Terima kasih buat pembacaku dari hotbuku. Makasih ya sudah mengikutiku sampai ke sini, sehat selalu....
Joel menggandeng tangan Zion, mereka sedang jalan-jalan di lingkungan kediaman orangtua mereka. Zion melihat ke berbagai arah dan dia menemukan toko roti. “Papa, aku mau itu?” Zion menunjuk sebuah toko. Joel mengembuskan napas berat. Putranya tidak boleh menyantap bahan makanan berbahan gluten terlalu banyak sementara tadi pagi Zion sudah makan makaroni. “Boy, mungkin kita bisa mencari makanan lain.” Zion tampak sedih sembari menundukkan kepalanya. Dia tidak sama dengan anak-anak lain. Dia sering ke dokter, disuntik, dan menerima sumbangan darah dari ayahnya. Selain itu, banyak larangan yang tidak boleh dia langgar. Jika Zion melanggar, pada akhirnya dia akan dirawat di rumah sakit. Tidak tega, Joel menggendong Zion dan membawanya ke toko roti. “Kamu boleh makan sedikit, sisanya berikan pada papa. Tidak perlu memberitahu mama kalau kamu makan roti.” “Aku bisa bohong?” tanya Zion sebelum memilih roti yang dia inginkan. “Papa yang akan memberitahu ibumu.” “Baiklah.” Zio
Joel celingak celinguk mencari Georgina tetapi tidak melihat wanita itu. Dia mengambil ponsel dari saku celananya, tanpa pikir panjang langsung menghubungi Georgina.Panggilannya tidak terjawab. Joel mengumpat sambil mempercepat langkahnya. Tidak menyerah dengan satu panggilan, Joel menghubungi Georgina lagi. Hasilnya sama. Wanita itu dengan sengaja menolak panggilannya.“Aku tahu aku salah, tapi jangan seperti ini, Gina. Aku mengkhawatirkan Zion dan sekarang aku mengkhawatirkanmu. Bisakah kita membahas masalah ini secara langsung?” Joel bergumam sendiri saat mencari calon istrinya. Matanya menjelajah jauh lebih cepat daripada kakinya tetapi dia tidak berhasil menemukan Georgina.Di sisi lain, Georgina sedang berdiri di dalam lift. Bingung mau pergi ke mana, akhirnya dia memilih lantai paling atas. Georgina marah, tentu saja. Dia mengatur secara ketat pola makan Zion tetapi dengan sengaja Joel menghancurkan aturannya. Georgina tidak akan marah bila Zion sehat seperti anak
Georgina dan Joel kembali ke ruangan dan mereka melihat Zion sedang bermain dengan neneknya. Zion masih diinfus, membuatnya merasa tidak bebas saat menggerakkan tangannya. Georgina dan Joel mendekat, Georgina pun mengambil tempat duduk di samping Zion. “Bagaimana sekarang? Apa kamu merasa lebih baik?”Mata Zion meninggalkan mainannya dan dia mendongak untuk melihat Georgina. “Sorry, Mama. Aku tidak bermaksud untuk menyakitimu.”Georgina terkejut tetapi dia menyembunyikan perasaan itu dari Zion. Dia mengusap kepala putranya sambil tersenyum. “Kamu tidak melakukan itu, sayang. Siapa yang mengatakannya?”“Mama sedih karena aku makan roti.”Georgina membungkuk dan mencium pipi Zion. “Mama tidak sedih, tapi mama khawatir. Mama khawatir karena mama sangat menyayangimu.”“Aku tidak akan memakannya lagi, Mama.”Georgina mengangkat Zion dan mendudukkannya di pangkuannya. “Kamu boleh makan saat mama dan papa mengizinkannya. Kamu janji tidak akan melakukannya lagi, kan?”Zion melih
