Share

Chapter 40

Penulis: Amelia Siauw
last update Terakhir Diperbarui: 2021-03-18 20:00:00

     Puteri Rin mengerutkan alisnya, “Kau mau meminta tolong padaku?”

     Ming Shi membungkuk rendah, “Maafkan atas ketidaktahuan diri hamba ini, Tuan Puteri. Hamba terpaksa melakukan ini...” Ia memandang Rin, melemparkan tatapan amat memelas yang seketika pula meluluhkan hati sang Puteri.

     “Tuan  jangan khawatir! Demi Tuan , Rin akan melakukan apapun yang Rin bisa!” katanya sambil cepat-cepat membantu Ming Shi berdiri. Pemuda itu melengkungkan senyum penuh terima kasih yang sangat menawan, yang membuat Rin bertekad untuk membantunya sebaik mungkin.

     “Ada orang yang membenci hamba...”

     Belum selesai Ming Shi berujar, Rin sudah berteriak marah, “Apa?! Kurang ajar, siapa orang yang begitu beraninya membencimu!”

     “... dia adalah Puteri Perdana  Menteri...”

     “Baik, aku akan menegurnya!”

  &nbs

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • THE SON OF DESTINY   Chapter 41

    “Ini sungguh tidak baik, Ming Shi. Kau adalah pangeran Han, nyawamu terancam bila kau berkeras tetap di sini.” Lian Shi berkata khawatir. “Kau juga sama, Kak Lian Shi. Kau juga keturunan Kekaisaran Han, bagaimanapun juga. Dan Kaisar Shui sekarang membenci orang Han apapun jenis status mereka. Jadi kau harus ikut bersama kami keluar dari sini.” “Tapi aku tak mungkin kembali ke Han. Kau mengerti kan, kami telah diusir...” “Kita bisa pergi ke negeri lain!” Dan rencanapun disepakati. Mereka akan pergi ke Tse-Kuan, malam ini.*** Mereka tidak menyadari satu hal. Letnan Ao pula seorang mata-mata yang handal. Mereka bertiga memang telah berusaha semaksimal mungkin untuk berhati-hati, namun Letnan Ao ternyata lebih cerdik. Sejak semula ia mengetahui identitas Ming Shi dan Lian Shi ya

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-20
  • THE SON OF DESTINY   Chapter 42

    Butuh waktu sangat lama bagi Ming Shi dan Li Sha untuk menenangkan Lian Shi yang tak henti-hentinya terisak itu. Sampai pagi keesokan harinya pun Lian Shi tetap murung dan bermuram durja. Betapapun ia tahu, ia harus memakamkan jenazah ibunya. Sungguh berat baginya, memakamkan sang ibu dengan tangannya sendiri. Ia terus-menerus menggumamkan kalimat yang sama, “Aku anak yang tak berbakti aku belum sempat membalas budinya” Ming Shi menepuk pundak pemuda itu, hendak mengucapkan kata-kata penghiburan baginya. Tetapi, sesuatu menghalanginya. Terdengar gemuruh seruan dan langkah kaki berderap-derap. Sedetik kemudian muncullah segerombolan pria kekar berpakaian perompak menyerang ganas. Gada, parang dan tombak tepat terarah menuju mereka. Ming Shi menelan ludah. Pemuda itu mencabut pedangnya, dan melesat maju. Pertempuran yang tidak seimbang pun kembali terjadi. Lian Shi menyaksikan segala sepak terjan

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-22
  • THE SON OF DESTINY   Chapter 43

    “Tuan, Anda sudah tak mampu melarikan diri lagi. Menyerahlah secara baik-baik dan ikutlah dengan kami,” katanya tajam. Terdengar langkah kaki berlari, dan muncullah Li Sha dan A Hua di hadapannya. Ming Shi melihat Li Sha menatapnya cemas. Terdengar sebuah suara bergema di kepalanya, “Dia hanya pura-pura cemas...” “Ternyata begitu,” Ming Shi berujar lirih. “Kalian telah berkumpul untuk bersama-sama menjebakku...” Li Sha membalas, “Ming Shi, kau salah paham! Bukan begitu yang sebenarnya...” Amarah Ming Shi pun tumpah tak terkendali, “Hentikan, Zhang Li Sha! Aku muak dengan semua kepura-puraanmu!” Ia mendesah, sangat keras. “Seharusnya aku tahu sejak awal, kau yang sama sekali tidak mengenalku bisa tiba-tiba begitu baik kepadaku. Begitu menurutiku, mengikuti semua kemauanku... seharusnya aku tahu sejak awal, tidak ada yang gratis di dunia ini. Aku juga bingung den

