Share

BAB 6

Penulis: MissDey
last update Terakhir Diperbarui: 2021-04-01 21:00:00

#.Pov Arrone

Hai, aku Arrone Maagsolf calon Alpa koloni Redmoon. Sebentar lagi hari pelantikanku sebagai Alpa dalam kaumku tapi sejujurnya aku belum siap untuk itu. Papa memintaku untuk menemukan mate-ku secepatnya sebelum aku dilantik agar pelantikanku bisa disertakan dengan pelantikan mateku menjadi Luna dalam koloni kami.

Tapi siapa werewolf mate-ku? Akupun sudah jenuh untuk mencari. Godwolf pun sama sekali belum memberikan akses untuk menentukan mate bagiku. Akhirnya aku memutuskan untuk keluar dari Koloni dan mencari lebih jauh, siapa tau alam berpihak mempertemukanku dengan werewolf yang pantas untuk disandingkan denganku sang Calon Alpa ini.

Hampir 3 tahun lamanya aku bergutat di dunia manusia sembari bergumul dengan studi yang ku ambil sampai satu ketika wolfku bernama Eguardo

yang seringnya ku panggil Eg bereaksi diluar dugaanku melihat salah satu manusia cantik berjalan tepat ke kami.

"Jangan gila Eg! Dia manusia". Hardikku menyadarkan wolf-ku pada pilihannya.

"Mate.. Mate... Mate...". Suara Eg memenuhi isi kepalaku. Aroma tubuh gadis itu tidak bisa ku jelaskan dengan detail. Hanya saja, bau yang dihasilkan dari tubuhnya menjadi kesukaan dan canduku.

"Siapa dia?" Batinku mempertanyakan latar belakang gadis yang membuat Eg hilang kontrol dari arahanku. Mata cokelat pekat yang Indah, wajah menawan dan proporsi badan yang ideal. Hampir mendekati kriteriaku secara keseluruhan, hanya saja dia manusia.

"Arrone, dia yang akan menjadi mate kita!" Ucap Eg membuatku sedikit terkejut.

"Eg! Sadarlah dia manusia". Aku mencoba menyadarkan wolfku dari keras kepalanya, "yang benar saja! Masa iya mateku berasal dari kaum terlemah?!" Gerutuku dalam hati, merasa gemas dengan tindakan Eg hari ini. "Bagaimana mungkin calon Alpa sepertiku menjadikan manusia sebagai Luna untuk bersama-sama denganku memimpin sebuah Koloni, bagaimana keturunan kami nantinya?dan seperti apa tanggapan kaum koloniku".

Wolf gila ini hanya tersenyum meremehkanku, aku sungguh dibuat geram dengannya kali ini. "Kau lupa Ar, aku wolf dengan insting kuat. I'm the Alpa!" Ucap Eguardo sarkastik padaku. "Apa mungkin....?". Baru saja aku ingin mengatakan apa yang menjadi pemikiranku, namun Eg, dengan terburu-buru memutuskan komunikasi antara kami.

Sungguh serigala gila!

Hari-hari berlalu, selalu saja gadis itu membuatku tertarik ke arah aroma tubuhnya yang sungguh menggiurkan menusuk ke angan-anganku. Wajahnya yang cantik terbayang selalu memenuhi isi pikiranku. Setiap kali dia berada didekatku, Eg selalu terpancing dan lepas kendali.

"sepertinya bukan aku yang membutuhkan mate sekarang, tapi Eguardo!".

Sampai pada saat aku melihat hal yang diluar dugaan. Gadis itu menuruni mobil dengan seorang pria yang mengeluarkan aura 'Alpa' dan juga anak perempuan disampingnya...? Tapi aku tidak pernah melihat mereka dipertemuan antar koloni.

"Siapa mereka?!". Pikiranku bercabang-cabang, ingin mencari tau dengan signifikan, jika benar gadis itu adalah kaumku, maka benar kata Eg dia akan menjadi Lunaku. "Lalu laki-laki itu siapa? Apakah dia ayahnya? Sang Alpa? Koloni mana?". Semua pertanyaan itu muncul dan berputar-putar dikepalaku.

