"Mas ah.., ah..," suara desahan Hera kembali membahana diseisi kamar mereka.Hujaman demihujaman torpedo King kembali menggoyang gua sempit milik Hera membuat keduanya semakin terbuai. Namun King harus menghentikannya, ia melirik jam sudah pukul enam sore.King tiba-tiba mencabut torpedonya bersamaan dengan Hera yang hendak mencapai pelepasannya."Mas! kok dicabut sih!" kesalnya.Dia yang tadinya sangat keenakan tiba-tiba semua berhenti karena King yang mencabut miliknya."Sayang.., sudah sore banget, nanti kita telat ke rumah ayah. Tadi aku janji kalau kita akan makan malam disana. Mama Lima masakin khusus untuk kita baby..," seru King menjelaskan."Tapi kan, aku lagi nanggung mas! nyebelin deh kamu!" kesalnya lalu bangkit dari tempat tidur."Sayang.., please, aku janji nanti kita lanjutkan di rumah ayah ya..," ujarnya la
Makan malam pun tiba, Hera terlihat lahap memakan semua menu yang di masak oleh mama Lisma."Ma.., masakan mama tetap yang terbaik," ujar Hera ditengah-tengah kegiatan makannya. Ia terlihat sangat banyak makan dan tentu saja, King menyukai hal itu karena ia berencana akan meneruskan pertempuran mereka yang sempat terganggu tadi.Tingkah Hera yang makan lebih banyak dari biasanya semakin menguatkan feeling mama Lisma jika anak tirinya itu memang sedang mengandung."Makanlah yang banyak Ra, besok mama akan masakin lagi buat kamu," seru ibu Lisma sambil tersenyum."Benar ya ma?" tanya Hera karena ia sudah siap-siap untuk menambah makannya."Makanlah sayang..," ujarnya Sang Ibu tiri lagi.Melihat keakraban anak dan istrinya ayah Tobi sangat bahagia melihatnya.Diam-diam ia mengucapkan terima kasih kepada Tuhan akan hal itu. Hanya saja saa
Pagi ini King terbangun dan mendapati istrinya sudah tidak berada di sampingnya."Pasti Hera sedang di dapur," gumamnya dalam hati.Ia pun memutuskan untuk mandi.King keluar dari kamar dengan rambut basah sama seperti Hera. Hal itu diperhatikan oleh mama Lisma. Wajah Hera juga terlihat sangat kelelahan."Pasti mereka tidur larut malam, kalau tau begitu mending tadi aku buat sendiri puding untuk nak King..," ada sedikit penyesalan di hati mama Lisma karena menelpon Hera pada pagi-pagi buta agar segera bangun dan membantunya di dapur sekalian untuk membuat puding coklat pesanan King."Selamat pagi baby..," ujar King lalu memeluk Hera dari belakang."Are you okay this morning..?" tanya King sambil mencium tengkuk Hera. Ia masih belum menyadari jika mama Lisma berada disitu juga dan sedang menonton kemesraan mereka."Ih.., ma
King kembali ke dapur dan mulai membersihkan kitchen set yang agak berantakan, tidak lupa ia mengepel lantai sampai bersih karena tadi sisa-sisa cairan kenikmatan keduanya berserakan jatuh ke bawah lantai.Setelah ia rasa dapur sudah bersih, ia kembali melangkah dan masuk ke dalam kamar.Saat masuk kamar, ia mendapati istrinya sudah selesai sarapan dan sedang tidur.Bunyi napas teratur istrinya terdengar di telinganya, yang menandakan jika Hera memang sudah tertidur lelap.Ia keluar kamar dengan membawa piring kotor. Tidak lupa ia membuka semua pintu yang ia kunci tadi supaya kedua mertuanya tidak mengetahui kegiatan panas yang baru saja mereka lakukan.Setelah itu ia memulai sarapannya di pagi itu.Saat ia sedang asyik menikmati puding buatan istrinya, kedua mertuanya pulang dari jogging."Kamu kok sarapan sendiri King? H