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-24
  • THE SON OF DESTINY   Chapter 44

    Rombongan Han dengan tergesa-gesa menyusuri Padang Qing-lue. Sebetulnya Kaisar Jing Xing amat menyangsikan putera keduanya berada di padang belantara itu. Tetapi Hua Shi sangat keras hati. “Ayahanda, saya mohon percayalah pada saya. Bagaimanapun, ini juga demi Ming Shi!” Terpaksa Kaisar Jing Xing dengan ragu-ragu mengikuti kemauan puterinya. Betapa terkejutnya ia saat melihat Ming Shi tengah berdiri di tengah-tengah sepetak tanah gersang amat luas, tercenung memandang langit biru. Cepat-cepat Kaisar turun dari kudanya, dan berseru, “Ming Shi!” Perlahan, Ming Shi menoleh. Kaisar Jing Xing semakin terkejut melihat tatapannya yang hampa. Seketika pula penyesalan yang luar biasa besar menguasai hatinya, tersentuh akan keadaan Ming Shi yang mengenaskan. Ia melangkah cepat ke arah pemuda itu, dan setelah tiba di hadapannya, ia memeluknya. “Ming Shi! Betapa mengenaska

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-26
  • THE SON OF DESTINY   Chapter 45

    Bila Ming Shi tengah terobsesi untuk membentuk dunia sesuai keinginannya, maka He Xian tengah berusaha untuk menggagalkan pembentukan dunia Ming Shi tersebut. Tepat keesokan hari setelah perbincangannya dengan Yan Xu di Khanate tempo lalu, He Xian bersama-sama Min Hwa dan Sasha berangkat menuju Qi. Bagi mereka, merupakan suatu sensasi tersendiri dapat pergi ke negeri yang dipercaya dihuni orang-orang pintar berkekuatan magis tersebut. Mereka merasa tegang, sekaligus bergairah. “Tapi kudengar, rakyat Qi bersikap apatis terhadap keadaan dunia. Persis seperti para pertapa yang mengasingkan diri mereka ke pegunungan. Apakah mereka akan bersedia membantu kita?” tanya Min Hwa harap-harap cemas. He Xian tersenyum menenangkan. “Kalau belum dicoba, siapa yang tahu.” Jarak Khanate dengan Qi amat jauh, dibutuhkan tiga hari perjalana

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-30
  • THE SON OF DESTINY   Chapter 46

    Dituding seperti itu, jantung He Xian berdetak keras. “Apa maksud Anda, Yang Mulia?” tanyanya khawatir. “Karena Sang Naga menyukaimu dari nurani murninya. Dengan kau melawannya, kau mengkhianatinya. Pengkhianatan adalah api terbesar yang membangkitkan kemurkaannya, api yang dapat meluluhlantakkan dunia.” Sang Ratu menatap He Xian lekat-lekat. “Kau tentunya tak menginginkan kerabatmu dan orang-orang tidak bersalah yang lain terkena imbasnya, bukan?” Tubuh He Xian mendadak gemetaran. “T...tapi... Kaisar Han telah menyeleweng dari jalan kebenaran, bagaimanapun juga saya tidak menyetujui perbuatannya. Saya harus mencegahnya!” “Tidak ada gunanya,” Ratu kembali menggelengkan kepalanya. “Selama kau masih melakukannya atas dasar kemarahan, tak akan berhasil. Kau hanya menghilangkan lebih banyak nyawa yang tidak bersalah karena keputusanmu ini.” Perkataan sang Ratu bagaikan tamparan

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-01
  • THE SON OF DESTINY   Chapter 47

