Share

THE KOLONI
THE KOLONI
Penulis: MissDey

BAB 1

Penulis: MissDey
last update Terakhir Diperbarui: 2021-03-31 17:41:14

"Biarkan aku meninggalkan kaumku dengan cara terhormat, Anthonio De Cassio.. aku tidak bisa meninggalkan mereka tanpa penggantiku". Ucap sang Alpa dengan tegas, mengingat sangat berat tanggung jawab yang harus ia korbankan demi shewolf-Omega yang sangat dicintainya.

"Maafkan saya Tuan. Ini cara satu-satunya saya bisa menyelamatkan anda dan Sheerena, tolong maafkan saya dan segeralah pergi menjauh dari wilayah Wolf-Bloodmoon, saya yang akan pastikan tidak ada satupun dari koloni yang akan mengancam nyawa anda. Hiduplah bahagia bersama mate yang anda pilih Tuan. Hormat saya untuk terakhir kalinya". Anthoni tertunduk hormat kemudian pergi meninggalkan sang Alpa bersama Mate pilihannya, yang membuat ia harus meninggalkan singgasana kepemimpinannya untuk kaum Werewolf-Bloodmoon.

Jasson Alwolf, Satu-satunya darah murni yang tersisa namun membelot karena sebuah perasaan yang tidak ingin dia korbankan. Cinta bisa membuat segala sesuatu yang mustahil menjadi nyata.

___

18 Tahun kemudian...

Kota Spitalfields, London.

"Pa, Ene berangkat dulu. Hari pertama ospek, takut telat". Teriakku dari depan pintu masuk rumah kami. Aku berpamitan dengan papaku yang masih menghabiskan waktunya di kamar mandi, entah apa yang beliau lakukan. Tapi yang ku tahu, rutinitas pagi papa sangatlah aneh. Beliau sangat suka menghabiskan waktu di kamar mandi sampai berjam-jam lamanya disaat pagi hari.

"Ene, tidak sarapan dulu nak?" Tanya mama lembut, terdengar dari ruang makan yang dihuni oleh beliau dan adikku. "No mama! Ene telat.. Ene berangkat ya. Bye mam, bye El".

Sembari dalam perjalanan menuju ke kampusku. Aku ingin memperkenalkan diri dulu pada kalian. Ada pepatah yang mengatakan 'tak kenal maka tak sayang', jadi kenalkan...

Namaku Aqueene Alwolf, anak pertama dari Jasson Alwolf, papaku yang adalah ALPA atau EX-ALPA, entahlah. Kami berasal dari Pack Koloni Bloodmon

yang sekarang beralih profesi menjadi pemilik Wolfy Cafe. Yah, lumayan terkenallah di wilayah tempat kami tinggal. Dan Shereena Verhovent-Alwolf adalah mamaku, Shewolf-Omega, dan juga ada adikku yang super duper jahiliah namun sangat care denganku, nama Elrayeen Alwolf.

Bisa kalian tebakkan? kami adalah Werewolf dengan darah murni yang berkeliaran diantara manusia biasa lainnya. Walaupun begitu, keluarga kami selalu mencoba untuk tidak terlihat berbeda dari manusia biasa. Kami kaum serigala bisa dengan gampang berbaur dengan manusia asalkan tidak dalam masa atau kejadian yang menjadi pantangan untuk kami secara pribadi. Terutama saat bulan purnama, papa akan mengurung kami dirumah dengan suasana yang sangat gelap tanpa cahaya sedikitpun karena pada saat itu, aura werewolf kami akan keluar. Warna Mata kami akan berubah menjadi merah darah, pendengaran kami bisa menembus sampai frekuensi yang tidak terkira, begitu juga dengan penciuman yang sangat sensitif dari biasanya.