"Arrone bodoh! Perkenalkan dirimu pada mereka, instingku tidak pernah salah". Lagi-lagi Eg mengeluarkan kata sarkasnya padaku..

"Jangan membuat aku emosi dan mengurungmu untuk waktu yang lama Eguardo!". Aku berjalan mendekati gadis itu, meraih lengannya dan... Kalian tau apa yang kutemui darinya, dia tidak hanya sekedar cantik namun sungguh sangat menawan. Dan matanya... Warna matanya berubah ketika aku menatapnya, desir aliran darahku mengalir begitu cepat, aroma khas tubuhnya menusuk kedalam irama jantungku.

"Sungguh cantik!" Batinku..

Aku melihat matanya berubah dari cokelat pekat menjadi abu-abu dan kembali menjadi cokelat. Eguardo pun bereaksi diluar dugaanku". Tenanglah Eg, kontrol dirimu dan jangan mempermalukanku!".

Eg mengabaikan perkataanku, ini tidak bisa dibiarkan. Sebelum dia membuatku malu, aku ingin bertindak terlebih dahulu.

"sudah ku duga! Werewolf hah?!".

Aku tersenyum penuh kemenangan membenarkan dugaanku. Namun aku terkejut saat gadis ber-aura putih namun mencekam disampingnya seketika menghardik tanganku dengan kasar, membuatku sedikit berdesis nyeri dengan pukulan tangannya.

"Jangan mencengkramnya seperti itu jika ingin berkenalan, Tuan muda keluarga bangsawan Maagsolf, calon Alpa Redmood :)". Aku cukup dibuat terkejut dengan terbongkarnya identitasku di depan mereka, tapi sebisa mungkin aku mencoba tenang.

"Arrone! Berhentilah bersikap kekanakan. Dia Lucianna, Noblesse penjaga kaum keturunan berdarah murni para bangsawan werewolf!". Eg dengan tatapan dan ucapan sinisnya memberitahu informasi yang cukup terlambat untuk ku ketahui sekarang.

"Sial, Eg! Kenapa kau baru mengatakannya, apa yang harus ku lakukan sekarang?!".

Aku mencoba mengendalikan ekspresiku. Walaupun aku sedikit banyak merasa terhimpit dan salah tindakan dalam situasi ini.

"Pura-puralah tidak mengenalnya, aku pergi dulu! Aku malas meladeni kebodohanmu". Ucap Eg memutuskan mindlink dan meninggalkanku begitu saja.

"Dasar serigala gila!! Lihat saja aku akan mengurungmu nanti Eg, aku tidak main-main dengan ucapanku serigala sarkas!!!".

Aku menggerutu memaki Eguardo yang berani-beraninya meninggalkanku dalam situasi seperti ini.

"Haha, Maafkan saya tidak memperkenalkan diri dengan baik. Tapi siapa gerangan anda dan gadis ini?". Aku mengajukan pertanyaan yang tampak bodoh namun itu satu-satunya cara agar aku terlepas dari kemarahan Noblesse ini.

Aku melihat secara bergantian gadis dihadapanku dan juga Noblesse yang bersebelahan dengannya. Tatapan tajamnya sedikit menggoyahkan pertahananku, aku merasakan hawa intimidasi yang mencekam. Jika untuk ukuran werewolf beta (strata biasa) ataupun Omega, dia tidak akan berani menatapku seperti itu bahkan setelah mendengar jika aku adalah calon Alpa dari sebuah Koloni.

"Mohon maaf tuan muda, jika anda calon Alpa, seharusnya anda memiliki wawasan luas untuk hanya sekedar tau 'siapa saya' dan juga 'gadis' ini. Kalo begitu kami permisi dulu tuan, kami ada kelas pagi". Ucapan sarkas ke sekian kalinya yang ku terima hari ini.

"Sial,  Aku sungguh malu!" batinku menggerutu.