    Keesokan harinya, Putri Svetlana datang. He Xian terpana melihatnya. Putri Svetlana merupakan gadis paling menawan dari semua wanita yang pernah dijumpainya. Karena ia bukan hanya cantik, tetapi ada suatu aura misterius yang menggugah perhatian semua orang tertuju padanya. Entah karena disebabkan tatapan bola mata hijau kebiruannya yang memandang tajam, ataukah air mukanya yang nampak tenang berwibawa. Dan gadis ini adalah selir Kaisar Han... Seketika He Xian teringat pada Yan Xu. Walaupun Yan Xu juga cantik jelita, namun kecantikan yang dimilikinya bersifat lugu dan polos, terasa benar aura kekanakan yang dipancarkan gadis itu. Berbeda sekali dengan Putri Svetlana ini. Dan Kaisar Han masih memiliki enam ratus lebih selir cantik dan mempesona seperti ini. Tiba-tiba He Xian merasa sangat kasihan pada Yan Xu. Karena dalam usia begitu muda, sang putri sudah harus terseret dalam persaingan para wanita di istana belakang. Sasha merangku

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-03
  • THE SON OF DESTINY   Chapter 48

    Tidak ada seorangpun yang menduga Svetlana tengah berniat menjebloskan mereka ke sarang maut. Mereka tengah sibuk menyusun strategi aksi perlawanan mereka. Keesokan harinya, pagi-pagi sekali mereka bertiga telah duduk di salah satu ruang rapat, memandangi peta dunia yang baru saja dibentangkan He Xian. Pemuda itu mulai mengemukakan pendapatnya. “Ada tiga belas negara di dunia ini. Han, Ming, Tukhestan, Yeong-Shan, Chang, Wu, Song, Tse-Kuan, Khanate, Sutta, Kishov, Pheu Kam, dan Qi. Kecuali Qi, semua negara ini telah berada dalam kekuasaan Han. Namun karena pemerintahan Kaisar Han yang diktatoris, maka banyak terjadi pemberontakan melawannya. Jadi ideku begini. Pemberontakan-pemberontakan itu semuanya dilakukan sendiri-sendiri dan secara terpisah sehingga Han dapat dengan mudah menumpasnya. Kita akan menghimpun mereka menjadi satu, membentuk kesatuan besar yang kokoh dan dengan demikian akan sulit ditumpas.”  

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-06

Bab terbaru

  • THE SON OF DESTINY   Chapter 96

    “Run... Xiang...” Ming Shi bergumam lemah. “Juga... Yan Xu... kurasa aku tak akan bisa bertahan di dunia ini lebih lama...” “Kakanda! Jangan berkata seperti itu! Tabib akan dapat menyembuhkan luka Anda!...” Yan Xu menjerit histeris, sementara He Xian dan Sekretaris Li memandang Ming Shi dengan lesu. Luka di tubuhnya sudah terlalu parah untuk dapat disembuhkan. Nyawanya tak mungkin diselamatkan. “Percuma saja Yan Xu...”M ing Shi menatap Yan Xu lekat-lekat. “Aku hanya menyesalkan satu hal, mengapa aku tidak diperbolehkan berada di dunia ini lebih lama. Aku masih belum sempat membahagiakan permaisuri yang aku cintai...” Yan Xu tergugu. Selama ini tidak pernah ia mendengar Ming Shi mengatakan bahwa pria itu mencintainya. Jangankan itu, pria itu bahkan tidak pernah memujinya cantik seperti yang lumrah dilakukan seorang pria terhadap kekasihnya. Mendadak, ia merasa limbung luar bi

  • THE SON OF DESTINY   Chapter 95

    Putri Chang menyentak sinar setar, begitu keras dan mengejutkan hingga membangkitkan suatu sengatan yang secepat kilat menstimulasi otak He Xian. Senyum sang putri mengembang. Ia telah berhasil memengaruhi He Xian sepenuhnya, dan pemuda itu akan mengangkat pedangnya untuk selanjutnya menyerang Ming Shi. “Kalian salah. Hatiku tidak lagi menyimpan kebencian dan dendam terhadap Kaisar Han. Dan itu jauh lebih baik. Dendam bagaikan kumpulan api yang panas membakar, belum tentu kalian berhasil meluapkannya, namun kobaran api tersebut sudah pasti melukai diri kalian sendiri. Dengan membuang kobaran api tersebut, aku menghentikan melukai diriku sendiri.” He Xian berkata bijaksana. “Aku tahu Tuhan menciptakan aku ke dunia ini bukan untuk mewujudkan misi negatif. Melainkan untuk mewujudkan sebuah misi positif dengan mengalahkan rintangan berupa hasrat negatif. Begitu juga dengan kalian. Singkirkanlah semua kebencian kalian, dan