By the way, kisah kami tidak seperti yang diceritakan kebanyakan komik, novel ataupun film-film yang sering aku ataupun kalian baca atau nonton mengenai werewolf, kami tidak merubah wujud menjadi serigala, melolong atau bahkan menumbuhkan taring dan bulu-bulu disekujur tubuh ketika bulan purnama. Haha, terasa menggelitik ketika aku membaca cerita-cerita yang berlebihan mengenai kaum kami. Sekali lagi ku tegaskan, itu hanya dalam karangan cerita fiksi. Yang betul hanya ketika kami yang mempunyai badan ingin berubah menjadi ke bentuk asli dari kaum kami barulah saat itu perubahan terjadi. Namun kata papaku, yang tidak bisa kami hindari sebagai darah murni adalah kekuatan yang tumbuh secara natural dalam diri dan juga ketika fenomena bulan berdarah tiba, kami para darah murni akan berubah dengan seketika menjadi wujud asli serigala dan juga kehilangan kehendak atas tubuh dan pikiran sendiri. Mungkin seperti dikendalikan oleh sesuatu yang timbul dari dalam diri yang selama ini tertidur lelap, mungkin.

Oh, satu hal lagi. Kami disebut murni bukan karena papa dan mamaku adalah werewolf sepenuhnya. Tapi karena darah Bangsawan papa yang mengalir ditubuhku dan juga adikku. Untuk mama, apakah beliau juga bangsawan? Jawabannya betul sekali, hanya saja mama terlahir dari kaum Omega. Yang pada dasarnya membedakan mereka hanyalah strata kaum kami.

Werewolf-ALPA adalah wolf yang akan selalu menjadi pemimpin (bangsawan) dalam sebuah koloni atau kawanan, yang dilimpahi kekuatan alami dari Alam untuk menjadi pelindung dalam kaum mereka dan juga yang akan selalu mengambil keputusan untuk kesejahteraan koloni.

Werewolf-OMEGA adalah wolf yang terlahir memiliki darah sang Alpa (bangsawan), namun tidak diakui (bangsawan) karena Omega tidak akan pernah memiliki kekuatan yang dimiliki oleh werewolf-Alpa. Jarang dari mereka yang memiliki kekuatan alami yang diberikan alam, bahkan jika ada hanya akan dapat ditemui 2-3 werewolf dalam sebuah koloni, karena kemungkinan mereka bertahan hidup terhitung dari lahir hanya 0,01%. Tubuh werewolf-omega cenderung menolak kekuatan dari alam. Jangan tanya mengapa! Akupun sendirinya tidak tau akan hal itu.

Dan terakhir adalah kaum Werewolf-Beta, kaum yang menjadi tangan kanan para Alpa. Mereka kaum wolf yang diberkasi dengan kesetian dan kepercayaan dari para bangsawan. Karunia alam adalah ketangguhan dan rasa Loyal.

Namun ada satu peraturan yang tidak bisa dilanggar, adalah ALPA tidak boleh mengawini kaum OMEGA. Keturunan mereka akan merusak strata kaum werewolf. Jadi apakah aku dan adikku produk gagal? Tentu saja tidak. Bagi papa dan mamaku, kami sempurna.

Terlebih aku yang semenjak menginjak usia 17 tahun mulai merasakan beberapa hal aneh, tidak hanya tentang pendengaran dan penciuman yang sensitif meningkat tajam, ada beberapa hal yang belum ku ceritakan pada orang tuaku, yaitu mengenai aku bisa mengendalikan pikiran dan mental seseorang, aku bisa membaca masa depan yang terjadi dari berbagai waktu hanya sekali melihat objek, aku bisa menerawang dari jarak berpuluh-puluh mil jauhnya dengan sekali pandang mata, aku bisa begitu sangat cerdas dan tajam ketika menilai sesuatu (insting yang tajam) dan satu lagi, mataku memiliki empat warna yang terkadang aku sendiripun dibuat takut untuk melihatnya.

Warna mataku akan berubah ketika bulan purnama (merah), ketika aku ingin membangkitkan kekuatan alamiku (ungu violet), ketika aku marah (biru emerald) dan ketika sesuatu berbicara dalam otakku (abu-abu).

