orangtuaku. Aku belum berhasil membatalkan rencana perjodohan yang telah diatur oleh orangtuaku.” Joel masih mondar mandir sambil berbicara pada dirinya sendiri.Getaran dari saku celana membuat Joel terkejut. Dia merogoh sakunya dan mengeluarkan ponsel. Panggilan dari Georgina membuat pikirannya teralihkan dan dia segera menerimanya.“Halo, sayang.” Dia menyapa, mencoba untuk menyembunyikan isi pikirannya sekarang.“Putramu menanyakanmu. Dia sudah merindukanmu padahal kalian belum berpisah selama dua jam.”Joel terkekeh mendengarnya. “Aku ingin melihat wajah putraku,” jawab Joel. Georgina meng
Georgina terkejut, bingung, dan dia merasakan perih di pipinya. “Apa yang kau la--?”“Wanita jalang!” Tidak puas menampar, Raisa pun memaki Georgina dan tidak membiarkannya menyelesaikan kata-katanya. “Apa yang kau lakukan di rumah calon suamiku?”Deg!Rasanya ribuan jarum menusuk-nusuk hati Georgina secara tiba-tiba. Dia tidak pernah mengetahui hal ini. “A-apa maksudmu? Siapa tunanganmu?”“Gunakan otakmu untuk berpikir!” bentak Raisa.Raisa mendorong tubuh Georgina, untung saja Georgina bisa menopang tubuhnya yang hampir terjatuh. Raisa masuk, berteriak memanggil nama Joel.“Papa,” panggil Zion. Bukan hanya dia yang mendengar teriakan itu, tetapi Joel juga. “Siapa itu, Pa?” tanya Zion. Dia mengenal suara Georgina, jadi dia yakin suara itu bukan milik ibunya.Joel tidak segera keluar kamar karena dia sedang memakaikan baju di tubuh Zion. Usai Zion berpakaian, dia meminta putranya untuk menunggunya di kamar.“Aku mau ikut, Pa. Aku mau melihat mama.”Joel tidak tahu apa yang
“Jadi kau menutupi semuanya selama tiga tahun?” tanya Sean, masih tidak percaya setelah mendengar cerita dari kedua belah pihak. Georgina mengangguk perlahan, merasakan kerisauan hati Sean. Dia tahu Sean peduli padanya tetapi dia tidak suka bila Sean menyalahkan Joel. “Ini bukan sepenuhnya kesalahan Joel. Aku yang salah.” “Jangan membelanya! Seharusnya dia bertanggung jawab setelah menidurimu, tetapi yang dia lakukan adalah tenggelam dalam cinta sesaat. “Sean—” “Seharusnya kau memberitahuku, Gina.” Sean memotong kata-kata Georgina. “Aku akan memaksa Joel untuk bertanggung jawab. Tidak seharusnya dia membiarkanmu pergi.” “Aku tahu kau akan melakukannya, itu sebabnya ini menjadi rahasia keluargaku. Aku tidak mau memaksa Joel untuk menikahiku. Saat itu dia mencintai wanita lain, bukan aku. Cinta dari kedua belah pihak dibutuhkan untuk pernikahan. Aku tidak mendapatkan itu dari Joel.” “Kau salah, Gina.” Sean tidak setuju dengan pemikiran Georgina. “Kau tahu? dia sangat k
Huek! Huek! Huek!Suara Georgina ketika muntah terdengar dan Joel buru-buru beranjak dari ranjang. Dia ke kamar mandi dan menemukan ibu dari anak-anaknya sedang berjuang.“Sayang,” panggil Joel. Terkejut, tetapi dia harus menenangkan dirinya. Joel membungkuk, mencoba untuk membantu Georgina.Rambut Georgina mengganggu pemandangan Joel dan menurutnya itu pun mengganggu Georgina. Joel melihat ikat rambut digantung di dekat cermin dan dia mengambilnya. Sambil menunggu Georgina muntah, dia mengikat rambutnya. Rambut Georgina rapi, Joel membantunya dengan usapan di punggung.“Sudah selesai?” tanya Joel ketika Georgina tidak muntah.Rasanya malas untuk menjawab. Georgina hendak berdiri dan Joel segera membantunya. Georgina berkumur, membasuh wajahnya, dan mencuci tangan. Joel memapahnya ke ranjang dan membantunya untuk berbaring kembali.Joel menyelimuti Georgina. “Merasa lebih baik?” tanya Joel, tidak tega saat melihat wajah pucat Georgina. Georgina tidak ingin bicara tetapi dia
