Sejak kejadian malam itu Alexandra menghindari Gabriel, begitu pun sebaliknya. Kesalahan fatal yang dilakukan gadis itu cukup melukainya. Ia tidak mengira, ini hanya sebuah permainan yang akan menyebabkan sang mafia begitu emosi terhadapnya.
Puri Milano tak ada kehidupan lagi, makin bertambah sunyi. Gabriel hanya melewati pintu kamar yang tertutup di mana Alexandra berada di dalamnya. Ia tak akan mengusik kehidupan gadis itu lagi. Mereka selesai dengan semuanya.
Sampai pagi hari, ketika pelayan Albert menyajikan sarapan untuk putra Frank Nostra. Tak ada sosok Alexandra berada di kursinya, dengan heran ia menanyakan tentang keberadaannya.
"Gabriel, mengapa Nona Alexandra tidak ikut makan bersamamu? Ia akan terlambat ke kantor bersamamu nanti!"
"No Albert, ia bukan lagi asisten pribadiku, tapi partner perusahaan. Tidak pantas bagiku untuk memperlakukannya seperti itu lagi. Sejak lama aset ayahnya, Daniel Camorra telah bergabung bersama milik ayahku. Urusan
Keadaan yang sama di Naples. Zio Anthony sungguh tidak mengetahui yang terjadi dengan Alexandra Camorra dan Gabriel Nostra. Adiknya Angela tiba-tiba mendesak dapat bertemu Zio Gabriel di Puri Milano. Dia memaksa kakaknya menemani dirinya ke Milan. "Alexandra, sebaiknya selesaikan masalahmu. Gabriel menghubungiku kau harus ke Milan menandatangani surat perjanjian baru mengenai aset ayahmu. Pergilah bersama Angela dan pengasuh Elisa, pulanglah jika kau ingin kembali ke sini lagi!" "Tapi Zio Anthony, itu hanya alasan Gabriel agar aku datang ke Milan!" "Anakku, Gabriel tak perlu memaksamu ke Milan! Tapi ini menyangkut mengenai warisan dari ayahmu. Jika kau tidak menyukai dirinya, tak akan masalah. Dia bisa memindahkan ke Naples sekejap saja, urusan kalian benar-benar selesai. Tapi tidak semudah itu, karena tambang emas dan berlian ini di bawah kekuasaan kalian bersama Bratva Rusia." "Oh! Aku mengacaukan segalanya, tak mengira jika sampai sejauh itu masalahnya!" "Alexandra, jangan pern
Puri Milano kembali ceria dengan tawa Angela Camorra, debat kecil antara Alexandra dan sang mafia. Satu minggu sudah sang putri kecil pun merengek lagi, ia ingin tidur di kamarnya yang lebih cantik di Napoli.Zio Anthony menyanggupi menjemputnya di kantor Gabriel sekaligus memeriksa keadaan di sana. Alexandra bekerja lagi sebagai partner perusahaan, bukan lagi assistant pribadi Gabriel Nostra. Semua begitu cepat berubah, mereka lebih dewasa dari sebelumnya."Morning, Gabriel!""Hai Zio Anthony, maafkan aku jika kau yang harus menjemput Angela ke Milan.""No problem! Aku juga ada keperluan bertemu client di sini. Bagaimana keadaan kalian selama di Puri Milano, apa kedua keponakanku menyusahkanmu lagi?""Sedikit, tapi aku senang Angela datang merepotkanku dengan begitu aku sering berada di rumah, tidak berkeliaran lagi. Mereka tiba sebentar lagi, tadi aku ke kantor lebih dulu untuk menyiapkan pertemuan client""Sebaiknya kau segera menikah, Ga
Pertemuan client tadi pagi berjalan sukses dan lancar. Namun tak sesuai dengan pikiran dan hati Alexandra. Kembali sore ke Puri Milano, dia begitu kesal terus mendiamkan Gabriel yang terus mengajaknya berbicara. Satu client seorang wanita muda, lajang dan berpenampilan glamour datang bekerja sama perusahaan mereka. Maria Novella gadis cantik keturunan keluarga kaya berasal dari Venesia. Tak cuma Gabriel menahan saliva, clients pria lain pun menaruh minat sama ke wanita yang terlihat lebih segalanya dari Alexandra Camorra. Gabriel keparat-! Dia menerima ajakan makan siang bersama Maria, meninggalkan sendirian di ruang kerjanya. Saat sang mafia datang mengambil berkas dan mengajaknya pulang, dia tak ingin berbicara banyak. Bagaimana bisa Gabriel tadi pagi memintanya menikah, namun belum satu jam pria brengsek itu sudah menggandeng wanita lain di depan matanya. Maria Novella begitu senang diperlakukan sangat manis romantis seusai pertemuan kerja. Dia tak menyangka sang mafia tampan
