Home / Urban / THE GREAT MAN / KISAH NADIRA

Share

KISAH NADIRA

Author: Eshal Arrayyan
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Silakan duduk. Anggap saja rumah sendiri," seru pria paruh baya yang berpakaian parlente yang lagi duduk santai sambil menghisap cerutu, memandang wajah Nadira dengan lembut.

"Silakan," sahut Rayzen pun ikut menawarkan.

Nadira membalasnya dengan senyum ramah. Lalu kemudian, dia pun duduk, persis di hadapan pria itu.

Satu halauan tangan yang menandakan kalau Rayzen sebaiknya meninggalkan ruangan. Dengan begitu Rayzen pun mengerti kalau laki laki ini tidak mau diganggu. Begitupun dengan dua orang pengawal pribadinya yang ikut keluar bersama Rayzen.

"Apa kamu keberatan?" Pria itu meminta pendapat Nadira yang wajahnya nampak kebingungan saat semua orang keluar dari hotel ini. Hanya tinggal dia saja berdua dengan pria itu.

"Oh tidak, hanya sepertinya ini sangat intim sekali," sahut Nadira.

Pria itu pun tipis menyeringai. "Kamu benar. Tapi tidak juga. Aku hanya tidak suka ada orang lain saat aku menjamu tamuku khusus seperti ini
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • THE GREAT MAN   TERBAKAR CEMBURU

    Joe semakin geram. Hades membuat kesabarannya habis. "Rupanya kau ingin memilih mati!" kecam Joe. "Aku tidak main main dengan kata kataku. Atau kau lebih suka mati!" Tak ada suara dari Hades selain senyum tipis, sinis tanpa arti. Dia memandangi wajah Joe begitu dalam. Apa dia lupa kalau dirinya lagi terancam? Tentu saja Hades tau itu. "Keparat! Kau ingin mengetesku, hah!" bentak Joe, sambil mendorong tubuh Hades semakin mendekati aspal. Saat yang bersamaan, ponsel Hades berdering. Langsung saja Joe mengambilnya. Tertulis nama Rayzen di layar. Joe pun menekan tombol hijau lalu mendengarkan apa yang dikatakan Rayzen. "Sebaiknya kau segera tinggalkan negara ini. Ternyata perempuan itu memiliki sodara laki laki. Dan dia sedang mencarimu," kata Rayzen berbicara dari seberang telpon. Joe sengaja mengaktifkan mode suara keras pada ponsel Hades agar Hades pun dapat mendengar. Dan setelah mengatakan itu, Rayzen mengakhiri pembicaraanya. Sungguh marah Joe me

  • THE GREAT MAN   AKHIRNYA JOE MENDAPATKAN DIRINYA MALU

    Siapa pria itu?Nampaknya Pevita begitu menikmati sekali bersenda gurau denganya. Karena itu lah yang membuat Joe langsung saja menghampiri mereka."Dan kamu-""Bisa kita pulang sekarang," sela Joe di tengah tengah asiknya Pevita berbincang santai dengan laki laki tampan yang duduk satu meja dengannya.Spontan saja membuat Pevita dan pria berkacamata itu pun menoleh secara kompak ke satu titik, yaitu memandang Joe. Setengah ekpresi wajah Pevita tertahan, agak kaget bercampur bingung dengan kedatangan Joe yang tiba tiba begini."Joe. Kamu sudah kembali?"beat!"Kenalkan ini-."Sambar Joe cepat,"sebaiknya kamu ikut denganku." Tidak ada ekpresi apapun yang nampak dari wajah Joe selain datar saja. Sungguh, Pevita dan pria itu pun jadi salah tingkah. Mereka saling pandang. Kemudian Joe meraih lengan Pevita lalu mengajaknya pergi."Joe, tapi-." Pevita mencoba menepis. Hanya saja Joe sudah keburu mengaja

  • THE GREAT MAN   JANJI PEVITA PADA JOE

    "Memangnya dia siapa? Kamu kenal dengan orang itu?" Joe pura pura polos bertanya ini pada Pevita. "Ya tentu saja. Dia itu salah satu rekan dan juga sahabat papaku. Kasihan sekali. Siapa orang yang sudah tega membunuhnya?" sahut Pevita. Pada saat mengatakan ini, wajah Pevita tidak berpaling dari televisi. Dia masih sangat serius memperhatikan berita kematian Hades yang begitu mengenaskan. "Tentunya dia memiliki masalah yang berat. Di dunia seperti ini, apapun bisa terjadi, bukan," pungkas Joe. Pevita tidak lagi menyahuti Joe. Dia hanya fokus saja menonton. Sementara Joe berpikiran berbeda. Hades sahabat Jeriko? Apa mungkin Jeriko juga ada hubungan dengan kematian Nadira? Dan sesaat setelah itu, Pevita tidak lagi melihat televisi. Pandangannya sudah beralih pada Joe. Hanya saja dari raut wajahnya masih tergambar jelas kalau dia lagi memikirkan sesuatu. Apa dia memikirkan Hades? Joe sendiri tidak tau. Bagusnya polisi tidak bis