Berbicara? Haha, mungkin terdengar gila.. namun terkadang aku merasa ada orang lain dalam diriku. Ketika dalam keadaan genting atau sendiri, aku bisa merasa seseorang memanggil namaku dan menyebut namanya seperti; "Aqueene-Demicielle", hal yang selalu muncul dan terdengar kemudian warna mataku akan berubah menjadi abu-abu seluruhnya.

Aku tidak seperti werewolf kebanyakan, sedikit berbeda lebih tepatnya. Aku tidak tau siapa wolfku. Aku tidak pernah berkomunikasi dengannya bahkan merubah wujud pun aku bingung bagaimana caranya. Wolfku seperti sedang tertidur untuk waktu yang cukup lama. Dibandingkan anggota kekuargaku yang lain, mereka sudah terlahir dan tumbuh besar bersama wolf mereka.

Okey.. back to the point, beberapa kali aku mengulik tentang bagaimana papaku mendapatkan kekuatan alaminya, tidak jauh beda denganku. Pendengaran, penciuman dan juga insting dan kecerdasan yang tajam. Tapi tidak dengan yang lain-lain. Ayahku memiliki satu kelebihan lain lagi yaitu beliau bisa tau dengan pasti mendeskripsikan sesuatu dengan tepat tanpa melihat terlebih dulu dan juga ayahku bilang ketika momen bloodmoon ayah bisa berkomunikasi dengan para leluhur.

Fakta mengejutkannya adalah aku lahir tepat disaat bloodmoon melanda Negara tempat tinggalku sekarang tepat 18 tahun lalu dan saat itu ayah sedang berkomunikasi dengan Leluhur yang memberkatiku. Aku pikir mungkin itu salah satu sumber karunia alamiku saat ini.

#

Aku telat tiga menit dari jadwal yang seharusnya. Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru sudah dimulai, aku masuk dalam kelompok Mahasiswa yang terlambat ku pikir. "Yaoloh! Apes banget dah hidup gw". Batinku sembari merasakan gugup akibat ditatap para seniorku dengan sinis. Mau bagaimana lagi, aku telat dan harus menerima hukuman tambahan dari mereka tentunya.

"Hey kau..." Ucap salah satu senior tampan, eh apa sih Ene.. sempat-sempatnya memuji disaat seperti ini. Senior itu menunjuk ke arahku, piluh dingin di dahiku makin bercucuran saking gugupnya. "Sa..saya senior?". Matanya menceling sinis ke arahku, membuatku tidak berkutik seperti kucing kecebur kolam. Atau mungkin saja bisa dibilang serigala kecebur air sungai. "Bagaimana ini" batinku.

"Maju sini!". Aku melangkah dengan perasaan takut dan gugup, semua mata memandang ke arahku, menjadikanku pusat perhatian. "Saya selaku presiden BEM ingin menjadikan teman kalian sebagai salah satu contoh yang bisa kalian tiruh cara berpakaiannya, namun jangan kalian tiru sikap terlambatnya! Mengerti?"... "Mengerti senior" ucap mahasiswa serempak, bahkan aku mengatakannya juga dalam hati.

Aku kira bakalan dimarahi, tapi senior ganteng itu malah menjadikanku contoh untuk para Mahasiswi. Bangga? Tentu saja tidak.. aku tidak bisa bangga disela kesalahan yang ku perbuat. Papa selalu mengajarkanku untuk tidak cepat merasa puas diri atau bahkan tinggi hati saat aku sendiri bisa saja melakukan kesalahan kapanpun itu.

Namanya Arrone Maagsolf, presiden Mahasiswa tahun ke tiga.

Tapi apa ini? Ada perasaan aneh yang ku rasa, seperti.....

