Share

Bab 24

last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-27 13:59:30

TIDAK ADA NAMAKU

(Aku Tidak Terdaftar di Acara Piknik RT)

"Kok bisa, ya. Pria seperti Aarav suka sama kamu, Sit. Mana janda pula. Memangnya dia tidak bisa cari perempuan yang sepadan apa."

Sepanjang perjalanan pulang dari butik, Mbak Tiwi bicara tanpa henti. Aku sampai merasa tidak enak hati dengan sopir keluarga Pak Baskoro yang mengantar kami.

"Jodoh tidak ada yang tahu. Semua rahasia Allah. Harusnya kamu ikut bahagia karena adik iparmu mendapat calon suami yang baik seperti Nak Aarav," jawab simbok.

"Tapi Tiwi masih tidak habis pikir. Sampai sekarang rasanya tidak percaya kalau Siti mau menikah sama anak orang kaya."

"Memangnya kenapa, Mbak? Ada yang salah?" sahutku yang dari tadi sudah berusaha diam.

"Aku yang anak juragan beras malah cuma dapet suami ngga punya apa-apa," celetuk Mbak Tiwi membuat Mas Agus yang duduk di depan langsung menoleh ke arah belakang.

"Maksud kamu apa bicara seperti itu, Dek?"

Mbak Tiwi melengos memalingkan wajah ke arah jalan. Dia tidak menggubris uc
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • TIDAK ADA NAMAKU   Bab 25 TAMAT

    TIDAK ADA NAMAKU(Aku Tidak Terdaftar di Acara Piknik RT)Kurang lebih tiga puluh menit perjalanan, kami pun sampai di sebuah masjid yang tak jauh dari tempat resepsi akan digelar. Kami disambut hangat oleh keluarga Pak Baskoro yang ada di luar masjid. Memang aku belum mengenal semua keluarga beliau. Hanya beberapa saja yang aku tahu. Karena Aarav pernah mengajakku. Pak Baskoro dan Aarav sendiri sudah menunggu di dalam beserta penghulu dan beberapa saksi. Pak RT, Bu RT, serta rombongan yang datang tidak lama setelah kami langsung menghampiri. Pun dengan Mbak Dira. Sedangkan perias langsung menuju tempat resepsi. Kami semua sama-sama masuk ke dalam masjid karena ijab qobul sebentar lagi dimulai. Doa serta salam tidak lupa kami ucapkan. Serentak semua orang yang ada di dalam masjid pun menjawab salam dari kami. Aku merasa semua tatapan mengarah padaku yang membuat jantung ini berdegup semakin cepat.Kini aku telah duduk di samping Aarav. Sedikitpun tidak berani menatapnya. Pandangan

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-28
  • TIDAK ADA NAMAKU   Bab 1

    TIDAK ADA NAMAKU(Aku Tidak Terdaftar di Acara Piknik RT)Menggandeng tangan Azizah sambil mencari tempat duduk yang kosong. Menatap bangku satu ke bangku lainnya, dari belakang sampai depan. Tapi aku tidak menemukan satu bangku pun yang tersisa. Berjalan menghampiri Bu RT yang duduk di belakang sopir bus. "Bu, maaf, saya tidak kebagian tempat duduk," terangku.Bu RT menatapku datar. "Lho, Mbak Siti 'kan memang tidak terdaftar di acara piknik RT. Wajar kalau tidak mendapatkan tempat duduk.""Kok begitu, Bu. Saya 'kan juga warga RT 01.""Tapi kamu 'kan tidak pernah ikut kumpulan RT. Jadi kami semua sepakat kalau kamu tidak didaftar," sambung Bu Rita–pemilik warung kelontong tak jauh dari rumahku."Meski saya selalu absen kumpulan RT, tapi saya tetap bayar kas, nabung dan bayar iuran lainnya, Bu."Karena keadaan'lah yang membuatku tidak bisa ikut berbagai kegiatan serta guyup rukun seperti warga lainnya. Waktuku habis untuk mencari rupiah dengan menjadi tukang buruh cuci di perumahan d

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-25
  • TIDAK ADA NAMAKU   Bab 2