Aku hanya bisa melihat punggung mereka yang semakin menjauh dari pandanganku. "Gila! Bahkan punggungnya saja cantik" batinku bergelut dengan pikiranku. "Haruskah aku mencari tau siapa gadis itu! Tapi yang pasti dia bukan hanya sekedar Shewolf beta atau omega biasa, jika sampai seorang Nobless datang untuk mengkhawalnya". Sangat menarik untuk awalan baru, pertemuan antara aku dan calon Luna-ku.

#.POV Wolf Eguardo

"Ya Moongoddess, mengapa engkau memasangkanku dengan human bodoh ini... T_T !!".

Bab terkait

  • THE KOLONI    BAB 7

    Aku sedang berada diruang tamu bersama papa dan mama, menikmati secangkir teh butterfly pea flower, bunga berwarna biru berasal dari Asia Tenggara yang dikirim oleh keluarga jauh kami sembari menunggu El pulang ke rumah."Sebentar lagi puncak bulan purnama, semoga saja El tiba tepat waktu". Ucap papa dengan sedikit menampilkan mimik wajah kuatirnya. Aku menawarkan diri pada papa dan mama untuk melacak keberadaan El.Awalnya mereka bingung bagaimana aku bisa melakukan sesuatu diluar nalar. Mengetahui dimana posisi seseorang berada terhitung dari jarak yang sangat jauh, tapi aku berusaha menunjukan beberapa hal yang selama ini bisa ku lakukan, walaupun hal ini sudah bukan menjadi rahasiaku lagi. Warna mataku berubah menjadi ungu violet, nampak dalam penglihatanku El sedang dalam perjalanan menuju rumah kami."El...". Aku mencoba berkomunikasi dengan membuka mindlink-ku.."Elrayeen.. ini kak Ene, kau mendengarku?"...Aku melihat El sekejap berh

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-02
  • THE KOLONI    BAB 8

    Jam menunjukan pukul 07.15 pagi, aku bersama keluargaku menikmati sarapan pagi kami dengan nikmat tidak terlepas dari pemikiranku tentang mimpi buruk semalam."Ene maaf, papa tidak bisa mengantarmu hari ini, papa ada meeting pagi". Aku hanya tersenyum sembari mengunyah makanan yang ada di mulutku."Nanti kakak biar El yang antar pa". Sekali lagi aku hanya tersenyum dengan pipi menggembul dikarenakan mulutku yang penuh dengan makanan.Setelah selesai sarapan, kami berpamitan untuk berangkat. By the way, El sekarang tingkat akhir High-School dan sebentar lagi akan mengikuti jejakku menjadi Mahasiswa, badannya yang tegap dan sedikit kekar membuat El tampak terlihat seumuran denganku. Wajahnya pun bisa dikategorikan dalam dafta pria-pria tampan bagi banyak wanita dan aku mengakui itu. Aku mengakui ketampanan adik sematawayangku, and i'm a proud sister :)."El, Kemarin saat kalian (El dan Iko) tidak ada dirumah, kakak benar-benar tidak tau kemana kalian pergi,

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-02
  • THE KOLONI    BAB 9

    Epping Forest, Inggris.#. Pov AnthoniAku sedang mengurusi perbatasan Barat wilayah Koloni Bloodmoon setelah mendengar adanya pembantaian dari beberapa Wolf liar (Rogue) yang menghantarkan kematian dari Wolf-fortress dan warrior koloni kami. Koloni Bloodmoon menjadi incaran para makhluk-makhluk yang ada di dalam maupun di luar hutan. Mereka yang tau banyak mengenai werewolf, spesifik pada koloni kami pasti akan memiliki niat untuk menanaklukan pack koloni, dikarenakan tidak adanya sang Alpa. Dan posisi kepemimpinan saat ini diisi olehku 'pemimpi strategi Koloni sementara' yang entah sampai kapan.Hampir seperempat abad, Koloni kami tidak memunculkan diri ke permukaan dan bahkan mengikuti pertemuan antar koloni pun tidak. Beberapa dari kaum kami yang hidup dibelahan negara yang jauh akan mengira jika Koloni Bloodmoon telah punah atau bahkan di