  • THE GREAT MAN   MENGAJAK JOE KE SUATU TEMPAT

    Sama sekali tidak ada tanda tanda kalau gadis itu sudah bangun. Oh shit! Apa dia lupa kalau hari ini punya janji denganku? Joe gelisah menunggu Pevita."Sepertinya dia memang ketiduran." Joe menempelkan telinganya di daun pintu kamar. Dan tiba-tiba saja pintu itu terbuka, Pevita kaget mendapatkan Joe berdiri persis di hadapannya."Apa yang kamu lakukan, Joe?" tanyanya heran.Joe tercengan sambil kebingungan. "Aku pikir kamu masih tertidur," sahut Joe gugup."Lalu, kenapa kamu tidak masuk saja untuk memastikan."Oh sialnya! Gadis ini selalu memancingku. Heufs!"Sebaiknya kita jalan sekarang. Kamu mau mengajakku kemana," balas Joe mengalihkan pembicaraan. Karena sikap Joe yang begini yang membuat Pevita terkekeh. Dia tahu betul Joe akan menghindari kalau sudah membahas hal yang intim.Dia sungguh membuatku semakin penasaran, gumam Pevita dalam hati."Hei Joe, tunggu," panggilnya. Jo

  • THE GREAT MAN   BAYI SENILAI LIMA BELAS JUTA DOLLAR

    Tepat setelah detik jam bergeser, wanita itu mulai bergerak, berpaling pada tamu istimewa yang berada tepat di belakangnya. Seketika itu juga Joe pun terkejut dengan sosok wanita yang sangat dia kenal.Miss Kim, benarkah itu dia? batin Joe.Untuk apa Pevita membawaku ke sini?"Selamat datang di gubukku yang reot, tuan Joe," sapanya dengan senyum ramah. Uniknya kenapa harus Joe dulu yang disapa padahal ada Pevita yang cukup terpandang berada di sebelah Joe.Langsung saja Joe merubah ekpresi wajahnya menjadi biasa, bahkan dia membalas senyum miss Kim dengan lebar."Terima kasih. Kalau saja anda mengatakan ini gubuk, lantas bagaimana dengan tempat tinggalku yang hanya beratapkan rotan? sungguh, anda terlalu rendah hati," sahut Joe.Mendengar perkataan Joe yang fasih memujinya, miss Kim jadi terkekeh. "Ini yang aku suka darimu, kamu selalu bisa membuat orang lain merasa hebat padahal kamulah yang luar biasa," balas

  • THE GREAT MAN   KIARA, DI MANA KAMU SAYANG?

    Baru saja Naura dilarikan ke rumah sakit bersama dua pengawal pribadi nyonya Kim dan tentu saja Rania. Sebelumnya, mereka sudah diultimatum keras oleh wanita tua namun sangat disegani ini untuk menjaga baik-baik Naura dan terus mengabarkannya. Nyonya Kim tidak bisa ikut lantaran harus mengurus Pevita dan Joe yang baru saja berkunjung ke rumahnya.Kalung cantik ini, pasti harganya selangit. Beruntung sekali Naura yang masih kecil dan belum tau apa-apa sudah memilikinya. Aku saja hanya bisa bermimpi untuk mendapatkan itu, pikiran Rania terus menerawang menatap Queen's Mary yang melingkar di leher Naura. Dia begitu terpesona dengan benda yang harganya jutaan dollar itu."Maafkan aku, tadi ada urusan sebentar," ucap nyonya Kim begitu dia sudah kembali di hadapan Joe dan Pevita."Tidak apa. Sayang sekali aku tidak bisa membantu apa-apa," sahut Pevita."Tidak masalah. Semua sudah aku urus. Naura sudah dibawa ke rumah sakit. Semoga saja a