Bersama Romano dan Alano masuk ke dalam lift, melihat sang mafia pergi bersama Maria Novella. Seketika Alexandra langsung merasakan patah hati karenanya. Kedua pengawal tak memberikan komentar apapun. Mereka sangat menghargai perasaan keponakan Anthony Marriot. Gabriel Nostra bertingkah aneh, setelah bertemu teman bisnis baru. Sungguh mencurigakan! Alexandra berpikiran sama, kecantikan Maria menghipnotis Gabriel begitu saja. Saat Romano dan Alano mengantarkan sampai ke kantor sang mafia, tiba-tiba gadis itu memberi perintah. "Tolong carikan profile tentang wanita bersama Gabriel saat ini. Aku harap pria keparat itu tak terperdaya menghancurkan perusahaan kita. Aset ayahku lebih berharga daripada kerjasama mereka berdua!" "Ide bagus Camorra, aku pikir kau cemburu karena Gabriel terus bersamanya. Tapi lebih baik waspada, kami akan carikan data tentangnya." "You fucking shit, Alano!" Pendapat pengawalnya menyebalkan, mereka di suruh bekerja bukan berkomentar. Alexandra meletakkan t
Seminggu kemudian Gabriel memberi tahu Alexandra dan kedua pengawal, dia akan pergi ke Venesia sendiri saja. Siapa lagi yang dikunjungi, kalau bukan wanita brengsek itu! Mungkin bercengkrama di atas perahu gondola lebih romantis baginya daripada di kota Milan dengan Alexandra. Gadis itu tidak mau membicarakan lagi tentang keduanya. Hari pertama Gabriel berangkat ke bandara Malpensa, sudah tak ada tegur sapa antar mereka meskipun berjanji kembali dalam secepatnya. Tapi di hari ketiga, pria itu belum pulang juga. Romano dan Alano mendesaknya menghubungi Gabriel di Venesia. Mereka bertugas untuk mengawal putra Frank Nostra, bukan duduk diam di kantor. Tapi gawainya tak dapat di hubungi, sungguh mencurigakan! "Keparat Gabriel! Kenapa tidak memberi kabar dan harus berlama-lama di sana. Jika memang ingin berlibur seharusnya dari awal saja, lalu mengapa kau tidak ikut dengannya, Camorra?" "Aku rasa ini bukan masalah pekerjaan tapi kepentingan pribadi Gabriel, tidak pantas bagiku mencam
Ting! Sebuah pesan masuk di gawai Alexandra saat baru saja selesai makan malam, kembali ke kamarnya. Dia ingin tidur cepat melupakan kejadian sore tadi. Unknown number! Kemudian melihat isi pesannya, betapa terkejut gadis itu mengernyitkan dahi. Beberapa photo dikirimkan padanya. Tubuh sexy Maria memeluk Gabriel menikmati suasana Venesia, dan lebih mengerikan bagi Alexandra Camorra harus melihat mereka berdua sedang tidur bersama di ranjang mewah. Pengkhianatan terbesar dilakukan pria itu di waktu yang sama ingin menikahinya. Dasar kau manusia terkutuk, Gabriel Nostra-! Gawainya dilempar begitu saja, dan menangis diam-diam di bawah selimutnya. Kekecewaan begitu besar, tak ada yang perlu diselamatkan lagi dalam hubungan mereka. Hatinya terus mengumpat. Persetan dengan perusahaan, pekerjaan kantor! Setengah jam terisak membuatnya lelah, tapi pikirannya terus memutar tampilan photo sexy mereka. Pntu kamarnya tiba-tiba terbuka tanpa ada ketukan. Gabriel sudah pulang, melihat raut