Joel tidak punya pilihan selain mengikuti keinginan Raisa. Dia akan melakukan apa pun demi putranya. Mengenal seseorang selama bertahun-tahun bukanlah jaminan. Joel merasa tertipu oleh kebaikan Raisa selama ini. Wanita itu licik dan sangat pintar menyembunyikan kegilaannya. “Aku ikut, Jo. Zion pasti bingung dan ketakutan sekarang.” Georgina tidak bisa hanya menunggu. Dia ingin menemui Raisa juga. Wanita itu menculik Zion karena dirinya, jadi Georgina akan bernegosiasi dengannya. Joel menangkup wajah Georgina, meyakinkan wanitanya jika dia akan kembali bersama dengan putranya. “Sayang, kondisimu sedang tidak baik-baik saja sekarang. Kamu hamil dan kamu tidak bisa melakukannya. Aku tidak tahu apa yang telah disiapkan Raisa di sana. Bagaimana kalau dia menyakitimu?” “Tapi, Jo. Aku tidak bisa tenang saat putraku berada di tempat yang tidak aman. Lebih baik aku yang disakiti daripada putraku.” Air mata Georgina membanjiri wajahnya lagi. “Aku mau melihat putraku, Jo.” Pin
Joel duduk di kursi, membungkuk sambil menopang kepalanya dengan kedua tanganya. Syarat dari Raisa sangat gila tetapi dia harus mengikutinya. Joel mengambil ponsel dari saku celananya, hendak menghubungi seseorang, tetapi Raisa merebut benda itu sebelum dia melakukannya.“Kamu tidak bisa menghubungi siapa pun sebelum melakukan keinginanku,” ucap Raisa sambil memutar-mutar ponsel di tangannya. “Kamu harus memuaskanku malam ini. Jika kamu tidak melakukannya, aku akan memberikan perintah kepada orangku. Dalam hitungan detik nyawa putramu akan menghilang.”“Kau gila, Raisa!”Raisa terbahak-bahak, merasa kata-kata Joel sangat lucu. “Kamu yang membuatku gila, Joel! Aku mendampingimu selama lebih dari tiga tahun, aku berharap kamu akan melihatku sebagai wanita. Tapi apa yang kamu lakukan? Kamu jatuh cinta pada wanita yang pernah meninggalkanmu.”“Gina tidak pernah meninggalkanku!” Joel membela calon istrinya. “Aku menyakitinya tapi dia masih mau kembali padaku. Dia wanita paling heb
Joel mencari ponselnya tetapi tidak menemukannya. “Di mana dia menyimpan ponselku?”Joel pun tidak bisa pergi karena Raisa mengambil kunci mobilnya. Tidak ada transportasi umum di daerah itu dan berjalan kaki hanya akan menyia-nyiakan banyak waktu. Yang Joel bisa lakukan hanyalah percaya dan berharap ayahnya akan membantunya.Joel mendengar pintu terbuka dan dia segera duduk di sofa. Raisa gila, dia bisa melakukan apa saja kepada putranya. Untuk beberapa jam ke depan Joel harus memaksa dirinya untuk bersabar.Raisa tersenyum saat menghampiri Joel. “Aku membeli pakaian untukmu. Kamu bisa memakainya malam ini.” Raisa meletakkan sebuah paper bag di depan Joel. “Aku lebih menyukaimu saat telanjang tapi untuk beberapa jam ke depan kamu bisa memakai pakaian ini. Kamu harus mandi sebelum kita bercinta.”Ingin mengumpat tetapi Joel menahan lidahnya. Dia tidak sabar untuk menyelesaikan masalah ini. Joel mengambil paper bag dan segera masuk ke kamar mandi.“Sialan! Aku harus melakuk