  • THE GREAT MAN   TIDAK MENDAPATKAN PETUNJUK APA APA

    Anehnya justru nyonya Kim tertawa mendapatkan Joe termenung serius. "Aku rasa kekasihmu menginginkan anak sungguhan," celetuknya pelan, sambil itu mengulas senyum tipis seolah mengejek Joe dan Pevita yang seperti anak kecil lagi bermadu kasih.Tentu saja membuat dahi Pevita berkerut heran. "Aku tidak mengerti," sahutnya. Dan kemudian, nyonya Kim melanjutkan apa yang dia ingin sampaikan kemudian. "Joe menginginkan bayi mungil yang berasa dari itu." Dia menunjuk perut Pevita. Sontak kedua mata Joe dan Pevita membulat sempurna saking kagetnya. Lalu kemudian, Pevita pun terkekeh. "Haha. Ada-ada saja nyonya Kim, mana mungkin-.""Sepertinya itu ide yang bagus. Lagipula, anak sungguhan itu lebih menyenangkan, bukan," sambar Joe. Sungguh membuat Pevita langsung menoleh pada Joe dengan pandangan melongo. Tidak mengira kalau Joe berpikiran sama dengan nyonya Kim.Benarkah? Apa aku hanya lagi bermimpi saja? Dia mengatakan itu? Dia menginginkan anak dariku? 

  • THE GREAT MAN   MEMBUNTUTI PEVITA

    Pevi minta diturunkan di halte bus. Dia ingin ke suatu tempat menemui James tanpa mau diantar Joe. Sebenarnya, Joe ingin sekali menolak namun dia gengsi. Terpaksa dia mengikuti apa kemauan Pevita. Tapi diam-diam, Joe mengikuti bus yang ditumpangi Pevita tanpa sepengetahuannya sampai ke tujuan.Dan bus itu berhenti di Meldian Street, tempat di mana anak muda banyak berkumpul dengan dinaungi tenda-tenda kecil yang letaknya berada di pinggir jalan. Tempat ini banyak dikunjungi para remaja yang lagi jatuh hati untuk menebar gombal pada pasangannya. Karena bagi sebagian orang menganggap tempat ini romantis. Selain itu tempat ini gratis dan oultet yang ada di sekitaran tidak menjual makanan atau minuman dengan harga mahal.Dia janjian di tempat ini? seperti anak sekolah saja! Menjijikan sekali, ungkap Joe dalam hati.Dari kejauhan Joe melihat Pevita duduk satu meja dengan seorang pria parlente yang wajahnya asing di mata Joe. Joe belum pernah b

Latest chapter

  • THE GREAT MAN   PESAN MISTERIUS YANG KEDUA

    “Tidak ada yang serius, pa,” sahut Joe sambil mengurai senyum. Kemudian, dia meletakan ponselnya di atas meja. Namun tidak lama setelah itu, pesan kedua dari pengirim tidak dikenal mengisi halaman notifikasi.Joe penasaran ingin membukanya. Tapi prof Ferguso langsung menegur,”sebaiknya kau kesampingkan dulu urusan kerjaanmu. Kita di sini untuk happy.”Dan Joe pun tersenyum. Dia sependapat dengan saran ayah angkatnya.Mereka semua bersulang minum untuk merayakan hari kebahagian ini. Nampak sekali wajah-wajah ceria penuh kesenangan terpancarkan dari semua orang yang ada di sini. Tidak terkecuali keluarga Miller yang sudah berangsur-angsur berkurang rasa bersalahnya terhadap Joe. Apalagi Joe sudah melupakannya.Tidak lama acara makan dan minum selesai, Joe meminta ijin untuk meninggalkan meja makan sejenak. Dia ingin bersantai di balkon dengan puterinya. Prof Ferguso mengijinkan.Pergilah Joe menuju tempat santai yang dari situ bisa melihat seluruh lampu yang menerangi kota ini. Sangat i

  • THE GREAT MAN   TANGKAI MAWAR YANG BERDURI

    Setengah jam yang lalu pesta berakhir. Namun prof Ferguso masih belum ingin mengakhiri kerinduannya dengan Joe begitu saja. Dia mengundang Jeriko dan keluarga Miller untuk bergabung dengan pesta kecil miliknya. Ya anggap saja untuk merayakan kembalinya puteri semata wayang Joe yang hilang. Dan sekarang mereka semua sudah berada di ruangan khusus milik prof Ferguso. Mereka duduk di meja panjang dengan hidangan yang tidak kalah istimewa dengan yang di bawah tadi. Suasana sekarang tentu saja berbeda dari sebelumnya. Mereka sudah tidak bisa lagi memandang Joe sebelah mata walaupun dengan penampilannya yang buruk. Bahkan sekarang membuat wanita-wanita cantik dari keluarga Miller tidak berani menengadahkan wajahnya untuk menatap Joe secara langsung. Semua tertunduk malu atas sikap mereka selama ini terhadap Joe. Pun juga Jeriko yang mendadak bingung harus bersikap seperti apa di depan pemuda yang penah dia hina dan remehkan. Di sini dia baru sadar, kalau pantas saja Joe memiliki ilmu bel