    TIDAK ADA NAMAKU(Aku Tidak Terdaftar di Acara Piknik RT)Meletakkan tas di bangku bambu yang sudah usang. Duduk memangku Zizah sembari mengusap rambutnya.Sebenarnya uang yang selama ini aku titipkan sama Mbak Narti di kemanain? Kenapa bisa tidak dibayarkan. Bahkan dia tidak mengaku kalau aku menitipkan uang RT-nan padanya. Apa dia pakai uang tersebut? Tapi kenapa tidak bilang. Mbak Narti bukanlah orang lain, dia masih memiliki hubungan keluarga denganku. Rumah kami pun bersebelahan. Makanya aku percaya menitipkan uang RT-nan yang dibayar setiap bulannya.Terdengar getaran dari dalam tas yang mengalihkan pikiran. Aku segera mengambil ponsel berwarna hitam dengan karet gelang yang melingkar karena casing belakang memang sudah rusak. Dulu aku membelinya seharga tiga ratus ribu rupiah. Panggilan masuk dari Mbak Tiwi–kakak iparku yang tinggal di desa sebelah. "Assalamu'alaikum, Mbak. Ad ….""Jemput Simbok! Disuruh bantuin jaga cucunya malah sakit. Bikin repot," terang Mbak Tiwi memot

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-25
  • TIDAK ADA NAMAKU   Bab 3

    TIDAK ADA NAMAKU(Aku Tidak Terdaftar di Acara Piknik RT)Selepas bada' isya, ada yang mengetuk pintu belakang. Setelah ku'buka, ternyata Mbak Win. "Assalamu'alaikum, Sit. Ini ada sedikit oleh-oleh buat Zizah. Kamu yang sabar, ya. Maaf tadi tidak bisa berbuat apa-apa. Kamu tahu 'kan satu kelompok itu. Ngga bisa dikalahkan." "Mbak Win kok malah repot beliin oleh-oleh segala. Tidak apa-apa, Mbak. Siti paham."RT 01 memang terkenal dengan warganya yang unik. Mereka selalu mengabaikan, bahkan enggan dekat dengan tetangga yang dianggap miskin. Saling berlomba memperlihatkan materi yang mereka miliki. Meski masih ada beberapa tetangga yang baik, tapi mereka tidak berani bersuara dan memilih diam. Karena tidak ingin ada keributan yang bisa ber'episode. Seperti halnya denganku. Lebih memilih diam."Tidak repot, Sit. Soal uang yang kamu titipkan sama Mbak Narti, harus kamu tanyakan lagi, Sit. Tuman kalau didiamkan saja. Besok lagi kalau mau nitip, bisa ke aku saja.""Iya, Mbak. Besok saya ak

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-25
  • TIDAK ADA NAMAKU   Bab 4

    TIDAK ADA NAMAKU(Aku Tidak Terdaftar di Acara Piknik RT)Hari ini aku akan disibukkan dengan rutinitas seperti biasanya. Setelah kemarin dua hari tidak kerja. Sebenarnya tidak tega meninggalkan simbok yang belum sembuh. Tapi namanya buruh ikut orang, tidak bisa sesuka hati. Hari ini Zizah memang tidak ikut. Dia aku suruh nungguin simbok. Dari semalam sudah aku wanti-wanti agar tidak bermain.Saat berangkat, berjalan melewati ibu-ibu yang sedang belanja. Mereka memandangku dengan tatapan aneh. Entah ada hal apa lagi. Tapi aku tetap berusaha menyapa mereka."Ibu-ibu … cepetan pulang! Nanti suaminya disamperin perempuan ngga bener lho." Tiba-tiba saja Rini muncul yang entah datangnya dari mana. Aku juga tidak tahu maksud dia bicara seperti itu. Ibu-ibu yang tadi berkerumun belanja, seketika bubar. "Cepetan, nanti suami kita digodain janda," celetuk salah satu seseibu–Bu Nur yang lewat di depanku. "Bu, tunggu!" panggilku, menyusul langkahnya.Dia menatapku sinis. "Ada apa?" tanya Bu

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-25
  • TIDAK ADA NAMAKU   Bab 5