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-02
  • THE KOLONI    BAB 10

    Beberapa hari lalu ayahku kedatangan tamu, dan bisa kalian tebak rumah kami kedatangan siapa? Yap! Anthoni De Cassio, pelayan setia keluar Alwolf turun temurun, bahkan kata ayahku, Anthoni sudah menjaganya sejak ia lahir, bahkan ketika pertama kali aku bertemu, sikap loyalnya sudah terlihat.Pukul 07.00 PMTepat di ruang makan, aku dan keluargaku menikmati makan malam bersama. Dan ditengah perbincangan ayahku mengumumkan hal yang sedikit banyak mengagetkanku dan tentu saja El."Papa akan urus surat kepindahan kalian, untuk sementara El akan home schooling, dan Ene.. sayang, kau akan cuti untuk sementara waktu. Bisakan?". Aku menghentikan kegiatan makanku dengan keterkejutan yang ku dapat dari papa sembari menatapnya lekat."Ada apa pah? apa ada masalah? Kenapa semuanya tiba-tiba?" Tanya El tenang, walaupun aku tau dalam dalam hati, ia pasti memberontak."Ene, El, papa dan mama minta maaf harus membuat keputusan sepihak" ucap mama mengambil alih pembicaraan

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-03
  • THE KOLONI    BAB 11

    Universitas Of London, Inggris.Pagi ini aku disibukkan dengan urusan cuti kuliahku. Aku menawarkan diri untuk mengurus sendiri dan papa akan mengurus kepindahan El, agar semua urusan lebih cepat terselesaikan. Menghadap sana sini dengan tentengan berkas membuatku lelah, ditambah lagi dengan Arrone yang selalu saja mengikuti kemanapun aku pergi."Benar-benar mengganggu". Gerutuku dalam hati.Dami hanya tertawa mendengar celotehanku. "Temui dia Ene, biar dia berhenti mengikutimu"."Haruskah?". Dami hanya mengangguk mengiyakan pertanyaanku."Keluarlah! Aku ingin bicara". Ucapku, mencoba me-mindlink Arrone.Tidak berapa lama dia muncul dibalik pilar besar yang ada ditengah koridoor kampus. Ketika dia mendekat

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-03
  • THE KOLONI    BAB 12

    "siapkan seperlunya saja untuk dibawa, tidak usah membawa semuanya". Ucap papa."Okeh pa" papa tersenyum, kemudian berlalu pergi.Aku memasukan barang-barang keperluanku seadanya dalam ransel milikku. Setelah memastikan tidak ada yang tertinggal aku menyusul El, papa dan mama di ruang tamu. Aku beranjak memperhatikan mereka yang sepertinya sedang memperbincangkan sesuatu namun terhenti ketika merasakan kehadiranku.Tersenyum pada mereka adalah hal terbaik ketika mereka merasa aku tidak akan tau apa yang dibicarakan oleh mereka. Terkadang mereka lupa jika aku bisa mendengar dengan lebih tajam berkali-kali lipat melebihi pendengaran mereka."Huff...." Dengusku kesal dalam hati."Santailah Ene, mereka pasti punya tujuan yang baik, walaupun mereka tidak ingin memberitahumu". Ucapan Dami ada benarnya, aku mencoba berpikir rasional seperti apa yang Dami lakukan."Saatnya berangk

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-03
  • THE KOLONI    BAB 13

    Perbatasan Hutan Empping, Inggris"Saya akan mengkhawal kalian sampai di Castle Wolf Bloodmoon".Seketika kabut hitam yang menutupi jalan hutan bergerak kearah kami dan menyelimuti kami secara pribadi, membuat kami tidak terlihat. Mama dan Papaku secara perlahan merubah wujud human mereka ke bentuk wolf. Dan ini kali pertama aku melihat wujud wolf papa. Aku mengenal mommy Jacea (panggilan untuk wolf mamaku) & Iko yang adalah wolf El. Tapi untuk wolf papa, sedikit terasa awkward untuk berjumpa dengannya secara langsung.Papi Dave, sebutan untuk wolf Papa. Aku jarang mendengar papa membicarakannya, bahkan hampir tidak pernah. Aku mengetahui papi Dave hanya dari mama dan mommy Cea ataupun dari Iko dan El.Iko mengambil alih tubuh El dan merubah wujudnya."lalu aku?". Aku bahkan