Beberapa jam yang lalu,Joel tidak bisa menghubungi ayahnya untuk memastikan rencana mereka. Raisa membawa ponsel dan kunci mobilnya, membuatnya kesulitan untuk mendapatkan informasi. Joel hanya mengandalkan keyakinannya saat ini, dia percaya sang ayah pasti membantunya.Joel kesal saat melihat Raisa kembali ke penginapan, bahkan dia masih marah saat wanita itu menyuruhnya mandi. Usai mandi, tiba-tiba Joel memiliki ide. Percaya Harold akan menjalankan rencana mereka, dia pun mengulur waktu dengan merayu Raisa.Di saat Joel memaksa dirinya untuk merayu Raisa, anak buah Harold masuk ke dalam klinik. Sejak awal mereka mengikuti Joel ke penginapan tetapi hanya Joel dan Harold yang mengetahuinya. Mereka menggunakan kendaraan roda dua sehingga mereka bisa memarkirnya di tempat tersembunyi. Raisa dan orang-orangnya pun tidak akan menyadari hal itu.Dokter terkejut saat melihat dua orang pria masuk ke kliniknya. “Siapa kalian?” tanya dokter, terkejut dan takut saat melihat tubuh besar
Georgina dan Joel berdiri di depan dokter. Sekilas mereka saling pandang, menghela napas, lalu melihat dokter lagi. “Ada apa, Dokter? Apakah ada hal serius yang terjadi pada Zion?” tanya Georgina.“Saya sudah mendengar ceritanya dari Harold. Putra kalian diculik dari rumah sakit dan itu pasti tidak mudah untuknya. Saya belum bisa memastikan kondisinya, tapi kemungkinan besar Zion akan memiliki trauma. Jika hal itu terjadi, saya sarankan untuk membawanya ke psikolog anak.”Georgina melihat Joel lagi. “Bagaimana, Jo? Aku pikir Zion membutuhkannya. Trauma di masa kecil bisa menimbulkan masalah besar di masa depannya. Aku mau Zion sembuh sebelum hal itu terjadi.”“Kita harus melakukannya, sayang. Tidak ada yang lebih penting daripada putra kita.”“Saya mengenal psikolog anak di rumah sakit ini. Jika kalian mau, saya bisa memperkenalkan kalian dengannya,” ucap dokter.“Terima kasih atas bantuannya, tapi akan membawa Zion ke Shadowfall. Dia akan mendapatkan perawatan di sana.”“I
Usai menemui dokter, Georgina mengajak Joel ke toko kue. Dia menginginkan kue coklat dan Joel mau mewujudkannya. Sopir telah menunggu mereka di depan rumah sakit. Joel tidak bisa menyetir tanpa SIM sementara dia tidak mengizinkan Georgina yang sedang hamil menyetir. Untung saja Gabriel berbaik hati, dia memberikan salah satu sopir dari kantornya untuk membantu mereka. “Kita akan mampir di toko kue,” ucap Joel pada sopir yang sedang membukakan pintu untuk mereka. “Baik, Tuan.” Hanya membutuhkan sepuluh menit, akhirnya mereka tiba di toko kue. Joel dan Georgina turun dari mobil, membiarkan sopir memarkir mobil di tempat yang telah tersedia. Karena ingin makan kue di tempatnya langsung, Joel mencari meja kosong untuk mereka. “Ada yang bisa saya bantu, Tuan?” pelayan toko bertanya saat melihat Joel dan Georgina kebingungan. “Sepertinya semua meja sudah penuh tapi kami ingin makan kue di sini.” “Ada satu ruangan khusus di lantai tiga. Dari ruangan itu Anda bisa melihat pemand
Joel tidak bisa membendung kebahagiaannya. Dia memeluk Georgina sangat erat, mengalirkan semua kebahagiaannya kepada wanita itu. Joel tidak menyangka jika Brittany akan mengatakan hal itu, tetapi dia tahu Georgina tidak mungkin berbohong padanya. “Mama kamu tidak akan berubah pikiran, kan?” tanya Joel untuk memastikan, meskipun dia yakin hal itu tidak akan terjadi. Georgina tertawa melihat reaksi Joel. Dia pun sangat bahagia, akhirnya hubungan mereka mendapatkan restu dari Brittany. “Aku yakin mama tidak akan berubah pikiran, Jo. Aku sangat mengenalnya. Dia pasti sudah memikirkan ini dengan baik.” “Ya, aku tahu itu. Akhirnya aku mendapatkan restu dari ibumu.” “Aku ingin meyakinkan papa lagi, Jo. Kamu mau menemaniku, kan?” tanya Georgina, masih tersenyum sambil menyaksikan kebahagiaan Joel. “Tentu saja aku mau. Aku juga akan memberitahu orangtuaku tentang hal ini.” Joel sangat tidak sabar, dia ingin segera menikah dengan Georgina. “Sepertinya kita tidak perlu memberitah