    TIDAK ADA NAMAKU(Aku Tidak Terdaftar di Acara Piknik RT)Tidak perlu menunggu esok hari untuk memberi pelajaran pada Rini yang sudah sangat keterlaluan pada Zizah, meski tadi simbok berusaha melarangku."Rini … Rin, keluar!" teriakku. Kali ini tidak peduli mau dinilai seperti apa oleh warga RT 01. Lelah, sudah terlalu lama aku diam.Berkali-kali aku menggedor pintu sangat keras. "Astaga, janda g*t*l. Ngapain kamu teriak-teriak di rumahku?" ucap Rini setelah membuka pintu. Aku langsung menjambak rambutnya yang penuh dengan roll. "Sitiii … apa-apaan kamu. Sudah g*l*, ya," teriaknya berusaha melepaskan tanganku. Satu per satu tetangga dekat pun mulai keluar. "Kamu boleh menghinaku, Rin. Tapi sekali saja menyakiti anakku, bahkan berani menyentuhnya. Tidak akan aku biarkan begitu saja. Selama ini aku berusaha sabar. Tapi tidak untuk kali ini dan seterusnya, Rini Iswati …." Aku semakin kencang menarik rambutnya sampai roll'nya lepas."Semua, tolongin saya. Jangan cuma lihatin. Mas Agu

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-25
  • TIDAK ADA NAMAKU   Bab 6

    TIDAK ADA NAMAKU(Aku Tidak Terdaftar di Acara Piknik RT)POV AgusRini melotot, dia menghempaskan tanganku. Marah. "Kamu itu ke mana saja, Mas? Ngelayap terus. Sampai-sampai aku jadi tontonan warga karena diamuk mantan istrimu," omelnya."Y-ya aku ngga tahu kalau akan ada kejadian seperti ini. Tadi aku cuma ngopi di warung Mak Nah.""Ngga tahu, ngga tahu. Kamu itu memang ngga pernah tahu apa-apa, Mas. Yang kamu tahu cuma enak-enakan doang. Ngerokok, ngopi, molor. Itu terus kerjaannya." Rini nerocos tanpa henti. Aku yang kena sasaran."Itu 'kan salah kamu, Sayang. Karena kemarin ….""Apa kamu bilang? Salah aku. Salahnya di mana, coba bilang? Aku cuma memperingatkan bocah itu biar ngga selalu panggil bapak setiap lihat kamu. Sebel dengernya." Rini memotong ucapanku. Zizah 'kan memang anakku. Wajar saja dia memanggilku dengan sebutan Bapak, ucapku dalam hati. Aku memang tidak pernah berani protes ataupun membantah Rini. Bisa-bisa ditendang dari rumahnya. Memilih Rini dan meninggalkan

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-25
  • TIDAK ADA NAMAKU   Bab 7

    TIDAK ADA NAMAKU(Aku Tidak Terdaftar di Acara Piknik RT)"Mbok, ada apa? Kenapa Simbok menangis?" tanyaku khawatir ketika melihat simbok duduk di tepi tempat tidur dengan air mata bercucuran. Entah apa yang terjadi karena aku dan Zizah baru saja pulang. "Apa ada yang sakit, Mbok? Siti antar ke dokter, ya," tanyaku lagi.Simbok menggelengkan kepala. "Sit, tadi Rini …." Beliau menghentikan ucapan.Rini? Bikin ulah apa lagi dia? Kenapa Simbok sampai menangis?"Rini kenapa, Mbok?""Tadi dia ke sini bersama beberapa warga RT 01. Dia menunjukkan foto pada Simbok.""Foto? Foto apa, Mbok?""F-foto kamu bersama seorang bapak. Rini bilang sama Simbok, kalau kamu sudah mencoreng warga RT 01. Si-Simbok percaya sama kamu, Sit. Tidak mungkin kamu melakukan perbuatan seperti yang dikatakan Rini.""Memangnya Siti melakukan perbuatan apa?" "Katanya kamu menj*al d*ri." Tangis simbok semakin tergugu. "Rini bilang seperti itu, Mbok? Simbok percaya 'kan sama Siti? Siti tidak mungkin melakukan hal ters