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Winda
Satu kata, Suka👍
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • THE KOLONI    BAB 2

    Hari ini terakhir masa Orientasiku. Masa pengenalan untukku sebagai Mahasiswa angkatan baru, mengenali bahkan mendalami sarana tempatku menata Ilmu seperti apa. Oya, by the way lupa bilang ke kalian kalau aku berkuliah di Jurusan Bisnis Marketing Universitas of London. Tempat kuliahku termasuk ke dalam lima Besar Univ terbaik di UK.Hari ini aku merasa sedikit aneh dari biasanya, ini terjadi sedari pagi hari. Papa juga sedikit mempertanyakan kondisiku sebelum mengantarkan aku ke kampus. "Perasaan aneh apa ini?" Batinku. Irama jantungku serasa lebih cepat dua kali lipat dari biasanya, dan hari ini insting dan penciumanku terasa sangat aktif, beberapa aroma menarik perhatian dan beberapa lagi terasa mengguncang perutku."Hay Ene, Are you okey?" Tanya salah satu teman dekat yang ku temui saat Ospek. Namanya Lucianna Acyellen. Gadis cantik berambut ikal cokelat sebahu, warna matanya mengikuti warna rambut, terlihat Inda

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-31
  • THE KOLONI    BAB 3

    Silau sinar lampu tajam menerobos masuk ke retina mata, membuatku sedikit kesulitan untuk melihat sekeliling . "ah, dimana ini?!" sembari menghalangi cahaya masuk ke mata dengan bentangan telapak tanganku."Kau sudah sadar Ene.." suara yang tampak terdengar tidak asing. Aku menoleh ke sumber suara mendapati Lucia tersenyum padaku."Bagaimana perasaanmu?!" Ucapannya membuatku sedikit banyak berpikir akan apa yang terjadi. "Apa Lucia melihat perubahan mataku atau apakah werewolfku nampak padanya?! Tapi Lucia tidak takut atau bahkan memandangku aneh" - batin. Aku mencoba tersenyum setelah sadar dari lamunanku. Aku berpikir, haruskah ku tanyakan apa yang terjadi?! Atau diam saja pura-pura tidak peduli! Tapi..."Ene..." Panggil Lucia sedikit mengagetkanku."Ya?" Aku menyahutinya, tapi betapa terkejutnya aku, ketika Lucia tidak terlihat lagi disekitaran pandanganku. "Apa ini mimpi?!" Ucapku dalam hati mempertanyakan situasi yang terjadi saat ini

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-01
  • THE KOLONI    BAB 4

    "Aku terlalu lelah untuk berlari.. ini sudah dibatas kemampuanku". sembari merebahkan tubuhku bersandar di salah satu batang pohon besar ditengah hutan. Suasana yang tidak asing bagiku, tapi entah dimana aku berada sekarang."Teruslah berjalan Aqueene, sebentar lagi kau akan sampai". Suara itu terus saja memacu ku untuk berlari entah kemana arahnya. Langit mulai tampak gelap, tapi aku tetap bisa melihat dengan jelas suasana disekelilingku, angin menembus tajam masuk ke kulit, tapi aku tidak merasakan dingin sedikitpun."Larilah Aqueene! LARI.."Suara yang berbeda memintaku untuk lari."Papa!".Aku meyakinkan diriku jika yang terdengar adalah suara ayahku. Suasana bertaut menjadi kelam, kabut embun dimana-mana menutupi pandanganku."Teruslah berjalan Aqueene!""Lari Aquenne! Lari.."Suara-suara itu terus

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-01
  • THE KOLONI    BAB 5

    Aku dan Lucia berada di satu mobil ketika papa menawarkan diri untuk mengantar kami. Suasana tenang dan terkesan diam nan hening menyerbu kami, entah vibe apa yang mereka berdua bangun setelah berjalan-jalan pagi tadi. Yang jelas aku hanya melihat kecanggungan ataupun sejenisnya menyapu suasana di dalam mobil pagi ini.Sesampainya kami di kampus, papa menyapa dengan senyum khas yang akhirnya terlihat olehku. Satu kecupan mendarat di dahi. "Good luck for today honey :) belajar yang giat". Sembari memutar balik mobilnya dan pamit. Aku dan Lucia berjalan menuju kelas kami yang akan dimulai setengah jam lagi.Di perjalanan aku menanyakan semua hal yang terjadi antara papa dan Lucia setelah menimbang-nimbang rasa penasaranku."Jadi.. apa yang kau bicarakan dengan papaku?". Lucia hanya terdiam sembari menatap lurus ke depan."Tidak ada Nona.. hanya tentang predikat calon Alpa yang ditetapkan untuk anda". Langkahku terhenti, aku memutuskan untuk bertanya semua