Pertanyaan sang ayah menciptakan ide baru di kepala Raisa. Hamil akan membuat Joel tidak bisa menolaknya. “Ya, aku hamil,” jawab Raisa. Dia belum memikirkan caranya tetapi dia sudah mengiyakan pertanyaan Anthony. Dia tidak akan melewatkan kesempatan ini. “Kau hamil?” Anthony bertanya untuk kedua kalinya, ingin meyakinkan dirinya sendiri. “Iya, Pa. Aku hamil.” “Ya, Tuhan!” Anthony terkejut. Dia tidak berpikir jika hubungan mereka sudah sejauh itu. “Bagaimana kau bisa hamil? selama ini Joel hanya menganggapmu sebagai sekretaris.” Raisa kesal, tetapi pertanyaan itu membuatnya berpikir. Joel dan orangtuanya pun akan menanyakan hal yang sama dan dia harus menciptakan cerita untuk meyakinkan mereka. “Kenapa harus bertanya kalau papa sudah tahu jawabannya. Papa bukan anak kecil,” jawab Raisa dengan raut wajah kesal. “Bukan itu maksud pertanyaanku. Kau dan Joel tidak memiliki hubungan selama ini. Apa dia memanfaatkanmu?” “Aku mau istirahat,” jawab Raisa. Saat ini dia tida
“Sayang, aku kepanasan. Bisakah kamu menata makanan di atas meja? Aku akan memandikan Zion,” ucap Georgina.“Tidak masalah. Aku akan membersihkan dapur dan tugasku adalah mencuci piring.”Georgina tersenyum, menghampiri Joel, dan mencium pipinya. “Terima kasih. Malam ini aku akan memberikan hadiah untukmu.”“Hadiah?” kening Joel mengernyit. “Kamu sedang hamil, sayang. Aku tidak bisa melakukannya meskipun aku menginginkannya.” Joel memikirkan hal yang jauh dari perkataan istrinya.Georgina mendecakkan lidahnya, paham apa yang Joel bicarakan. “Bukan hadiah seperti itu. Aku akan memberikan hadiah yang lain.”Ada kekecewaan, tetapi itu lebih baik. Joel tidak mau membahayakan kehamilan istrinya. “Apa itu?”“Tidak sekarang. Aku akan memberikannya saat Zion sudah tidur.”“Kamu membuat otakku memikirkan hal lain. Kenapa harus menunggu sampai Zion tidur?”“Itu memang tujuanku.” Georgina terkekeh dan pergi ke kamar.“Wanita itu. Dia memberikan harapan tetapi mematahkannya dalam wakt
“Kenapa aku harus menikah denganmu?” Joel tidak menerima paksaan Raisa. “Aku tidak pernah mencintaimu dan aku tidak pernah memperlakukanmu sebagai wanita. Bagiku kamu hanya sebatas sekretaris.” Joel menegaskan tetapi Raisa tidak menerima kata-katanya.Raisa mengeluarkan test pack dari tasnya, meletakkannya di atas meja. “Lihat ini! aku hamil anakmu.”Joel terkejut, demikian juga Georgina. Mereka saling pandang, kemudian Joel mengembalikan pandangannya kepada Raisa. “Jangan membuat cerita konyol, Raisa! Aku tidak pernah menyentuhmu.”Raisa menaikkan sudut bibirnya, menyeringai ketika melihat ekspresi terkejut Georgina. Raisa melihat Joel. Dia yakin rencananya akan berhasil. Georgina akan membenci Joel setelah mengetahui kehamilannya. “Kau pasti lupa, Joel. Kita melakukan itu saat kita mabuk. Kita menemani klien sampai larut malam dan saat itu kita melakukannya karena pengaruh alkohol.”Joel mencoba mengingat kejadian demi kejadiaan saat dia bersama Raisa. Dia tidak mengin