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-03
  • THE KOLONI    BAB 14

    Castle Koloni Bloodmoon, Empping Forest.Setelah selesai menyantap makanan yang disajikan, Anthoni meminta para wolf pelayan mengantarkan aku dan El ke kamar agar kami bisa beristirahat terlepas dari orang tua kami. Tn. Severus dan Lucia yang masih tinggal diruang makan membicarakan beberapa hal yang menurutku mungkin cukup penting.Aku membiarkan mereka, menunda rasa keingintahuanku dan tidak ingin ikut mencampuri privasi diantara mereka. Aku begitu yakin jika kembalinya keluarga kami ke koloni adalah hal yang akan mendatangkan kegemparan diantara para rakyat Koloni lainnya dan mungkin juga beritanya bisa sampai ditelinga para kaum dan petinggi lain.Saat aku mengitari Castle menuju ke ruangan yang disiapkan untukku, aku dibuat takjub dengan indahnya p

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-03

Bab terbaru

  • THE KOLONI    BAB 47

    "ku mohon, jawab aku!" turutku tegas.Terik matahari menyengat, merambatkan cahayanya melintasi selah-selah tirai kamarku.Setelah pertemuan kami selesai, aku bergegas kembali ke ruangan. Anthoni dan beberapa guards sedang menjalankan tugas untuk menyampaikan pesan ke tiap-tiap koloni dan para kaum immortal yang ada.Entah mengapa, firasatku berkata ini bukan hanya sekedar tentang pack atau bahkan kaum kami saja, "apa ini akan jadi perang besar?" ucapku, membatin.Tuk.. tuk.. tuk..Suara ketukan pintu membuyarkan lamunanku, tercium aroma khas tubuh sosok yang ku kenal, "masuklah" timpalku.Lucia tersenyum, dengan jubah putih yang indah menyampu lantai kamarku, ia berjalan mendekat."Apa dia masih tertidur?" tuturnya sembari menatapku."Kau tahu?" ucapku spontan menanyainya."Hm.." ia kembali tersenyum dan kini mengambil tempat tepat di sampingku."Biar ku bantu, dia tidak akan meresponmu tanpa desakan." ucapnya la

  • THE KOLONI    BAB 46

    "siapkan pasukan! Waktunya telah tiba. Kekeke.." ucap salah seorang wanita yang wajahnya nampak tertutup oleh bayangan hitam dalam cahaya malam. Dengan tawa dan lantunan mantera yang ia ucapkan, membuat para pasukan bayangan kegelapan bangkit dari tidur mereka dan bertebaran dilangit malam."Baik, Ratu!" timpal seorang dengan deep tone yang terdengar dibalik kegelapan."Saat bulan berdarah tiba, semuanya akan menjadi milik kita. Dunia immortal akan menjadi milik kita" ucapnya lagi.***"Alpa.." sapa Anthoni dibalik pintu ruanganku."Ada apa, An?" tanyaku."Semuanya tengah menunggu anda dibawah.""Baiklah" ucapku meminta Anthoni untuk turun terlebih dahulu.Pagi ini aku terbangun dengan gelisah, tubuhkan mengeluarkan hawa panas, tidak seperti biasanya.Aku berjalan menuju mainhall, dari jauh beberapa mata memandangku dengan tatapan yang sulit ku artikan. Kali ini pun diriku dibuat terheran dengan berkumpulnya semua orang