  • THE SON OF DESTINY   Chapter 94

    Mangkuk tersebut kini berada dekat sekali dengan tangan Ming Shi. Si wanita menyentak halus, dan Ming Shi mulai mengangkat mangkuk itu, siap meminumnya. TSRATTT! Lontaran panah secepat kilat menjatuhkan mangkuk beracun tersebut. Si wanita berbalik, siap membuat perhitungan pada orang yang berani mengacaukan pekerjaannya yang nyaris rampung itu. “Siapa kau?!” Ia berseru marah. Di saat bersamaan Ming Shi juga tersadar sepenuhnya dari hipnotis si wanita. “Sun He Xian dan Run Xiang?!” serunya. “Juga... Yan Xu! Bagaimana kalian bisa ada di sini?!” He Xian dan Sekretaris Li menghaturkan hormat, “Berkat Yang Mulia Permaisuri, Yang Mulia, beliaulah yang mendapatkan firasat Anda tengah mengalami bahaya. Dan syukurlah, rupanya kami datang tepat pada waktunya. Anda nyaris saja membunuh diri Anda sendiri!” &

  • THE SON OF DESTINY   Chapter 93

    Mereka telah merencanakan akan mengadakan di bawah pohon willow raksasa ini. Dua orang telah berdiri di sana, menunggu dengan tak sabar orang ketiga yang tak kunjung datang. “Mengapa ia lama sekali datang?” si wanita berseru tak sabar. “Apa dia lupa kalau hari ini kita akan mengadakan pertemuan di sini?” Si pria menenangkan. “Tidak mungkin, Putri. Dia pastilah sedang sibuk, bagaimanapun dia adalah kepala kasim di istana ini.” “Huh, dia baru seorang kasim, sedangkan kau Menantu Raja!” “Aku bukanlah Menantu Raja dengan gelar resmi, Putri... Pernikahan kita hanya beratapkan sinar rembulan di dalam hutan...” “Bagaimanapun juga kau menikah denganku yang merupakan seorang putri!” ujar si wanita berapi-api. “Kau tidak seharusnya merendahkan diri seperti itu, ap

  • THE SON OF DESTINY   Chapter 92

    Mulanya Yan Xu bingung melihat jumlah pengawal Istana Barat bertambah dua kali lipat, pula mendapati He Xian dan San Jin kini ganti mengiringinya ke mana-mana. Ming Shi sendiri pun selalu datang menemaninya tepat setelah pria itu menyelesaikan tugasnya di istana. “Apa kalian mau mengatakan si pembunuh kini ganti mengincarku?” tanyanya pada He Xian, yang menjawab, “Kami tidak tahu, Yang Mulia. Tetapi para selir telah mendapatkan pengawalan yang aman, sementara Anda tidak sama sekali, padahal Anda adalah permaisuri.” Yan Xu melengos. “Aku tidak apa-apa, kalian sama sekali tidak perlu mengkhawatirkanku. Apa kau tak tahu Tuan Sun, aku kan pernah membunuh Khan Khanate! Jadi si pelaku tentunya bukan tandinganku!” Ia berseloroh. “Ohya, tentu saja kau tak tahu. Kau kan tengah menuju negeri Qi saat itu.” Walaupun Yan Xu mencoba bergu