Diane mencari Georgina tetapi dia tidak menemukannya. Dia hanya melihat suaminya, Joel, dan Zion di ruang tamu. Dia ingin mengajak Georgina ke ruangan pribadinya karena dia ingin memberikan sesuatu kepada wanita itu “Di mana menantuku? Aku tidak menemukannya,” tanya Diane sambil melihat cucunya sedang bermain mobil-mobilan di lantai. “Gina sedang memasak, Ma. Dia ingin menyiapkan makan malam,” jawab Joel. Dia tidak bermain dengan Zion tetapi dia mengawasinya. “Masak?” Diane bertanya untuk memastikan kebenaran kata itu. “Gina tidak bisa memasak. Dia tidak pernah menyukainya.” Joel terkekeh, merasa lucu saat melihat ekspresi ibunya. “Itu yang aku rasakan saat pertama kali melihat Gina masak. Dulu dia tidak menyukai pekerjaan itu tetapi sekarang hampir setiap hari dia melakukannya. Lidahku sudah terbiasa dengan masakannya.” “Aku tidak percaya sebelum melihatnya.” Wajar saja bila Diane tidak mempercayainya. Yang dia tahu, Georgina adalah wanita karier dan dia sangat tidak ma
Usai menemui dokter, Georgina mengajak Joel ke toko kue. Dia menginginkan kue coklat dan Joel mau mewujudkannya. Sopir telah menunggu mereka di depan rumah sakit. Joel tidak bisa menyetir tanpa SIM sementara dia tidak mengizinkan Georgina yang sedang hamil menyetir. Untung saja Gabriel berbaik hati, dia memberikan salah satu sopir dari kantornya untuk membantu mereka. “Kita akan mampir di toko kue,” ucap Joel pada sopir yang sedang membukakan pintu untuk mereka. “Baik, Tuan.” Hanya membutuhkan sepuluh menit, akhirnya mereka tiba di toko kue. Joel dan Georgina turun dari mobil, membiarkan sopir memarkir mobil di tempat yang telah tersedia. Karena ingin makan kue di tempatnya langsung, Joel mencari meja kosong untuk mereka. “Ada yang bisa saya bantu, Tuan?” pelayan toko bertanya saat melihat Joel dan Georgina kebingungan. “Sepertinya semua meja sudah penuh tapi kami ingin makan kue di sini.” “Ada satu ruangan khusus di lantai tiga. Dari ruangan itu Anda bisa melihat pemand
Joel tidak bisa membendung kebahagiaannya. Dia memeluk Georgina sangat erat, mengalirkan semua kebahagiaannya kepada wanita itu. Joel tidak menyangka jika Brittany akan mengatakan hal itu, tetapi dia tahu Georgina tidak mungkin berbohong padanya. “Mama kamu tidak akan berubah pikiran, kan?” tanya Joel untuk memastikan, meskipun dia yakin hal itu tidak akan terjadi. Georgina tertawa melihat reaksi Joel. Dia pun sangat bahagia, akhirnya hubungan mereka mendapatkan restu dari Brittany. “Aku yakin mama tidak akan berubah pikiran, Jo. Aku sangat mengenalnya. Dia pasti sudah memikirkan ini dengan baik.” “Ya, aku tahu itu. Akhirnya aku mendapatkan restu dari ibumu.” “Aku ingin meyakinkan papa lagi, Jo. Kamu mau menemaniku, kan?” tanya Georgina, masih tersenyum sambil menyaksikan kebahagiaan Joel. “Tentu saja aku mau. Aku juga akan memberitahu orangtuaku tentang hal ini.” Joel sangat tidak sabar, dia ingin segera menikah dengan Georgina. “Sepertinya kita tidak perlu memberitah