KNOCK KNOCK! Ketukan keras di luar pintunya cukup mengganggu, tak sabar membukanya. "Camorra, apa yang kau lakukan di sini?" serunya terkejut. Alexandra memohon padanya. "Sorry Julian, aku butuh bantuanmu lagi!" Belum usai berbicara, seorang wanita datang menghampiri mereka. Damn it! Ternyata Julian tidak sendirian malam ini tapi sedang berkencan, benar-benar berada di salah ruang dan waktu. "Maafkan aku, Julian! Aku rasa lebih baik mencari tempat lainnya, lain waktu kita bertemu lagi!" Dengan sigap Julian menangkap tangannya. "No Way! Masuk dan beristirahatlah di kamarku yang lain. Apartemen ini cukup menampung dirimu!" Dokter Julian mengajak ke dalam, matanya menoleh ke teman kencannya agar diam, walau wanita itu curiga dan cemburu pada Alexandra. Wanita yang hanya memakai selimut dan tak mengenakan apa-apa dibaliknya, langsung kembali ke kamarnya lagi. Julian menyusul secepatnya, setelah berbicara dengan Camorra terlebih dahulu untuk tidak pergi kemana-mana lagi karena hari s
Pukul tujuh pagi. Alexandra belum keluar dari kamar. Julian mengetuk pintunya pelan mengingatkan sarapan dengannya. Wajah gadis itu sangat berantakan saat membukanya. "Kau tak bisa tidur semalaman sibuk mendengarkan kami sedang bercumbu huh!" kata Julian bercanda. Gadis itu merengut. "Grrr-- aku cuma mendengar dengkuran kerasmu!" Julian tertawa. Alexandra menatap sebal ketika dibangunkan hanya untuk makan pagi. Dia tidak ingin apa-apa, kecuali kembali ke kamarnya. Pria itu menyeretnya lagi ke meja makan, duduk manis sementara kopinya telah dituangkan olehnya. "Siapa yang memasak ini, Julian? Di mana kekasihmu?" "Carina menyiapkan semua, kemudian pulang mengambil pakaian dinas." "Dia juga bekerja bersamamu di rumah sakit?" "Yeah, mendampingiku sebagai asisten pribadi." Alexandra mengangguk lalu menyesap kopinya, berharap kekasih Julian tidak marah dengan dirinya karena telah mengganggu kemesraan mereka semalam. Sarapannya enak tapi pria itu mulai berbicara lagi tentang sahaba
Dokter Julian dan pasangannya, Carina datang memberi ucapan salam atas keberhasilan Gabriel mengalahkan egonya, menikahi gadis cantik bernama Alexandra Camorra."Tak aku sangka ternyata gadis itu luruh dalam rayuan mautmu!" canda Julian ke sahabatnya.Gabriel tersipu. Sahabat karibnya sejak dulu bagai saudaranya sampai saat ini. Keluarga Julian datang juga ke pernikahannya saat ini. "Sialan kau, sudah ku bilang Alexandra akan menjadi milikku selamanya. Dan kalian berdua pun harus mengikuti jejak kami selanjutnya!"Carina pun langsung menunjukkan cincin pertunangan mereka ke wajah Gabriel. Gelak tawa pun terdengar meriah di antara mereka bertiga. Julian lebih dulu meminta kekasihnya untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih serius.Gadis itu memang mencintainya, tak menolak yang menjadi harapannya sejak dulu, menikahi dokter tampan dan menjauhkan dari wanita jalang penggoda calon suaminya.Seketika suasana berubah hening, alunan lagu berganti.Gabriel tersentak menoleh ke atas tangga, ca
Jet pribadi milik Gabriel Nostra lepas landas meninggalkan bandara Malpensa menuju kota Venesia. Kedua pasangan berbahagia duduk bersama, terus sibuk merencanakan pernikahan mewah dan megah.Di belakang mereka, dua pengawal terus mengamati dan mengawasi. Tiba-tiba saja Romano menyikut rekan kerjanya. "Kau kenapa, Alano? Wajahmu aneh begitu!""Grr___ beristirahatlah, perjalanan masih panjang!" tukas rekannya kesal karena mengganggu lamunan.Romano menoleh tajam."Ayolah, kau berbohong. Wajahmu itu tidak seperti biasanya, Alano-!""Aku ingat orang tua Gabriel saat ini. Pasti Frank dan Sara Nostra bahagia, jika putranya ingin menikahi putri Daniel dan Rosaelia Camorra."Suara pengawal Alano terdengar jelas oleh Gabriel dan Alexandra. Keduanya beringsut duduk satu meja di belakang, bertanya lebih lanjut mengenai ceritanya yang belum lengkap.Tak ada yang mengenal baik kedua orang tua mereka, kecuali pengawal setia Alano sendiri."Beraninya kau menyembunyikan sesuatu padaku?!" seru Gabriel