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-01
  • THE KOLONI    BAB 6

    #.Pov ArroneHai, aku Arrone Maagsolf calon Alpa koloni Redmoon. Sebentar lagi hari pelantikanku sebagai Alpa dalam kaumku tapi sejujurnya aku belum siap untuk itu. Papa memintaku untuk menemukan mate-ku secepatnya sebelum aku dilantik agar pelantikanku bisa disertakan dengan pelantikan mateku menjadi Luna dalam koloni kami.Tapi siapa werewolf mate-ku? Akupun sudah jenuh untuk mencari. Godwolf pun sama sekali belum memberikan akses untuk menentukan mate bagiku. Akhirnya aku memutuskan untuk keluar dari Koloni dan mencari lebih jauh, siapa tau alam berpihak mempertemukanku dengan werewolf yang pantas untuk disandingkan denganku sang Calon Alpa ini.Hampir 3 tahun lamanya aku bergutat di dunia manusia sembari bergumul dengan studi yang ku ambil sampai satu ketika wolfku bernama Eguardo yang seringnya ku panggil Eg bereaksi diluar dugaanku melihat salah satu manusia c

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-01
  • THE KOLONI    BAB 7

    Aku sedang berada diruang tamu bersama papa dan mama, menikmati secangkir teh butterfly pea flower, bunga berwarna biru berasal dari Asia Tenggara yang dikirim oleh keluarga jauh kami sembari menunggu El pulang ke rumah."Sebentar lagi puncak bulan purnama, semoga saja El tiba tepat waktu". Ucap papa dengan sedikit menampilkan mimik wajah kuatirnya. Aku menawarkan diri pada papa dan mama untuk melacak keberadaan El.Awalnya mereka bingung bagaimana aku bisa melakukan sesuatu diluar nalar. Mengetahui dimana posisi seseorang berada terhitung dari jarak yang sangat jauh, tapi aku berusaha menunjukan beberapa hal yang selama ini bisa ku lakukan, walaupun hal ini sudah bukan menjadi rahasiaku lagi. Warna mataku berubah menjadi ungu violet, nampak dalam penglihatanku El sedang dalam perjalanan menuju rumah kami."El...". Aku mencoba berkomunikasi dengan membuka mindlink-ku.."Elrayeen.. ini kak Ene, kau mendengarku?"...Aku melihat El sekejap berh

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-02
  • THE KOLONI    BAB 8

    Jam menunjukan pukul 07.15 pagi, aku bersama keluargaku menikmati sarapan pagi kami dengan nikmat tidak terlepas dari pemikiranku tentang mimpi buruk semalam."Ene maaf, papa tidak bisa mengantarmu hari ini, papa ada meeting pagi". Aku hanya tersenyum sembari mengunyah makanan yang ada di mulutku."Nanti kakak biar El yang antar pa". Sekali lagi aku hanya tersenyum dengan pipi menggembul dikarenakan mulutku yang penuh dengan makanan.Setelah selesai sarapan, kami berpamitan untuk berangkat. By the way, El sekarang tingkat akhir High-School dan sebentar lagi akan mengikuti jejakku menjadi Mahasiswa, badannya yang tegap dan sedikit kekar membuat El tampak terlihat seumuran denganku. Wajahnya pun bisa dikategorikan dalam dafta pria-pria tampan bagi banyak wanita dan aku mengakui itu. Aku mengakui ketampanan adik sematawayangku, and i'm a proud sister :)."El, Kemarin saat kalian (El dan Iko) tidak ada dirumah, kakak benar-benar tidak tau kemana kalian pergi,