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-18

Bab terbaru

  • TIDAK ADA NAMAKU   Bab 25 TAMAT

    TIDAK ADA NAMAKU(Aku Tidak Terdaftar di Acara Piknik RT)Kurang lebih tiga puluh menit perjalanan, kami pun sampai di sebuah masjid yang tak jauh dari tempat resepsi akan digelar. Kami disambut hangat oleh keluarga Pak Baskoro yang ada di luar masjid. Memang aku belum mengenal semua keluarga beliau. Hanya beberapa saja yang aku tahu. Karena Aarav pernah mengajakku. Pak Baskoro dan Aarav sendiri sudah menunggu di dalam beserta penghulu dan beberapa saksi. Pak RT, Bu RT, serta rombongan yang datang tidak lama setelah kami langsung menghampiri. Pun dengan Mbak Dira. Sedangkan perias langsung menuju tempat resepsi. Kami semua sama-sama masuk ke dalam masjid karena ijab qobul sebentar lagi dimulai. Doa serta salam tidak lupa kami ucapkan. Serentak semua orang yang ada di dalam masjid pun menjawab salam dari kami. Aku merasa semua tatapan mengarah padaku yang membuat jantung ini berdegup semakin cepat.Kini aku telah duduk di samping Aarav. Sedikitpun tidak berani menatapnya. Pandangan

  • TIDAK ADA NAMAKU   Bab 24

    TIDAK ADA NAMAKU(Aku Tidak Terdaftar di Acara Piknik RT)"Kok bisa, ya. Pria seperti Aarav suka sama kamu, Sit. Mana janda pula. Memangnya dia tidak bisa cari perempuan yang sepadan apa." Sepanjang perjalanan pulang dari butik, Mbak Tiwi bicara tanpa henti. Aku sampai merasa tidak enak hati dengan sopir keluarga Pak Baskoro yang mengantar kami. "Jodoh tidak ada yang tahu. Semua rahasia Allah. Harusnya kamu ikut bahagia karena adik iparmu mendapat calon suami yang baik seperti Nak Aarav," jawab simbok."Tapi Tiwi masih tidak habis pikir. Sampai sekarang rasanya tidak percaya kalau Siti mau menikah sama anak orang kaya.""Memangnya kenapa, Mbak? Ada yang salah?" sahutku yang dari tadi sudah berusaha diam. "Aku yang anak juragan beras malah cuma dapet suami ngga punya apa-apa," celetuk Mbak Tiwi membuat Mas Agus yang duduk di depan langsung menoleh ke arah belakang. "Maksud kamu apa bicara seperti itu, Dek?"Mbak Tiwi melengos memalingkan wajah ke arah jalan. Dia tidak menggubris uc

  • TIDAK ADA NAMAKU   Bab 23

    TIDAK ADA NAMAKU(Aku Tidak Terdaftar di Acara Piknik RT)Berusaha memupus rasa takut, bimbang dan kekhawatiran yang selama ini kurasakan. Dengan mengucap Basmallah, aku pun memberi sebuah jawaban.Setelah memohon petunjuk pada Allah. Akhirnya aku memantapkan hati untuk melanjutkan hubungan bersama Aarav ke jenjang yang serius yaitu pernikahan. "Alhamdulillah." terucap rasa syukur dari simbok, Pak Baskoro dan Aarav. Senyum mengembang membingkai bibir mereka."Soal pernikahan ini, Ibu dan kamu tidak perlu khawatir. Saya akan mengurus semuanya," terang Pak Baskoro pada kami.—------------Aku dan simbok datang ke rumah Mas Antok dan Mbak Tiwi untuk memberi kabar. Karena nantinya Mas Antok juga akan menjadi wali'ku–pengganti bapak."Apa, Mbok. Siti mau menikah?""Sudah kuduga, pasti mau menikah siri dengan Agus 'kan," sahut Mbak Tiwi sebelum simbok menjawab."Astaghfirullah, Wi. Jaga ucapan kamu. Adikmu mau menikah dengan anaknya Pak Baskoro–Aarav.""Pak Baskoro? Baskoro … Aarav …," Mas