  • THE GREAT MAN   SEBUAH UNGKAPAN

    Cerita ini bermula ketika Aland Miller mengalami masalah dengan anak perusahaan prof Ferguso yang berada di negeri Asal. Prof Ferguso begitu marah ketika ada orang yang berkeinginan untuk menikungnya dari belakang. Dan setelah diusut, nama Aland Miller keluar sebagai target utama.Aland Miller ditangkap anak buah prof Ferguso dan hampir mati disiksa. Namun di sini prof Ferguso masih punya hati dan ingin memaafkannya. Tapi tentu saja dengan syarat."Perbuatanmu sudah tidak bisa dimaafkan. Tapi, aku masih bisa mengampunimu kalau kau mau bekerja-sama denganku," kata prof Ferguso pada Aland Miller yang wajahnya sudah penuh luka dan darah dengan kedua tangan terikat menggantung juga tanpa pakaian kecuali selembar celana dalam."Apa kau mau menerima tawaranku?" tanya prof Ferguso, yang mau tidak mau dijawab iya oleh Aland Miller atau dia akan mati."Bagus." Prof Ferguso menepuk pipi Aland Miller. "Saat ini, ada putraku yang sedang mengemban tugas di negeri ini. Mungkin statusnya akan diraha

  • THE GREAT MAN   SEMUA TERTUNDUK MALU PADA JOE

    "Papa! Apa-apaan ini! Jangan mempermalukan diri kamu di depan banyak orang! Kamu tidak pantas memberi hormat sama pemuda kampung seperti dia!" Jangankan Rosita atau semua orang yang ada di sini, bahkan Joe sendiri pun bingung kenapa Aland Miller bisa seperti itu terhadap dirinya?Apa prof Ferguso sudah memberi tahu siapa aku sebenarnya? Dan tiba-tiba saja ... Plak! Aland Miller menampar istrinya dengan keras di depan banyak orang. "Kau tidak pantas berbicara kasar pada tuan Joe Hans, putra semata wayang prof Ferguso yang juga merupakan pangeran negeri Menara!" bentaknya, yang langsung membuat semua orang tercengang, sementara Rosita menahan sakit dan juga malu yang luar biasa. "Apa! Tidak mungkin!" Sontak semua orang kaget. "Mustahil! Tidak mungkin!" Salika masih tidak percaya dengan apa yang dikatakan papanya. "Pa, jangan membodohi kami!" "Maafkan keluargaku prof Ferguso. Memang mereka tidak pernah tau siapa tuan Joe Hans. Karena sejak anda menugaskanku menjadi agent, aku tida

  • THE GREAT MAN   SELAMAT DATANG KEMBALI MASTER JOE

    "Hei penjaga! Apa kerja kalian sampai membiarkan orang gila masuk ke acara besar seperti ini!" Seru salah seorang tamu undangan prof Ferguso, sebut saja dia Kenan. Dia baru saja berhasil meyakinkan prof Ferguso untuk menjadi donatur di perusahaannya. "Sudah gila! cepat usir dia!" ucap Matias, CEO perusahaan otomotif terbesar di negeri Menara. Dia juga baru mengajukan proposal kerja sama dengan prof Ferguso untuk mengekspand usahanya. Namun prof Ferguso masih mempertimbangkannya, kemungkinan setelah acara ini dia akan memutuskan untuk mengambil atau melepasnya. Gegas beberapa penjaga menghampiri kerumunan, mereka nanar mendapatkan pemuda dengan pakaian kusuh berada di tengah-tengah acara penting. Wajah mereka pun berubah kencang. Bahkan laki-laki ini tidak pantas untuk sekadar menjadi tukang bersih-bersih di Castile ini, pikir mereka. "Apa yang kau kerjakan sampai bisa meloloskan orang gila ini, hah!" Hardik William, kolega Ferguso, berbicara pada penjaga itu. Seketika orang jadi