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-02
  • THE KOLONI    BAB 9

    Epping Forest, Inggris.#. Pov AnthoniAku sedang mengurusi perbatasan Barat wilayah Koloni Bloodmoon setelah mendengar adanya pembantaian dari beberapa Wolf liar (Rogue) yang menghantarkan kematian dari Wolf-fortress dan warrior koloni kami. Koloni Bloodmoon menjadi incaran para makhluk-makhluk yang ada di dalam maupun di luar hutan. Mereka yang tau banyak mengenai werewolf, spesifik pada koloni kami pasti akan memiliki niat untuk menanaklukan pack koloni, dikarenakan tidak adanya sang Alpa. Dan posisi kepemimpinan saat ini diisi olehku 'pemimpi strategi Koloni sementara' yang entah sampai kapan.Hampir seperempat abad, Koloni kami tidak memunculkan diri ke permukaan dan bahkan mengikuti pertemuan antar koloni pun tidak. Beberapa dari kaum kami yang hidup dibelahan negara yang jauh akan mengira jika Koloni Bloodmoon telah punah atau bahkan di

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-02

Bab terbaru

  • THE KOLONI    BAB 47

    "ku mohon, jawab aku!" turutku tegas.Terik matahari menyengat, merambatkan cahayanya melintasi selah-selah tirai kamarku.Setelah pertemuan kami selesai, aku bergegas kembali ke ruangan. Anthoni dan beberapa guards sedang menjalankan tugas untuk menyampaikan pesan ke tiap-tiap koloni dan para kaum immortal yang ada.Entah mengapa, firasatku berkata ini bukan hanya sekedar tentang pack atau bahkan kaum kami saja, "apa ini akan jadi perang besar?" ucapku, membatin.Tuk.. tuk.. tuk..Suara ketukan pintu membuyarkan lamunanku, tercium aroma khas tubuh sosok yang ku kenal, "masuklah" timpalku.Lucia tersenyum, dengan jubah putih yang indah menyampu lantai kamarku, ia berjalan mendekat."Apa dia masih tertidur?" tuturnya sembari menatapku."Kau tahu?" ucapku spontan menanyainya."Hm.." ia kembali tersenyum dan kini mengambil tempat tepat di sampingku."Biar ku bantu, dia tidak akan meresponmu tanpa desakan." ucapnya la

  • THE KOLONI    BAB 46

    "siapkan pasukan! Waktunya telah tiba. Kekeke.." ucap salah seorang wanita yang wajahnya nampak tertutup oleh bayangan hitam dalam cahaya malam. Dengan tawa dan lantunan mantera yang ia ucapkan, membuat para pasukan bayangan kegelapan bangkit dari tidur mereka dan bertebaran dilangit malam."Baik, Ratu!" timpal seorang dengan deep tone yang terdengar dibalik kegelapan."Saat bulan berdarah tiba, semuanya akan menjadi milik kita. Dunia immortal akan menjadi milik kita" ucapnya lagi.***"Alpa.." sapa Anthoni dibalik pintu ruanganku."Ada apa, An?" tanyaku."Semuanya tengah menunggu anda dibawah.""Baiklah" ucapku meminta Anthoni untuk turun terlebih dahulu.Pagi ini aku terbangun dengan gelisah, tubuhkan mengeluarkan hawa panas, tidak seperti biasanya.Aku berjalan menuju mainhall, dari jauh beberapa mata memandangku dengan tatapan yang sulit ku artikan. Kali ini pun diriku dibuat terheran dengan berkumpulnya semua orang