Joel terkesiap saat melihat siapa yang berdiri di depan pintu rumah Georgina. Brittany datang ke Italia tanpa memberitahu siapa pun. Tentu saja Joel tidak keberatan, tetapi di sisi lain dia memikirkan orangtuanya yang menginap di rumah Georgina. “Kapan mama datang? Kenapa tidak memberitahu kami? apakah mama naik taksi?” hujan pertanyaan keluar dari mulut Joel, masih terkejut melihat calon ibu mertuanya. Seandainya Joel tahu, dia pasti menjemput Brittany di bandara. Brittany tak menjawab semua pertanyaan Joel. Dia masuk, reflek Joel menyingkir dan memberikan jalan padanya. Brittany menelusuri rumah itu dengan matanya, mulutnya tak berhenti memanggil Georgina dan Zion. “Ma, mereka sedang keluar bersama mama dan papa.” Joel memberitahu Brittany tetapi wanita itu masih mengabaikannya. Menganggap Joel tidak ada, Brittany masuk ke kamar Georgina. Ternyata benar, dia tidak menemukan putrinya di sana. Brittany pergi ke kamar tamu dan dia menemukan koper dan barang-barang milik Har
“Hari ini Anda sudah bisa pulang. Kehamilan Anda baik-baik saja, tidak perlu khawatir.” Dokter tersenyum setelah melakukan pemeriksaan terakhir terhadap Georgina. “Terima kasih, Dokter.” Georgina tersenyum ke arah Joel dan pria itu mengambil tangannya. “Apakah Gina bisa makan apa saja yang dia mau? dia tidak memiliki pantangan, kan?” tanya Joel. Dia khawatir wanitanya akan mengidam tetapi makanan yang dia inginkan tidak sesuai dengan anjuran dokter. “Tidak ada larangan, asalkan tetap makan dalam porsi yang wajar.” Gabriel masuk ke ruangan, Georgina terkejut melihatnya. Dia tidak memberitahu Gabriel apa pun tetapi pria itu mengetahui keberadaannya. “Mobil sudah menunggu di depan. Ayo turun!” ajak Gabriel, sepertinya dia sengaja datang untuk menjemput Georgina. “Dari mana kau tahu kalau aku ada di rumah sakit? Apakah Syera memberitahumu?” Georgina mencurigai asistennya. Kemungkinan besar hanya Syera yang memberitahu Gabriel. “Aku meminta Gabriel untuk menjemput kita. Aku
“Darren membutuhkan bukti, bukan kata-kata manis. Jika kau berhasil membuat Gina bahagia, aku yakin hatinya akan luluh. Selama ini Darren masih merasa bersalah karena perceraiannya dengan Brittany telah membuat dia berpisah dengan Gina. Darren hanya ingin melihat Gina menikah dengan pria yang bertanggung jawab, mencintai, dan bisa menjaga Gina seumur hidupnya. Dia tidak ingin Gina bercerai seperti dirinya.” Camelia memberikan saran kepada Joel.“Aku tidak akan bercerai dari Gina. Jika dia menginginkannya maka aku akan memakai ribuan cara untuk membatalkan keinginannya.”Camelia tersenyum sambil menepuk pundak Joel. “Darren dan Brittany ingin kau berjuang lebih keras karena mereka ingin kau menghargai Gina. Kelak, ketika kalian memiliki masalah besar, kalian tidak akan mudah menyerah karena perjuangan itu.”“Aku mengerti.”“Jangan menyerah, Joel. Suamiku memang keras kepala tapi sebenarnya dia memiliki hati yang lembut. Dia hanya takut orang-orang yang dia cintai tersakiti.