  • THE SON OF DESTINY   Chapter 91

    Secara tak terduga Min-Hwa melintas di hadapan mereka. He Xian terpana. Min-Hwa kini nampak sangat feminim dan gemulai, dan jauh lebih cantik, dengan sorot matanya yang sendu dan sayu. Gadis itu sendiri juga melihat He Xian. Mulutnya pun membuka, “He Xian!...” Min-Hwa tak sempat melanjutkan kata-katanya; Ming Shi telah menotok jalur energi pada gadis itu. Ia segera terkulai lemas sementara pria itu segera merengkuhnya, sangat mesra. “Kaulihat, Sun He Xian. Aku sangat mencintai selirku, termasuk dia yang dulu pernah melawanku,” Ia berujar, jari-jari tangannya kini sibuk membelai-belai wajah Min-Hwa. “Bukankah dia merupakan rekan sejawatmu yang terbaik? Dia selalu membantumu dan menyertaimu, benar kan? Sekarang, ia bersedia menyerahkan dirinya menjadi milikku. Tidakkah kau membencinya? Tidakkah kau membenciku, yang telah merenggut orang yang kausayangi darimu?” Ming Shi menata

  • THE SON OF DESTINY   Chapter 90

    Mau tak mau He Xian merasa heran juga. Sama sekali tidak melintas gejolak kemarahan dalam benaknya saat bertatap muka dengan Ming Shi tadi. Seakan semua dendam dan kemarahannya telah menguap habis tanpa sisa sedikitpun. Bagaimanapun, cerita Li Sha mengenai masa lalu Ming Shi memang telah mengubah total pandangannya akan sang kaisar, pula kehidupannya di Qi selama dua tahun ditambah pengalamannya membantu sesama semakin menguatkan tekadnya. Bahwa apa yang mampu membuatnya bahagia bukanlah menang atas musuhnya dan membalaskan dendamnya, atau mewujudkan keinginannya yang berdasar nafsu duniawi semata. Bahwa jika kita dapat melakukan panggilan terpendam hati kita, serta membuat orang di sekitar kita merasa bahagia, itu semualah yang akan memberikan kita kebahagiaan yang sesungguhnya. Karena landasan pikiran itulah mungkin, maka He Xian sama sekali tidak merasa marah ataupun dendam saat berhadapan dengan Ming Shi. Malah, raut kegelisahan san

  • THE SON OF DESTINY   Chapter 89

    He Xian sangat terkejut saat mendapati para utusan Han mendatangi pemondokan tempat ia tengah berceramah. Walaupun ia telah menyiapkan batin dari jauh hari sebelumnya, ternyata tetap saja ia masih menyimpan trauma dan ketakutan saat menghadapi mereka. Bahkan kakinya nyaris berderap melarikan diri ketika batinnya mencelos, Bukankah misi utamaku adalah mengubah pola pikir Kaisar Han? Sekarang pihak istana mencariku, ini menandakan aku punya kesempatan untuk mewujudkan misiku. Maka iapun tetap berdiri di tempatnya, dengan tenang menyambut mereka semua. “Selamat datang Tuan-Tuan sekalian, ada yang bisa saya lakukan untuk Anda?” Di pihak lain, Sekretaris Li tidak kalah terkejut. Ternyata Sang Guru Besar adalah Sun He Xian. Sang sekretaris negara merutuk dalam hati. Kalau begini, keadaannya bisa menyulitkan. Dan ia apatis Ming Shi mau menerima si pemuda jangan-jangan malah sang kaisar aka

  • THE SON OF DESTINY   Chapter 88

    Diawali dengan kematian salah seorang selir di harem paling terkucil. Para pelayan menemukan mayat gadis itu mengapung di atas kolam teratai taman istana pada pagi hari. Menurut pemeriksaan, selir tersebut mati atas dasar kemauannya sendiri - ia menggores pembuluh nadi besar di pergelangan tangannya sebelum menjatuhkan dirinya ke dalam kolam. Pisau pembunuh ditemukan di tepi kolam. Dan segalanya terjadi begitu cepat. Dalam seminggu tiba-tiba saja telah ada tiga selir lain yang bunuh diri, dan jumlah kematian para selir itu meningkat di minggu berikutnya. Kini, telah ada lebih dari selusin selir yang mati bunuh diri sementara alasan di balik tindakan mereka masih belum tersingkap. “Yang mengherankan, jika mereka bunuh diri atas kehendak sendiri, seharusnya gelagat nereka telah terlihat pada hari-hari sebelumnya. Akan tetapi, tidak terlihat sama sekali kesedihan dalam raut wajah mereka. Bahkan menurut para

DMCA.com Protection Status