  • THE GREAT MAN   SAATNYA UNJUK DIRI

    "Sudah seharusnya anda mengenakan pakaian kebesaran, master Joe."Ceasar memberikan satu setel jubah terbaik yang dimiliki seorang kstria hebat di negeri Menara. Tidak sembarang orang yang bisa mengenakannya. Itu bagaikan pakaian raja yang tidak mungkin dikenakan rakyat biasa. Joe sudah menerima, namun dia belum mengenakannya. "Apa tidak berlebihan sampai aku mengenakan jubah kebesaran ini?""Justru ayah ingin mengenalkan pada semua orang yang ada di bawah sana siapa putra terbaik ayah yang pantas menggantikan posisi ayah nanti. Dan orang itu adalah kamu. Kamu lah pewaris yang tepat untuk menggantikan posisi ayah kemudian," ujar prof Ferguso. Dengan begitu, tidak ada alasan lagi untuk Joe menolaknya. Kemudian, dia mengganti baju yang kusam dengan jubah yang mewah. Sejurus kemudian, Joe sudah siap dengan penampilan barunya. Sementara itu dibawah sana Rosita dan dua putrinya sedang sibuk membantu kapten Frans untuk mencari Joe yang dianggap penyusup. Mereka sudah mencari sampai kesel

  • THE GREAT MAN   PROF FERGUSO AKAN MENGENALKAN SIAPA PUTRANYA

    Rasanya tidak ada salahnya untuk mengikuti saran dari wanita-wanita cantik ini. Kapten Frans pun mengajak Rosita dan kedua putrinya masuk ke dalam ruangan monitoring CCTV yang dijaga langsung oleh anak buahnya. Di dalam ruangan itu ada empat petugas berseragam yang sedang serius bekerja, memperhatikan satu persatu layar monitor dari tembakan CCTV dari segala penjuru. "Silakan duduk," titah kapten Frans kepada Rosita, Salika dan Felicia. Dan kemudian dia berbicara pada salah seorang petugas pengendali monitor. "Bisa kau putarkan rekaman yang ada di lorong xx pada empat puluh lima menit yang lalu," pinta kapten Frans. Dengan sigap, petugas itu langsung mengikuti perintahnya. Dan sejurus kemudian, tayangan yang diminta Rosita sudah nampak di depan mata. Semua orang tertitik pada seorang pemuda yang sedang berjalan cepat menyusuri lorong xx sebelum bertemu dengan Salika dan Felicia. Penampilan yang hanya mengenakan kaos yang kusam menjadi perhatian kapten Frans dan yang lainnya. Saya

  • THE GREAT MAN   LAPORAN GILA

    Kedua putri Miller secara kebetulan bertemu dengan induknya. Mereka saling pandang heran karena mendapatkan diri masing-masing sedang berada di tempat yang sama, pos utama penjaga. "Mama, sedang apa di sini?" Yang bertanya dengan wajah bingung ini adalah Salika. Tanpa sadar, dia masih memegang sebatang rokok yang nyaris habis. Begitu bola mata Rosita berputar pada benda yang dipegang putrinya, barulah Salika membuang puntung rokok itu. "Hanya sebatang. Tidak perlu diperpanjang," katanya. Beruntung ada hal lain yang mendominasi perasaan marah Rosita dibanding melihat putrinya merokok. Dan Rosita pun mengabaikannya. "Sedang apa kalian di sini?" Dia berbalik tanya pada kedua putrinya. "Baru saja kami melihat si gembel Joe dengan penampilan compang-camping masuk ke sini, ma. Aku rasa dia sudah menyusup. Aku khawatir dia akan membuat kericuhan di sini," ujar Felicia. Berkerutlah dahi Rosita saking kagetnya karena alasan dia ke tempat penjagaan utama serupa dengan kedua putrinya. "Kal

  • THE GREAT MAN   MEMBUKA JATI DIRI

    "Dasar gembel! Kau tau, negeri ini tidak pantas untuk laki-laki sampah sepertimu!" hardik Felicia. Joe yang berpisah dengan Ceasar nampaknya salah mengambil jalan. Tadinya, Joe ingin menemui prof Ferguso di tempat khusus untuk menghindari keramaian. Dan Joe mengambil arah selatan dari Castile ini untuk segera sampai ke ruangan itu. Sialnya, dia bertemu dengan dua kakak beradik yang menjadi musuhnya. Habislah Joe menjadi bulan-bulanan mereka. "Kau itu seperti hantu gentayangan, apa kau tau! Kau sengaja ingin terus mengikuti kami, hah!"Joe yang sudah malas meladeni dua wanita judes ini hanya menyeringai saja. "Aku tidak ada urusan dengan kalian," ujar Joe dingin. Dia ingin beranjak namun kerah bajunya ditarik Salika hingga robek. Sungguh, kejadian ini membuat Joe emosi. Namun justru itu menjadikan kakak beradik itu tergelak puas. "Haha! Dasar gembel! Bajumu sudah terlalu usang. Kenapa tidak kau jadikan lap lantai saja!"Dari kejauhan Joe melihat Ceasar sudah memberi arahan agar dia

DMCA.com Protection Status