  • THE KOLONI    BAB 45

    "Besok aku akan kembali ke Pack" tuturku membuka percakapan ditengah keheningan antara diriku dan Arrone malam ini."Tak bisakah kau menundanya lagi?" balasnya.Sembari menggelengkan kepalaku pelan, "ini sudah terlalu lama, Ar. Ku mohon mengertilah." ucapku, menolak keinginannya dengan lembut.Terdengar suara tarik nafas kasar sebelum mateku berkata lebih lagi, "baiklah, kita akan ke perbatasan besok pagi. Aku akan mengawalmu." tuturnya lagi, walau dengan wajah kekecewaan yang tersirat.Setelah insiden yang terjadi di perbatasan terakhir kali, aku menunda kepulangan ke pack selama seminggu penuh dan hanya ditemani oleh Groovin, sedangkan Anthoni dan para guards lain telah beranjak mendahuluiku untuk kembali ke Koloni Bloodmoon terlebih dahulu."Vin, kau mendengarku" sapaku melalui mindlink."Ada yang bisa saya bantu, Alpa?" timpal guardku."Persiapkan kepulangan kita besok." pintahku."Baik, Alpa."***Keesokan ha

  • THE KOLONI    BAB 44

    Butuh beberapa puluh menit lagi untuk sampai keperbatasan. Namun faktanya, wilayah Koloni Redmoon kembali dibobol oleh para serigala liar dan..., entahlah!Tercium aroma asing yang tidak pernah ku ketahui sebelumnya, "tipis, seperti sengaja untuk disamarkan." batinku."Apa ini ulah mereka lagi?" ucap Arrone."Mereka?... Siapa?..."***Anthoni terlihat bergegas mengarah ke arahku dan Arrone, "Lapor Alpa, didepan para rogue sedang mencoba untuk menghadang para warrior dan guards, namun kali ini ada yang berbeda, para serigala liar itu seperti memiliki sepuluh kali lipat kekuatan dari biasanya. Pergerakan mereka pun sulit untuk diprediksi dan bahkan mereka terlihat menyerang tidak hanya dengan tangan kosong.""Apa maksudmu, An. Tidak dengan tangan kosong?" tuturku heran. Baru kali ini mendengar jika kawanan serigala liar itu mampu membuat kawanan mereka di akui.Kali ini Arrone kembali memimpin dengan Alpa tonenya, memberi arahan pada Be

  • THE KOLONI    BAB 43

    Malam ini terasa panjang dan menggairahkan setelah ku lalui bersama dengan Arrone. Kami menuangkan segala kerinduan yang mendalam setelah terpisahkan jarak dan waktu yang cukup lama.Perlahan tanganku menyusuri setiap lekuk wajah mateku, menancapkan kerinduan yang mendalam pada rona wajahnya. Pandangan kami bertemu satu sama lain dengan nafas dan detak jantung yang memburu, Arrone perlahan kembali memberikan sensasi yang menaikkan adrenalin untuk menghabiskan malam panjang kami.***Silauan cahaya matahari menembus sela-sela jendela, perlahan aku membuka mata dan beranjak dari tempat tidur terlebih dahulu tanpa membuat Arrone terbangun. Aku merasakan keberadaan Anthoni di balik pintu seakan menunggu kami hingga tersadar."Anthoni.." ucapku melalui mindlink."Ya Alpa, selamat pagi. Maaf membuat anda terbangun.""Tak apa, kalian sudah siap?" tuturku lagi."Sudah, Alpa. Alpa Christ dan Luna Diana sedang menunggu di ruang jamuan unt

  • THE KOLONI    BAB 42

    "Arbyon!" tuturku terkejut melihat pemuda itu dipenuhi baluran darah segar disekujur tubuhnya.Tatapan tajam dengan kilauan nanar hitam nan pekat menggambarkan segala hal yang terjadi padanya. "Arbyon..." ucapku lagi, namun kali ini dengan nada yang terdengar lebih pelan dan lembut."Apa yang terjadi?" tanyaku.Hening melanda kami hingga beberapa saat. Aku melempar tatapan disegala sisi ruangan, tercium bau amis darah segar memenuhi sekitar kami. "Sama sekali tidak ada tanda-tanda kehidupan, selain dari kami berdua." pikirku."Mereka semua pergi meninggalkanmu!" ucapnya datar. Perlahan kabut gelap menutupi tubuh pemuda itu, membawanya lenyap dalam sekali kedipan mata, dan sekejap saja ruangan dimana aku berada terlihat seperti pemakaman maut.Mereka.. mereka semua..."Aarrgg.. hah, hah, hah!"***Aku menghirup nafas dalam-dalam dan menghembuskannya setelah tenggorokanku terasa sulit untuk menelan salivah. Mataku menjelajahi sel