"Kita mau kemana, Romano-?" tanya Alano kebingungan.Romano mengangkat bahu, yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya. "Kita ikuti saja kemana mereka ingin pergi, sebentar lagi Gabriel juga memberi perintah."Kedua pengawal pribadi Gabriel Nostra dan Alexandra Camorra akhirnya menunggu sabar di ruang tengah. Puri Milano kembali tenang dan sunyi sejak Anthony kembali ke Napoli. Tak ada tawa ceria putri kecil Angela Camorra lagi.Romano-!Alano-!Seru Gabriel saat menuruni tangga.Senyum mengembang terlukis di wajah sang mafia muda, menggenggam erat tangan mungil kekasihnya. "Kami ingin liburan ke Venesia, kalian berdua tinggal saja di Milan-!"Romano berdiri tegak, memprotes keras, "Kami harus ikut kalian, tidak bisa seenaknya pergi begitu saja, lihat akibat sebelumnya kau ke Venesia malah membuat banyak masalah-!"Grrr-!Gabriel teringat bagaimana akhirnya tuduhan kejam perselingkuhan jalang Maria Novella merusak hubungannya dengan Alexandra, hingga tertembak mengakibatkan dir
Angela Camorra, putri kecil yang paling berbahagia di Puri Milano. Kakaknya, Alexandra telah kembali ke Milan bersama sang mafia Gabriel Nostra dan Zio Anthony Marriot.Alano dan Romano ikut merasakan kegembiraan. Semua sudah kembali seperti semula!Tapi kedua anak muda itu belum terlihat sejak makan pagi tadi. Anthony hanya menggeleng kepala saja. Keponakannya Alexandra tidak berada di dalam kamarnya.Pasti semalam Gabriel telah menyeret agar tidur menemani dirinya. Kini waktunya makan siang tiba, seluruh penghuni Puri Milano diajak untuk duduk bersama termasuk Alano dan Romano.Baru saja Anthony ingin meminta pelayan Albert memanggil mereka, tiba-tiba saja Gabriel dan Alexandra sudah datang dan berpakaian rapih."Maafkan kami, Zio-! Semalam kelelahan, hingga tak sempat sarapan bersama kalian tadi.""Hmm-- jika itu hanya sebuah alasan yang kau buat, mungkin aku tak senang mendengarnya. Tapi kukira memang butuh pemulihan, setelah beberapa hari melewati proses yang panjang kesembuhan
Gabriel Nostra dipertemukan oleh ketiga penembak jitu milik Anthony Marriot. Tiga orang Rusia berwajah keras dan kaku. Lev, Viktor, dan Misha berpapasan saat keluar dari kediaman Nikolaj. "Terima kasih atas bantuan kalian menyelamatkan Alexandra Camorra. Datanglah ke Milan, aku undang dalam acara besar kami nanti," ucap Gabriel sungguh-sungguh.Ketiganya tersenyum, Lev mewakili mereka untuk berbicara."Anthony Marriot mengirim kami bertiga ke sini. Suatu kehormatan melindungi keluargamu, ketika mendengar keponakan disandera oleh Nikolaj."Anthony Marriot menepuk bahu Lev, "Kerja bagus! Kembali ke tempat kalian, urus asetku atau ku pecat kau bertiga!"Derai tawa terdengar. Gurauan pemimpin mereka sedikit menakutkan.Lev, Viktor, dan Misha menjabat tangan Anthony. Perpisahan begitu cepat terjadi, dan Gabriel Nostra memutuskan kembali ke Milan malam ini."Kami akan ke Italia mengunjungi kalian, rindu bertarung dengan mafiosi Sisilia di tempat asal mereka!" Sesaat Lev membalas gurauan An