  • TIDAK ADA NAMAKU   Bab 22

    TIDAK ADA NAMAKU(Aku Tidak Terdaftar di Acara Piknik RT)"Cuiihh …." Rini mencibirkan bibir ketika bertemu denganku saat berangkat kerja. Hari ini hari pertama aku kembali kerja di tempat Bu Anggit setelah tiga bulan digantikan Rini. Tadi malam beliau menelepon. "Nyosor terus sama suami orang," ucapnya sambil berjalan"Biarin saja, Sit, penyakit hatinya ngga sembuh-sembuh tuh orang."Alhamdulillah, sekarang warga RT 01 beserta Bu RT bersikap sangat baik padaku. Hanya Rini saja yang tidak berubah. Entah apa maunya.Baru juga menarik napas panjang atas sikap Rini. Mas Agus tiba-tiba nongol dan mengikuti langkahku. "Mana mungkin seorang pengusaha kaya membiarkan calon mantunya jalan kaki dan kerja keras menjadi buruh cuci serta jualan cilok. Ini sudah menunjukkan kalau dia hanya omong kosong. Sudahlah, Sit. Mendingan kita memperbaiki hubungan yang pernah hancur. Kita mulai dari awal, membuka lembaran baru dan hidup bahagia bersama Zizah," ucapnya panjang lebar. Sekalipun aku tidak m

  • TIDAK ADA NAMAKU   Bab 21

    TIDAK ADA NAMAKU(Aku Tidak Terdaftar di Acara Piknik RT)"Tambah apa lagi, Mas? Biar ngga bolak-balik belinya," tanyaku pada Mas Agus yang sehari ini sudah tiga kali datang membeli pecel. Sebenarnya aku merasa kurang nyaman, tapi namanya pembeli harus dilayani sebaik mungkin."Cantik," celetuknya."Apa, Mas?""Kamu sekarang kok semakin cantik, Sit. Berubah drastis. Penampilan kamu juga.""Maaf, ya, Mas. Kalau sudah tidak ada yang dipesan, mending Mas Agus segera pulang.""Kenapa? Sekarang kita 'kan sama-sama single.""Maksud Mas Agus bicara seperti itu apa?""Aku tahu, kamu khawatir 'kan kalau sampai Rini tahu aku di sini.""Bukan khawatir, lebih tepatnya aku malas terseret dalam masalah kalian. Lagipula kamu belum resmi bercerai secara hukum, Mas.""Kalau sudah resmi bercerai secara hukum, apa boleh mendekati kamu lagi?"Semakin ditanggapi, Mas Agus semakin ngelantur bicaranya. "Siti sudah punya calon suami. Jadi jangan ganggu anak Simbok." Lagi-lagi simbok memberitahu hal tersebu

  • TIDAK ADA NAMAKU   Bab 20

    TIDAK ADA NAMAKU(Aku Tidak Terdaftar di Acara Piknik RT)"Apa benar, Sit, kamu penyebab perceraian Rini dengan Agus?" ucap Mbak Tiwi yang datang dan langsung menuduhku."Maksud kamu apa, Wi? Kenapa bilang begitu.""Rini sudah cerita semua sama Tiwi, Mbok. Katanya dia diceraikan Agus gara-gara Siti.""Gara-gara aku kenapa, Mbak? Mereka cerai tidak ada sangkut pautnya dengan Siti, Mbak.""Halah, Rini itu sampai nangis-nangis lho cerita sama aku.""Wi … Wi. Dari dulu sampai sekarang, selalu saja berpikiran tidak baik sama keluarga sendiri." Simbok mengusap dada. "Bilang sama Rini, jangan pernah menuduh Siti seperti itu. Karena Siti sudah memiliki calon suami," terang simbok.Mbak Tiwi tertawa. Entah perkataan simbok mana yang menurutnya lucu. "Mbok, Mbok. Sudah tua jangan suka bohong. Calon suami dari mana."Aku memang belum cerita pada Mas Antok dan Mbak Tiwi soal Pak Baskoro yang melamarku. Menggelengkan kepala ke arah simbok agar tidak meneruskan pembicaraan tersebut. "Biar, Sit.