  • THE KOLONI    BAB 41

    Suasana kembali tegang seketika Dami menampilkan senyum sinisnya menatap tamu yang dibawah Orlambus untuknya."Selamat datang, my new Guard." ucap Dami, yang membuat beberapa orang terkejut, termasuk diriku.*****"Wah, kau merekrut guard baru tanpa memberitahuku terlebih dahulu?" hardikku, melalui mindlink.Tak ada jawaban darinya, benar-benar membuatku kesal dan ujung-ujungnya, hanya akan membuat ku terdiam dan menjadi pengamat yang baik atas segala tindakan yang ia lakukan."Selamat datang di gubuk kami Fikarus Alezo." pungkas Dami.Pria itu hanya tersenyum kecil, meraih tangan ku dan menggenggamnya lembut."Senang bisa melihatmu lagi, kau tak kalah cantiknya seperti dulu." ucap pria itu."Uh, dia melayangkan godaan padamu" hardikku kembali tak kalah sarkasnya, namun tetap saja perkataanku seperti tak terdengar olehnya."Untung saja Arrone tak disini, kali ini aku bisa memaklumi tindakanmu." batinku.Dami tampa

  • THE KOLONI    BAB 40

    Alexa, Guard yang ditempatkan menjadi kepala untuk para warrior penjaga perbatasan menyalakan petasan tanda sesuatu hal yang genting sedang terjadi dan berasal dari pintu perbatasan utara, membuat ku yang saat itu berada di perbatasan selatan bersama Groovin sedikit terkejut, Groovin terdiam menunggu perintah dariku, aku mencoba memindlink Alexa dari jarak jauh dengan kekuatan yang ku punya."Alexa, kau bisa mendengarku?" ucapku."Bisa, Alpa" timpalnya."Apa yang terjadi?""Perbatasan diserang oleh beberapa rogue, vampir liar dan seorang black witch. Semua tampak diluar kendali, Alpa. Mereka menyerang dengan membabi buta" ucap Alexa terdengar sedikit panik."Baiklah aku mengerti, bertahanlah sejenak, aku akan meminta yang lain untuk menyusul, kau bisa ku andalkan, kan?""Baik, Alpa" ucapnya sebelum memutuskan mindlink denganku.Aku meminta Groovin mengarahkan seperempat pasukan gerbang selatan untuk membatu para warrior dan wolf

  • THE KOLONI    BAB 39

    Kicauan burung terdengar, menapaki silauan senja yang terlihat dibalik pegunungan yang menjulang indah di depan mata. Aku sedang menikmati waktu senggang ku bersama papa, mama dan El, menikmati secangking teh hijau tepat di halaman belakang kastil Bloodmoon. Kembali mengenang masa dimana kami masih tinggal dan berbaur bersama para manusia."Pa, bagaimana dengan usaha Cafe yang papa tinggalkan?" tanyaku menaruh penasaran dengan nasib usaha yang pernah papaku tekuni untuk menghidupi dan memenuhi segala kebutuhan kami."Rencananya, jika keadaan menjadi lebih membaik, papa dan mama akan berkunjung ke dunia manusia untuk mengecek segala sesuatunya dan juga mungkin, ini hanya kemungkinan yang akan terjadi, papa dan mama akan menetap disana untuk waktu yang belum bisa dipastikan." jawab papa seraya menjelaskan beberapa planning yang telah ia pikirkan dan sepakati bersama dengan mama.Aku cukup terkejut dengan keputusan yang mereka buat, hanya saja, aku tidak ingin bert

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status