Sesampainya di rumah sakit, Darren buru-buru bertanya di mana ruangan Georgina Moore. “Terima kasih,” ucapnya setelah mendapatkan apa yang dia inginkan.Darren dan Camelia berjalan cepat, tidak mempedulikan Harold dan Diane yang mengikuti mereka. Sesampainya di ruangan, mereka melihat Joel sedang memperhatikan anak dan istrinya yang sedang tidur.“Bagaimana keadaan Gina?” tanya Darren, tiba-tiba melupakan kemarahannya kepada Joel. Kekhawatirannya pada Georgina mengalahkan kebenciannya pada mereka.“Pa, jangan terlalu berisik. Dokter mengatakan kalau Gina membutuhkan tidur nyenyak.” Joel menegur, tampak seperti anak menantu dan ayah mertua yang akrab.Darren berdiri di samping ranjang sambil melihat putri dan cucunya. “Apa yang terjadi? Kenapa Gina tiba-tiba dirawat di rumah sakit?” tanya Darren dengan suara yang lebih lembut dari sebelumnya. Dia masih mendengarkan teguran Joel meski tidak menyukainya.“Bisakah kita bicara di luar? Aku tidak ingin Gina terbangun karena suara kit
Dua hari telah berlalu tetapi Georgina masih bersikap dingin pada Joel. Tidak ada ciuman dan pelukan, bahkan mereka tidak tidur di kamar yang sama. Georgina ingin sampai batas mana Joel akan memperjuangkan dirinya. Diane dan Harold memilih tinggal di hotel karena mereka tidak mau membuat Georgina merasa tidak nyaman. Sejak kejadian di rumah Darren, Georgina masih bersikap dingin kepada mereka. Untuk menghindari kesalahpahaman yang lebih banyak, akhirnya mereka mengalah. Mungkin Georgina akan memaafkan saat mereka tidak memaksa. Georgina sedang duduk di depan cermin. Dia memperhatikan wajahnya sambil menghela napas. Pagi ini mereka akan bertemu dengan seorang terapis frekuensi darah, hal itu membuat jantung Georgina berdebar. Sebagai seorang ibu, dia hanya menginginkan yang terbaik untuk putranya. Lamunan Georgina menghilang saat ketukan pintu menyentuh telinganya. Georgina beranjak dari tempat duduknya, membuka pintu, dan menghela napas lagi saat melihat Joel di depannya.
Satu jam kemudian Georgina membuka matanya dan dia terkejut saat matanya bertemu dengan mata Joel. Dia hendak duduk tetapi Joel menahan tubuhnya. “Kamu masih mengantuk. Jangan meninggalkan ranjang ini.” “Aku harus pergi,” ucap Georgina tetapi Joel tetap menahan tubuhnya. “Kamu tidak bisa pergi tanpa izinku.” Joel harus bersikap tegas karena dia tidak mau melepaskan Georgina lagi. “Simpan kepercayaan dirimu untuk dirimu sendiri. Aku tidak mau mendengarnya.” Joel tertawa dan mendekatkan wajahnya ke wajah Georgina. “Aku sangat merindukanmu,” ucapnya dan segera mencium bibir Georgina. “Joel, aku tidak mau melihat wajahmu. Aku sangat membencimu.” Joel terkekeh mendengar kata-kata Georgina. “Aku tahu kamu sangat mencintaiku. Kamu hanya marah padaku.” Georgina hendak protes tetapi kata-katanya tertahan saat mereka mendengar suara dari pintu. Zion memukul pintu sambil memanggil mereka. “Joel, Zion memanggilku,” ucap Georgina, berharap Joel akan melepaskannya. “Zion tidak
Syera menghampiri Georgina yang masih meringkuk di sofa. Beberapa menit yang lalu Zion tertidur di sofa dan Syera memindahkannya ke kamar. Kesempatan itu pun dia gunakan untuk bertanya kepada Georgina. Awalnya Syera marah tetapi kemudian dia mencoba mengendalikan dirinya. “Apa kau yakin, Gina? Aku yakin Joel pasti panik dan mencarimu sekarang.” Georgina menggelengkan kepalanya. “Jangan memberitahunya, Syera. Aku belum siap untuk menemuinya. Ini terlalu menyakitkan.” Syera hanya bisa menghela napas, tidak bisa memaksa Georgina. “Istirahatlah. Kau harus memikirkan bayi yang ada di dalam perutmu.” Georgina mengusap perutnya dan dia menangis lagi. Georgina takut akan mengalami hal yang sama tetapi dia belum siap untuk menemui Joel. Melihat tangisan Georgina, Syera mendekat dan memeluknya. “Kau tidak sendirian, Gina. Kau memiliki keluarga dan aku akan selalu membantumu.” Georgina menangis di dalam pelukan Syera, mengeluarkan sakit hatinya melalui air mata. “Aku takut, Sy