  • TIDAK ADA NAMAKU   Bab 19

    TIDAK ADA NAMAKU(Aku Tidak Terdaftar di Acara Piknik RT)"Sit, ini sayurannya." Simbok membawa keluar beberapa macam sayuran yang sudah direbus untuk jualan pecel. "Terima kasih, ya, Mbok." Saat aku dan simbok menata jualan, terlihat Mas Agus jalan lewat depan rumah sambil membawa tas besar. Dia mengucap salam pada kami dan mampir."Kamu mau ke mana, Gus?" tanya simbok."Agus mau balik lagi ke rumah lama, Mbok." "Kamu ninggalin Rini?""Agus 'kan sudah menjatuhkan talak. Tinggal ngurus perceraian secara resmi.""Agus, Agus. Harusnya semarah apapun kamu, jangan sampai mengucap talak.""Agus sudah capek ngadepin Rini, Mbok. Sekarang Agus menyesal sudah ninggalin Siti dan Zizah.""Masalah kita sudah menjadi masa lalu. Tidak perlu kamu bicarakan lagi, Mas. Aku tidak mau kalau sampai ada yang dengar, terus sampai ke telinga Rini." "Ma-maaf, Sit."Baru juga dibicarakan, Rini sudah datang dengan mengendarai motor."Ternyata benar dugaanku, kamu menceraikan aku karena ingin balikan dengan

  • TIDAK ADA NAMAKU   Bab 18

    TIDAK ADA NAMAKU(Aku Tidak Terdaftar di Acara Piknik RT)"Tadi Nak Aarav penampilannya beda, ya. Seperti kerja kantoran," ucap simbok.Aarav memang berpakaian rapi. Benar kata simbok, seperti kerja kantoran. Baguslah kalau memang itu benar."Mungkin dia sudah mau membantu ayahnya, Mbok.""Syukurlah. Nak Aarav kelihatan pria yang baik. Meski sebelum ini dia datang dengan penampilan sedikit nyleneh menurut Simbok, tapi dia sangat santun."—--------------"Siti bawa Zizah ke puskesmas dulu, ya, Mbok. Panasnya tidak turun-turun. Siti khawatir.""Iya, Sit. Mendingan naik ojek saja biar cepat."Aku segera mengambil kain jarik untuk menggendong Zizah."Hati-hati, Sit."Saat baru saja keluar dari pagar halaman. Mas Agus lewat di depan rumah. "Sit, Zizah kenapa? Sakit?" tanya'nya berhenti persis di depanku."Iya, Mas. Dia demam. Aku permisi dulu mau ke puskesmas." Kalau Rini sampai tahu kami ngobrol. Bakal jadi masalah besar. Dan aku tidak mau itu terjadi."Sit, aku antar kalian." Mas Agus m

  • TIDAK ADA NAMAKU   Bab 17

    TIDAK ADA NAMAKU(Aku Tidak Terdaftar di Acara Piknik RT)POV Aarav"Meski Ayah tahu apa yang kamu lakukan tadi semata-mata ingin menolong Siti, tapi Ayah sangat bahagia, Rav. Ayah berharap, kamu mau membuka hati untuknya.""Jas ini sangat gerah sekali, Aarav tidak cocok berpakaian seperti ini," ucapku mengalihkan pembicaraan."Ayah tidak ingin kamu kesepian disaat Ayah sudah tiada nanti." Ucapan Ayah seketika membuatku tertegun. "Apa Ayah juga akan meninggalkan Aarav seperti Mama?" "Kamu harus bisa menerima itu." Ayah menepuk pundakku, lalu pergi."Kenapa harus Siti?" tanyaku menghentikan langkah ayah. "Apa karena dia mirip dengan Mama? Itukah alasannya?" sambungku lagi."Pertama kali melihat dia, Ayah memang penasaran karena wajahnya sangat mirip Mama kamu. Tapi bukan itu alasannya," jawab ayah tanpa menoleh ke arahku."Lantas?""Berapa kali ayah bilang. Dia perempuan baik.""Yakin sekali. Bagaimana kalau dia hanya mengincar harta kita? Maksudnya, harta ayah." Kini ayah balik bad

DMCA.com Protection Status