Tanpa diketahui, pria misterius itu melihat semuanya. Bahkan saat King dengan rakusnya mengecap manisnya bibir Hera.Ia sampai mengepalkan kedua tangannya.Ia masih belum bisa menerima jika Hera, telah menjadi milik orang lain.Ia lalu memakai topi dan kaca mata hitam, turun dari mobilnya dan masuk ke dalam kantor itu.Ia memegang sebuah amplop berwarna coklat lalu berjalan menuju resepsionis berada."Selamat pagi pak, ada yang bisa saya bantu?" tanya Sang Resepsionis."Berikan ini kepada Hera sesegera mungkin, ini penting!" ujarnya lalu berjalan keluar kantor dan mencoba untuk menghindari cctv.Sang resepsionis menelpon divisi tempat Hera bekerja untuk memastikan jika Hera sedang menunggu kiriman dari seseorang.Ruang kerja Hera di ketuk dari luar,"Mas
Sarah terlihat menggeleng-gelengkan kepalanya karena Jodi juga ikut-ikutan menatapnya penuh emosi saat ia melihat foto Sarah yang memeluk King.Hatinya merasa marah karena diam-diam Sarah mulai menarik perhatiannya. Dan ia sudah bertekad untuk lebih mengenalnya. Namun lagi-lagi ia harus menelan rasa kecewa karena cinta karena Sarah ternyata bukan gadis baik-baik."Itu semua tidak benar, semua ini hanya salah paham, aku.., aku.. bisa menjelaskannya..," lirihnya sambil mulai menangis.Sarah tiba-tibamenyesal telah memeluk King saat itu. Ia tidak menyangka jika ada orang yang akan diam-diam mengambil beberapa fotonya dengan King.Awalnya memang niat Sarah masuk ke perusahaan King untuk merayunya dan mengacaukan pernikahannya dengan Hera.Namun seiring berjalannya waktu, King yang menugaskannya menjadi sekretaris Jodi telah merubah segalanya.
"Saya baru dapat kabar, dari seorang pengintai,jika Hera terlihat bersama Fred," Jonas segera memperlihatkan ponselnya yang menampilkan Hera dan Fred yang terlihat masuk ke dalam sebuah mobil. "Bajingan! jadi lo kerjasama dengan dengannya?!"dengan cepat King melayangkan tinjunya ke wajah Jonas. "Jo..nas..," Amel berteriak histeris dan segera menghampiri Jonas yang terjatuh di lantai karena mendapat serangan tiba-tiba dari King. "Lo pikir gue nggak tau, jika bokap lo yang menghancurkan perusahaan ayah Tobi?" Juyan terlihat menahan King yang ingin kembali menghajar Jonas. Jonas terlihat meringis kesakitan, lalu bangkit dari lantai dan mencoba untuk berdiri dibantu oleh Amel. Ia mulai berkata, "gue sama sekali tidak tau-menahu tentang rencana Fred untuk menculik Hera! dan mengenai perusahaan ayahnya Hera
Sepanjang malam King terus mengitari jalanan kota Jakarta malam itu, namun ia tidak dapat menemukan jejak istrinya Juyan yang merasa kasihan dengan bosnya dari tadi tetap setiap mengikuti mobil King kemana pun ia pergi. Sementara itu, di sebuah apartemen, Hera tak henti-hentinya menangis. Berbagai cara dilakukan oleh Fred agar Hera berhenti untuk menangis namun sama sekali tidak berhasil. "Sudahlah Ra, untuk apa kamu menangisi suamimu yang tidak becus itu! itu hanya akan membuang-buang energimu, sudahlah lupakan saja masalah itu, anggap saja semua hanyalahangin lalu!" Fred bukannya membuat Hera tenang malah yang ia lakukan semakin memprovokasi Hera. "Kurang ajar lo,King! semua ini gara-gara lo! tunggu saja pembalasanku!" Fred mengeraskan rahangnya saat ini. Ia lalu