  • THE KOLONI    BAB 45

    "Besok aku akan kembali ke Pack" tuturku membuka percakapan ditengah keheningan antara diriku dan Arrone malam ini."Tak bisakah kau menundanya lagi?" balasnya.Sembari menggelengkan kepalaku pelan, "ini sudah terlalu lama, Ar. Ku mohon mengertilah." ucapku, menolak keinginannya dengan lembut.Terdengar suara tarik nafas kasar sebelum mateku berkata lebih lagi, "baiklah, kita akan ke perbatasan besok pagi. Aku akan mengawalmu." tuturnya lagi, walau dengan wajah kekecewaan yang tersirat.Setelah insiden yang terjadi di perbatasan terakhir kali, aku menunda kepulangan ke pack selama seminggu penuh dan hanya ditemani oleh Groovin, sedangkan Anthoni dan para guards lain telah beranjak mendahuluiku untuk kembali ke Koloni Bloodmoon terlebih dahulu."Vin, kau mendengarku" sapaku melalui mindlink."Ada yang bisa saya bantu, Alpa?" timpal guardku."Persiapkan kepulangan kita besok." pintahku."Baik, Alpa."***Keesokan ha

  • THE KOLONI    BAB 44

    Butuh beberapa puluh menit lagi untuk sampai keperbatasan. Namun faktanya, wilayah Koloni Redmoon kembali dibobol oleh para serigala liar dan..., entahlah!Tercium aroma asing yang tidak pernah ku ketahui sebelumnya, "tipis, seperti sengaja untuk disamarkan." batinku."Apa ini ulah mereka lagi?" ucap Arrone."Mereka?... Siapa?..."***Anthoni terlihat bergegas mengarah ke arahku dan Arrone, "Lapor Alpa, didepan para rogue sedang mencoba untuk menghadang para warrior dan guards, namun kali ini ada yang berbeda, para serigala liar itu seperti memiliki sepuluh kali lipat kekuatan dari biasanya. Pergerakan mereka pun sulit untuk diprediksi dan bahkan mereka terlihat menyerang tidak hanya dengan tangan kosong.""Apa maksudmu, An. Tidak dengan tangan kosong?" tuturku heran. Baru kali ini mendengar jika kawanan serigala liar itu mampu membuat kawanan mereka di akui.Kali ini Arrone kembali memimpin dengan Alpa tonenya, memberi arahan pada Be

  • THE KOLONI    BAB 43

    Malam ini terasa panjang dan menggairahkan setelah ku lalui bersama dengan Arrone. Kami menuangkan segala kerinduan yang mendalam setelah terpisahkan jarak dan waktu yang cukup lama.Perlahan tanganku menyusuri setiap lekuk wajah mateku, menancapkan kerinduan yang mendalam pada rona wajahnya. Pandangan kami bertemu satu sama lain dengan nafas dan detak jantung yang memburu, Arrone perlahan kembali memberikan sensasi yang menaikkan adrenalin untuk menghabiskan malam panjang kami.***Silauan cahaya matahari menembus sela-sela jendela, perlahan aku membuka mata dan beranjak dari tempat tidur terlebih dahulu tanpa membuat Arrone terbangun. Aku merasakan keberadaan Anthoni di balik pintu seakan menunggu kami hingga tersadar."Anthoni.." ucapku melalui mindlink."Ya Alpa, selamat pagi. Maaf membuat anda terbangun.""Tak apa, kalian sudah siap?" tuturku lagi."Sudah, Alpa. Alpa Christ dan Luna Diana sedang menunggu di ruang jamuan unt

  • THE KOLONI    BAB 42

    "Arbyon!" tuturku terkejut melihat pemuda itu dipenuhi baluran darah segar disekujur tubuhnya.Tatapan tajam dengan kilauan nanar hitam nan pekat menggambarkan segala hal yang terjadi padanya. "Arbyon..." ucapku lagi, namun kali ini dengan nada yang terdengar lebih pelan dan lembut."Apa yang terjadi?" tanyaku.Hening melanda kami hingga beberapa saat. Aku melempar tatapan disegala sisi ruangan, tercium bau amis darah segar memenuhi sekitar kami. "Sama sekali tidak ada tanda-tanda kehidupan, selain dari kami berdua." pikirku."Mereka semua pergi meninggalkanmu!" ucapnya datar. Perlahan kabut gelap menutupi tubuh pemuda itu, membawanya lenyap dalam sekali kedipan mata, dan sekejap saja ruangan dimana aku berada terlihat seperti pemakaman maut.Mereka.. mereka semua..."Aarrgg.. hah, hah, hah!"***Aku menghirup nafas dalam-dalam dan menghembuskannya setelah tenggorokanku terasa sulit untuk menelan salivah. Mataku menjelajahi sel