Romano mengangguk tak setuju ke arah Alano, tak mungkin mereka melepaskan tembakan balik ke dalam ruangan Nikolaj. Bedebah Christoff sedang mencengkram kuat Alexandra Camorra sebagai tameng agar mereka bisa lolos dari neraka di sana."Di mana Gabriel Nostra? Apa dia tak ingin kekasihnya selamat malam ini hah-!" umpat Romano kesal.Prank-k!Kaca jendela di ruang kerja Nikolaj pecah berhamburan, seseorang melompat dari sisi balkon langsung masuk menghancurkan semuanya.Depp! Timah panas menembus tepat di kening Chistoff, dan cengkramannya ke Alexandra Camora terlepas sudah. Tubuhnya ambruk menghantam lantai.Oh, Gabriel-!Gadis itu berteriak kencang, terkejut atas kehadirannya, tidak menyangka sang mafia muda Gabriel Nostra datang sendiri menyelamatkannya.Begitupun Nikolaj yang terkesima, ketika tahu lawan masih hidup dan kini memburu dirinya sampai ke Moscow."Bagaimana bisa kau berjalan lagi, Gabriel? Suruhanku sudah menyebabkan kau lumpuh dan tak berguna lagi!""Bedebah kau, Nikola
Romano dan Alano tetap memaksa ikut dalam misi penyelamatan Alexandra Camorra. Walau sempat terluka saat dikepung pasukan team pemburu liar Nikolaj, namun bisa lepas karena gadis itu sengaja membiarkan dirinya ditawan musuh. "Kalian berdua yakin bisa ikut dalam misi ini, aku tak mau jika terjadi sesuatu membahayakan lagi!" ucap Gabriel tegas. Tapi keduanya sudah mengangguk. Niat mereka tak bisa dikalahkan satu luka saja. "Kami ikut denganmu Gabriel, jangan pedulikan kami berdua jika terluka lagi, keselamatan Camorra di atas segalanya!" Sang pewaris pun akhirnya menyetujui keputusan mereka. Saat ini lima mobil terus meluncur ke kediaman Nikolaj, waktunya telah tiba menjemput kekasih untuk pulang bersamanya. Zio Anthony juga bersemangat menyelamatkan keponakan, dan dua senjata telah disiapkan. Dia tak akan pulang ke Italia tanpa Alexandra Camorra. Hanya pengawal Ivan yang tidak bersama mereka kali ini, bahu yang terluka menyebabkan dia harus beristirahat. Team Gabriel Nostra ditamba
Tuan Gregory, Bratva Rusia tua mengetahui kejadian anak buah Gabriel Nostra yang tertembak penjaga Nikolaj. "Kau harus lebih berhati-hati, Gabriel-! Jangan kirim lagi pengawalmu terluka ke sana, aku akan mengirim tim khusus untuk membantumu!"Gabriel mengangguk setuju. Anthony Marriot sedang menyalakan cerutu sambil berpikir keras. Gregory menuding langsung ke arahnya. "Apa yang akan kau lakukan menyelamatkan keponakanmu sendiri?"Belum terdengar jawaban darinya, tapi Yuri sudah datang memberi tahu sesuatu. "Tuan Anthony, pengawal setiamu sudah menunggu!" lapornya di depan pertemuan mereka.Senyum Anthony mengembang. "Kirim mereka, dan habisi sniper itu sebelum kita masuk ke istana Nikolaj!"Pukul 8 malam semua bersiap menyerang. Sudah terlalu lama mereka menunggu berhari-hari sampai keponakannya dibebaskan disandera oleh cecunguk itu.Gabriel berada di belakang Zio Anthony Mariott sebagai pendukung utama. Identitasnya belum diketahui sama sekali oleh Nikolaj.Keparat itu pasti mengir
Bandar Udara Internasional Sheremetyevo Alexander S. PushkinDua mobil pengawal menjemput kedatangan mafia Sisilia Anthony Marriot di bandara. Enam pengawal yang menyambutnya begitu terkejut, tak percaya menyaksikan suatu keajaiban.Mata mereka melebar, terbelalak kaget melihat sang mafia muda Gabriel Nostra berdiri tegak sebelum keluar dari jet pribadinya. Teriakan keras pun menggema."Oh Tuhan! Gabriel, kau ____ aku tak percaya ini!""Grrr ___ Romano, berhentilah berteriak seperti orang gila!""C'mon Gabriel, bagaimana kau bisa secepat ini sampai ke sini? Apa yang kau lakukan pada dirimu huh!""Kemarin terjadi begitu saja, saat Angela hampir tenggelam dan menyelamatkan gadis kecil itu tanpa mengindahkan apa yang terjadi dengan tubuhku sendiri. Begitu cepat aku juga tak sadar melakukan itu!""Good-! Kini saatnya kau menyelamatkan kakaknya, Gabriel. Aku tak menyangka kau datang sendiri, bukan mengutus pengawal lainnya!""Alexandra Camorra calon istriku, Romano!"Pengawal dan tangan ka