Joel terkesiap saat melihat siapa yang berdiri di depan pintu rumah Georgina. Brittany datang ke Italia tanpa memberitahu siapa pun. Tentu saja Joel tidak keberatan, tetapi di sisi lain dia memikirkan orangtuanya yang menginap di rumah Georgina. “Kapan mama datang? Kenapa tidak memberitahu kami? apakah mama naik taksi?” hujan pertanyaan keluar dari mulut Joel, masih terkejut melihat calon ibu mertuanya. Seandainya Joel tahu, dia pasti menjemput Brittany di bandara. Brittany tak menjawab semua pertanyaan Joel. Dia masuk, reflek Joel menyingkir dan memberikan jalan padanya. Brittany menelusuri rumah itu dengan matanya, mulutnya tak berhenti memanggil Georgina dan Zion. “Ma, mereka sedang keluar bersama mama dan papa.” Joel memberitahu Brittany tetapi wanita itu masih mengabaikannya. Menganggap Joel tidak ada, Brittany masuk ke kamar Georgina. Ternyata benar, dia tidak menemukan putrinya di sana. Brittany pergi ke kamar tamu dan dia menemukan koper dan barang-barang milik Har
“Hari ini Anda sudah bisa pulang. Kehamilan Anda baik-baik saja, tidak perlu khawatir.” Dokter tersenyum setelah melakukan pemeriksaan terakhir terhadap Georgina. “Terima kasih, Dokter.” Georgina tersenyum ke arah Joel dan pria itu mengambil tangannya. “Apakah Gina bisa makan apa saja yang dia mau? dia tidak memiliki pantangan, kan?” tanya Joel. Dia khawatir wanitanya akan mengidam tetapi makanan yang dia inginkan tidak sesuai dengan anjuran dokter. “Tidak ada larangan, asalkan tetap makan dalam porsi yang wajar.” Gabriel masuk ke ruangan, Georgina terkejut melihatnya. Dia tidak memberitahu Gabriel apa pun tetapi pria itu mengetahui keberadaannya. “Mobil sudah menunggu di depan. Ayo turun!” ajak Gabriel, sepertinya dia sengaja datang untuk menjemput Georgina. “Dari mana kau tahu kalau aku ada di rumah sakit? Apakah Syera memberitahumu?” Georgina mencurigai asistennya. Kemungkinan besar hanya Syera yang memberitahu Gabriel. “Aku meminta Gabriel untuk menjemput kita. Aku
“Darren membutuhkan bukti, bukan kata-kata manis. Jika kau berhasil membuat Gina bahagia, aku yakin hatinya akan luluh. Selama ini Darren masih merasa bersalah karena perceraiannya dengan Brittany telah membuat dia berpisah dengan Gina. Darren hanya ingin melihat Gina menikah dengan pria yang bertanggung jawab, mencintai, dan bisa menjaga Gina seumur hidupnya. Dia tidak ingin Gina bercerai seperti dirinya.” Camelia memberikan saran kepada Joel.“Aku tidak akan bercerai dari Gina. Jika dia menginginkannya maka aku akan memakai ribuan cara untuk membatalkan keinginannya.”Camelia tersenyum sambil menepuk pundak Joel. “Darren dan Brittany ingin kau berjuang lebih keras karena mereka ingin kau menghargai Gina. Kelak, ketika kalian memiliki masalah besar, kalian tidak akan mudah menyerah karena perjuangan itu.”“Aku mengerti.”“Jangan menyerah, Joel. Suamiku memang keras kepala tapi sebenarnya dia memiliki hati yang lembut. Dia hanya takut orang-orang yang dia cintai tersakiti.