  • THE KOLONI    BAB 41

    Suasana kembali tegang seketika Dami menampilkan senyum sinisnya menatap tamu yang dibawah Orlambus untuknya."Selamat datang, my new Guard." ucap Dami, yang membuat beberapa orang terkejut, termasuk diriku.*****"Wah, kau merekrut guard baru tanpa memberitahuku terlebih dahulu?" hardikku, melalui mindlink.Tak ada jawaban darinya, benar-benar membuatku kesal dan ujung-ujungnya, hanya akan membuat ku terdiam dan menjadi pengamat yang baik atas segala tindakan yang ia lakukan."Selamat datang di gubuk kami Fikarus Alezo." pungkas Dami.Pria itu hanya tersenyum kecil, meraih tangan ku dan menggenggamnya lembut."Senang bisa melihatmu lagi, kau tak kalah cantiknya seperti dulu." ucap pria itu."Uh, dia melayangkan godaan padamu" hardikku kembali tak kalah sarkasnya, namun tetap saja perkataanku seperti tak terdengar olehnya."Untung saja Arrone tak disini, kali ini aku bisa memaklumi tindakanmu." batinku.Dami tampa

  • THE KOLONI    BAB 40

    Alexa, Guard yang ditempatkan menjadi kepala untuk para warrior penjaga perbatasan menyalakan petasan tanda sesuatu hal yang genting sedang terjadi dan berasal dari pintu perbatasan utara, membuat ku yang saat itu berada di perbatasan selatan bersama Groovin sedikit terkejut, Groovin terdiam menunggu perintah dariku, aku mencoba memindlink Alexa dari jarak jauh dengan kekuatan yang ku punya."Alexa, kau bisa mendengarku?" ucapku."Bisa, Alpa" timpalnya."Apa yang terjadi?""Perbatasan diserang oleh beberapa rogue, vampir liar dan seorang black witch. Semua tampak diluar kendali, Alpa. Mereka menyerang dengan membabi buta" ucap Alexa terdengar sedikit panik."Baiklah aku mengerti, bertahanlah sejenak, aku akan meminta yang lain untuk menyusul, kau bisa ku andalkan, kan?""Baik, Alpa" ucapnya sebelum memutuskan mindlink denganku.Aku meminta Groovin mengarahkan seperempat pasukan gerbang selatan untuk membatu para warrior dan wolf

  • THE KOLONI    BAB 39

    Kicauan burung terdengar, menapaki silauan senja yang terlihat dibalik pegunungan yang menjulang indah di depan mata. Aku sedang menikmati waktu senggang ku bersama papa, mama dan El, menikmati secangking teh hijau tepat di halaman belakang kastil Bloodmoon. Kembali mengenang masa dimana kami masih tinggal dan berbaur bersama para manusia."Pa, bagaimana dengan usaha Cafe yang papa tinggalkan?" tanyaku menaruh penasaran dengan nasib usaha yang pernah papaku tekuni untuk menghidupi dan memenuhi segala kebutuhan kami."Rencananya, jika keadaan menjadi lebih membaik, papa dan mama akan berkunjung ke dunia manusia untuk mengecek segala sesuatunya dan juga mungkin, ini hanya kemungkinan yang akan terjadi, papa dan mama akan menetap disana untuk waktu yang belum bisa dipastikan." jawab papa seraya menjelaskan beberapa planning yang telah ia pikirkan dan sepakati bersama dengan mama.Aku cukup terkejut dengan keputusan yang mereka buat, hanya saja, aku tidak ingin bert

DMCA.com Protection Status