Sesampainya di rumah sakit, Darren buru-buru bertanya di mana ruangan Georgina Moore. “Terima kasih,” ucapnya setelah mendapatkan apa yang dia inginkan.Darren dan Camelia berjalan cepat, tidak mempedulikan Harold dan Diane yang mengikuti mereka. Sesampainya di ruangan, mereka melihat Joel sedang memperhatikan anak dan istrinya yang sedang tidur.“Bagaimana keadaan Gina?” tanya Darren, tiba-tiba melupakan kemarahannya kepada Joel. Kekhawatirannya pada Georgina mengalahkan kebenciannya pada mereka.“Pa, jangan terlalu berisik. Dokter mengatakan kalau Gina membutuhkan tidur nyenyak.” Joel menegur, tampak seperti anak menantu dan ayah mertua yang akrab.Darren berdiri di samping ranjang sambil melihat putri dan cucunya. “Apa yang terjadi? Kenapa Gina tiba-tiba dirawat di rumah sakit?” tanya Darren dengan suara yang lebih lembut dari sebelumnya. Dia masih mendengarkan teguran Joel meski tidak menyukainya.“Bisakah kita bicara di luar? Aku tidak ingin Gina terbangun karena suara kit
Dua hari telah berlalu tetapi Georgina masih bersikap dingin pada Joel. Tidak ada ciuman dan pelukan, bahkan mereka tidak tidur di kamar yang sama. Georgina ingin sampai batas mana Joel akan memperjuangkan dirinya. Diane dan Harold memilih tinggal di hotel karena mereka tidak mau membuat Georgina merasa tidak nyaman. Sejak kejadian di rumah Darren, Georgina masih bersikap dingin kepada mereka. Untuk menghindari kesalahpahaman yang lebih banyak, akhirnya mereka mengalah. Mungkin Georgina akan memaafkan saat mereka tidak memaksa. Georgina sedang duduk di depan cermin. Dia memperhatikan wajahnya sambil menghela napas. Pagi ini mereka akan bertemu dengan seorang terapis frekuensi darah, hal itu membuat jantung Georgina berdebar. Sebagai seorang ibu, dia hanya menginginkan yang terbaik untuk putranya. Lamunan Georgina menghilang saat ketukan pintu menyentuh telinganya. Georgina beranjak dari tempat duduknya, membuka pintu, dan menghela napas lagi saat melihat Joel di depannya.
Satu jam kemudian Georgina membuka matanya dan dia terkejut saat matanya bertemu dengan mata Joel. Dia hendak duduk tetapi Joel menahan tubuhnya. “Kamu masih mengantuk. Jangan meninggalkan ranjang ini.” “Aku harus pergi,” ucap Georgina tetapi Joel tetap menahan tubuhnya. “Kamu tidak bisa pergi tanpa izinku.” Joel harus bersikap tegas karena dia tidak mau melepaskan Georgina lagi. “Simpan kepercayaan dirimu untuk dirimu sendiri. Aku tidak mau mendengarnya.” Joel tertawa dan mendekatkan wajahnya ke wajah Georgina. “Aku sangat merindukanmu,” ucapnya dan segera mencium bibir Georgina. “Joel, aku tidak mau melihat wajahmu. Aku sangat membencimu.” Joel terkekeh mendengar kata-kata Georgina. “Aku tahu kamu sangat mencintaiku. Kamu hanya marah padaku.” Georgina hendak protes tetapi kata-katanya tertahan saat mereka mendengar suara dari pintu. Zion memukul pintu sambil memanggil mereka. “Joel, Zion memanggilku,” ucap Georgina, berharap Joel akan melepaskannya. “Zion tidak
Syera menghampiri Georgina yang masih meringkuk di sofa. Beberapa menit yang lalu Zion tertidur di sofa dan Syera memindahkannya ke kamar. Kesempatan itu pun dia gunakan untuk bertanya kepada Georgina. Awalnya Syera marah tetapi kemudian dia mencoba mengendalikan dirinya. “Apa kau yakin, Gina? Aku yakin Joel pasti panik dan mencarimu sekarang.” Georgina menggelengkan kepalanya. “Jangan memberitahunya, Syera. Aku belum siap untuk menemuinya. Ini terlalu menyakitkan.” Syera hanya bisa menghela napas, tidak bisa memaksa Georgina. “Istirahatlah. Kau harus memikirkan bayi yang ada di dalam perutmu.” Georgina mengusap perutnya dan dia menangis lagi. Georgina takut akan mengalami hal yang sama tetapi dia belum siap untuk menemui Joel. Melihat tangisan Georgina, Syera mendekat dan memeluknya. “Kau tidak sendirian, Gina. Kau memiliki keluarga dan aku akan selalu membantumu.” Georgina menangis di dalam pelukan Syera, mengeluarkan sakit hatinya melalui air mata. “Aku takut, Sy